"Nyonya..."
Reva mengangkat tangan kanannya mengisyaratkan untuk diam.
"Tenang bi, Alex itu putra saya"
"Ta-tapi"
"Saya gak akan memarahi menantu kesayangan saya, selanjutnya Kalau Aira cerita ke bibi lagi, bibi langsung bilang ke saya...Saya maklum Aira tidak mau cerita karena segan terhadap saya.." ucap Reva.
Ternyata Reva sengaja duduk diruang tamu untuk menunggu putranya pulang, dan benar saja Alex baru saja membuka Pintu.
Lagi-lagi ekspresi datar.
"Alex" ucap Reva.
"Bunda belum tidur?" tanya Alex.
"Kamu pikir bunda bisa tidur pas tau menantu Bunda nangis-nangis?!"
Alex terdiam.
"Oke deh, bunda tau dia yang salah, tapi apa kamu tau cara dia mau membujuk kamu? dia sampai nyiapin makan malam special buat kamu, bela-belain bohong ke bunda supaya bisa nemuin kamu diKampus..Kamu ini punya hati gak Nak?"
Pertama kali Bagi Alex Bundanya marah besar, tapi Alex tetaplah Alex, ia bahkan tidak memberi Reaksi Apapun.
"Bunda ini sudah malam, gak baik kalau Bunda tidur larut" ucapnya lalu pergi.
"Alex Kamuu!" bentak Reva.
Alex menoleh kebelakang lagi dan berjalan mendekat.
"Ini rumah tangga Alex, bukan Rumah Mainan yang bisa dicampur tangan banyak Orang" ucapnya lalu pergi.
Reva bungkam, tidak bisa berkata-kata lagi dengan sikap Anaknya.
"Nyonya gakpapa?" tanya Bibi cemas.
Reva menggeleng.
"Bi..bawa saya kekamar..Hal ini jangan sampai Hero tau" ucap Reva yang lemas.
"Baik Nyonya"
Kembali kepasangan yang sedang berselisih,
Alex Membuka Pintu kamarnya, terlihat Aira sudah menutup mata, Alex tau gadis itu sengaja menghadap kepintu Agar tidur membelakanginya.
Pria itu melepas Jasnya lalu mendekati Aira, tidak mengatakan apapun, ia mengusap rambut aira.
dibalik itu semua Aira hanya pura-pura tertidur, jantungnya berdetak kencang.
'Gue udah dimaafin?'
Alex berdiri hendak ke kamar mandi, Namun, dibuat kaget karena Aira tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Greb!
"Pak.." suara Aira terdengar serak, ia menangis.
"...."
"Bapak maafin saya kan?"
Alex menggenggam tangan Aira, merubah posisi menjadi saling berhadapan, ia mengusap kedua pipi Aira, ia tidak tau kalau Aira sesedih ini diabaikan olehnya.
"Kenapa nangis?"
Pertanyaan Alex membuat Aira kesal.
"Saya kira bakalan didiemin seumur hidup" rengeknya.
"Saya gak merasa gitu" ucap Alex enteng.
Pak!
Aira menepuk lengan Alex.
"Yang bener aja deh! malesin banget tau gak!" sungut Aira dengan sesegukan.
Alex tersenyum, membuat Pipi Aira merona.
lihatlah suaminya sangat-sangat tampan saat tersenyum.
"Aira"
"A-ah -iya?"
'Sial kok gue gerogi'
"Kamu tau kesalahan kamu?"
Aira mengangguk.
"Iya saya salah, saya mintaa maaf..Jangan diemin lagi, kalau saya salah langsung tegur saya.."
"Saya sudah negur kamu, tapi kamu yang tidak paham"
"iyaa maaf-maaf"
Alex meng-iyakannya.
"em..pak"
"hm?"
"Nu-nunduk sebentar"
Alex mengerutkan Dahinya.
"Yaudah kalau gak mau"
Aira berpaling, Alex langsung menarik tangannya dan menunduk sesuai keinginan Aira.
Deg!
Wajah mereka sangat Dekat, Aira tidak bisa berbohong kalau dia malu, jelas sekali pipinya memerah dan gugup.
"Kamu mau Apa?"
"ee itu- tu-tup Mata" ucapnya.
Alex menurut.
Perlahan Aira mendekatkan Bibirnya dan..
cup
Kecupan Singkat mendarat dibibir Alex.
"U-udah"
Alex membuka matanya.
"hm..Ini termasuk ucapan maaf?"
Aira tersenyum kotak menampakkan giginya.
Telinga Alex memerah, Aira yang seperti ini membuatnya turn on.
Aira langsung menjauh.
"Ba-bapak mandi Gih"
Sudut Bibir Alex terangkat, perlahan mendekati Aira.
"Satu ciuman lagi, baru saya pergi mandi"
Mata Aira membelalak, lagi-lagi dibuat salah tingkah.
'Apa nih? gak ada tawar-menawar'
"Ha?"
"Cepat Aira"
"Gak mau ah"
"Yasudah saya tidak mandi" ucap Alex.
Ia naik ke ranjang, menarik selimut untuk pergi tidur, Aira tidak habis pikir, barusan ini Alex mengancamnya.
"Ck" Aira berdecak sebal.
"Pak bangun jangan tidur..."
"Pak Alex!"
Aira mengoyang-goyangkan lengan Alex yang pura-pura tidur.
"Pak...."
"Cium dulu" ucapnya.
"Gak mau! Aira malu"
Bruk.
Alex menarik lengan Aira hingga tubuhnya terjatuh diatas dada Pria itu.
Susah payah Aira menelan ludahnya.
"Le-lepasin Gak?!" berontak Aira.
"Pak al-mmhh"
Alex menarik tengkuk Aira hingga bibir mereka menyatu, sontak mata Aira membulat kaget.
Pria itu mencium bibir aira sedikit agresif, ia menekan bibir Aira agar terbuka memperdalam ciuman mereka.
"Emh.." desah Aira disela-sela ciuman.
Aira menutup matanya rapat, jari jemarinya meremas kemeja Alex, *******-******* yang Alex berikan membuat jantung Aira tak karuan dan sesuatu yang bergejolak diperutnya.
Aira benar-benar merasa Aneh.
"Pak..ngh"
Ia memukul dada Alex untuk menghentikan Ciumannya karena kehabisan nafas, Alex yang mengetahui itu pun melepas tautan mereka.
"Huft.."
Aira menghirup udara dengan rakus.
"Airaa" suara serak Alex membuat Aira merinding.
"E-em?"
Aira memalingkan wajahnya malu.
"Gimana tentang malam pertama yang tertunda?" ucap Alex.
'M**atilah gue'
Aira gelagapan mendengar pertanyaan Alex, ah lebih tepatnya itu ajakan Alex. jangan lupakan posisinya yang berada diatas dada Alex.
"E-e gi-gimana maksudnya pak?"
"Making love"
Alex mendekatkan, berbisik ditelinga Aira membuatnya gemetar, tak lupa wajah Alex yang merah dan mata penuh nafsu seolah-olah ingin menelan Aira bulat-bulat.
"Sa-saya takut pak.." ucap Aira.
"Saya takut hamil..Saya masih mau kuliah" lanjutnya.
Alex malah terkekeh.
"Bukan sekali berhubungan langsung hamil Aira, percaya sama saya..Kita sudah pernah bahas untuk menunda sampai kamu lulus..Apa saya harus menahan nafsu saya untuk menunggu kamu sampai lulus juga?"
"Mau menunda kewajiban kamu?"
Aira menggeleng.
"Kalau selama itu Aira yang dosa" ucap Aira.
"Kamu nolak ajakan saya sama aja kamu berdosa"
ucap Alex.
Aira mengigit bibirnya ragu.
"Tapi besok saya ada kelas pagi gimana?"
Ah sial, Alex lupa jadwal mereka besok, ia pun menghela nafas untuk bisa menahan dirinya.
"yasudah nanti aja, saya paham" ucap Alex disetujui Aira.
Mereka saling tatap-tatapan.
"Saya mau mandi kamu gak mau geser? atau mau dilanjutkan yang tadi?"
Aira buru-buru menggeserkan tubuhnya, wajahnya kikuk.
"Ya-yaudah sana mandii, belum makan kan? biar Saya panasin makanannya" ucap Aira.
"Iya istriku" ucap Alex lalu pergi kekamar mandi.
Aira tersenyum-senyum sendiri, ia bahkan memukul pipinya berkali-kali, mengigit bantal tidurnya, masih tidak percaya Alex barusan memanggilnya istriku , Aira rasanya ingin terbang, jantung berdetak kencang.
'Aa bisa gilaa gue'
Ia menarik nafas lalu menghembuskannya.
"Oke! Ayo turun dan siapkan makanan" gumamnya.
Sesampainya diruang tamu Aira bertemu dengan Bibi, ya seperti biasa wanita parubaya itu akan merapikan isi kulkas dan menggantinya dengan yang baru.
"Eh Non" sapa bibi.
Aira tersenyum, kemudian menuju kompor.
"Wah kelihatannya udah Baikan nih?" goda si bibi.
Aira mengerucutkan bibirnya.
"Ih si bibi mah kepo" ucapnya.
"Haha si Non, eh Non mau masak lagi buat Aden?"
Aira menggeleng.
"Enggak bi, mau panasin makanan tadi Aja"
"Waduh Non, ma-masakan yang tadi udah habis"
Aira menoleh kaget.
"Ha? Yang bener bi? sebanyak itu loh saya masak"
Bibi mengaruk lehernya sambil tertawa kecil.
"Nyonya sama Tuan suka, jadi dihabisin"
Aira menggelengkan kepala.
Ternyata mertuanya jago makan juga.,tidak mungkin ia marah, sebuah kesenangan dalam diri kalau masakan disukai mertua.
"Yaudah deh gapapa asalkan bunda sama ayah suka, biar saya masak lagi" ucap Aira.
"Kalau gitu bibi kekamar dulu ya Non, selesai masak bisa panggil nibi biar bibi yang beresin"
Aira menolak.
"Gak usah ni, kata mama saya habis masak harus diberesin sendiri jangan minta orang lain yang beresin"
Bibi ber-Oh ria, lalu pergi meninggalkan Aira.
"Ngomong terus kapan masaknya? suami udah laper" ucap Alex yang baru saja tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
putia salim
nah gitu cpt baikan,dan hidup rukun,kan enak dipandang
2022-09-07
1
Bernadetta Gitya Christy Wulandari
kelamaan, gregetan 😖😖😖😖
2022-04-17
0
Moonlight
baperrrrrr
2021-09-25
0