Bab 16 : Probado por hechos III

《POV WRITER》

Pada posisi Prima terlihat 8 pria sedang berjalan mendekat dengan wajah bengis dalam posisi melingkar.

Prima merendahkan tubuh kemudian melakukan sliding melingkar. Hebat, 8 pria terjengkang dan memberikan waktu bagi Prima untuk menjauh, mengambil jarak aman.

4 pria segera bangun dan memburu Prima.

Prima melompat menghujamkan dua kakinya menumbuk dada pria pertama. Berikutnya, memanfaatkan posisi jatuh setelah menendang, ia mengarahkan pundaknya menimpa wajah pria kedua. Mereka tumbang.

Prima kembali melompat, menjejak tubuh 2 pria yang tumbang sebagai pegas lalu mengayunkan kakinya kencang. Membabat habis pipi 2 pria lainnya. Dalam tempo cepat ia mampu menghabisi 4 pria dengan mudah.

"Jangkrikk, lemah kalian!!" teriak Prima mengejek.

Sisa 4 orang langsung menghambur maju. Prima berlari menyambut. Tendangan memutar bertenaga tinggi melempar 2 orang sekaligus. Prima mengakhiri dengan tendangan salto yang mendamprat habis rahang 2 pria terakhir.

Sempurna!

*****

Plok..

Plok..

Plokk

"Hohoho ternyata dua sejoli sudah bertemu kembali!!" Bimo muncul di ruang tamu sambil bertepuk tangan.

"Apa maksud kamu!!" teriak Mama Lily panik.

"Aku takkan rela jika kamu kembali ke Rio brengsek itu. perjuanganku menyelamatkanmu dari kecelakaan waktu itu jadi sia-sia. Rumah tangga yang sudah kurangkai indah bersama kamu dan Firsa menjadi kacau karena dia. Lambat laun rahasiaku pasti satu persatu akan dia dapatkan. Dasar pria pengganggu!!" Bentak Bimo kalap.

"Kamu sudah gila ya?, kami tak sepicik itu, dan semua bisa dibicarakan. Bukan seperti ini!!. Posesifmu menghancurkan dirimu sendiri. Sadar ga sih?" jawab mama Lily menahan tangis.

"Persetan dengan omonganmu!!. Aku lebih tahu caranya bertindak!!" sangkal Bimo masih tak mau mendengar.

"Ohh jadi kamu yang mengadu domba??!, bikin aku jadi kambing hitam!!. Padahal awalnya tak sedikitpun terlintas di otakku untuk merebut Lily darimu. Aku hanya ingin ngobrol saja. Tapi kamu sudah membuat aku marah!!. Bedebahh!!!" bentak Papa Rio.

Plaak!!

Papa Rio melayangkan pukulannya, namun Bimo dengan mudah mampu menangkis.

"Ringkuss mereka!!!" teriak Bimo. Serempak ke enam pria dibelakang Bimo maju.

Bimo dan Papa Rio saling jual beli pukulan. Oca meminta Mama Lily untuk mundur.

Bukk

Buk !!

Papa Rio yang tak memiliki pengalaman bertempur sama sekali malah menjadi bulan-bulanan bagi Bimo. Dua pukulan Bimo melesak ke perut Papa Rio. Ia tersungkur.

Dengan beringas Bimo menindih tubuh Papa Rio dan menghujamkan sekian belas pukulan. Papa Rio hanya mampu berlindung menggunakan dua lengannya di depan wajah. Darah mulai mengalir di bibir dan hidung Papa Rio.

Jlebb..

Bimo tiba-tiba terjungkal menerima tendangan kuat kaki Lucky pada punggungnya.

"Jancoook Bimo, tak pateni koen (kubunuh kau)!!" teriak Lucky yang datang membantu.

Di ruang tengah Oca nampak sibuk meladeni 6 pria yang berusaha meringkus.

Dass..

Das!!

Telapak tangan Oca berhasil masuk ke dada dua pria. Mereka mundur, kesulitan bernapas. Kemudian roboh.

Dua pria lain berhasil meraih tangan Oca yang kemudian mereka kuncikan ke belakang. Oca meronta. Tubuhnya yang kecil tak memberi beban apapun pada dua pria yang menguncinya.

"Lepaskan!!. Dasar bajing*n tengik kalian.." teriak Oca sambil berusaha melepaskan diri.

Slupp

Slupp..

Dua pria yang mengunci Oca mendadak terkapar. Dua buah ranjau kaki tepat merobek punggung mereka.

"Biar kuatasi, bawa Papa dan Mama sesuai rencana!!" Prima berbisik cepat di telinga Oca sebelum kemudian menerjang 2 pria tersisa.

Oca dan Mama Lily berlari cepat menolong Papa Rio yang terkapar tak berdaya. Berdua memapahnya masuk jauh ke dalam rumah.

Cepat Prima menghabisi 2 pria yang tersisa dengan tendangan berputarnya. Bergegas ia kembali ke ruang tamu untuk membantu Lucky.

"03, tunggu kami, hampir kelar!! Posisikan tank di lokasi sesuai rencana!" teriak Prima sambil melangkah cepat.

"I'm ready," jawab Firsa mantap. Matanya tetap terpaku ke layar monitor untuk memantau perkembangan dan situasi.

"Ada satu mobil memasuki pekarangan Pak Bimo. Seorang wanita dan beberapa pria sangar turun dari mobil," ucap Forsa mengabarkan hasil pantauan.

"Itukah Inna itu. Cantik sekali. Jangan-jangan mas Lucky tertarik padanya," desis Firsa pelan. Ia lupa jika bibirnya masih terkoneksi dengan mic wireless.

"Woy.. apa yang kau ucapkan, Firsa!!" teriak Lucky dari seberang sana.

Lucky melompat dan melancarkan tendangan ke arah Bimo yang baru saja berdiri dari tersungkurnya. Namun dengan satu tangan Bimo mampu menepis tendangan itu.

Srettt..

Tangan Bimo yang satunya lagi cepat masuk dibalik jas kemudian menghunuskan katana kecil ke betis Lucky yang baru saja hendak turun. Konsentrasi Lucky terpecah setelah mendengar ucapan Firsa sebelumnya.

"Aarhhh shit!!" katana itu menggores betisnya.

"Mas Luckyy.." teriak Firsa panik begitu mendengar erangan tertahan Lucky.

Susah payah Lucky melangkah mundur dengan kaki pincang menghindari sabetan demi sabetan katana Bimo.

Plakk..

Tangan kiri Bimo akhirnya mampu bersarang di pipi kanan Lucky. Ia terhuyung dan jatuh.

Kalap Bimo menerjang tubuh Lucky yang terkapar. Namun Bimo lengah, Lucky cepat melentingkan kaki menendang tangan Bimo yang memegang katana. Katana itu jatuh disamping tubuh Lucky.

Blegg..

Prima datang menerjang tubuh Bimo dengan tendangannya. Bimo terlepar ke belakang.

"Tenang mbak Fir, ada aku.." teriak Prima menenangkan Firsa yang sudah sangat kebat-kebit perasaannya.

Lucky tertatih mencoba berdiri dan meraih katana disampingnya.

Bimo kembali bangun, namun..

Jlebb!!

Lemparan katana dari Lucky menembus bahu kanan Bimo. Ia pun roboh tak sadarkan diri.

"Mateekk koen, cukk!!"

"Bongkooo!!"

*****

Mobil Oca melesat menuju markas membawa semua team include Mama Lily dan Papa Rio.

Mama Lily terlihat sibuk memberikan pengobatan pada luka Papa.

"Astaga Lucky, betismu berdarah!" teriak Mama panik.

"Hehe gapapa. Cowok ga boleh lemah. Nanti sampai markas diobati," jawab Lucky tenang.

"Lambemu (mulutmu), ojo ngawor koen (jangan ngawur kamu), kena tetanus wassalam koen!!" Papa Rio sukses menoyor Lucky. Yang ditoyor malah senyam-senyum ga jelas.

Kini Mama Lily bergantian sibuk membersihkan luka pada betis Lucky. Setidaknya bisa segera steril dan menghentikan perdarahan. Wajah Lucky begitu berbinar menerima perhatian dari kedua orangtuanya.

"Clearing order, komandan." Ucap Prima menghubungi seseorang.

"Ma, siapa mereka ber-empat ini?? Luar biasaa!!" Papa Rio berdecak kagum diiringi senyum bangga.

"Mereka anak-anakku!!" jawab Mama Lily lugas.

"Whattt??!!"

"Ceritanya nanti saja Pa!!"

*****

"Yaa ampunnn lupa!!" teriak Papa Rio mengagetkan semua yang ada di mobil.

"Kenapa, Pa?" Mama ikutan khawatir wajahnya.

"Emak pembantu, Mak Lela, dia ketinggalan sendiri di sana!!" risau Papa Rio.

"Aduuh..gimana ini Lucky?!. Bisa ga kita puter baluk sebentar?. Kasihan dia.." teriak Mama histeris.

"Hadooh, ya jangan to Ma. Percuma saja kita ngebut sekarang!" tampik Lucky kesal. Tapi dalam hati ia sebenarnya juga merasa kasihan dan khawatir jika Mak Lela malah jadi bulan-bulanan pasukan Bimo yang masih tersisa.

"Ooh emak. Tenang pak bro, aman!" sahut Firsa dari kursi kemudi.

"Maksudnya?" tanya Papa Rio masih khawatir.

"Emak ikut kok, tuhh di belakang!!" jawab Firsa nyengir sambil menunjuk spion tengah mobil.

...Mak Lela yang keceh badai...

Wehehehe...

*****

Bersambung.

Menuju bab berikutnya yang semakin asyik.

***

Terpopuler

Comments

Andropist

Andropist

Kak udah dilike semua sama aku

2021-05-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!