Salah Sasaran

"Assalamualaikum!" dokter Amel datang ke kamar rawat Anggi.

"Wa'alaikumussalam!" jawab mereka yang ada di dalam kamar dan spontan menoleh ke arah sumber suara.

Dokter Amel melangkah masuk namun ia tidak sendirian. Seorang dokter muda mendampinginya. Mata Banyu membolak dan bibirnya menyungging senyum saat melihat siapa yang datang bersama dokter Amel. Camelia. Gadis itu berjalan mengikuti dokter Amel menuju ke ranjang Anggi tanpa tahu ada Banyu di ruangan itu.

"Bagaimana keadaan mbak Anggi?" tanya dokter Amel.

"Alhamdulillah, baik dokter."

"Ini dokter Camelia. Dia sedang magang di rumah sakit ini. Tidak apa-apa kan kalau dia memeriksamu?"

"Tentu saja tidak apa-apa." jawab Angin sambil tersenyum ramah dan di sbut senyum ramah juga oleh Camelia.

"Permisi, tante!" sapa Camelia sebelum. mulai memeriksa Anggi.

Banyu tersenyum mendengar Camelia memanggil tante pada Anggi.

Sekarang panggil tante, nanti juga akan memanggil mama. batin Banyu.

Bara yang sadar akan keanehan Banyu, menyenggol saudaranya itu. Ia mengangkat alisnya saat Banyu menatap nya.

"Apaan sih!" elak Banyu.

"Kamu yang apaan. Senyam senyum nggak jelas. Kamu kenal gadis itu? Apa jangan-janhan dia yang kau ceritakan semalam?" tebak Bara dengan suara lirih berbisik.

Banyu memasang wajah biasa tanpa ekspresi atas pertanyaan Bara.

"Melihat wajahmu, pasti tebakanku benar." bisik Bara.

"Ck.' Banyu lantas meninggalkan kamar itu. Ia tidak ingin Camelia melihatnya di sana.

Sementara itu, Camelia memeriksa Anggi dengan teliti di bawah arahan dokter Amel.

" Sudah mau lulus ya?" tanya Anggi.

Camelia menganggukkan kepalanya, "Alhamdulillah, Te. Sebentar lagi kalau lancar. InsyaAllah."

"Berapa usiamu? Sepertinya kamu seusia anak-anak tante deh.. tapi kok sudah mau lulus saja kuliah."

Camelia tersenyum, "Tahun ini genap 18 th Te."

"Camelia ini gadis ajaib. Ia sangat cerdas. Dari SD sudah ikut kelas akselerasi. Jadi ya begini, masih muda sudah mau menyelesaikan kuliahnya.

" Ooo...seusia donk dengan anak anak tante. Tuh mereka."

Anggi menunjuk ke arah Bara yang sedang memandangi adik kecilnya.

Camelia menoleh dan betapa kagetnya dia saat melihat Bara.

Cowok itu. batin Camelia.

Bara yang merasa diperhatikan menoleh. Ia tersenyum dan mengangguk ramah pada Camelia. Camelia membuang wajahnya dengan raut kesal. Melihat itu, Bara semakin yakin jika gadis itulah yang Banyu ceritakan semalam.

"Kamu kenapa?" tanya Anggi pada Camelia.

"Oh.. tidak apa apa Te. Hanya saja kalau saya perhatikan, Tante ini sangat cantik dan baik. Apakah anak anak tante juga mewarisi sifat baik tante?"

Langit yang sedari tadi hanya duduk diam memperhatikan, merasa aneh dengan pertanyaan Camelia. Ia menoleh ke arah Bara. Bara mengangkat bahunya.

"Tentu saja anak-anak kami baik, bu dokter. Sebagian mewarisi sifat mamanya dan sebagian juga mewarisi sifat saya, papanya." jawab Langit. Mata Langit mengamati wajah Camelia. Ia melihat kekesalan di sana.

Ada apa dengan gadis ini. Apa jangan jangan anakku sudah membuatnya kesal.

"Bagaimana hasil pemeriksaannya dokter?" Anggi mengalihkan topik pembicaraan. Sama seperti Langit, ia juga merasakan keanehan pada sikap Camelia.

"Alhamdulillah. Kondisi tante sudah membaik." kata Camelia sambil merapikan perlatannya.

"Sekalian periksa bayinya." kata Amel.

Camelia melihat ke box bayi. Ia ragu untuk mendekati box itu karena ada Bara di sana.

"Apa tidak lebih baik dokter Amel saja yang memeriksa nya?" kata Camelia.

"Kenapa? Apa kau takut pada Bara?" tanya Amel sambil tertawa lirih.

"Mm.. bukan begitu dokter. Saya hanya.. " ucapan Camelia terpotong oleh perkataan Langit yang meminta Bara keluar.

"Bara, keluarlah!"

Bara menuruti perintah ayahnya. Ia keluar dan duduk di kursi depan kamar rawat mamanya.

Beberapa saat kemudian, Dokter Amel dan Camelia keluar dari kamar Anggi.

Bara langsung berdiri.

"Bagaimana kabarmu, Bara?" sapa dokter Amel.

"Alhamdulillah, baik tante."

"Bagaimana di pesantren. Betah di sana?"

"Sangat betah, tante." kata Bara lagi. Saat berbincang dengan dokter Amel, Bara sama sekali tidak melihat ke arah Camelia, membuat gadis itu semakin kesal.

Ternyata dia anak pesantren. Tapi kok ngeselin banget.

"Tumben tante nggak melihat Banyu? Biasanya kalian selalu bersama."

"Tadi sih ada, Te. Terus dia keluar."

"Baiklah, salam buat Banyu. Tante lanjut visit ya. Ayo dokter Camelia."

Camelia mengangguk dan mengikuti langkah dokter Amel. Sebelum pergi, Camelia sempat melayangkan lirikan tajam ke arah Bara.

Hai... nona, kamu salah orang. batin Bara.

"Sudah pergi dia." Banyu tiba-tiba muncul dan mengagetkan Bara.

"Ck.. kau ini." hardik Bara. "Kenapa kabur?"

"Nggak papa. Hanya nggak mau salah paham saja."

"Justru karena kamu kabur, dia salah paham. Dia pasti mengira kalau aku ini kau. Makanya dia selalu melihatku dengan tatapan kesal." kata Bara lalu masuk ke kamar Anggi. Banyu terkekeh dan menyusulnya.

"Kalian sudah datang. Bara, kamu ke. kantin. Belikan makan pagi buat papa!" kata Anggi.

"Papa aja nih ma, aku dan Banyu nggak?" goda Bara pada mamanya.

"Ya sekalian saja. Kalian kan bisa beli juga tanpa harus mama perintah kan."

"Ayo!" ajak Bara pada Banyu.

"Kamu saja. Aku nitip. Aku capek." tolak Banyu.

"Cih...kayak yang baru kerja berat saja. Capek."

Bara menoyor bahu Banyu sebelum pergi ke kantin.

Bara melangkah dengan santai menuju kantin. Langkahnya terhenti saat sebuah suara memanggilnya.

"Hai... kamu yang bernama Bara! Berhenti!"

Bara menoleh dan melihat Camelia berjalan dengan tergesa ke arahnya.

"Kamu Bara kan?!Kembalikan id cardku!"

Bara mengernyitkan alisnya.

Jadi id cardnya ada pada Banyu.

Bara membalikkan tubuhnya dan menlanjutkan langkah menuju kantin tanpa menghiraukan Camelia.

"Kau!!" teriak Camelia kesal. Ia menarik kemeja Bara. "Kembalikan!!"

"Bagaimana aku bisa mengembalikan kalau barang itu tidak ada padaku." jawab Bara.

"Jangan bohong. Jelas jelas kau menyimpannya."

Bara menggelengkan kepalanya berulang kali lalu dengan cepat pergi meninggalkan Camelia.

"Dia... dia masih tidak mau mengembalikannya." gerutu Camelia.

"Awas kau.. kalau aku melihatmu lagi... habis kau." omel Camelia sambil mengarahkan tinju mungilnya pada Bara.

"Lagi kesal mbak?!" sebuah suara mengagetkan Camelia. Ia menoleh dan melihat Banyu dengan senyum manisnya berdiri di belakangnya.

Camelia kaget. Matanya membola.

"Kau?! Dia?!" kata Camelia menunjuk Banyu lalu beralih ke arah Bara.

"Ya.. kami kembar. Namaku Banyu dan yang tadi saudara kembarku, Bara."

"Oh!" Camelia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Jadi tadi aku salah orang. Auuu malunya.

Wajah Camelia memerah karena malu. Ia lalu pergi meninggalkan Banyu sambil. menutup wajahnya dengan tangan. Ia lupa akan tujuannya meminta id card.

Banyu tertawa melihat tingkah lucu Camelia.

"Tenang saja nona. Kau akan mendapatkan id cardmu lagi. Bahkan bukan cuma id card, kau juga akan mendapatkan calon suami." gumam Banyu.

...🍃🍃🍃...

Yang minta up... dah up nih... semoga menghibur

Jangan lupa jejaknya.

Terpopuler

Comments

Eka Suryati

Eka Suryati

keren thor

2022-11-23

0

Eka Suryati

Eka Suryati

seru....

2022-11-23

0

Eka Suryati

Eka Suryati

Absen, jejak dan next

2022-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Di Keluarkan dari Sekolah
2 Pindah ke Pesantren
3 Pintu
4 Yasmine
5 Tunggu Aku
6 Kak.. Kau Menyiksaku.
7 Ma, Lihatlah Bara
8 Kurta
9 Kerikil Kecil
10 Bertemu Darell
11 Darel Nyantri
12 Bertemu Aurora
13 Isi Hati Darel
14 Pulang
15 Camelia
16 Salah Sasaran
17 Tidak akan bertemu lagi
18 Kenyataan yang menyenangkan
19 Kebahagiaan di acara aqiqah
20 Pernyataan...
21 Menghadapi Si Abah
22 Rencana setelah lulus
23 Restu?
24 Nasehat Ustadz Huda
25 Yasmine pingsan
26 Mengambil Tanggung Jawab
27 Pernikahan
28 Happy First Night
29 Terprovokasi
30 Kok Sudah Libur?
31 Perseteruan part 1
32 Perseteruan part 2
33 Jujur pada Umi
34 Kedatangan Kawan Lama
35 Perjodohan Ustadz Huda
36 Perubahan Banyu.
37 Maaf, Aku tidak tahu harus bagaimana?
38 Momen Terakhir
39 Persaingan Menantu dan Mertua.
40 More Than I Can Say
41 Saya menerima perjodohan ini.
42 Lamaran Untuk Ustadz Huda
43 Bimbang
44 Tertangkap Basah
45 Diulang Biar Tidak Lupa
46 Usaha Langit untuk Bara
47 Anggi menghilang
48 Hadiah untuk Menantu
49 Membujuk Camelia
50 Mencarikan Ustadz Huda Jodoh
51 Aurora menghilang
52 Menemukan Aurora
53 Penolong Aurora
54 Kejutan di Hari Kelulusan
55 Permintaan Banyu
56 Sah
57 Hari Pertama
58 Abah Emang The Best
59 Cinta Karena Biasa
60 Batal?!?!
61 Ujian Kesabaran
62 ABGnya Bara dan Luka Ustaz Huda
63 Cup
64 Mengantar Wiena Pulang
65 Wiena Ketakutan
66 Kenapa Nggak Minta
67 Wiena Kesal
68 Menunggu Hak dan Janji Meminang
69 Aku nggak marah
70 Peraduan Biru
71 Puncak Pendakian
72 Serangan Ganda
73 Lamaran
74 Kesepakatan dan Pinangan Banyu
75 Keputusan Wiena dan Kabar Tak Terduga.
76 Lamaran yang tertunda
77 Apa Maksud Abah
78 Keputusan Yasmine
79 Kedatangan Haji Asnawi
80 Nasehat Hj Asnawi
81 Suara ini...mungkinkah
82 Karena aku mencintaimu
83 Salah Tingkah Gegara Sang Ustadz
84 Tanda Cinta Yasmine
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Di Keluarkan dari Sekolah
2
Pindah ke Pesantren
3
Pintu
4
Yasmine
5
Tunggu Aku
6
Kak.. Kau Menyiksaku.
7
Ma, Lihatlah Bara
8
Kurta
9
Kerikil Kecil
10
Bertemu Darell
11
Darel Nyantri
12
Bertemu Aurora
13
Isi Hati Darel
14
Pulang
15
Camelia
16
Salah Sasaran
17
Tidak akan bertemu lagi
18
Kenyataan yang menyenangkan
19
Kebahagiaan di acara aqiqah
20
Pernyataan...
21
Menghadapi Si Abah
22
Rencana setelah lulus
23
Restu?
24
Nasehat Ustadz Huda
25
Yasmine pingsan
26
Mengambil Tanggung Jawab
27
Pernikahan
28
Happy First Night
29
Terprovokasi
30
Kok Sudah Libur?
31
Perseteruan part 1
32
Perseteruan part 2
33
Jujur pada Umi
34
Kedatangan Kawan Lama
35
Perjodohan Ustadz Huda
36
Perubahan Banyu.
37
Maaf, Aku tidak tahu harus bagaimana?
38
Momen Terakhir
39
Persaingan Menantu dan Mertua.
40
More Than I Can Say
41
Saya menerima perjodohan ini.
42
Lamaran Untuk Ustadz Huda
43
Bimbang
44
Tertangkap Basah
45
Diulang Biar Tidak Lupa
46
Usaha Langit untuk Bara
47
Anggi menghilang
48
Hadiah untuk Menantu
49
Membujuk Camelia
50
Mencarikan Ustadz Huda Jodoh
51
Aurora menghilang
52
Menemukan Aurora
53
Penolong Aurora
54
Kejutan di Hari Kelulusan
55
Permintaan Banyu
56
Sah
57
Hari Pertama
58
Abah Emang The Best
59
Cinta Karena Biasa
60
Batal?!?!
61
Ujian Kesabaran
62
ABGnya Bara dan Luka Ustaz Huda
63
Cup
64
Mengantar Wiena Pulang
65
Wiena Ketakutan
66
Kenapa Nggak Minta
67
Wiena Kesal
68
Menunggu Hak dan Janji Meminang
69
Aku nggak marah
70
Peraduan Biru
71
Puncak Pendakian
72
Serangan Ganda
73
Lamaran
74
Kesepakatan dan Pinangan Banyu
75
Keputusan Wiena dan Kabar Tak Terduga.
76
Lamaran yang tertunda
77
Apa Maksud Abah
78
Keputusan Yasmine
79
Kedatangan Haji Asnawi
80
Nasehat Hj Asnawi
81
Suara ini...mungkinkah
82
Karena aku mencintaimu
83
Salah Tingkah Gegara Sang Ustadz
84
Tanda Cinta Yasmine

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!