adaptasi

"Cika bangun! Udah subuh, kamu bisa telat sholat berjamaahnya!" Dinda menggerakkan tubuh Cika.

"Yo benar, Cika. Kena hukum kau nantinya ...," sahut Novi membantu Dinda membangun sahabat barunya itu.

Mereka bertiga baru kenalan semalam, Novi dan Dinda menyukai kepribadian Cika yang harmonis, dan sangat mudah bergaul dengan siapa pun. Walaupun anaknya agak rese' dan keras kepala. Mereka berdua yakin Cika gadis yang baik.

"Hoam!" Cika menguap satu kali lalu menggeliatkan tubuhnya. Gadis ini menarik selimutnya lagi untuk melanjutkan tidurnya. Sangat tidak biasa baginya bangun pagi-pagi.

"Woy, Cika bangun!" Dinda berteriak di telinga Cika.

"Aku masih ngantuk, Din. Kalian berdua pergi aja, aku nggak bisa. Mau tidur lagi," sahut Cika dengan suara khas bangun tidur. Menutup kupingnya karena teriak Dinda cukup keras.

"Astagfirullah Cika, ini baru hari pertama kamu masuk pondok. Jangan buat kesalahan." Novi mengelus dada melihat tingkah sahabat barunya itu.

Novi dan Dinda berbisik mencari ide agar bisa membangunkan Cika.

"Kepada seluruh santri putra dan putri segera datang ke masjid. Sholat subuh sebentar lagi dilaksanakan." Suara ustadz Hafid dari pengeras suara masjid.

"Owalah, Ustaz Hafid jadi imam subuh ini, Din?"

"Iya, makanya kita harus cepat-cepat pergi."

Novi dan Dinda mengangkat tubuh Cika paksa pergi ke kamar mandi.

Cika mengucek matanya. "Aku masih ngantuk, lagi pula aku nggak bisa shalat. Aku udah lupa sama bacaannya." Cika menyenderkan tubuhnya di dinding kamar santri putri.

"Wes nggak apa-apa, nanti kami akan ajarin."

"Sepuluh ...." Suara hitungan mundur terdengar di masjid. Menjadi peringatan kepada seluruh santri untuk sudah ada di masjid sebelum sampai hitungan satu.

"Cika kami duluan, kamu cepatan mandinya."

"Iya, Cika. Kami tunggu di masjid ya."

Dinda dan Novi yang sudah mengenakan mukena itu lari terbirit-birit segera mengambil sajadahnya.

Cika menganguk kepala kecil, bersikap bodoh amat saat melihat seluruh santri putri bergegas pergi dengan terburu-buru kecuali dirinya yang bersikap santai.

***

"Santri putri yang baru saja datang silakan maju ke depan." Ustaz Hafid yang sedang memberikan ceramah setelah selesai melaksanakan shalat subuh itu pandangannya teralihkan pada gadis yang berjalan malas-malasan masuk ke masjid.

Seluruh santri menengok ke satu objek yang menjadi pusat perhatian, siapa lagi kalau bukan Cika. Dia terlambat datang dan tidak melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Novi dan Dinda yang duduk di shaf kedua wanita menepuk jidatnya saat melihat Cika yang dimaksud Ustaz Hafid.

"Dia akan malu pagi ini, Din," bisik Novi pelan.

"Bukan hanya malu tapi dihukum juga, Vi," sahut Dinda.

Cika melangkah kakinya santai maju ke depan tanpa peduli dia menjadi pusat perhatian seluruh mata di dalam masjid.

"Santri baru kok telat?"

"Belum biasa, Taz," sahut Cika tanpa merasa bersalah dengan omongannya.

"Berdiri sampai saya selesai berceramah!"

Para santri hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Cika. Baru pertama kali ini ada seorang santri putri yang berani menjawab pertanyaan Ustaz Hafid dengan nada tidak sopan.

"Hah? Pegalah kakiku, Ustaz. Duduk aja, ya?" tawar Cika.

"Tetap berdiri!" final Ustaz Hafid.

Pemuda itu cepat-cepat mengucapkan istighfar dalam hatinya. Baru kali ini dia bertemu dengan santri putri yang memiliki sikap seperti Cika.

"tu kan pria aneh yang menabrakku kemarin. Jadi dia ustaz," gumam Cika.

****

Cika mengelap keringat di wajahnya secara kasar, ia menerima hukuman dari Ustaz barunya yang bernama Ustaz Hafid itu. Dia disuruh untuk menyapu halaman perpustakaan di pondok pesantren itu.

Cika mencebik kesal, sapu lidi yang dipegang, dia remas meluapkan kekesalannya.

"Sapu yang benar, mau saya tambah hukuman kamu?" tanya Ustaz Hafid.

Cika membungkukkan badannya lalu mengambil batu kecil di tanah.

Tuk!

Lemparannya tepat sasaran mengenai tulang kering pria yang berdiri tidak jauh di hadapannya.

"Hahaha ... sakit nggak, Ustaz?" Cika tertawa mengejek, melepas sapu lidi ditangannya lalu berlari secepat kilat dari hadapan Ustaz Hafid.

'Rasain emang enak, jadi ustaz makanya jangan garang amat,' gumam Cika saat berlari, ia terus tertawa kemenangan. Puas baginya melihat raut wajah kemarahan di wajah ustaz barunya itu.

Terpopuler

Comments

Mutia

Mutia

aku kalo nakal gitu juga, nekatan banget🤣🤣🤣😂😂😂

2023-12-08

1

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

nakal ikh cika....

2022-07-20

0

Fhitasangkilang

Fhitasangkilang

kacian ustadz nya cuka😀🤭🤭

2022-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!