Perpisahan Sementara

"Kak kenapa kau tidak menginap saja?" rengek Ayu yang baru pulang. Hari ini ia bertugas piket mengantarkan hasil sayur yang dipanennya ke rumah-rumah pelanggan sehingga ia tidak memiliki banyak waktu bertemu dengan Ananda yang sudah datang sejak pagi hari.

"Maafkan kakak ya, kali ini kakak benar-benar tidak bisa menginap!" Ananda menunjukkan wajah sedihnya.

Selama satu bulan Ananda bekerja di luar panti, Ayu memang sangat merasa kesepian. Ia yang sudah menganggap Ananda seperti kakak kandungnya sendiri merasa sangat kehilangan figur kakaknya itu.

"Aku kesepian kak!" Ayu berhamburan memeluk Ananda dan terisak dipelukannya.

"Sabar ya sayang, kakak janji, kalau ada waktu pasti akan sering datang berkunjung kesini!" Ananda membelai rambut Ayu dengan penuh kasih sayang.

"Apa boleh aku ikut tinggal bersama kakak?" Ayu memohon.

"Hey, lihat kak Nanda baik-baik, sekarang yang paling penting adalah kau harus menyelesaikan sekolahmu, tahun depan kan kau akan lulus sekolah, setelah itu baru kau bisa mencari pekerjaan, kemudian keluar dari panti dan menyusul tinggal bersama kakak!" Ananda menatap wajah Ayu dengan lembut.

"Kenapa lama sekali?" Ayu merengek.

"Bersabarlah, nikmati semua prosesnya ya!" Ananda tersenyum memberi kekuatan.

"Tapi kakak harus berjanji tidak akan pernah melupakan aku!" Ayu mengiba.

"Tentu saja, mana mungkin aku melupakan adik kecilku yang manja ini hemm??" Ananda mencubit gemas hidung Ayu.

"Awwwwww" Ayu mengelus hidungnya.

"Saat ini kakak pun sedang berjuang untuk hidup yang lebih baik, kelak jika kakak sudah sukses, tidak hanya kamu yang akan kakak perjuangkan, tapi semua yang ada di panti ini juga!" Ananda memberi pengertian.

"Baiklah, aku akan bersabar sampai hari itu tiba!" kata Ayu kemudian sambil memeluk Ananda kembali.

Sementara tidak jauh dari posisi Ananda dan Ayu, Mike yang hendak ke toilet tidak sengaja menyaksikan percakapan itu, entah mengapa dirinya merasa bahwa Ananda adalah gadis yang sangat spesial, sikap lembut dan perhatian yang ditunjukkannya, membuat setiap orang yang berada didekatnya selalu merasa nyaman, terlebih kepada anak-anak yang haus akan kasih sayang dan perhatian seperti Gaby dan anak-anak panti asuhan di sini.

..........

"Kak Gaby, lain kali datang lagi ya?" seorang gadis berusia tujuh tahun mengekor saat Gaby bersiap-siap pulang.

"Oke, nanti kakak pasti akan main-main lagi ke sini!" jawab Gaby dengan gaya sok tuanya.

"Janji ya?" gadis kecil yang lain mengangkat kelingkingnya dan meminta Gaby untuk menautkan kelingking mereka sebagai tanda perjanjian.

"Janji!" Gaby menyambutnya.

"Hati-hati di jalan ya kak, sampai jumpa lagi!" seru yang lainnya lagi sambil melambaikan tangan.

"Terima kasih ya!" Gaby mengembangkan senyumnya.

Nona cilik itu merasa sangat senang karena begitu banyak perhatian yang dia terima selama berada di panti asuhan ini. Perasaan yang seumur hidup belum pernah ia rasakan sama sekali ditempat lain, bahkan saat berada di rumahnya sendiri bersama sang ayah.

"Hati-hati dijalan, jaga dirimu baik-baik ya nak!" pesan ibu asuh kepada Ananda sebelum berpisah.

"Iya Bu, terima kasih!" Ananda memeluk ibu asuhnya dengan erat.

"Kami permisi bu!" Mike menundukkan kepalanya memberi hormat.

"Terima kasih atas kunjungannya tuan!" kata ibu membalas hormat kepada Mike.

"Sama-sama Bu, saya juga terima kasih karena sudah disambut dengan baik di sini!" kata Mike lagi.

"Saya titip Ananda ya tuan, mohon bimbingannya!" Ibu mempercayakan anak asuh kesayangannya kepada Mike.

"Siap Bu, seperti pesan ibu sebelumnya, saya akan menjewer atau mencubitnya kalau dia macam-macam!" kata Mike sambil tersenyum membuat wajah Ananda merah padam menahan malu.

"Astaga, kenapa hari ini dia begitu berbeda?" batin Ananda sangat takjub.

Setelah beberapa saat mereka pun akhirnya mengucapkan salam perpisahan, kemudian Mike dan rombongan pergi meninggalkan panti asuhan dan kembali ke rumah mewahnya.