Mata-mata

Ananda bangun pagi-pagi sekali untuk mempersiapkan segala perbekalan karya wisata nona ciliknya.

"Nona, apa anda sudah siap?" tanya Ananda saat melihat Gaby keluar dari dalam ruang ganti pakaian dengan mengenakan seragam sekolahnya.

"Iya!" Gaby memakai tas sekolahnya.

"Ayo nona, kita berangkat!" Ananda membukakan pintu kamar.

"Hati-hati di jalan nona, jika terjadi sesuatu segera hubungi saya!" Ibu Maya mengantar Gaby hingga masuk ke dalam mobil.

"Terima kasih Tante Maya!" jawab Gaby sebelum Ibu Maya menutup pintu mobil.

"Jaga dia baik-baik, pastikan semua aman!" Maya menatap Ananda dengan tatapan tegas.

"Baik bu" Ananda mengangguk dan kemudian masuk ke kursi bagian depan mobil.

"Ikuti kemanapun mereka pergi, berikan laporan berkala setiap jam kepadaku!" kata Maya kepada supir pribadi Gaby.

"Siap Bu" jawab sang supir.

"Pergilah!" kata Maya lagi.

"kalau begitu saya permisi!" sang supir pamit undur diri.

Maya tetap berdiri sampai mobil menghilang di balik pagar kokoh rumah mewah itu.

..........

Setibanya di sekolah, Gaby langsung mencari bus yang akan ditumpanginya bersama dengan Ananda dan teman-teman sekolahnya yang lain. Sementara supir yang ditugaskan untuk memata-matai mereka standby di dalam mobil pribadi Gaby sambil menunggu keberangkatan bus menuju kebun binatang.

Mereka berdua begitu menikmati acara karya wisata. Sesekali Ananda membantu Gaby menjelaskan informasi yang harus diisi di jurnal karya wisata.

"Kak aku mau ke tempat gajah" kata Gaby.

"Yuk, kesini!" Ananda menunjuk papan arah yang memberitahukan letak kandang gajah.

"Woahhhhhh besar sekali!" keduanya sangat takjub melihat gajah yang berasal dari Afrika.

"Aku mau kasih makan, apa bisa?" Gaby bertanya kepada Ananda.

"Kita beli dulu yuk sayurannya!" Ananda menggandeng tangan Gaby ke sebuah meja pedagang sayuran khusus untuk pakan gajah.

"Nah ini, satu ikat wortel kamu ulurkan ya!" Ananda memberi contoh.

"Oke!" Gaby sangat bersemangat. Mereka memberi makan gajah didampingi oleh pawang yang berpengalaman.

"Itu gajahnya mau apa?" tanya Gaby setelah semua sayuran mereka habis dilahap oleh si gajah.

"Sepertinya mau mi aaaaaaaaaa!!!" belum sempat Ananda menyelesaikan kalimat 'sepertinya mau minum', gajah itu sudah menyemburkan air melalui belalainya ke arah Ananda membuat Gaby tertawa terbahak-bahak.

"Hahahahahhaha, kak kau lucu sekali!" Gaby terpingkal-pingkal.

"Hahahahahhaha!" Kali ini giliran Ananda yang terpingkal melihat Gaby ikutan disembur oleh si gajah.

"Kakak!" Gaby cemberut.

"Uh sayang cup cup!" Ananda memeluk Gaby sambil menahan tawa.

Namun beberapa detik kemudian keduanya kembali terbahak-bahak kala sang gajah menyemburkan air untuk ketiga kalinya kearah mereka. Baru kali ini Gaby terlihat begitu bahagia, ia yang sebelumnya sangat sensitif dan pemarah, bisa dengan mudah bercanda dan tertawa lepas bersama Ananda.

"Aku tau sebenarnya kau itu gadis yang manis!" batin Ananda sambil menatap ke arah Gaby dengan perasaan iba bercampur sayang.

..........

"Bagaimana Gaby hari ini?" tanya Mike ketika Maya memberikan laporan hariannya di ruang kerja.

"Ini tuan!" Maya menyodorkan ponselnya kepada Mike dan memutarkan video yang sudah di rekam oleh supir pribadi Gaby secara sembunyi-sembunyi saat kegiatan karya wisata berlangsung.

"Hemmmm" Mike seperti kehabisan kata-kata saat melihat ekspresi ceria dan tawa lepas dari putrinya yang selama ini tidak pernah ia rasakan bila mereka sedang berdua.

"Pelayan itu sepertinya berdampak positif terhadap nona Gaby" Maya mengutarakan pendapatnya.

"Siapa dia sebenarnya?" tanya Mike penasaran dengan Ananda.

"Ini tuan" Maya yang sudah tau benar karakter Mike memang sudah menduga bahwa setelah melihat video itu Mike akan langsung bertanya tentang Ananda, oleh sebab itu Maya sengaja membawa CV milik Ananda untuk antisipasi.

"Kalau begitu biarkan dia terus bersama dengan Gaby!" Mike menyerahkan kembali CV milik Ananda ke tangan Maya setelah sebelumnya beberapa saat dia baca dengan seksama.