Antrian cukup panjang dan melelahkan. Sejenak aku teringat lagu parodi 'antrilah di loket' milik P-Project yang sempat trending di era 90'an.
"Ooh baru Mama yang selesai," gumamku lemas. Terlihat wajah-wajah kuyu Papa, Oca, Firsa, Prima, serta aku sendiri.
"Mamaa..lama banget mandinyaa..kita udah jamuran ngantri niih!!" keluh Firsa setelah melihat antrian kedua yakni Papa Rio masuk kamar mandi.
"Yaaah...namanya juga markas ala kadarnya, kamar mandi cuma satu. Harap maklum," sahut Prima dengan wajah letoy.
Kami duduk melingkar di meja makan setelah lelah bergantian mandi hingga 2 jam, dan kini menikmati hidangan makan malam buatan Chef Oca dan tentu saja dibantu oleh si emak tangguh yang nemplok di bemper belakang mobil. Yap, Mak Lela sang aduhai.
"Kalian ini pasukan dari mana?. Kok hebat semua. Mama Lily dapetin mereka dimana sih?" Papa Rio melayangkan pertanyaan sekaligus pujian kepada kami ber empat.
"Awalnya Firsa tuh yang sewa jasa pengawalan agen BID untuk melindungi dia dari ancaman pemerkosaan yang kini kita baru nyatanya ancaman itu dari Bimo semprul sendiri. Akhirnya keterusan akrab dan saling kenal sampai sekarang," jawab mama Lily masih menyembunyikan identitasku.
"Oya Friska, ceritain dong Ma awal mula sampai punya anak Friska!" antusiasme Papa Rio membludak. Nampaklah sudah jwa ke-keppo-an stadium 4 yang menurun hingga ke aku.
"Firsa Pa!!"
"Iyaa iyaa, Firzaa!!"
"Cape deeh :("
"Saat kejadian kecelakaan pesawat itu Bimo menemukanku dan Firsa yang masih umur satu tahun. Akhirnya aku dinikahi Bimo, dan Firsa diangkat anak," terang Mama Lily.
"Lho, ga bisa gitu dong. Masa istri orang dinikahi. Ga sah itu Ma!! Lagian ya, Mama mau-maunya sih dinikahi Pria bejat itu?! Emang udah ga cintq lagi sama Papa" ucap papa Rio panas.
"Aku depresi akut Pa waktu itu. Udah kayak linglung dan hilang semangat hidup. Jangankan ingat Kiki sama Ibu di kampung, tersenyum aja aku tak ingat caranya. Lagian ya Pa, orangnya juga sudah K.O. di bekuk Lucky kan tadi??!!" tangkap Mama Lily.
"Lucky?"
"Yang mana yang namanya Lucky??" wajah Papa Rio tiba-tiba menegang.
"Itu..yang duduk sebelah Firsa. Nama lengkapnya Lucky Sikat," jawab mama Lily.
"Ooh kirain," sambung papa Rio kembali kalem.
"Ehh maaf Pa. Lucky Sikat itu julukannya ding. Nama lengkapnya Lucky Mansario!!" ulang Mama merevisi ucapan.
"Apaa???!!"
"Jadi namanya Lucky, Lucky Mansariooo??!!"
"Kenapa Pa?" tanya Mama Lily usil.
"Ooh gapapa. Aku kok baru kenal. Salam kenal ya mas!!"
Gubraakk!!
*****
Malam itu adalah malam paling menggairahkan dalam hidupku. Aku berhasil bertemu kembali dengan Papa-Mama ku. Tak ada kebahagiaan yang lebih besar selain dapat bertemu dan mencium tangan mereka berdua.
"Kamu sudah sebesar ini, Kiki" ucap Papa Rio berlinang airmata. Ada gestur penyesalan dari tubuhnya. Ada bulir kesedihan dalam wajahnya.
"Mama sudah cerita semua Pa. Bolehkah aku memohon satu permintaan Pa?" jawabku juga dengan airmata bercucuran.
"Kuberi satu permintaan. Monggo..." Papa Rio mempersilahkan. Ini Papa sama anak kok sama saja. Kalau diluar gayanya dramatis, sok cool dan bersahaja. Dibalik layar, ngocol juga.
"Hmmm ini scene sedih lho, kenapa Papa malah menirukan jin djarum 76. Ampuuun dah. Masa harus nangis sambil ketawa??!" ucap Mama menimpali. Firsa, Oca, Prima jadi mesem berlinang airmata. Gimana itu coba?, Aneh kan!.
"Papa dan Mama tolong jual semua rumah, aset, bisnis, dan apapun yang ada disini. Tabung uangnya, menikahlah kembali, dan pulanglah ke kota T. Gunakan tabungan tadi untuk membantu pabrik tempe nenek. Aku ingin melihat orangtuaku bahagia dan hidup tentram!" ucapku menggebu. Aku tak mau kehilangan mereka untuk kedua kalinya.
"Hhmmm...berak nak!!" Papa Rio menanggapi dengan wajah muram.
"Kok berak sih?!" Oca sudah nyolot saja tak terima dengan ucapan Papa Rio yang semakin familiar ngocolnya dan rada-rada mirip gaya Tarzan Srimulat kalau sudah begini.
"Halah..itu typo author, jangan salahkan saya.." bela Papa sengit. Author hanya bisa mengelus gundulnya.
"Kenapa Pa?. Apa gara-gara cinta Papa masih tertambat di hati Inna??" aku mulai gusar.
"Bukaan,"
"Lalu apa???!!"
"Sangat berat!!"
"Iya berat kenapa Pa!!" Nada suaraku semakin meninggi.
"Berat untuk ku menolak permintaanmu, Nak!!"
Gubraakk lagi donk!!
*****
Bersambung.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments