Seperti biasa Cahya terbiasa pulang menggunakan Busway dari kantornya dia harus berjalan beberapa puluh meter untuk ke Halte terdekat. Saat berjalan tanpa sengaja Cyntia yang sedang berada didalam mobil karena ia sedang menunggu temannya dan melihat Cahya yang sedang berjalan menuju suatu tempat, Cyntia tampak penasaran dengan Cahya sampai dia harus keluar mobilnya agar lebih jelas mau kemana Cahya pergi dan dari kejauhan terlihat ternyata Cahya masuk kedalam Halte Busway.
"Untuk apa dia ke halte Busway? Dia pacar seorang pemimpin perusahaan kenapa tidak naik mobil atau si pacarnya yang sombong itu tidak menjemputnya?" ucap Cyntia yang kemudian dikagetkan dengan panggilan temannya.
"Lagi liatin apa Cyn, yuk ah nanti kita Telat!" ajak temannya, sebenarnya Cyntia berniat mengikuti Cahya tapi dia urungkan niatnya itu mungkin kapan-kapan aku akan mengikutinya pikir Cyntia.
Aditya merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan Cahya, rencananya lagi-lagi berhasil tetapi dia tidak bisa seperti ini terus dia harus mendapatkan nomor kontak Cahya tapi bagaimana caranya, tidak mungkin kalau meminta kepada Adri itu sangat mencurigakan.Kemudian Aditya menelpon Sekretarisnya untuk menghubungi pak Denis dan meminta nomor kontak Cahya dengan alasan agar mudah berkomunikasi dengan sang Editor. Dan ya benar saja beberapa saat kemudian Aditya mendapatkannya, senyum sumringah tampak dari wajah Aditya.
Bunyi dering handphone Cahya mengagetkannya karena Cahya nampak fokus sedang membaca Novel yang beberapa hari yang lalu dibelinya dan belum sempat dibacanya. Dahi Cahya nampak berkerut karena tidak ada nama dipanggilan Teleponnya tetapi nomor itu tampak cantik dengan format angka yang sama.
"Nomornya cantik 333333 siapa yang menelponku, Hallo" Cahya menjawab Telepon itu.
"Hallo selamat Malam benarkah ini dengan Cahya".
"Iya saya sendiri anda siapa? Dan ada apa?"
"Saya Armand Aditya Pemilik HS ENTERPRISE yang tadi siang meeting bersama anda"
Sontak Cahya terkejut dan diam beberapa saat.
"Hallo nona Cahya apa anda baik-baik saja" tanya Aditya.
"Oh iya pak maaf, ada perlu apa anda menelepon, apakah ada yang bisa saya bantu?" Cahya bertanya balik.
"Besok bisakah kita bertemu saat jam makan siang kebetulan ada yang ingin saya bahas dengan anda nona, karena anda adalah Editor dari Direct Publisher, anda bisa kan? Besok biar Supir saya menjemput anda dikantor, bisakan nona Cahya??"
Aditya nampak berdebar menunggu jawaban Cahya, karena dia tau ini hanya sebuah alasan yang dia buat agar bisa bertemu dengan Cahya lagi dan lebih dekat lagi. Padahal untuk masalah pekerjaannya mudah dia bisa mewakilkan ke para pegawainya tanpa perlu dia turun tangan sendiri. Lama Cahya diam dan tidak menjawab ajakannya lalu dia mendengar "Oh baiklah pak besok kita bertemu saat jam makan siang. Apa adalagi yang ingin bapak sampaikan?" Tanya Cahya.
"Oh tidak ada nona, tolong besok sekalian anda bwa berkas yang perlu dibawa saja, besok saya akan menghubungi anda lagi, Terima kasih nona Selamat Malam" Ucap Aditya lalu menutup teleponnya.
*****
Aditya memenuhi janjinya mengirim supir untuk menjemput Cahya dikantornya dan dia sudah menunggu kedatangan Cahya direstoran yang sudah dia pilih. Dan yang ditunggu pun akhirnya datang juga, Cahya datang dengan begitu manisnya memakai setelan simple tetapi tetap terlihat cantik.
“Hai nona Cahya selamat siang dan silakan duduk” Ucap Aditya sambil mengulurkan tangannya kepada Cahya dan mempersilakan dia duduk.
"Oh iya anda mau pesan apa? Silakan pilih makanan sesuka anda”. Aditya lalu memanggil pelayan untuk memesan makanan beserta minumannya, sambil menunggu pesanannya Aditya mengajak Cahya untuk membahas tentang pekerjaan.
Sebenarnya Cahya masih tidak mengerti kenapa Aditya mengajaknya bertemu secara privat tidak melalui kantor tetapi Cahya mengabaikan pemikiran itu karena tampaknya Aditya sanga serius membahas pekerjaan ini. Pelayan datang membawakan pesanan mereka berdua.
“Silakan nona” Aditya mempersilahkan Cahya untuk menyantap makanannya. Sambil menikmati makan siang Aditya memulai obrolan dengan Cahya.
“ Bagaimana kabar ibumu?”
“Baik Pak, Alhamdulillah” Cahya menjawab dengan singkat dan bingung kenapa malah menanyakan ibunya bukan melanjutkan pembahasan pekerjaan.
“Jangan panggil pak terlalu formal, panggil saja Adit, pembahasan pekerjaan sudah selesai jadi bersikaplah biasa saja” Usul Aditya agar suasana terlihat lebih nyaman.
“Ta....pi????” Jawab Cahya meragu.
“Ketika urusan pekerjaan silahkan kau memanggilku dengan sebutan Pak tetapi jika tidak berurusan dengan pekerjaan kita bersikap biasa saja toh adikmu adalah kekasih adik sepupuku, kau tau Adri sudah seperti adik kandungku sendiri, sejak kecil dia tinggal dirumahku, dan aku lihat sepertinya mereka berdua saling mencintai, kita akan jadi keluarga buka suatu saat nanti jadi bisakah kita menjadi teman?” Aditya menjelaskan agar Cahya mengerti tetapi tampaknya Cahya masih merasa tidak enak.
“Maaf saya tidak mudah untuk menjalin pertemanan, apalagi jika baru beberapa kali bertemu, terima kasih atas bantuan anda malam itu, saya tidak akan melupakannya dan baik jika masalah pembahasan pekerjaan sudah selesai saya ingin berpamitan karena sebentar lagi sudah waktunya untuk kembali ke kantor, terima kasih atas jamuan makan siangnya, hasil meeting ini akan segera saya laporkan kepada pak Denis dan saya permisi” Cahya berucap sambil berdiri serta mengulurkan tangannya kepada Aditya.
“Baik terima kasih juga nona Cahya, anggap saja ini ucapan terima kasih saya karena anda yang terlebih dulu menjamu saya makan siang beberapa waktu yang lalu. Sampaikan salam saya kepada pak Denis, supir saya menunggu anda diluar untuk mengantar anda kembali ” Ucap Aditya sambil berdiri dan menerima uluran tangan Cahya.
Aditya hanya memandang kepergian Cahya yang berjalan keluar dari restoran dan bergumam
“Shit dia menolakku dan baru kali ini ada perempuan yang menolak ajakanku untuk berteman, biasanya tanpa diminta pun mereka akan berlomba menjadi temanku, tapi Cahya ingat aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu, tidak akan bisa kau lari dari pesona seorang Armand Adita, ketika hatimu sudah dalam genggamanku aku tidak akan melepasmu begitu saja".
*****
Dalam perjalanannya kembali kekantor Cahya masih memikirkan kejadian direstoran tadi, kenapa Aditya harus mengundangnya makan siang private kalo hanya sekedar membahas pekerjaan dan pembahasan itu hanya sebentar saja, Cahya pikir pembahasan itu akan dilanjutkan setelah makan nyatanya Aditya malah membahas hal pribadi.
" Laki-laki itu memang aneh benar-benar aneh untuk apa dia malah mengajakku berteman, sudah tidak waras dia " Gerutu Cahya dalam hati mengingat kejadian tadi.
Sampailah Cahya dikantornya dan tak diduga Elea sudah menunggunya dengan sambutan heboh khas Elea.
"Hai nona, kudengar kau makan siang dengan CEO tampan itu? Coba katakan apa yang kalian lakukan?". Paksa Elea agar Cahya segera menceritakan semua kepadanya.
"Apasih El kami hanya membahas tentang kerjasama perusahaan kita melanjutkan meeting yang kemarin, sudahlah kau kembali ke tempatmu aku harus menemui pak Denis untuk melaporkan hasil pertemuanku dengan Pak Aditya". Cahya berucap sambil mengusir Elea agar segera kembali ke mejanya karena dia sedang malas menjawab pertanyaan Elea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 466 Episodes
Comments
Pipit Sopiah
ok lanjut
2021-11-25
0
Hayati Nufus
sok jual mahal cahya ga sadar diri sm CEO kecantikan banget dia,buat bucin thor biar tau rasa ko gregetan ya😀
2021-09-26
2
Tina Agus
Cahya perem yg sadar diri ,mkx jd kaku,kcian jg si
2021-09-19
1