"Ustadz, kenapa datang hanya berdua?"bisik Langit sambil menyalami ustadz Huda, "Ustadz tidak membawa santri yang nanti akan menjadi qori?" sambung Langit.
Ustadz Huda tersenyum. "Mereka sudah di sini. Tuan Langit jangan khawatir." balas Ustadz Huda.
"Benarkah?Tapi saya tidak melihatnya." kata Langit.
"Itu mereka." tunjuk Ustadz Huda ke arah si kembar yang sedang berjalan mendatangi nya.
"Assalamu'alaikum, Ustadz." salam Bara dan Banyu bersamaan. Mereka mencium punggung tangan ustadz Huda.
"Maksud ustadz, kedua anak saya ini yang akan menjadi qori pembuka tausiah ustadz?" tanya Langit tak percaya. Ia memang tidak tahu jika kedua putranya sudah sering menjadi qori pembuka tausiah Ustadz Huda. Bara dan Banyu tidak pernah bercerita baik kepada papa maupun mamanya soal kegiatannya itu.
Ustadz Huda mengangguk, "Ya! Mereka berdua yang akan menjadi qori hari ini."
Langit menatap kedua putranya dengan sorot tak percaya.
"Tuan Langit, karena qori nya sudah ada, maka silahkan acara bisa dimulai." kata Ustadz Huda mengagetkan Langit.
"Baik. Saya akan menyampaikan pada EO acara ini. "
Langit melambaikan tangan memanggil salah satu staf EO yang ia sewa. Ia membisikkan kepada staf tersebut bahwa acara tausiah aqiqah putrinya sudah bisa dimulai.
Staf itu mengangguk lantas berlalu. Sekejab kemudian, MC membuka acara dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat Al-Quran sebelum tausiah dimulai.
Bara dan Banyu naik ke panggung yang disediakan oleh pihak EO.
Banyu menghela nafas dalam.
"Kau gugup?" tanya Bara. Banyu mengangguk.
"Ini pertama kalinya aku tampil disaksikan mama dan papa, jelas aku gugup. Kau?"Banyu balik bertanya.
"Lebih dari gugup. Ada Yasmine." jawab Bara jujur.
Banyu tersenyum, "Saatnya kau pikat dia dengan suara merdumu." ia menepuk bahu Bara memberi semangat.
Setelah berhasil mengatasi kegugupannya, mereka mulai melantunkan ayat ayat suci Al-Quran dengan gaya mereka yang saling bersahutan seperti penyanyi yang sedang berduet. Namun ini lebih indah dan merdu ditelinga juga menentramkan hati
Anggi melihat kedua putranya beraksi. Ia menutup mulut saking takjub dan bangga. Buliran bening meluncur membasahi pipinya, pun hal yang sama dirasakan Langit.
Dia tidak menyangka, dulu kedua putranya sering naik panggung tapi untuk bernyanyi dan berjingkrak. Kini, ia melihat kedua putranya melafalkan Al-Quran dengan sangat indah. Keharuan menyeruak memenuhi relung hatinya. Rasa syukur tak henti ia panjatkan. Pria yang sudah memasuki usia setengah abad itupun tak kuasa menahan air matanya.
"Terima kasih Ustadz!"katanya dengan suara serak.
Ustadz Huda menepuk punggung tangan Langit sebagai balasan ucapan terima kasihnya.
Di sisi Anggi, sepasang mata indah berbinar memandang sosok yang ada di atas panggung. Namun hanya sekejab mata itu menatap, sejurus kemudian pandangannya menunduk. Namun binar itu tidak hilang dan masih tinggal di sana.
Yasmine, meraba dadanya yang tiba-tiba bergetar.
Indah sekali lantunan ayat suci ini, membuat jantungku sampai berdebar. batin Yasmine.
Aurora yang mendengar bunyi lantunan Al-Quran yang indah, keluar dari dalam. Ia tersenyum melihat kedua kakaknyalah yang sedang membacanya. Ia bermaksud mendekati Anggi saat matanya tanpa sengaja menangkap sosok Darel.
Bukankah dia pencuri sepatuku? Kenapa dia ada di sini? batin Aurora.
Mata Aurora terus menatap Darel karena heran. Darel yang sedang menikmati performance si kembar merasa ada yang melihatnya. Ia lantas menoleh dan mendapati Aurora sedang memandangnya dengan sorot mata kesal.
Darel tersenyum sangat manis pada Aurora. Ia berharap Aurora akan membalas senyumnya. Namun gadis cantik itu malah membuang muka dan kembali masuk ke mansionnya.
Darel bukannya kesal atas sikap Aurora, ia justru tertawa kecil karena menganggap sikap Aurora sangat lucu dan imut.
"Kenapa kamu tertawa? Adakah yang lucu?" tanya Reza heran melihat anaknya tertawa.
"Oh.. nggak ada pa. Nggak ada apa apa." balas Darel tergagap.
"Nggak ada apa apa kok tertawa." gumam Reza. Ia lantas kembali fokus kepada Bara dan Banyu.
"Pa, ku dengar mereka berdua belajar di pesantren ya?" bisik Darel.
"Hm.. " Reza hanya bergumam karena ia bisa menebak ke arah mana pembicaraan putranya.
"Kalau aku belajar di pesantren, aku pasti bisa mengaji sebaik mereka." kata Darel.
"Kalau kau pengen mengaji dengan baik, aku bisa panggilkan guru. Jangan bicara yang aneh-aneh! Aku belum minta penjelasan kemana kau selama beberapa bulan terakhir. " potong Reza.
Darel menghela nafas. Pandangannya kembali tertuju ke arah menghilangnya Aurora. Pada saat bersamaan, Aurora juga sedang melongok mengintip ke arahnya. Begitu pandangan mereka bertemu, gadis itu segera menarik kepalanya. Darel kembali tertawa lirih. Ia segera mengikis tawanya saat mata Reza menantapnya dengan tajam.
Di barisan belakang tempat para wanita, dua orang tamu baru saja tiba. Dia adalah Dokter Amel yang datang didampingi Camelia karena Bima sedang ada di luar kota. Sambil mencari tempat duduk, mata Camelia terus tertuju ke arah Si kembar.
Dia yang mana? batin Camelia.
Ia masih bingung membedakan antara Bara dan Banyu jika dari jauh.
Ah.. yang manapun dia, yang jelas dia sangat luar biasa.
Di panggung, Bara dan Banyu mengakhiri bacaannya. Setelah mengucap salam dan memberi hormat kepada para tamu, mereka lantas turun. Sebelum turun, mata Banyu sempat melihat Camelia duduk dibarisan wanita.
Nggak mungkin dia? Dia kan tidak termasuk undangan. Atau mama sengaja mengundangnya diam diam atau aku yang salah lihat? batin Banyu.
Ia ingin kembali melihat ke arah Camelia, namun tidak jadi. Ia terus melangkah kembali ke tempat duduknya. Di sana Langit menyambut kedua putranya dengan pelukan hangat penuh rasa bangga.
"Terima kasih. Papa banga pada kalian." kata Langit tanpa mampu menutupi rasa bahagia dan haru.
"Semua berkat doa mama dan papa." balas Bara.
Langit melepaskan pelukannya lalu kembali duduk.
MC meneruskan acara berikutnya, yaitu tausiah. Ia memanggil ustadz Huda untung datang ke panggung menyampaikan tausiahnya.
Ustadz Huda segera naik ke panggung saat namanya dipanggil. Selama tiga puluh menit beliau memberikan tausiahnya.
Setalah acara tausiah selesai, saatnya mereka melakukan potong rambut si bayi. Bara segera membawa adiknya. Ia mengelilingkan adiknya kepada beberapa tamu yang sebelumnya dimintai kesediaannya untuk ikut acara potong rambut. Termasuk diantara tamu yang mengikuti acara potong rambut adalah Reza dan Darel.
Aurora keluar dan menghampiri mamanya.
"Ma, dia siapa?" tanya Aurora yang sejak tadi merasa penasaran kenapa Darel ada di acara ini.
"Dia yang mana?" tanya Anggi.
"Dia yang memakai baju koko warna biru itu?" bisik Aurora. Mila yang berdiri disebelah Anggi mendengar pertanyaan Aurora.
"Dia putra tante. Namanya Darel. Apa kamu mengenalnya?" tanya Mila menatap Aurora.
"Apa putra tante Mila belajar di pesantren?" kembali Aruna bertanya.
Mila. mengernyitkan alisnya.
"Dia memang sangat ingin belajar di pesantren, tapi papanya tidak mengijinkannya. Kenapa kamu bertanya begitu?"
"Soalnya Aurora pernah melihatnya di pesantren." jawab Aurora.
"Kapan?" tanya Mila. Ia mulai curiga jika kepergian putranya selama beberapa bulan adalah untuk belajar di pesantren.
"Enam bulan yang lalu." jawab Aurora.
"Kamu yakin yang kamu temui adalah putra tante Mila? Jangan-jangan kau salah lihat?" Anggi memastikan.
"Nggak lah ma. Aurora yakin. Aurora nggak mungkin salah mengenali orang. Secara dia membawa kabur sepatuku!" kata Aurora tanpa sadar saking kesalnya pada Darel.
"Apa?!?! " Anggi dan Mila bertanya bersamaan.
Aurora sadar ia keceplosan.
"Oh.. ah.. anu bukan apa-apa." wajah Aurora memerah. Setengah berlari, ia pergi meninggalkan Anggi dan Mila.
"Nggi, apa kita berbesan saja?" bisik Mila.
"Kalau mereka sama sama suka, tidak ada salahnya. Tapi putriku masih terlalu kecil. Apa anakmu akan sabar menunggunya dewasa? Sedangkan kalau ku lihat, anakmu sudah mapan." jawab Anggi.
"Soal itu serahkan padaku." jawab Mila. Mereka lalu tertawa bersama.
...🍃🍃🍃...
Alhamdulillah bisa up lagi.
Semoga menghibur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Eka Suryati
absen, next dan jejak
2022-11-23
0
Eka Suryati
thor jangan lupa undangamnya ya
2022-11-23
0
Anarkalie Syah
up
up
up
nyaaa\aaaaaaaaaaaaaa thor.......
gak sabar aku...... pengen tau kelanjutannya certa bara
2021-07-13
1