mengasihani diri sendiri

orang-orang makin berkumpul memperhatikan Anna, beberapa tampak bebisik-bisik dan ada juga yang menatap Anna sayang.

Anna tidak bisa berkata apa-apa, rasanya malu dan canggung menjadi pusat perhatian banyak orang.

"dan ini adikmu?" tanya seorang pria pada Zidan, Zidan tersenyum canggung, "bukan ini muridku" jawab Zidan.

"ya ialah, mana mungkin ini adiknya mas Zidan, liat deh wajahnya, imut banget, beda jauh dari mas Zidan" ujar salah satu wanita.

seketika semua orang tertawa.

"ehem...." suara itu terdengar nyaring, seorang wanita menerobos masuk kedalam kerumunan, dengan gayanya yang cantik nan elegan, wanita itu tampil mempesona dalam balutan dress warna hitam beraksen payet dan mutiara.

"Eliza" seru beberapa wanita, memeluk wanita yang diduga bernama Eliza itu.

perlahan wanita itu mendekat kearah Anna, membelai pipi Anna lembut, "seneng jadi pusat perhatian?" tanyanya dengan tatapan yang tajam.

Anna seketika merasa takut, bagaimana kalau wanita ini yang akan membuka lagi luka dihatinya?.

"gak papa deh, Eliza udah bosen populer, kali-kali kamu juga harus ikutan populer" ujar Eliza dengan senyuman mengembang, sikapnya seperti sebuah bumerang, memag tatapanya yang tajam dan wajahnya yang sangar membhat Anna takut, tapi setelah Eliza tersenyum, Anna menjadi hangat.

"apa kabar semuanya?" sapa Eliza dengan senyuman yang mengembang. sepertinya Eliza telah lama pergi meninggalkan negara ini, kata-kata yang ia ucapkan terkesan canggung.

"eh ada mas Zidan, apa kabar mantan terindahku?" tanya Eliza sambil menggantungkan tangan-nya kepada lengan kekar Zidan, seketika Zidan langsung menepis tangan Eliza.

lalu beralih mendorong Anna kesebelah sudut ruangan. sepertinya Zidan tidak terlalu suka dengan Eliza, nampak jelas dengan perubahan raut wajah Zidan yang berubah 180°.

"eh kok gitu, Eliza ini baru pulang loh" ujar Eliza mendekati Zidan lagi.

"pulang yuk" ajak Zidan pada Anna, Anna hanya mengangguk lalu mereka pergi meninggalkan ruangan itu.

Anna hanya terdiam, sulit untuknya bertanya disaat keadaan Zidan sedang tidak baik.

"pak, bak yang tadi siapa?" tanya Anna memberanikan diri, rasa penasaran-nya sangat tinggi.

"kamu gak perlu tau, ini urusan pribadi" ujar Zidan agak keras, membuat Anna tersentak kala mendengarnya.

apakah sebegitu bencinya Zidan pada Eliza sehingga saat ditanyai akan hubungan mereka, Zidan membungkam mulutnya rapat-rapat. dahkan menyembunyikan sebuah hal yang tak ingin dia ungkapkan.

namun Anna mengerti, semua orang punya masalah privasi. mana mungkin itu bisa dipaksakan.

…

malam ini malam yang panjang untuk Anna, malam semakin larut namun dirinya masih enggan memejamkan mata, Anna menatap langit-langit ruangan dengan tatapan yang kosong, mengingat hal yang terjadi tadi siang membuat Anna kepikiran,

siapa Eliza itu?, dan apa hubungan-nya dengan Zidan?, pertanyaan itu mengisi pikiran-nya, tapi mengapa?, Zidan bukan siapapun untuknya, kenapa ia harus peduli?, batin Anna berteriak.

entah mengapa, rasa sayangnya pada Zidan seperti bukan rasa yang biasa dimiliki guru dan murid, ataupun antar saudara, rasa ini menuntut, meminta sesuatu yang lebih.

Anna bangkit dari tempat tidurnya, duduk sambil memperhatikan jendela, dilihatnya seekor kupu-kupu hinggap ditirai, sayapnya patah dan membuatnya sulit untuk terbang.

Anna menatap hewan malang itu dengan tatapan iba, mereka punya nasub yang sama, sulit bagi mereka untuk menggapai dunia, mereka indah namun tak sempurna.

kalau saja Anna bisa terbang, walaupun kakinya tak berguna tapi Anna akan bahagia, sayapnya membuat tubuh itu bebas.

pikiran akan Zidan menghilang begitu saja, berganti dengan sebuah rasa mengasihani diri sendiri.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***