Ayam tepung

Tiba di galery seninya sudah menunggu Kean dengan makanan yang terhidang di atas meja. Ayam goreng fast food terkenal yang terlihat masih hangat lengkap dengan nasi dan barisan para sauce serta minuman bersoda sebagai pelengkap.

Jika orang-orang menghindari fast food, Kean justru menyukainya. Baginya makanan seperti ini adalah sahabat di kala perut kepepet selain itu, fast food sudah pasti tidak dicicipi saat dimasak.

Entah mengapa ia selalu merasa jijik sendiri saat membayangkan makanan yang dinikmatinya di cicip terlebih dahulu oleh yang memasak.

“Lo gag bilang kalo udah nyampe?” seru Reza dari arah pintu. Ia menghampiri Kean lalu menaruh tasnya di atas sofa.

“Ngapain, lo juga di jalan ini. Dan lagi gag di kunci juga.” kilah Kean. Ia mulai mencicipi ayam goreng yang ada di hadapannya.

“Udah cuci tangan lo?” Reza beranjak dari tempatnya untuk mencuci tangan.

“Udah lah! Udah bismillah juga.” timpal Kean sebelum di peringatkan kembali oleh sahabatnya.

Tinggal di Amerika membuat Kean cukup terbawa. Ia lebih terbiasa menikmati makanannya dengan cepat kadang sampai lupa basmalah. Beruntung sahabatnya selalu mengingatkannya.

Reza dan Kean memang bersahabat sejak SMA. Kesamaan karakter fisik yang banyak di gilai kaum hawa, latar belakang keluarga yang hampir sama juga cara berfikirnya yang simple. Hanya saja Reza laki-laki yang lebih peka sementara Kean laki-laki yang cuek.

Entah bagaimana mereka mulai bersahabat. Mungkin sikap Reza yang welcome lah yang membuat Kean merasa cocok untuk mereka berteman.

Reza masih memperhatikan tampilan sahabatnya dari pantulan kaca yang ada di hadapannya. Kean terlihat lebih rapi dan bersih serta wanginya yang khas. Ia tahu benar, sahabatnya tidak suka memakai parfum, tapi saat ia masuk galery dan melewati Kean, tercium wangi yang segar.

“Lo laundry dimana? Udah ada yang lo percaya buat megang barang-barang pribadi lo?” Berjalan menghampiri Kean lalu duduk di hadapannya, hanya terhalang meja.

“Gag laundry, bu kinar ngirim gue pelayan.” masih asyik menikmati makanannya.

“Dan lo udah gag ngerasa risih lagi?” sepertinya Reza penasaran.

Kean mengendikkan bahunya dengan acuh. “Gue percaya kalo bu kinar gag akan salah ngirim orang. Dan sepertinya terbukti.” Menegakkan tubuhnya menunjukkan bajunya yang rapi bekas di setrika walau sudah setengah hari ia pakai.

“Rapi. Sepertinya pilihan bu kinar emang tepat.” memperhatikan tampilan Kean sejenak kemudian memulai sesi makannya.

“Dia juga lumayan pinter masak. Makanan rumahan tapi.” masih menyuap ayam goreng paha kedua.

“Paket lengkap tuh! Cakep juga gag?” Reza menelisik dan memperhatikan Kean.

“Udah tua! 50 tahun.”

“Gilaaa!!! Lo ngeeksploitasi nenek-nenek buat kerja di rumah lo?” Reza sampai terperangah.

Ia masih ingat kalau biasanya pelayan di rumah Kean biasanya berusia di bawah 35 tahun dan cukup terkejut ada wanita berusia matang bekerja untuk keluarga sahabatnya.

“Ya mungkin dia masih butuh kerja dan badannya masih kuat. Tapi yang gue salut, selera fashionnya bagus. Gag tau di belajar dari mana?” mulai menaruh tulang ayam di piringnya dan meneguk soda dengan suara “Aahhh..” di ujungnya.

“Gag coba lo tanya?”

“Nggak! Nggak penting dan gag pernah ketemu juga.” sahutnya dengan diikuti tegukan kedua, ketiga, keempat dan tandas.

Ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, merasakan perutnya yang penuh. Entah mengapa akhir-akhir ini selera makannya meningkat. Sejak kapan tepatnya, mungkin setelah menikmati nasi goreng yang ia habiskan saat sarapan beberapa hari lalu.

“Lo masih risih kalo ada orang lain di rumah lo?” Reza sepertinya memahami benar raut wajah sahabatnya yang tampak melamun.

“Gag suka orang lain mencampuri hidup gue, itu tepatnya. Cukup bokap yang nyampurin dan ngatur hidup gue dan belum bisa gue lawan.” mendengus kesal dengan raut wajah yang ikut kelabu.

“Sampe kapan pun, doi tetep bokap lo bro.” Reza mencoba mengingatkan sahabatnya yang selalu meradang saat menyebut kata “Bokap.”

“DOI?” tersenyum sarkas pada Reza. “Lo tau, dia bukan orang istimewa buat gue, seperti halnya gue yang gag istimewa buat dia. Gag penting malah."

"Dia memang bokap gue, tapi gue gag pernah jadi anaknya. Gue cuma salah satu properti yang bisa dia manfaatkan seenaknya. Kalo udah gag kepake, nanti juga di buang.”

Kembali mengambil gelas plastiknya dan meneguknya. Lupa, sudah habis. Ia melempar dengan kesal gelas tersebut ke atas meja.

Reza yang memperhatikan kekesalan sahabatnya, segera menyodorkan gelas miliknya yang kembali ia isi dengan soda dari dalam botol. Membahas tentang keluarganya selalu membuat Kean meradang dan mungkin sebaiknya ia tidak membahasnya lagi.

“Adam sama adeknya mau liburan ke bali. Mungkin nanti mereka mampir ke rumah lo.” menyebutkan nama salah satu sahabat Kean waktu di Amerika.

Laki-laki bebas yang kerap bergonta-ganti pasangan. Mungkin di bali pun ia akan kembali mencari mangsa untuk ia pacari sehari atau dua hari.

“Nanti gue telpon.” meneguk soda yang diberikan Reza.

Reza mulai bisa menghela nafas lega, sepertinya perhatian sahabatnya mulai teralihkan walau hanya untuk beberapa saat.

Kean beranjak untuk mencuci tangan, mengusap mulutnya dan merapikan rambutnya yang sebenarnya masih rapi. “Gue ke kantor dulu. Lo ke rumah ya, gue ada PS baru. Siapa tau kali ini lo menang lawan gue.” mengeringkan tangannya lalu mengambil jas yang tersampir di atas sandaran sofa. Dengan cepat Kean memakainya.

“Ya nanti gue mampir. Tapi jangan minggu ini ya, gue ada acara sama temen-temen kampus.”

“Lo pacaran sama mahasiswi lo?” Kembali duduk karena penasaran.

Reza malah tertawa. “Hahhaha... Bukan, temen-temen dosen gue. Mereka mau ngadain acara di sini. Ya sekedar makan-makan dan perkenalan gitu.”

“Dan salah satu di antara mereka cewek lo?” Kean mencondongkan tubuhnya dengan tatapan penuh tanya pada sahabatnya.

Alih-alih menjawab cepat, ia lebih suka menjilati satu per satu jarinya dengan senyuman tipis yang ia tujukan pada Kean. Ia sangat suka membuat sahabatnya penasaran.

“Jawab monyet!” Kean melempar gelas kosongnya pada Reza. Dia memang bukan orang yang sabar menunggu.

“Hahahhahahaha...” malah membalasnya dengan tawa. “Kepo banget lo! Lo aja dulu yang nyari cewek, sebelum yang di balik celana lo jadi kaku dan gag bisa bangun.” ledeknya kemudian.

Kean hanya melengos. Sudah cukup bertanya pada sahabatnya yang tidak mungkin di jawab. Sang casanova ini memang sangat sering berganti pacar. Rayuannya dengan dentingan piano menjadi magnet yang ia gunakan untuk mendekati lawan jenisnya.

Dan Kean? Ah sudahlah, ia bahkan belum pernah tau rasanya berdebar saat mengejar seorang wanita.

“Gue balik!” Mengambil kunci mobil yang ada di atas meja lalu beranjak pergi.

“Salam buat pelayan idola lo!” seru Reza dengan diiringi tawa.

Kean hanya mengacungkan jari tengahnya sebelum sosoknya menghilang di balik pintu.

*******

“Kamu udah selesai?” suara Kinar terdengar jelas dari pintu ruangan tempat Disa bekerja.

Disa segera menoleh ke arah datangnya suara dan tersenyum tipis menyambut Kinar. “Sudah bu, tinggal saya masukkan ke keranjang.” berdiri dan mematikan setrika yang ia pakai.

“Segera masukkan, kita bawa ke ruangan nyonya dan tuan sebelum mereka pulang.”

“Baik bu.”

Gerak tangan Disa bergerak cepat memindahkan baju yang bertumpuk di meja setrikaan ke dalam keranjang. Ia menempatkan baju per keranjang berdasarkan pemiliknya. Setiap potong baju sudah sangat rapi dan wangi hingga ia harus berhati-hati.

“Bawa punya nyonya dan tuan dulu.” titah Kinar.

“Oh iya bu.” Disa menurunkan kembali satu keranjang dari atas troli. Menggantung beberapa baju dengan hanger dan mulai mendorong troli yang memuat baju tuan dan nyonya besarnya.

Keluar dari ruangan linen, Disa menghampiri Kinar. “Sudah siap bu.” ujarnya.

Kinar hanya menoleh dan mulai berjalan di depan Disa. Mereka tidak melewati ruangan utama melainkan memilih memutar jalan belakang dan menggunakan jalan khusus untuk membawa troli yang berisi keranjang pakaian.

Tiba di lantai 2, depan walk in closet milik tuan dan nyonya besarnya.

“Masuklah.” suara Kinar kembali terdengar.

“Hah? Oh iya bu.” Disa sedikit tergagap. Biasanya ia tidak di izinkan masuk ke ruangan ini dan hanya terdiam menunggu di luar sambil memandangi beberapa lukisan indah karya pelukis terkenal.

Kinar tidak menyahuti, ia membukakan pintu lebih lebar dan membiarkan Disa mendorong trolinya masuk.

“Sebelah sini lemari nyonya dan sebelah sana lemari tuan. Kamu rapikan.” menunjuk 2 lemari besar di sisi kiri dan kanan mereka.

“Baik bu.”

Disa menurunkan satu keranjang dan menuju lemari di sisi kanan. Saat pintu lemari terbuka, tampak tumpukan baju berwarna warni dengan banyak manik, khas milik nyonya besarnya. Sebanyak ini baju milik nyonya besarnya dari berbagai brand terkenal.

Mulai menyusun pakaian, rupanya nyonya besarnya suka memisahkan baju berdasarkan warna. Dominan memang warna hitam, katanya supaya terlihat langsing, singset. Padahal tanpa warna hitam pun nyonya besarnya sudah terlihat langsing, tidak seperti seorang ibu yang sudah memiliki anak berusia belasan.

Kabarnya lagi, nyonya besarnya dulu adalah seorang model, pantas saja ia sangat menjaga penampilannya.

“Gimana di rumah tuan muda?” suara Kinar membuyarkan obrolan gosip antara Disa dengan dirinya sendiri.

“Oh, anu. Baik-baik saja bu.” jawabnya sekenanya.

Disa melirik Kinar yang duduk di salah satu sudut sofa dan memperhatikan pekerjaannya. Wanita ini selalu terlihat serius dan Disa tidak pernah sekalipun melihat ia tersenyum. Mungkin benar yang dikatakan Tina, bibir Kinar kaku hanya untuk sekedar di lengkungkan selama 3 detik.

“Mulai minggu ini kamu tidak perlu belanja bahan makanan kalau tuan muda tidak memakannya. Delivery order saja.” lanjutnya tanpa mengalihkan pandangan dari baju yang di pegang Disa.

Disa menaruh pakaiannya dan berbalik menatap Kinar. Rasanya tidak sopan berbicara sambil memunggungi.

“Lanjutkan saja, sambil berbicara. Kamu harus menyelesaikannya dengan cepat.” ternyata yang dilakukan Disa salah.

“Baik bu.” Kembali mengambil baju dan menatanya dengan cepat di dalam lemari. “Sudah 4 hari tuan muda mau makan masakan saya bu.” aku Disa dengan senyum penuh rasa bangga.

“Oh ya?” Kinar beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Disa. Ia mengambil baju yang tergantung di hanger dan menempatkannya dalam lemari.

“Iya bu. Ternyata tuan muda tidak suka potongan bawang dalam makanannya, jadi harus dihaluskan kalau ingin menjadikannya sebagai bumbu. Beliau juga tidak suka ayam yang di goreng dengan ukuran besar, ia lebih suka di fillet agak tipis dan di beri tepung. Selain itu, tuan muda tidak suka makanan dingin tapi untuk nasi tidak boleh panas agar makannya lahap.” tutur Disa seraya mengingat beberapa kebiasaan tuan mudanya.

Sepertinya Kinar cukup terkejut dengan penuturan Disa. Tanpa keduanya bertemu, Disa mulai mengenali kebiasaan tuan mudanya.

“Apa kamu menjatuhkan sesuatu atau membuang barang yang tidak seharusnya kamu buang?”

Pertanyaan Kinar membuat Disa menoleh dengan wajah tegangnya. “Apa tuan muda kehilangan sesuatu?”

Kinar tidak menjawab. Ia masih memikirkan alasan Kean memintanya untuk mengaktifkan kembali CCTV di rumahnya.

“Oh iya, ada satu pot bunga yang pecah di balkon tuan muda. Saya menggantinya dengan yang plastik tapi warnanya sama. Apa mungkin tuan muda tidak suka?” Disa balik bertanya.

Kinar pun ikut berfikir. “Apa kamu masuk ke kamar tuan muda?” pertanyaan di balas pertanyaan.

“Tidak bu. Saya tidak masuk ke kamar tuan muda ataupun ruang baca. Saya hanya merapikan walk in closet-nya tuan muda dan ruang santai depan balkon. Apa saya melakukan kesalahan?” Disa semakin bingung. Pikirannya mulai tidak menentu.

“Tetap bekerja seperti itu. Jangan melewati batas.” hanya itu jawaban Kinar.

“Baik bu.” Dengan pikiran yang belum menentu Disa mengiyakan saja. “Maaf bu, untuk garasi, apa saya boleh membersihkannya? Karena pintunya terkunci dari dalam.”

“Nanti saya kasih tau kamu lagi.” menutup pintu lemari dan percakapan.

Disa terangguk pasrah. Mereka beralih ke lemari milik tuan besar dan hanya hening yang menemani Disa sementara Kinar mulai sibuk dengan benda pipih di tangannya. Entah pada siapa ia melakukan panggilan telpon.

*****

 

 

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

dasarnya sdh berpendidikan... ibu kinar g repot2 amat mau kasih unjuk buat disa

2023-09-19

0

abdan syakura

abdan syakura

Good job, Disa??
stlh selesai krj di rmh Tuan Kean,ke rmh saya yaa...Sy butuh bantuanmu..
🤣🤣🤣🥰🥰🥰
Semangat, Thor!!💪💪😉🥰

2023-02-03

1

Taurus Mei

Taurus Mei

disa yg kerja
gw yg capek lelah letih bayanginnya

2023-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Winnie the pooh
2 Cicitan burung
3 Kampus
4 Payung
5 Mobil mewah
6 Astaga Disa!!!
7 Cewek galak dan Liar
8 Pagar tinggi
9 Jenar
10 kak damar
11 Tugas baru
12 Pasar
13 Galeri
14 Rumah tuan muda
15 Rumah lama rasa baru
16 Sendok emas
17 Tanpa apresiasi
18 Pesan tuan muda
19 Sarapan bubur
20 Ayam tepung
21 Malam Minggu
22 Kenapa harus dia?
23 Kantor polisi
24 Pertengkaran keluarga
25 Anak kambing baru lahir
26 Mini dress warna peach
27 Biksu
28 Appetizer, main course sama dessert
29 I've been married
30 Who are they?
31 Permisi
32 Meet up
33 CCTV Hidup
34 Princes
35 Best friend forever and ever
36 Tekanan mental
37 jam 6
38 Menginap
39 YA SAYA!!!
40 Ira dan Tantri
41 Kesepian
42 Sarapan bersama
43 Kejadian tidak terduga
44 Trauma di masa lalu
45 Libur tlah Tiba
46 Berkunjung ke galery seni
47 Kak reza
48 Kunjungan tidak diharapkan
49 Lomba Desain untuk pemula
50 3 Pesan
51 Hari yang baik
52 Tuan Marcel
53 Memikirkan wanita yang sama
54 Cita-cita kita
55 Tempat tujuan kita sama
56 Pantai Part 1
57 Pantai Part 2
58 Menambahkan daftar teman
59 Ikut Ke Pasar
60 Rumah sakit
61 Mengurus dan menjaga tuan muda
62 Ganti perban saya
63 Apa yang dia rasakan?
64 Tamu di pagi hari
65 Prioritas
66 Tersisih
67 Tidak karuan
68 Masuk ke dalam lorong yang gelap
69 Makan siang rasa tak biasa
70 Andai saja bisa jujur sekarang
71 Selamat bersenang-senang.
72 Saat terbangun di suatu pagi
73 Nyusul
74 Hadiah atau pengganti?
75 Berbau
76 Makan siang bersama sang model
77 Kesedihan Kean
78 Mural untuk tuan muda
79 Batas keberanian
80 Berpose
81 Anak bunda yang baik
82 Tamu tidak di undang
83 Cue ball
84 Dasar Damong!
85 Relationshit!
86 Alunan emosi
87 Yang di nanti
88 My Lady
89 Saling menguatkan
90 Negosiasi
91 Cerita di masa lalu
92 Saat dia menghampiriku
93 Semut-semut merah
94 Putri selir
95 Tangis dan tawa
96 Bullying
97 Doktrin paradisa
98 Menarik batas
99 We know you are strong!!!
100 Bunda,
101 Nama panggilan
102 Transaksi kewajiban
103 Nyaris tenggelam dalam arus
104 Olah raga bersama
105 Tidak ada kehilangan yang lebih baik
106 Permohonan seorang anak
107 Bahagia yang menular
108 Kondangan
109 Sang pewaris
110 Manipulasi pikiran
111 Mannequin koran
112 Kompromi
113 Mengukur tubuh
114 Harus memilih
115 Berdansa
116 Berusaha terlihat layak
117 Apa yang dia pikirkan?
118 Jangan terlalu baik
119 Peringatan
120 Aku hanya tau, aku harus pulang
121 "Aku menyesal."
122 Sim salabim
123 Maaf
124 Strawberrynya sampai ke hati
125 Tatapan maut
126 Terpeluk
127 Terjebak dalam labirin
128 Menghadapi Tuan besar
129 Kecanggungan
130 Selamat malam keluarga singa
131 I like monday as much as i like you
132 Deringan telpon di waktu yang tepat
133 Saya tidak mencuri dan kamu tidak menolak
134 Pesan bi Imas
135 Overall kebesaran
136 Panggilan penting
137 Sebagai damong terhadap sandhy
138 Negosiasi baru
139 Meski harus mengambil resiko
140 Penolakan
141 Hadiah berkesan
142 Kejutan pagi
143 Kekayaan, bukan bagian yang harus di pertahankan.
144 Usaha meyakinkan lawan
145 Man to man
146 Introgasi mamah
147 Bisakah semuanya lebih baik-baik saja?
148 Menghadapi rasa takut
149 Mirror
150 Pagi yang gamang
151 Kemalangan yang bersamaan
152 Saat harus melangkah pergi
153 Malam yang berat
154 Ikhlas tersulit
155 Kosong
156 Mengatur strategi permainan
157 Dreamsketch
158 Percaya pada kemampuan
159 Psyche?
160 Semakin merindukanmu
161 Cangkir penyemangat
162 Karya dan sumber inspirasi
163 Jangan membangunkan singa yang sedang tidur
164 Rasa bersalah
165 Kesendirian
166 Tentang masa lalu
167 Andai bisa abai...
168 Pernah menjadi satu-satunya tidak berarti akan menjadi selamanya
169 Kakiku tahu kemana arah yang harus ia tuju
170 Semudah itu datang dan semudah itu pula memilih pergi
171 Rencana tidak terduga
172 Saat wanita harus membuat keputusan
173 Pesan penting tante Mery
174 Kebaikan yang berlebihan
175 Tuan muda VS Pecel
176 Perasaan yang masih sama
177 Sayap sang model
178 Usaha tidak mengkhianati hasil
179 Yang akan menikah siapa?
180 Psyche and Cupid
181 Cemburu tapi gengsi
182 Ajakan tiba-tiba
183 Siluete membawa emosi
184 Dua kesalahan
185 Aa dan teteh
186 Bertemu tuan besar
187 Tidak perlu berharap
188 Cukup pikirkan aku saja, jangan yang lain
189 Jangan membuatku menunggu
190 Sedikit melemah
191 Paginya pengantin baru
192 Sarapan untuk suami
193 Hadiah dari mamah
194 Nasep Familly
195 Rasa sesal
196 Serba baru
197 Yogyakarta
198 Sebuah kisah
199 Danau part 1
200 Danau Part 2
201 Yang tertunda
202 Memulai yang sudah lama harus dimulai
203 Gangguan pagi-pagi
204 Pesan dari tante Liana
205 Bapak Kean
206 Membuat pilihan
207 Kesempatan lain
208 CD
209 Kekecewaan yang lebih
210 Bisakah egois sekali lagi?
211 Akupun bisa merasakan sakit
212 Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?
213 Mengembalikan kepercayaan
214 Benarkah sumpah itu?
215 Semuanya hanya berusaha
216 Mempertahankan hubungan
217 Pukulan serius
218 Tidak hanya senang tapi tenang
219 Seperti inilah seharusnya rasa tenang saat melabuhkan hati pada hati yang tepat.
220 Malam yang indah untuk di lewati bersama
221 Sarapan Roti Crispy
222 Ajakan Clara
223 Kejutan tuan muda
224 Nasi padang kenyal
225 Melukis mimpi bersama clara
226 Sambutan untuk sebuah kepulangan
227 Tidak ingin lagi ditinggalkan
228 Menikmati waktu bersama
229 Kericuhan duo Hardjoyo
230 Dear dady,
231 Time flies
232 Menjelang fashion show
233 Belum siap kehilangan
234 Sendirian
235 Jangan selalu merasa baik-baik saja
236 Jangan selalu merasa baik-baik saja 2
237 Peragaan busana
238 Perkara nama
239 Langkah baru
240 Ketika kita di masa itu,
241 Fit and proper test
242 Bisakah hubungan ini bertahan
243 Permintaan maaf
244 Melewati malam penuh pertanyaan
245 One step closer
246 Kejutan dari sahabat
247 Menyelesaikan kesalahpahaman
248 “With love, Paradisa Sandhya.”
249 Sayonara
250 Otor menyapaaaa
251 Comming up gais!!!
252 Kecemasan seorang anak
253 Menjadi Dia
254 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 254 Episodes

1
Winnie the pooh
2
Cicitan burung
3
Kampus
4
Payung
5
Mobil mewah
6
Astaga Disa!!!
7
Cewek galak dan Liar
8
Pagar tinggi
9
Jenar
10
kak damar
11
Tugas baru
12
Pasar
13
Galeri
14
Rumah tuan muda
15
Rumah lama rasa baru
16
Sendok emas
17
Tanpa apresiasi
18
Pesan tuan muda
19
Sarapan bubur
20
Ayam tepung
21
Malam Minggu
22
Kenapa harus dia?
23
Kantor polisi
24
Pertengkaran keluarga
25
Anak kambing baru lahir
26
Mini dress warna peach
27
Biksu
28
Appetizer, main course sama dessert
29
I've been married
30
Who are they?
31
Permisi
32
Meet up
33
CCTV Hidup
34
Princes
35
Best friend forever and ever
36
Tekanan mental
37
jam 6
38
Menginap
39
YA SAYA!!!
40
Ira dan Tantri
41
Kesepian
42
Sarapan bersama
43
Kejadian tidak terduga
44
Trauma di masa lalu
45
Libur tlah Tiba
46
Berkunjung ke galery seni
47
Kak reza
48
Kunjungan tidak diharapkan
49
Lomba Desain untuk pemula
50
3 Pesan
51
Hari yang baik
52
Tuan Marcel
53
Memikirkan wanita yang sama
54
Cita-cita kita
55
Tempat tujuan kita sama
56
Pantai Part 1
57
Pantai Part 2
58
Menambahkan daftar teman
59
Ikut Ke Pasar
60
Rumah sakit
61
Mengurus dan menjaga tuan muda
62
Ganti perban saya
63
Apa yang dia rasakan?
64
Tamu di pagi hari
65
Prioritas
66
Tersisih
67
Tidak karuan
68
Masuk ke dalam lorong yang gelap
69
Makan siang rasa tak biasa
70
Andai saja bisa jujur sekarang
71
Selamat bersenang-senang.
72
Saat terbangun di suatu pagi
73
Nyusul
74
Hadiah atau pengganti?
75
Berbau
76
Makan siang bersama sang model
77
Kesedihan Kean
78
Mural untuk tuan muda
79
Batas keberanian
80
Berpose
81
Anak bunda yang baik
82
Tamu tidak di undang
83
Cue ball
84
Dasar Damong!
85
Relationshit!
86
Alunan emosi
87
Yang di nanti
88
My Lady
89
Saling menguatkan
90
Negosiasi
91
Cerita di masa lalu
92
Saat dia menghampiriku
93
Semut-semut merah
94
Putri selir
95
Tangis dan tawa
96
Bullying
97
Doktrin paradisa
98
Menarik batas
99
We know you are strong!!!
100
Bunda,
101
Nama panggilan
102
Transaksi kewajiban
103
Nyaris tenggelam dalam arus
104
Olah raga bersama
105
Tidak ada kehilangan yang lebih baik
106
Permohonan seorang anak
107
Bahagia yang menular
108
Kondangan
109
Sang pewaris
110
Manipulasi pikiran
111
Mannequin koran
112
Kompromi
113
Mengukur tubuh
114
Harus memilih
115
Berdansa
116
Berusaha terlihat layak
117
Apa yang dia pikirkan?
118
Jangan terlalu baik
119
Peringatan
120
Aku hanya tau, aku harus pulang
121
"Aku menyesal."
122
Sim salabim
123
Maaf
124
Strawberrynya sampai ke hati
125
Tatapan maut
126
Terpeluk
127
Terjebak dalam labirin
128
Menghadapi Tuan besar
129
Kecanggungan
130
Selamat malam keluarga singa
131
I like monday as much as i like you
132
Deringan telpon di waktu yang tepat
133
Saya tidak mencuri dan kamu tidak menolak
134
Pesan bi Imas
135
Overall kebesaran
136
Panggilan penting
137
Sebagai damong terhadap sandhy
138
Negosiasi baru
139
Meski harus mengambil resiko
140
Penolakan
141
Hadiah berkesan
142
Kejutan pagi
143
Kekayaan, bukan bagian yang harus di pertahankan.
144
Usaha meyakinkan lawan
145
Man to man
146
Introgasi mamah
147
Bisakah semuanya lebih baik-baik saja?
148
Menghadapi rasa takut
149
Mirror
150
Pagi yang gamang
151
Kemalangan yang bersamaan
152
Saat harus melangkah pergi
153
Malam yang berat
154
Ikhlas tersulit
155
Kosong
156
Mengatur strategi permainan
157
Dreamsketch
158
Percaya pada kemampuan
159
Psyche?
160
Semakin merindukanmu
161
Cangkir penyemangat
162
Karya dan sumber inspirasi
163
Jangan membangunkan singa yang sedang tidur
164
Rasa bersalah
165
Kesendirian
166
Tentang masa lalu
167
Andai bisa abai...
168
Pernah menjadi satu-satunya tidak berarti akan menjadi selamanya
169
Kakiku tahu kemana arah yang harus ia tuju
170
Semudah itu datang dan semudah itu pula memilih pergi
171
Rencana tidak terduga
172
Saat wanita harus membuat keputusan
173
Pesan penting tante Mery
174
Kebaikan yang berlebihan
175
Tuan muda VS Pecel
176
Perasaan yang masih sama
177
Sayap sang model
178
Usaha tidak mengkhianati hasil
179
Yang akan menikah siapa?
180
Psyche and Cupid
181
Cemburu tapi gengsi
182
Ajakan tiba-tiba
183
Siluete membawa emosi
184
Dua kesalahan
185
Aa dan teteh
186
Bertemu tuan besar
187
Tidak perlu berharap
188
Cukup pikirkan aku saja, jangan yang lain
189
Jangan membuatku menunggu
190
Sedikit melemah
191
Paginya pengantin baru
192
Sarapan untuk suami
193
Hadiah dari mamah
194
Nasep Familly
195
Rasa sesal
196
Serba baru
197
Yogyakarta
198
Sebuah kisah
199
Danau part 1
200
Danau Part 2
201
Yang tertunda
202
Memulai yang sudah lama harus dimulai
203
Gangguan pagi-pagi
204
Pesan dari tante Liana
205
Bapak Kean
206
Membuat pilihan
207
Kesempatan lain
208
CD
209
Kekecewaan yang lebih
210
Bisakah egois sekali lagi?
211
Akupun bisa merasakan sakit
212
Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?
213
Mengembalikan kepercayaan
214
Benarkah sumpah itu?
215
Semuanya hanya berusaha
216
Mempertahankan hubungan
217
Pukulan serius
218
Tidak hanya senang tapi tenang
219
Seperti inilah seharusnya rasa tenang saat melabuhkan hati pada hati yang tepat.
220
Malam yang indah untuk di lewati bersama
221
Sarapan Roti Crispy
222
Ajakan Clara
223
Kejutan tuan muda
224
Nasi padang kenyal
225
Melukis mimpi bersama clara
226
Sambutan untuk sebuah kepulangan
227
Tidak ingin lagi ditinggalkan
228
Menikmati waktu bersama
229
Kericuhan duo Hardjoyo
230
Dear dady,
231
Time flies
232
Menjelang fashion show
233
Belum siap kehilangan
234
Sendirian
235
Jangan selalu merasa baik-baik saja
236
Jangan selalu merasa baik-baik saja 2
237
Peragaan busana
238
Perkara nama
239
Langkah baru
240
Ketika kita di masa itu,
241
Fit and proper test
242
Bisakah hubungan ini bertahan
243
Permintaan maaf
244
Melewati malam penuh pertanyaan
245
One step closer
246
Kejutan dari sahabat
247
Menyelesaikan kesalahpahaman
248
“With love, Paradisa Sandhya.”
249
Sayonara
250
Otor menyapaaaa
251
Comming up gais!!!
252
Kecemasan seorang anak
253
Menjadi Dia
254
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!