...JANGAN LUPA FOLLOW(IKUTI) AUTHOR YYA BIAR TAMBAH SEMANGAT...
Seperti janjinya, Aira menunggu Gilan tepat didepan Moge nya, sesekali ia melirik Arloji ditangannya, memastikan berapa lama ia menunggu.
"Ra"
Aira menoleh, ada Gilan yang melambaikan tangan sambil tersenyum sedang menuju kearahnya.
"Udah lama?"
Aira menggeleng.
"Yaudah yuk" ucap Gilan.
"Nih pake dulu helm nya biar aman"
Gilan memberikan satu helm untuk Aira, baru saja tangannya terarah untuk mengambil tapi Gilan sudah lebih dulu memasangkannya.
Cangung.
Aira merasa tidak nyaman dengan perilaku Gilan yang memasangkan helm padanya, bukankah ini berlebihan.
"K-kak Aira bisa sendiri kok" ucap Aira.
"Gakpapa..Yuk"
Gilan segera menyalakan Kendaraannya, sedangkan Aira hanya menurut saja.
Ditengah perjalanan Gilan berhenti disalah satu Cafe, Aira memang bersama Gilan, tapi pikirannya tertuju pada Sang suami, ia takut kalau Alex sampai mengetahui kemana dia dan dengan siapa dia pergi saat ini.
"Ra? Kamu kenapa bengong?" ucap Gilan.
Aira menggeleng cepat.
"Yaudah ayo beli cemilannya"
Gilan hendak keluar Cafe tapi tangannya ditahan Aira.
"Kak..Masih lama? bunda Udah nanyain" Aira tersenyum kikuk.
Mulut Gilan sedikit terbuka, ia memgangguk Paham.
"Abis beli cemilan langsung pulang kok.."
"Em oke.."
Keduanya pun pergi memberi camilan sesuai janji Awal, Gilan menurunkan Aira di depan rumah orangtuanya.
Aira sengaja meminta pria itu mengantarkannya kesana, ia tidak mau Gilan mengetahui pernikahannya.
"Makasih ya kak...Maaf Aira minta cepet pulang" Aira tak enak hati.
"Haha santai aja kali..Yaudah aku duluan ya..Langsung masuk gih" ucap Gilan sembari tersenyum.
Aira pun membalas senyumannya.
"Iya kak hati-hati"
Usai kepergian Gilan, Aira buru-buru mengambil Handphonenya memberi kabar ke Alex.
'Harus dikabarin, kalau gak bisa barabe urusannya'
Baru saja Aira menghidupkan Data internet, sudah ada pesan masuk dan 10 panggilan tidak terjawab dari suaminya.
'Mampus gue'
...Dosen matkul...
Saya pulang malam, bilang
Kebunda jangan tungguin saya.
Kamu pulang naik ojek dulu.
Atau saya telfon orang rumah?.
Aira.
Kamu ngapain diparkiran?
Saya sudah bilang tidak bisa mengantar kamu.
...10 panggilan tak terjawab dari dosen matkul...
Oke saya tidak akan
Mengganggu kencan kamu.
"Yallah kan bener salah paham"
"Mati gue"
Aira merutuki kesalahannya, ia coba menelfon Alex.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi sil-"
"Ck..Pasti marah inimah"
Gumam Aira.
"Gimana dong"
Aira mengigit kuku ibu jarinya dengan perasaan panik, Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya membuat ia menoleh.
"Eh"
"Nah bener..Mbak Aira ternyata" ucap orang itu.
"Astaga bibi..Ngaggetin" ucap Aira.
"Maaf mbak..Mbak ngapain berdiri didepan pagar rumah jadi saya samperin eh ternyata beneran mbak" ucap si bibi.
Ya tentu saja bibi menghampirinya, Aira masih berdiri didepan pagar rumahnya sembari bermain handphone.
'Kok gue lupa ada dirumah'
"A-ah iya Bi ini mau masuk" Aira menyengir.
"Tapi mbak..Si mas mana?" tanyanya.
Aira tentu paham siapa yang dimaksud mas oleh si Bibi.
"Masih ada kelas dia ni, udah ayo masuk" ajak Aira.
Kediaman Adrian.
"Assalamuallaikum papa..Mama ini anakmu pulang" seru Aira saat memasuki ruang tamu.
Sontak Adrian dan Iren menoleh kaget.
"Waalaikumsalam Airaaaaa" ucap Iren sambil berlari girang memeluk putrinya.
"Uuu Mama Aira kangen bangetttt" ucap Aira.
"Mama jugaa..Rumah ini rasanya hampa tanpa kamu si perusuh"
"Aira juga dari kemarin mau pulang tapi Pak Alex sibuk" bibirnya mengerucut.
"Gakpapa yang penting kamu udah ada disini"
Iren melepas pelukannya, mengusap pipi putri bungsunya penuh kelembutan dan kasih sayang, Adrian pun tak kalah senang melihat kedatangan putrinya.
Aira memandang langit-langit rumah, rasanya seperti bertahun-tahun telah berlalu sejak ia meninggalkan rumah orang tuanya.
"Kamu sehat nak?" tanya Adrian.
Aira mengangguk.
"Alhamdulilah sehat, papa gimana?"
"Papa juga sehat..Oh iya mana suamimu?"
"Balik ke kampus pa masih ada kelas"
Aira menjawab dengan baik tanpa gugup.
"Bener? Kamu gak kabur kan?" Adrian menyipitkan matanya menatap Sang putri.
"Enggak mungkin..Papa ngadi-ngadi ih" sebalnya.
"Kak Mawar mana Ya ma, kok gak nyambut adeknya"
Mawar memang tidak terlihat disekitar rumah, biasanya gadis itu sangat usil kalau melihatnya.
"Kakak kamu itu pergi sama temen-temen SMA-nya" jelas Iren.
Aira ber-oh ria.
"Kamu belum makan kan? ayo kita makan siang bareng..Mama mau masakin makanan kesukaan kamu"
Aira mengangguk Antusias, tanpa ia sadari ada sebuah masalah lagi yang akan ia timbulkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aira saat ini berada dikamar lamanya, ia sempat membersihkan diri lalu tidur selama dua puluh menit, hingga jam menunjukkan pukul lima sore.
Aira terlonjak dari tempat tidur, ia lupa menghubungi Alex, entah apa yang akan dipikirkan pria itu, pastinya ia akan berasumsi kalau Aira pergi dengan Gilan hingga sore hari.
Ia menatap layar ponsel, tidak ada satupun notif dari suaminya, sudah pasti pria itu marah besar.
Ditambah ia lupa memberi kabar kalau berada dirumah Orangtuanya.
"Huwaa nambah lagi masalah gue" rengeknya.
"Gimana dong..Dichat pasti gak bakal dibales.."
Dreet~Dreeet~
Panggilan masuk dari Alex, ia buru-buru menganggkat telfonnya.
"Ha-halo pak?"
"Dimana?" tanya Alex disebrang sana.
"Dirumah mama.."
"..."
Alex tidak menjawabnya.
"Ta-tadi siang sehabis pulang beli snack saya mampir kerumah mama pak"
"Saya lupa ngab-"
Tuut tuut..
Panggilan dimatikan sepihak oleh Alex.
"Mati gue matii"
Aira mati kutu, ia pasti akan menerima ceramah dadakan dari Alex, sekarang ia tinggal menunggu pria itu datang membawanya pulang.
Pasrah sudah.
Beberapa menit kemudian...
"Airaa, keluar dulu sini" teriak Iren.
Aira segera keluar kamar menuruni anak tangga menuju asal suara yaitu ruang tamu, sepertinya Alex sudah tiba.
Dan benar, Alex yang berdiri bersama ibunya. Wajahnya terlihat suntuk, jangan lupakan tatapan mematikannya yang ia tuju ke Aira.
Tatapan itu seolah-olah berkata ingin membunuhnya, membuat Aira bergedik ngeri.
"Aira ini suami kamu jemput" ucap Iren.
"Aira ambil tas dulu ya"
Ia langsung berlari mengambil tasnya dan turun kembali secepat Kilat.
"Kalau gitu kita pulang dulu ya ma" ucap Alex sembari mencium tangan.
"Iya...Sering-sering main kesini ya..Biar Mama gak kesepian" ucap Iren.
"Iya ma..Papa mana?"
"Papa lagi pergi..Jangan ditunggu..Kalian pulang aja gak papa nanti Mama sampein"
Alex mengangguk.
"Pulang dulu ma, Assalamuallaikum.." ucap Alex.
"Waalaikumsalam"
"Dadah mamaku tersayang tercinta terlove-love muach" suaranya dibuat buat.
"Iyaiyaa anak mama tersayang"
Brak.
Pintu rumah Aira tertutup, sekarang ia dan Alex berada diluar, Aira mencoba bersikap tenang meskipun jantungnya tidak beraturan.
"Kamu berani ya bawa selingkuhan kerumah orangtua kamu" ucap Alex.
'Ha?'
Aira mendongak kaget, pria didepannya ini terlihat suram, ini tidak seperti yang Alex bayangkan, sungguh kesalahpahaman yang fatal.
"Pak..Siapa yang bapak maksud selingkuh?"
"Kamu mau masuk lagi? Kebetulan disana ada cermin" ucap Alex dingin.
Aira menghela nafas.
"Ini cuma salah paham"
Aira mencoba menahan nada bicaranya, tentu saja itu karena mereka masih berada di rumah orangtuanya.
Ia mendekati Alex.
"Kita bicarakan dirumah ya pak.." ucap Aira.
'Tenang Ra..Tenang gak boleh bikin dia tersinggung'
untuk double up masih author usahakan yaa..lagi gak ada kuota ini😿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
putia salim
lagian udah punya suami jg,g bs jaga perasaan pasanganya🤦♀️
2022-09-07
1
Susan Hok
kok si Aira kesannya semena2 sama Alex seorang istri tapi Masih boncengan sama cowok lain.
2022-08-25
0
Suzieqaisara Nazarudin
Istri itu perlukan perhatian dan kasih sayang dan juga sipat lembut dri suami,bukannya kasar,dingin dan jutek..
Aira jugak salah,walaupun pernikahan paksa tp tanggung pada suami tidak boleh di abaikan,kemana mana harus izin suami,apalagi pergi dwngan lelaki lain tamoa sepengetahuan suami,dosa...🙄🙄
2022-06-22
1