Tahun Ajaran Baru Kedua

Reyhan telah bersiap dengan seragam putih abu yang dikenakannya. Bukan sebagai murid baru di sekolah menengah atas, tapi hari ini ia resmi menjadi siswa kelas 11. Seorang senior bagi adik kelasnya, sekaligus junior bagi kakak tingkatnya.

Ia langsung turun menuju meja makan. Menyantap nasi goreng seafood kesukaannya, yang telah disiapkan sang mama.

"Pagi sayang." Santi menyapa Reyhan dari arah tangga.

"Pagi juga Ma. Oh ya, Bang Revan udah bangun belum Ma?"

"Udah tuh, sebentar lagi turun." Santi menarik kursi di meja makan dan duduk menghadap Revan. "Untung saja, kamu ambil kunci duplikatnya kemaren. Jadi mama gak perlu teriak-teriak lagi buat bangunin abang kamu. Hehe."

"Hehe, biarin tuh si abang. Suruh siapa susah banget dibanguninnya."

Mereka berdua asyik membicarakan Revan di meja makan. Tak lama sang pemilik nama muncul dan mendengar pembicaraan adik dan mamanya.

"Oh, oh, gitu ya. Bagus pagi-pagi udah gibahin Revan." Revan berjalan pelan menuruni anak tangga. Seolah ia sedang menangkap basah dua buronan.

"Udah, cepetan sarapan. Hari pertama loh, Van. Kamu harus kasih contoh buat para junior kamu."

"Betul, Bang, apa kata mama. Cepetan, anterin aku juga."

Revan yang menarik kursi di sebelah sang adik, mendadak berhenti. Ia mengerutkan dahi hingga kedua alisnya tampak menyatu. "Hah, sekolah kita kan gak searah."

"Terus aku gimana bang?"

"Jalan kaki aja, haha." Revan terbahak. Membuat remaja itu terhenti menyuapi nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Revan ...."

"Hehe, iya, Ma." Revan tersenyum kecut. "Oke, aku anterin. Ongkirnya 50 ribu." Ia mengulurkan dan menengadahkan sebelah tangannya ke hadapan Reyhan.

"Ongkir, ongkir. Kau kira aku barang COD-an bang? Pokoknya anterin setiap hari sampe motorku bener."

"Hehe, iya iya. Adik bawel." Revan mengacak-acak rambut Reyhan, membuat remaja 17 tahun itu mendengus kesal.

Santi hanya tersenyum kecil mendengar cekcok kedua putranya yang sering dan biasa terjadi di meja makan. Walau ini bukanlah kebiasaan baik dan ia sudah memperingati kedua anaknya, tapi Santi tak ambil pusing. Ia menikmati segala kegaduhan karna kasih sayang yang terjalin di antara mereka. Ia berfikir setelah kedua putranya menikah, dirinya tak akan lagi mendengar kegaduhan yang membuat suasana rumah menjadi lebih hidup.

"Ma, Reyhan berangkat dulu ya." Reyhan mencium punggung tangan sang mama.

"Revan juga berangkat, Ma." Revan juga mencium punggung tangan sang mama.

"Assalamu'alaikum," ucap Reyhan dan Revan bersamaan. Mereka telah bersiap di atas motor Revan.

"Waalaikumsalam. Hati-hati sayang. Jangan ngebut-ngebut ya, Van."

"Iya, Ma," jawab Revan seraya menutup kaca helmnya.

Santi masih berdiri di depan pagar hingga kedua putranya melaju dan tak terlihat lagi.

•••

Mereka sampai di sekolah Reyhan. Kedua kakak beradik itu menjadi pusat perhatian para dara muda di sekolah favorit nomor satu di kota itu. Terlebih para murid baru yang belum pernah melihatnya.

"Nih, Bang, helmnya." Reyhan menggantungkan helmnya di stang motor milik Revan.

"Lah, ya bawa dong. Itu kan helm kamu. Masa iya aku bawa 2 helm."

"Aku gak biasa bawa helm ke kelas, Bang."

"Terus, mau titipin ke aku gitu? Nanti cewek-cewek ngiranya aku habis ngojek kalau bawa dua helm. Enggak mau!" Revan menolak mentah-mentah permintaan sang Adik.

"Huh, ngeselin!"

"Biarin." Revan menarik lengan jaketnya yang menutupi jam tangan di pergelangannya. "Udah setengah 7 lewat nih, aku mau berangkat. Pokoknya nanti abang nunggu di sini ya."

"Hemm." Reyhan hanya meng-hem-kan ucapan sang kakak. Ia masih tetap berdiri menunggu Revan sampai tubuh sang kakak tak terlihat lagi diantara kerumunan kendaraan lain.

Reyhan berjalan melewati deretan kelas 10 menuju deretan kelas 11. Sepanjang koridor sekolah ia disambut oleh tatapan kagum dari juniornya yang merupakan siswa baru. Sampai-sampai ia mendengar ada junior yang menyayangkan, mengapa Reyhan tak menjadi Ketua Osis saja.

Reyhan memang termasuk siswa yang selalu menjadi juara umum disekolahnya. Saat pemilihan Osis tahun lalu, dia terpilih menjadi salah satu kandidat. Namun Reyhan mengundurkan diri, bahkan sebelum hari pelatihan dan pemilihan tiba. Ia beralasan hanya ingin memfokuskan diri pada pelajaran saja.

Terlebih lagi dia enggan menjadi Osis, karena tidak suka dengan acara MOS tahunan yang terkesan lebih mengerjai para murid baru, dari pada memberi pengenalan yang baik tentang sekolah kepada mereka.

"Rey!" teriak Kai dari belakang, berusaha mengejar Reyhan diantara kerumunan siswa yang berlalu-lalang.

Reyhan menoleh kebelakang. Melihat Kai yang tengah berlari ke arahnya.

"Udah tau kita dikelas mana?" tanya Kai, seraya mengatur deru nafasnya.

"Belum, aku baru aja sampai"

"Ya sudah, kita liat sama-sama ya."

Mereka berdua menuju deretan kelas 11. Dilihatnya kertas yang menempel di setiap jendela kelas, kertas tersebut berisi nama siswa yang menempati masing-masing kelas.

Reyhan dan Kai memulai dari kelas 11 MIPA 1.

"Rey, tuh nama kamu ada di kelas ini, di MIPA 1, tapi kok ..." Kai mengulang membaca deretan nama siswa yang menempati kelas MIPA 1, dengan menunjuk menggunakan telunjuknya. "Rey, kita gak sekelas lagi. Yahh," lirih Kai kecewa.

"Yaudah kita liat di kelas sebelah, siapa tau nama kamu ada disana."

Mereka berdua berjalan ke kelas sebelah, yaitu kelas MIPA 2. Reyhan membaca secara teliti nama-nama siswa yang terdaftar disana.

"Kai, nih nama kamu ada disini. Karai Mahendra absen 15." Reyhan menunjuk nama Kai disana.

"Yah, jadi kita beneran gak sekelas lagi Rey. Lagian kenapa ada sistem rolling kelas sih?" dengus Kai kesal. Karna tak bisa satu kelas lagi dengan sahabatnya sekaligus mendapat contekan ketika ulangan tiba.

"Suruh siapa kamu leha-leha, gak belajar. Jadi nilaimu turun kan."

"Hehe, kan ada kamu, Rey." Kai tersenyum cengengesan ke arah sahabatnya itu. Membuat Reyhan hanya bisa menggeleng pasrah.

Kriiiing!

Bunyi bel masuk berhasil membuat beberapa siswa menghentikan aktivitas ringannya, dan berlari memasuki kelas untuk memilih tempat duduk yang nyaman.

"Yaudah, Kai, aku masuk dulu."

"Oke."

Reyhan berjalan masuk menuju kelas barunya. Semua bangku sudah hampir memiliki penghuni, dengan teman duduk mereka masing-masing.

Ia duduk di deretan paling kiri pada baris belakang jauh dari meja guru. Tak lama kemudian datang seorang siswa laki-laki yang menghampirinya dan meminta ijin duduk di sebelahnya.

"Halo, apa disini sudah ada yang nempatin?" tanyanya dengan sopan.

"Belum. Kalau mau, duduk aja gak papa."

"Makasih. Kenalin namaku Aldi. Aku dulu dari kelas 10 MIPA 4." Aldi mengulurkan tangannya.

"Aku Reyhan, dari 10 MIPA 1."

"Oke Reyhan, semoga kita bisa jadi teman baik."

"Iya, Aldi."

Tak lama kemudian, seorang guru wanita setengah baya memasuki ruangan. Ia adalah Bu Utami, Guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas di kelas 11 MIPA 1.

"Anak-anak, hari ini kita punya teman baru," ucap Bu Utami seraya berdiri di depan kelas.

"Wah, tumben anak baru masuk kelas unggulan?"

"Bukannya biasanya anak baru ditempatinnya di kelas reguler yah, atau kelas IPS."

"Jangan-jangan orang kaya."

"Mungkin orang tuanya nyuap biar anaknya dapet kelas bagus."

Hampir seluruh siswa memiliki pertanyaan dan argumennya masing-masing. Mereka juga men-judge anak baru itu dengan hal negatif.

"Silahkan masuk." Bu Utami mempersilahkan murid baru tersebut memasuki kelas.

Tap ... tap ... tap ....

Semua murid terdiam seketika. Saat ini seisi kelas menatap satu objek yang membuat mereka terpana sekaligus iri.

Gadis cantik itu berjalan perlahan, meneduhkan pandangannya dengan senyum ramah yang tersungging menyapa mereka.

DEG!

Reyhan terdiam, tak berkedip menatap seseorang yang muncul dari balik pintu kelasnya. Rasa tak percaya hinggap di benaknya. Memunculkan sebuah tanda tanya, apakah yang dia lihat nyata atau hanya fatamorgana belaka?

'Keira!?'

Terpopuler

Comments

YouTrie

YouTrie

ISTRI SANG MAJIKAN Like

2021-06-28

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

lanjut thor

2021-06-27

0

要钱💸

要钱💸

mantappp

2021-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Cafe Alanda
3 Menduga-duga
4 Tahun Ajaran Baru Kedua
5 Teman Baru
6 Permintaan Revan
7 Misi Pertama
8 BAB SPESIAL VISUAL
9 Perasaan yang Aneh
10 Dilema
11 Akhirnya, Motor Reyhan Kembali
12 HAPPY DAY
13 Aku, Tidak Ingin Berharap
14 Hadiah Untuk Keira
15 Hadiah Salah Sasaran
16 Happy Shoping, Revan!
17 Hampir Ketahuan
18 Hadiah Untuk Ricci dan Awal Kecurigaan Keira
19 Keira dan Ricci
20 Menemukan Titik Terang
21 Berawal Dari Hari Ini
22 Kebahagiaan Palsu
23 Revan and the Geng
24 Oke, I'am (Not) Fine
25 Tugas Baru
26 Inikah Cinta ?
27 Perasaan Itu Semakin Kuat
28 Ijinkan Aku Menyimpan Rasaku
29 Salahkah Aku Mencintaimu?
30 Andai Kau Milikku
31 Andai Kau Milikku 2
32 AKU, DIA & DIRINYA
33 Kecewa!
34 Luka Tak Berdarah
35 Kejutan
36 Pernyataan Cinta
37 Indahnya Keharmonisan
38 Menantikan Hari Pertemuan dengan Keira
39 Hari Yang Dinantikan Revan
40 Peristiwa Tak Terduga
41 Duka
42 Kesedihan Yang Tak Berkesudahan
43 Bukan Yang Dulu
44 Pelampiasan
45 Abaikan Saja
46 Saingan Baru
47 Pertemuan Keira dan Sheryl
48 Kebetulan Yang Tak Menyenangkan
49 Kebetulan Yang Tak Menyenagkan 2
50 Panti Asuhan
51 Mulai Dari Awal
52 Kepastian
53 Kerja Kelompok
54 Reyhan dan Keira
55 Perpisahan Dengan Sheryl.
56 Back To School
57 Lagi-lagi Pengintaian.
58 Dia!
59 Aku dan Kamu, Kita!
60 Jangan Sentuh Milikku!
61 I LOVE YOU MORE!
62 Promise.
63 A Day To Remember
64 See You Next Time!
65 Jarak dan Kita
66 Pergi Untuk Kembali?
67 Tunggu Aku Kembali
68 Janji Suci (End)
69 Terima Kasih
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Awal mula
2
Cafe Alanda
3
Menduga-duga
4
Tahun Ajaran Baru Kedua
5
Teman Baru
6
Permintaan Revan
7
Misi Pertama
8
BAB SPESIAL VISUAL
9
Perasaan yang Aneh
10
Dilema
11
Akhirnya, Motor Reyhan Kembali
12
HAPPY DAY
13
Aku, Tidak Ingin Berharap
14
Hadiah Untuk Keira
15
Hadiah Salah Sasaran
16
Happy Shoping, Revan!
17
Hampir Ketahuan
18
Hadiah Untuk Ricci dan Awal Kecurigaan Keira
19
Keira dan Ricci
20
Menemukan Titik Terang
21
Berawal Dari Hari Ini
22
Kebahagiaan Palsu
23
Revan and the Geng
24
Oke, I'am (Not) Fine
25
Tugas Baru
26
Inikah Cinta ?
27
Perasaan Itu Semakin Kuat
28
Ijinkan Aku Menyimpan Rasaku
29
Salahkah Aku Mencintaimu?
30
Andai Kau Milikku
31
Andai Kau Milikku 2
32
AKU, DIA & DIRINYA
33
Kecewa!
34
Luka Tak Berdarah
35
Kejutan
36
Pernyataan Cinta
37
Indahnya Keharmonisan
38
Menantikan Hari Pertemuan dengan Keira
39
Hari Yang Dinantikan Revan
40
Peristiwa Tak Terduga
41
Duka
42
Kesedihan Yang Tak Berkesudahan
43
Bukan Yang Dulu
44
Pelampiasan
45
Abaikan Saja
46
Saingan Baru
47
Pertemuan Keira dan Sheryl
48
Kebetulan Yang Tak Menyenangkan
49
Kebetulan Yang Tak Menyenagkan 2
50
Panti Asuhan
51
Mulai Dari Awal
52
Kepastian
53
Kerja Kelompok
54
Reyhan dan Keira
55
Perpisahan Dengan Sheryl.
56
Back To School
57
Lagi-lagi Pengintaian.
58
Dia!
59
Aku dan Kamu, Kita!
60
Jangan Sentuh Milikku!
61
I LOVE YOU MORE!
62
Promise.
63
A Day To Remember
64
See You Next Time!
65
Jarak dan Kita
66
Pergi Untuk Kembali?
67
Tunggu Aku Kembali
68
Janji Suci (End)
69
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!