Di culik

Kini pesanan Rasya pun sudah datang, Erika menatap makanan itu dengan tatapan yang berbinar-binar.

"Sepertinya enak yah kak?"

"Iyalah, ini."

Lalu Erika sedikit bingung saat memakan steak tersebut, "Ini gimana makannya?" Pikirnya dalam hati.

Rasya yang melihat kebingungan Erika langsung memberikan steak miliknya yang sudah di potong-potong.

"Ini punya ku udah di potong-potong, jadi kamu tinggal makan aja."

"Emm..."

Lalu Erika mulai memakan steak itu secara perlahan, satu suapan berhasil masuk ke dalam mulutnya. Mata Erika langsung menunjukkan jika makanan itu sangatlah enak.

Dan dengan lahap Erika langsung memakan makanan itu tanpa memperdulikan rasa malunya, Rasya hanya bisa tersenyum senang saat melihat tingkah lucu kekasih kecilnya itu.

"Em.. Ma..af kak."

"Gak papah, ayo di makan lagi. Ini sekalian makan punya aku, aku udah kenyang."

Lalu Rasya pun memberikan makanan miliknya pada Erika. Terlihat Erika memakan makanan milik Rasya dengan sedikit malu-malu.

"Makanlah jangan malu-malu."

"Em.."

Lalu Erika langsung memakan makanan yang di berikan oleh Rasya, Rasya hanya bisa melihat sambil tersenyum manis.

....

Hari sudah mulai menunjukkan jam 8 pagi, Karin dan teman-temannya tengah berjalan di lorong kampus. Tak sedikit pria yang meliriknya karena dia memiliki wajah yang cantik.

"Cih, dasar laki-laki miskin."

Tapi seketika langkah mereka langsung terhenti saat melihat mobil Rasya yang baru datang.

"Karin, lihat itu di benalu turun dari mobil Kak Rasya."

"Mana?"

"OMG, dia benar-benar gak dengerin peringatan Lo yang kemarin, Karin."

Begitulah kedua temannya Sintia dan Bella memanas-manasi Karin. "Awas Lo yah.." Ucap Karin seraya berjalan menjauh.

.....

"Makasih yah kak, udah ngajak aku makan sama jemput aku."

"Iya sama-sama, itukan hal biasa. Lagi pula kamu kan pacar aku."

Wajah Erika kembali memerah layaknya buat tomat. "Erika ke kelas dulu yah kak, sekarang ada mata kuliah."

"Ya udah."

Lalu Erika pun langsung berjalan menjauh meninggalkan Rasya yang terus menatapnya. Di sepanjang jalan Erika terus tersenyum karena rasa bahagia.

"Aww..."

Seketika Erika tersandung dan hal itu membuatnya tersungkur ke lantai.

"Makanya jalan itu pake mata." Ucap Karin sambil tertawa.

Ada banyak pasang mata yang melihat ke arah Erika tapi tak ada satupun yang ingin membantunya dari Bullyan Karin, karena semua orang tahu jika Karin merupakan bagian dari keluarga Baskara dan keluarganya itu menjadi keluarga yang sangat berpengaruh di kampus.

"Gue udah bilang sama Lo, jangan deketin Kak Rasya." Maki Karin sambil menjambak rambut panjang Erika.

"Aww... Tapi aku sama Kak Rasya pacaran." Jawabnya sambil menahan rasa sakit.

"Gue gak peduli, sekali lagi gue lihat Lo deket-deket sama Kak Rasya, Lo bakalan nyesel."

Lalu Karin melepaskan jambakannya pada rambut Erika, "Ayo gays, kita pergi. Idung gue udah gak tahan mencium bau-bau orang miskin." Ledeknya sambil berjalan menjauh.

"Huh.. Dasar benalu Lo." Maki Bela.

"Ih, kalau jadi orang miskin tuh, harusnya Lo sadar diri." Sambung Sintia.

Lalu kedua teman Karin pun langsung mengikuti langkah Karin, Erika pun mulai bangkit. Kemudian dia langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling, banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan mencemooh.

Dengan rasa sedih di hatinya, Erika langsung berjalan sambil menundukkan kepalanya.

.....

Bima yang sedang duduk di kursi kebanggaan langsung di datangi oleh asisten pribadi.

"Maaf tuan, ini data wanita yang anda minta."

Asisten itu pun menyerahkan sebuah map berisikan data seseorang.

"Erika?"

Nama itu yang keluar dari mulut Bima, nama wanita yang sudah berani mengganggu kehidupan asmara adik kesayangan itu.

"Jalankan rencananya malam ini."

"Baik tuan."

Lalu asisten pribadi Bima pun langsung pergi keluar dari ruang kerja milik Bima, nampak Bima mengangkatkan kedua kakinya ke atas meja.

Sebuah seringai pun muncul di wajah tampan Bima, dia sudah tak sabar menghukum wanita j*lang yang sudah merusak kebahagiaan adik kesayangannya itu.

....

Tak terasa hari sudah mulai menjelang petang, Erika tengah berjalan di lorong kampus. Suasana kampus terasa sepi dan juga hening, Erika sengaja pulang lebih sore agar bisa menghindar dari Rasya.

Erika tak ingin jika Karin mem-bully-nya lagi, meski begitu Erika tetap menyayangi Rasya.

tak terasa hari juga sudah mulai menjelang malam, dan di jam segini sudah jarang ada angkutan umum.

Saat Erika sedang berjalan, dia merasakan ada seseorang yang sedang mengikutinya dari belakang. Dengan rasa takut Erika langsung mempercepat langkah kakinya.

Deg.. Deg.. Deg..

Suara detak jantung Erika semakin terdengar jelas, seakan jantungnya hendak keluar dari tempatnya.

Brak...

"Aww..." Rintih Erika.

Di depannya sudah ada dua orang pria bertubuh kekar dengan seragam rapih, "Si..a..pa..ka..li..an?" Tanya Erika dengan suara terbata-bata.

Lalu di belakang Erika muncul pria dengan menggunakan kaca mata, "Maaf nona, tuan kamu ingin bertemu denganmu."

"Tuan? Siapa, aku tak kenal. Mungkin kalian salah orang." Jawab Erika.

Kemudian asisten pribadi Bima pun memberikan kode pada dua orang pria tersebut untuk membawa Erika ke dalam mobil.

"Apa yang kalian lakukan, lepaskan." Teriak Erika. "Tolong..."

Tapi tubuh kecil Erika bukanlah tandingan untuk dua orang pria bertubuh kekar itu, kemudian mulut Erika langsung di sumbat menggunakan kain dan kedua matanya pun di tutupi oleh kain tak lupa tangannya di ikat dengan sebuah tali.

....

Kini mobil yang membawa Erika berhenti di sebuah Villa besar milik keluarga Baskara, di bawanya Erika ke dalam Villa tersebut dengan keadaan mata dan tangan terikat.

Lalu kedua pria itu bersama asisten Bima membawa Erika ke sebuah kamar yang berukuran besar dengan nuansa Eropa abad ke 18.

Bima yang sedang duduk di sebuah sofa yang berada di kamar itu pun langsung memberikan kode pada bawahannya agar membuka penutup mata Erika.

Erika mulai membuka matanya yang terasa silau, kemudian Erika mulai mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru ruangan. Dan pandangannya pun terhenti saat melihat pria tampan di hadapannya.

"Apa sudah selesai menatapku." Ucap Bima.

Perkataannya langsung membuat Erika tersadar, "Sadar Erika sekarang bukan waktunya untuk kagum." Pikirnya.

Lalu Bima langsung memberikan isyarat untuk membuka juga ikatan di tangan Erika dan juga penyumbat di mulutnya. Terlihat Erika mulai bisa bernafas dengan lega.

Pria di hadapannya terus menatapnya dengan tatapan yang sangat menakutkan, terutama seringainya yang membuat Erika bergidik ngeri di buatnya.

"Kalian bertiga, bisa keluar sekarang." Usir Bima.

Lalu mata Bima kembali tertuju pada Erika, sekilas Bima terpana dengan kecantikan wanita di hadapannya itu. Wanita yang terlihat polos di luar namun tidak di dalamnya.

"Cih, sudah berapa banyak pria yang mencicipi tubuh j*langnya."

Terpopuler

Comments

Amalia Khaer

Amalia Khaer

ini si Bima gimana yaa. emg data2nya Erika gk lengkap ya smpe nyebut2 jal*ng. horang kaya sih, tapiiii ... sdh lah. lgi puasa. gk boleh bicara yg tdk baik.

2023-04-03

2

Nur Lizza

Nur Lizza

kok bodoh y bima mau aja dsuruh sm adik tiriny

2023-01-06

0

Susilawati

Susilawati

Bima sama Karin, sama jahatnya.

2021-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Pagi hari
3 Di culik
4 Teragedi
5 Tak bisa menjaga
6 Bahagia bersamanya
7 Malam yang terulang kembali.
8 Perpisahan yang sesungguhnya
9 Jadilah anak kucing yang penurut
10 Kau harus mempelajarinya
11 Kau tak sama.
12 Perintah dari Kakek
13 Perjanjian
14 Restu dari Ibu
15 Pernikahan
16 Biar ku bantu.
17 Hamil
18 Ada yang hancur tapi bukan kaca
19 Khawatir.
20 Makanan yang banyak
21 Makan malam
22 8 Bulan berlalu
23 Sandiwara Fania
24 Pelukan hangat
25 Putus kontrak.
26 Kebenaran yang terungkap
27 8 tahun berlalu.
28 pujian dari ayah
29 Hari pertama bekerja.
30 Tertukar
31 Daffa dan Bima
32 Pertemuan kembali
33 Hukuman untuk wanita nakal
34 Ingin membantu
35 Diam di rumah
36 Mengangkat panggilan
37 Membuat makanan.
38 Pertemuan pertama
39 Marah
40 Pelampiasan amarah
41 Penjelasan yang menyakitkan
42 Penjelasan
43 Hadiah kecil
44 tikung menikung
45 Pergi berwisata
46 Di kolam berenang
47 Kekesalan Bima
48 Anak cengeng
49 Masih ingin
50 Rencana bulan madu
51 Honeymoon
52 Bandung
53 Bulan madu yang tertunda
54 Sudah selesai
55 Jalan-jalan
56 Pertemuan
57 Ayah
58 Pulang
59 Oleh-oleh
60 Pertemuan dengan pria tampan
61 Namanya Rido
62 Kabar bahagia
63 Tamparan
64 Menasehati
65 Sarapan
66 Sabuk pengaman
67 Bertemu
68 8 Bulan kemudian
69 Selamat ulang tahun.
70 Yang terpenting adalah harta
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal
2
Pagi hari
3
Di culik
4
Teragedi
5
Tak bisa menjaga
6
Bahagia bersamanya
7
Malam yang terulang kembali.
8
Perpisahan yang sesungguhnya
9
Jadilah anak kucing yang penurut
10
Kau harus mempelajarinya
11
Kau tak sama.
12
Perintah dari Kakek
13
Perjanjian
14
Restu dari Ibu
15
Pernikahan
16
Biar ku bantu.
17
Hamil
18
Ada yang hancur tapi bukan kaca
19
Khawatir.
20
Makanan yang banyak
21
Makan malam
22
8 Bulan berlalu
23
Sandiwara Fania
24
Pelukan hangat
25
Putus kontrak.
26
Kebenaran yang terungkap
27
8 tahun berlalu.
28
pujian dari ayah
29
Hari pertama bekerja.
30
Tertukar
31
Daffa dan Bima
32
Pertemuan kembali
33
Hukuman untuk wanita nakal
34
Ingin membantu
35
Diam di rumah
36
Mengangkat panggilan
37
Membuat makanan.
38
Pertemuan pertama
39
Marah
40
Pelampiasan amarah
41
Penjelasan yang menyakitkan
42
Penjelasan
43
Hadiah kecil
44
tikung menikung
45
Pergi berwisata
46
Di kolam berenang
47
Kekesalan Bima
48
Anak cengeng
49
Masih ingin
50
Rencana bulan madu
51
Honeymoon
52
Bandung
53
Bulan madu yang tertunda
54
Sudah selesai
55
Jalan-jalan
56
Pertemuan
57
Ayah
58
Pulang
59
Oleh-oleh
60
Pertemuan dengan pria tampan
61
Namanya Rido
62
Kabar bahagia
63
Tamparan
64
Menasehati
65
Sarapan
66
Sabuk pengaman
67
Bertemu
68
8 Bulan kemudian
69
Selamat ulang tahun.
70
Yang terpenting adalah harta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!