Masalah Besar

Suasana di rumah ini seketika menegang. Taki dan Toro nampak mengintimidasi Velan, Yoyok, dan Tomi yang masih berada di ambang pintu kamar Velan. Taki mengeluarkan uang yang sudah diikat dengan karet gelang. Nampak tertulis nominal dan keterangan pada label yang tersemat pada karet gelang tersebut.

Sungguh nominal yang cukup banyak bagi Taki yang jarang sekali bisa pegang banyak uang. Mengingat Taki hanyalah seorang pengangguran, uang untuk membeli bahan bakar motornya dan beli minuman boba saja sudah cukup banyak. Apalagi uang sebanyak ini, cukup untuk membeli minuman boba beserta rombongnya.

Velan sungguh tak menyangka bahwa kakaknya bisa menemukan tempat ia menyembunyikan uang. Velan memang lebih banyak memegang uang tunai, lantaran kebanyakan konsumennya membayar pesanan mereka langsung di tempat saat pesanan sampai di tangan mereka, jarang ada yang melakukan transfer. Bagi Velan tidak masalah, karena uang tunai lebih berguna saat ia berbelanja bahan-bahan kue di pasar yang tidak memerlukan kartu debit untuk melakukan pembayaran.

"Kak Taki, tolong saja, itu uang untuk membayar pinjaman modal usaha kios kueku! Itu juga uang untuk laba penjualan selama enam bulan yang sudah kusisihkan untuk temanku!" kata Velan.

"Cicilan rumah, apa maksudnya ini, Vels?" tanya Taki saat membaca salah satu label.

Semua mata menatap ke arah Velan, membuat Velan terkesiap. Apakah Velan harus mengakui semuanya?

"Sertifikat rumah ini tidak ada, dan kau membayar cicilan rumah, apa itu artinya kau menggadaikan sertifikat rumah ini, Velan?" tanya Toro penuh selidik.

Toro memiliki mata besar yang menakutkan dan membuat Velan kerap merasa gentar.

"Ya, aku menggadaikan sertifikat rumah ini, Kak," jawab Velan yang merasa tak perlu menutupi apa pun lagi.

"A-apa?!" seru seluruh kakak Velan terperanjat mendengar pengakuan Velan.

"Aku menggadaikan sertifikat rumah kita untuk menambah modal usaha kios kueku, aku harus melakukannya karena usahaku sungguh kekurangan modal, Kak! Lagipula aku menggadaikan sertifikat rumah dengan tujuan menambah modal usaha yang pada akhirnya dapat membiayai semua kebutuhan keluarga kita," Velan menjelaskan.

Semua kakak laki-laki Velan hanya bisa terdiam.

"Vels, bagaimana kau bisa menggadaikan sertifikat rumah tanpa berkompromi dulu pada kami?" tanya Taki dengan nada ngegas.

"Kakak, aku hanya melakukan yang harus kulakukan demi terus menjaga stabilitas perekonomian keluarga kita! Aku tentu saja harus membiayai semuanya, termasuk biaya pengobatan bapak di kampung! Aku tentu tidak bisa hanya diam berpangku tangan dan menjadi kaum rebahan seperti kalian yang kerjanya hanya leyeh-leyeh saja!" jawab Velan.

Velan bisa melihat semua kakaknya memasang ekspresi marah. Terlihat jelas bahwa mereka tersinggung dengan ucapan Velan. Namun mereka tak berani marah lantaran apa yang diucapkan Velan adalah sebuah kebenaran. Hanya saja saat ini Taki dan Toro jelas lebih mementingkan untuk memperjuangkan impian mereka, karena bagi keduanya hal itu demi membahagiakan keluarga mereka juga. Perekonomian keluarga mereka memang sempat jatuh drastis saat bapak dan ibu mereka sudah pensiun. Ditambah lagi bapak mereka terkena penyakit stroke yang jelas menghabiskan banyak uang untuk membiayai pengobatan beliau. Oleh karenanya, Taki dan Toro benar-benar harus sukses menembus pasar industri musik.

"Kalau begitu, anggap saja uang ini sebagai pengganti atas sertifikat yang kau gadai diam-diam! Aku pinjam dulu!" kata Taki memasukkan kembali uang itu ke dalam amplop.

"Kak Taki! Tolong jangan lakukan itu!" sergah Velan.

"Vels! Kau bisa diam-diam menggadai sertifikat rumah ini tanpa kompromi dengan kami! Itu artinya tidak masalah jika aku meminjam uang ini! Toh, uang ini akan kugunakan sebagai uang muka untuk tembus ke dapur rekaman!" kata Taki dengan nada ngegasnya.

"Kak Taki! Jangan, Kak!" Velan mencoba merampas amplop dari tangan Taki.

Taki melempar amplop tersebut ke arah Toro, dengan cekatan Toro menangkap operan dari Taki.

"Kak! Tolong jangan! Itu uang bukan hanya untuk mengembalikan pinjaman modal usaha, tapi itu juga uang untuk operasional di rumah ini, bayar listrik, air, hingga kuota internet! Tolong, Kak!" Velan  menarik tangan Toro yang mengangkat tinggi amplop tersebut.

"Velan, dengan uang ini, kami akan mewujudkan impian kami! Akan kami kembalikan berkali-kali lipat saat kami sukses nanti!" kata Toro lalu melempar kembali amplop tersebut ke arah Taki.

Taki segera berlari keluar dari kamar Velan.

"Kak Taki!" pekik Velan sambil berlari mengejar Taki.

Taki berlari secepat yang ia bisa, ia benar-benar berlari seakan ada waria yang mengejarnya. Toro segera menunggangi sepeda motornya dan mengejar Taki. Sementara Velan hanya bisa berteriak histeris lantaran uangnya dirampok di depan mata kepalanya sendiri.

...~...

Tomi dan Yoyok nampak begitu sibuk saat mereka berdua bekerja bakti merapikan kembali isi rumah yang porak poranda akibat perbuatan Taki dan Toro. Terlihat Velan hanya diam mematung di meja makan dengan pandangan kosong ke arah layar televisi yang tengah memutar sinetron, berkisah tentang kehidupan yang menjual mimpi begitu muluk. Seperti kisah penjual gorengan mendapat suami kaya raya yang saat ini tengah diputar.

Tomi melihat sisa-sisa air mata masih terlihat jelas menggenang di pelupuk mata adik perempuannya itu. Namun apa daya Tomi tidak bisa melakukan apa pun untuk menolong adiknya yang berkali-kali merutuk bahwa ia dirampok.

Velan memijat sebelah kepalanya yang mendadak migrain. Entah apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia kehilangan uang untuk mengembalikan pinjaman modal usaha, uang laba penjualan, uang pembayaran angsuran pinjaman di bank yang menjaminkan sertifikat rumah ini, dan lain-lainnya. 

"Apa sebaiknya aku lapor polisi saja?!" celetuk Velan.

"Jangan, Velan!" sergah Yoyok. "Kalau kau lapor polisi, kau bisa saja dilaporkan balik lantaran menggadaikan sertifikat rumah tanpa izin!"

"Iya Velan, kau pasti tahu sendiri, kami pun bisa terancam akan dipukuli Taki dan Toro yang jelas sekali sudah berkomplot! Demi keamanan kita semua, lebih baik kita diam saja dulu," usul Tomi.

"Tapi Kak, kalau kita diam seperti ini, aku yang habis, Kak! Modal usahaku, uang pinjaman yang harus kukembalikan, uang laba untuk temanku, cicilan pinjaman ke bank! Mati aku,  Kak!" Velan memijat kepalanya yang kembali menegang.

"Velan, semua masalah pasti ada solusinya, bagaimana kalau kau pinjam lagi uang di bank?" tanya Yoyok.

"Mau menjaminkan apa, Kak Yo? Ginjalnya Kak Yo?"  tanya Velan.

"Ya, jangan dong, Velan," Yoyok tersenyum sumringah.

"Lagipula kalau pinjam dana di bank lagi, apabila masih ada pinjaman di bank lain pasti akan terdeteksi, Kak! Kecuali pinjam ke rentenir! Tapi tahu sendiri kan, siap-siap ginjal kalian semua hilang sebelah!" keluh Velan sambil menjambak rambutnya lantaran kepalanya terasa begitu sakit.

"Aduh, mati aku, Kak! Mati sudah aku ini! Bunuh diri saja sudah aku ini!" pekik Velan yang merasa frustrasi.

"Velan, mengapa kau tidak cari saja suami kaya?! Dengan begitu selesai semua masalahmu! Seperti di sinetron-sinetron itu!" usul Tomi.

"Aduh Kak Tomi, tolong jangan kebanyakan nonton sinetron yang menjual mimpi begitu muluk! Lihat akibatnya, sekarang Kak Toro dan Kak Taki membawa lari semua uangku! Membuatku terlilit lebih banyak hutang lagi!" sergah Velan.

"Benar kata Tomi, kau menikah saja dengan pria kaya yang bisa melunasi semua hutangmu! Masalah selesai, semua senang!" kata Yoyok tersenyum riang.

"Kak Yo! Kenapa tidak sekalian saja kalian menyuruhku jual diri?!" sindir Velan.

"Velan, daripada kau jual diri, lebih baik kau menikah! Halal, tanpa dosa, dan tanpa riba!" sahut Tomi.

"Lagipula Velan, kalau kau jual diri, mana bisa kau dapat nominal fantastis! Kau bukan selebritis!" sambung Yoyok.

"Kak Tomi! Kak Yoyok!" teriak Velan yang langsung melempar apapun yang bisa diraihnya ke arah kedua kakaknya itu.

...~...

Terpopuler

Comments

Lutfi Ivansah Kahtami

Lutfi Ivansah Kahtami

pengen nampol touch saudara nya Valen biar otak nya bener..... kok begonya parah banget.... padahal bapak ibu nya orang berpendidikan kok ya anaknya goblok nya ga ketulungan.....

2021-08-14

2

Milan Oh

Milan Oh

sodara koplak 🤣

2021-07-15

0

Lavia

Lavia

saat sodara2 jadi egois banget

2021-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 Konsultasi
2 Perjodohan Gaib
3 Tentang Velan
4 Sertifikat Rumah
5 Masalah Besar
6 Mencari Solusi
7 Debt Collector
8 Lamaran Vega
9 Istri Orang Kaya
10 Pertemuan Pertama
11 Negosiasi Vega
12 Mencari Cincin
13 Momen Pernikahan
14 Resepsi ( 1 )
15 Resepsi ( 2 )
16 Sejujurnya
17 Tidak Tertarik
18 Keraguan Velan
19 Serangan Mendadak
20 Pahit
21 Pertemuan Pertama
22 Negosiasi Vega
23 Mencari Cincin
24 Momen Pernikahan
25 Resepsi part 1
26 Resepsi part 2
27 Sejujurnya
28 Pergi Karaoke
29 Tentang Voren
30 Pencitraan
31 Mandi
32 Makan Bersama
33 Menaruh Curiga
34 Persiapan Malam Pertama
35 Agresi Militer
36 Sarapan Pagi
37 Daren
38 Asumsi Dinar
39 Velan vs Doni
40 Agresi Militer 2
41 Komplain
42 Surat Peringatan
43 Menemui Adik Ipar
44 Proposal
45 Reuni Velan Part 1
46 Reuni Velan Part 2
47 Kunjungan Ibu Mertua
48 Menemui Voren
49 Bulan Madu 1
50 Bulan Madu 2
51 Bulan Madu 3
52 Bulan Madu 4
53 Kencan Buta
54 Sesi Konsultasi
55 Kondisi Doni
56 Akhir Bulan Madu
57 Soraya
58 Pertemuan
59 Kembalinya Soraya
60 Kalung dan Anting
61 Gaun
62 Apresiasi
63 Pesta Ulang Tahun Nenek Part 1
64 Pesta Ulang Tahun Nenek Part 2
65 Pesta Ulang Tahun Nenek Part 3
66 Pria Panggilan Part 1
67 Pria Panggilan Part 2
68 Menunggu
69 Malam Panjang
70 Istri Sah
71 Kunjungan Velan
72 Kepergok
73 Pengintaian
74 Menemui
75 Melabrak Doni
76 Serangan Mendadak
77 Mencari Doni
78 Melabrak Pelakor
79 Keegoisan
80 Mbah Bucin Part 1
81 Mbah Bucin Part 2
82 Keputusan Voren
83 Mengembalikan
84 Calon Menantu Baru
85 Kebahagiaan vs Kesedihan
86 Empat Belas
87 Cinta Soraya
88 Epilog - Putri Duyung
89 Salam
90 Extra Part 1
91 Extra part 2
92 Extra part 3
93 Extra Part 4
94 Extra part 5
95 Extra part 6
96 Prolog Season 2
97 S2 - E01
98 S2 - E02
99 S2 - E03
100 S2 - E04
101 S2 - E05
102 S2 - E06
103 S2 - E07
104 S2 - E08
105 S2 - E09
106 S2 - E10
107 S2 - E11
108 S2 - E12
109 S2 - E13
110 S2 - E14
111 S2 - E15
112 S2 - E16
113 S2 - E17
114 S2 - E18
115 S2 - E19
116 S2 - E20
117 S2 - E21
118 S2 - E22
119 S2 - E23
120 S2 - E24
121 S2 - E25
122 S2 - E26
123 S2 - E27
124 S2 - E28
125 S2 - E29
126 S2 - E30
127 S2 - E31
128 S2 - E32
129 S2 - E33
130 S2 - E34
131 S2 - E35
132 S2 - E36
133 S2 - E37
134 S2 - E38
135 S2 - E39
136 S2 - E40
137 S2 - E41
138 S2 - E42
139 S2 - E43
140 S2 - E44
141 S2 - E45
142 S2 - E46
143 S2 - E47
144 S2 - E48
145 S2 - E49
146 S2 - E50
147 S2 - E51
148 S2 - E52
149 S2 - E53
150 S2 - E54
151 S2 - E55
152 S2 - E56
153 S2 - E57
154 S2 - E58
155 S2 - E59
156 S2 - E60
157 S2 - E61
158 S2 - E62
159 Pengumuman bukan up
160 S2 - E63
161 S2 - E64
162 S2 - E65
163 S2 - E66 Epilog
164 Promo Karya Baru
165 Bonus Ch 01
166 Bonus Ch 02
167 Bonus Ch 03
168 Bonus Ch 04
169 Bonus Ch 05
170 Bonus Ch 06
171 Bonus Ch 07
172 Bonus Ch 08
173 Bonus Ch 09
174 Bonus Ch 10
175 Bonus Ch 11
176 Pengumuman Karya Baru rilis
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Konsultasi
2
Perjodohan Gaib
3
Tentang Velan
4
Sertifikat Rumah
5
Masalah Besar
6
Mencari Solusi
7
Debt Collector
8
Lamaran Vega
9
Istri Orang Kaya
10
Pertemuan Pertama
11
Negosiasi Vega
12
Mencari Cincin
13
Momen Pernikahan
14
Resepsi ( 1 )
15
Resepsi ( 2 )
16
Sejujurnya
17
Tidak Tertarik
18
Keraguan Velan
19
Serangan Mendadak
20
Pahit
21
Pertemuan Pertama
22
Negosiasi Vega
23
Mencari Cincin
24
Momen Pernikahan
25
Resepsi part 1
26
Resepsi part 2
27
Sejujurnya
28
Pergi Karaoke
29
Tentang Voren
30
Pencitraan
31
Mandi
32
Makan Bersama
33
Menaruh Curiga
34
Persiapan Malam Pertama
35
Agresi Militer
36
Sarapan Pagi
37
Daren
38
Asumsi Dinar
39
Velan vs Doni
40
Agresi Militer 2
41
Komplain
42
Surat Peringatan
43
Menemui Adik Ipar
44
Proposal
45
Reuni Velan Part 1
46
Reuni Velan Part 2
47
Kunjungan Ibu Mertua
48
Menemui Voren
49
Bulan Madu 1
50
Bulan Madu 2
51
Bulan Madu 3
52
Bulan Madu 4
53
Kencan Buta
54
Sesi Konsultasi
55
Kondisi Doni
56
Akhir Bulan Madu
57
Soraya
58
Pertemuan
59
Kembalinya Soraya
60
Kalung dan Anting
61
Gaun
62
Apresiasi
63
Pesta Ulang Tahun Nenek Part 1
64
Pesta Ulang Tahun Nenek Part 2
65
Pesta Ulang Tahun Nenek Part 3
66
Pria Panggilan Part 1
67
Pria Panggilan Part 2
68
Menunggu
69
Malam Panjang
70
Istri Sah
71
Kunjungan Velan
72
Kepergok
73
Pengintaian
74
Menemui
75
Melabrak Doni
76
Serangan Mendadak
77
Mencari Doni
78
Melabrak Pelakor
79
Keegoisan
80
Mbah Bucin Part 1
81
Mbah Bucin Part 2
82
Keputusan Voren
83
Mengembalikan
84
Calon Menantu Baru
85
Kebahagiaan vs Kesedihan
86
Empat Belas
87
Cinta Soraya
88
Epilog - Putri Duyung
89
Salam
90
Extra Part 1
91
Extra part 2
92
Extra part 3
93
Extra Part 4
94
Extra part 5
95
Extra part 6
96
Prolog Season 2
97
S2 - E01
98
S2 - E02
99
S2 - E03
100
S2 - E04
101
S2 - E05
102
S2 - E06
103
S2 - E07
104
S2 - E08
105
S2 - E09
106
S2 - E10
107
S2 - E11
108
S2 - E12
109
S2 - E13
110
S2 - E14
111
S2 - E15
112
S2 - E16
113
S2 - E17
114
S2 - E18
115
S2 - E19
116
S2 - E20
117
S2 - E21
118
S2 - E22
119
S2 - E23
120
S2 - E24
121
S2 - E25
122
S2 - E26
123
S2 - E27
124
S2 - E28
125
S2 - E29
126
S2 - E30
127
S2 - E31
128
S2 - E32
129
S2 - E33
130
S2 - E34
131
S2 - E35
132
S2 - E36
133
S2 - E37
134
S2 - E38
135
S2 - E39
136
S2 - E40
137
S2 - E41
138
S2 - E42
139
S2 - E43
140
S2 - E44
141
S2 - E45
142
S2 - E46
143
S2 - E47
144
S2 - E48
145
S2 - E49
146
S2 - E50
147
S2 - E51
148
S2 - E52
149
S2 - E53
150
S2 - E54
151
S2 - E55
152
S2 - E56
153
S2 - E57
154
S2 - E58
155
S2 - E59
156
S2 - E60
157
S2 - E61
158
S2 - E62
159
Pengumuman bukan up
160
S2 - E63
161
S2 - E64
162
S2 - E65
163
S2 - E66 Epilog
164
Promo Karya Baru
165
Bonus Ch 01
166
Bonus Ch 02
167
Bonus Ch 03
168
Bonus Ch 04
169
Bonus Ch 05
170
Bonus Ch 06
171
Bonus Ch 07
172
Bonus Ch 08
173
Bonus Ch 09
174
Bonus Ch 10
175
Bonus Ch 11
176
Pengumuman Karya Baru rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!