SUDAH AUTHOR REVISI YAA!
"Malu ya kamu? Hahaha, orang sama istri sendiri aja kok, kalau sama istri tetangga nah...baru malu hahaha"
kekeh hero disela- sela makan.
Alex menatap ayahnya.
"Astaga ayah" ucapnya.
"Tapi lex, Ayah senang banget liat kamu sama Aira sudah dekat"
Hero tersenyum bangga.
Hal yang paling ia tunggu adalah melihat menantu dan anaknya saling mencintai, semua orang tua pasti akan sepertinya.
Alex hanya tersenyum.
"Ini kalau Bunda tau Beh....bisa lompat kegirangan dia haha"
"Jangan dulu Yah"cegah Alex.
Hero berdecap heran.
"Loh..kenapa?"
"Al-"
"Aaaa Ayah tau..biar nanti Bunda kita kasih tau pas istri kamu udah hamil..ide bagus lex, Pinter kamu"potong Hero.
Alex tak habis pikir dengan pemikiran Ayahnya, seingin itukah memiliki seorang cucu?
"Yah..kalau cucu malam ini juga Alex bisa, tapi masalahnya di Aira yang belum siap"ucap Alex.
Hero ber-oh ria.
"Alex ambil Air minum dulu Yah" ia bangkit menuju lemari es, menuangkan Air dari botol.
"Ekhem..oke Ayah paham, jadi..selama ini kamu gak pernah 'itu'?" Hero menaikan satu Alisnya.
'Apa?!'
Mata Alex membelalak dan hampir saja menyemprotkan Air yang baru saja diminumnya, alhasil ia tersedak.
"Uhuk!uhuk!.."
Alex duduk dikursinya.
"Eh kok kaget"ucap Hero sambil mengusap-usap punggung putranya.
"Gapapa Yah, kaget aja"ucap Alex.
'Kenapa Ayah nanya gituan'
"Liat reaksi kamu, Ayah yakin kalian belum pernah 'itu' "suara Hero terdengar pelan.
Alex melihat ayahnya, wajah pria parubaya itu sendu.
"Yah.."
"Sebenernya Alex enggak pernah minta ke-Aira, tapi pas lihat reaksinya, Alex udah tau"
"Maaf, mengecewakan Ayah, bunda"
Suasana berubah sendu.
"Iyaiya, gak usah minta maaf nak..tapi bukannya itu hak kamu? Kalau kamu maksa, kamu gak salah..dia istri kamu, dari ujung rambut sampai kaki dia...itu sudah menjadi hak kamu"
"Jelaskan kepada Aira apa arti pernikahan itu, ayah tau dia terpaksa nikah, tapi wanita kalau sudah menikah gak boleh lepas dari tanggung jawabnya sebagai istri" sambungnya.
Benar! Memang benar yang dikatakan Ayahnya. Alex menunduk, semua itu mudah diucapkan, tapi dia yang menjalaninya tidak semudah itu.
Mengingat pertikaian mereka tadi saja Alex sudah yakin kalau Aira tidak ingin disentuh, tapi 'mungkin' hanya sejedar ciuman saja Aira akan memberi.
Begitulah pemikiran Alex.
Hero memegang pundak Anaknya sambil tersenyum.
"Ayah yakin dia pasti paham, intinya kalian harus berusaha lebih dekat lagi"ucapnya.
Alex menganguk.
"Yaudah ayah mau kekamar, kamu istirahat sana besok kerja kan?"
Keduanya bangkit.
"Iya yah"
Hero berjalan keluar dapur, Alex mengangkat gelasnya dan piring ayahnya, tapi tiba-tiba pria itu kembali.
Alex menatapnya binggung.
"Ada apa lagi yah? Mau kekamar mandi?"tanyanya.
Hero justru menggeleng sambil cekikikan, Alex mulai berpikir kalau ayahnya kerasukan.
"Yah?"
"Sini deh, Ayah baru inget sesuatu"ucapnya sambil mendekati putranya.
Alex mendekatkan kupingnya.
"Nah...gimana? Menarik gak? Ini cara ampuh hahaha"kekehnya
Alex tampak berpikir sejenak lalu mengangguk.
"Alex coba nanti Yah"
"Oke goodluck"ucap hero mengacungkan kedua jempolnya.
'Ya semoga berhasil' batinnya.
Skip
Aira masih senantiasa membuka matanya menatap langit-langit kamar. ia tidak bisa tidur, padahal lampu kamar sudah mati.
Sejak ia masuk kamar sudah 20 menit berlalu, Alex tidak kembali kekamar. Apa masih marah atau kesal, Aira tidak mengerti.
"Pak Alex tidur dikamar tamu apa gimana sih?"
"Gak pengertian banget sama istri" eluhnya.
"Eh..kok gue marah-marah sih....bego-bego"
Tak lama terdengar suara knop pintu dibuka, Aira segera menutup matanya rapat.
'Kirain gak balik' batin Aira.
Alex mendekat kearah ranjang. bisa Aira rasakan pria itu naik keatas ranjang, tapi setelahnya tidak ada pergerakan, menarik selimut ataupun merebahkan tubuh.
Aira sangat penasaran, tapi takut ketahuan pura-pura tidur.
'Ni orang tidur sambil duduk?'
'Ga gerak sama sekali'
Tiba-tiba Aira merasakan tangan Alex mengusap kepalanya, seketika tubuh Aira menjadi relaks, nyaman sekali rasanya.
Ia juga merasakan benda kenyal mengecup dahinya lembut membuat jantung berdebar tidak beraturan.
'Tenang Ra..Tenang..nanti ketauan'
Benda yang tak lain bibir Alex sudah tidak mengecupnya lagi.
"Saya tau kamu belum tidur"
'Watde...frut'
Aira membuka matanya perlahan.
"A-anu"
"Hm?"
"Kok bisa tau sih!" Kesalnya.
"Anak smp juga tau kalau kamu pura-pura tidur, mana ada orang tidur badannya tegang gitu"ucap Alex.
Posisinya Aira tidur diranjang sedangkan Alex duduk menghadapnya. Aira hanya menyengir sekaligus dagdigdug.
Alex terus menatapnya, membuat Aira jadi salah tingkah.
"Ee..bapak darimana?"tanya Aira.
Harap-harap Alex mengalihkan pandangannya, tapi nihil Alex malah mengelus-elus kepalanya.
Ini seperti bukan diri Alex.
'Ini beneran pak Alex kan? Atau jangan-jangan genderuwo?!'
Aira yang mulai curiga langsung duduk, sontak Alex menatapnya heran.
"Pak coba..coba berdiri disana"pinta Aira sambil menunjuk lantai dekat ranjang.
"Ha? Untuk apa?"
Alex binggung untuk apa dia berdiri disana.
"Ck..udah berdiri aja"
"Buruan"Aira mendorong punggung suaminya.
Dengan keterpaksaan Alex menuruti permintaan Aira, ia berdiri ditempat yang ditunjuk lalu Aira mengamatinya dari atas hingga bawah.
'Kakinya napak kalau setan mana bisa, eh tapi genderuwo bisa kan!'
"Kamu kenapa sih Ra?"ucap Alex.
"Diem dulu!"sengak Aira.
Aira ikut bangkit mendekatinya,
Dan memeluknya sembari mengusap punggungnya lalu menatap alex tajam. Alex dibuat terheran-heran.
"Ra? Kamu kenapa?"tanya Alex lagi.
'Punggungnya aman enggak berbulu kayak gendruwo'
'Alhamdulilah'
"Enggak papa"ucap Aira santai.
"...."
"Ayo tidur udah malem besok kerja nyari nafkah"ucap aira lagi- lagi tampangnya tidak berdosa.
Aira hendak menarik selimut untuk kembali tidur. Namun, tiba-tiba Alex menarik tangannya hingga saling berhadapan.
'Wah...lupa..gue nyari gara-gara'
Aira tersenyum menampak semua gigi-gigi kecilnya, ia tidak berani melihat mata Alex.
"Gak merasa bersalah kamu?" ucapnya.
"hehe..anu.."Aira melihat kearah lain.
"Lihat kesini sayang"ucap Alex dengan suara serak.
'Sa-sayang?'
Aira mengangkat kedua Alisnya.
"Bapak bilang a-apa barusan?"
Ucap Aira gugup.
"Sa-ya-ng"
Deg!
Aira menegak saliva, wajahnya merah.
Melihat wajah Alex, firasat Aira tidak enak. Ingin lari kedalam selimut tapi tangannya masih tahan.
Aira mulai panik saat Alex merapatkan tubuhnya.
Greb!
Alex memeluk tubuhnya erat bahkan sangat erat, Aira pun membalas pelukannya.
"Pak-"
"Sstt"
Oke Aira akan diam untuk sementara, tapi ini kapan berakhirnya? Tubuhnya Aira terjepit dan membuatnya sesak.
"Pak bisa longgarin sedikit, saya sesak pak"ucap Aira.
Alex menurut, ia melonggarkan pelukannya tapi tidak melepasnya, Sebenernya suaminya ini kenapa.
"Kamu gak ada niatan buat lanjutin yang tadi?"
Aira mendelik, ia kehabisan akal, bagaimana cara menghindar dari pria pedofil didepannya.
"Ee..Ee..Lanjutin apa ya?"
pura-pura bodoh.
"Perlu saya jelaskan kronologinya?"
'Sialan..Gak bisa gini! Gue gak bisa!'
"Gak perlu!"
"Berarti sudah tau apa yang harus dilanjutkan?"
Suara Alex serak-serak menggoda iman Aira, jangan lupakan tangan pria itu yang melingkar dipinggangnya.
"Pak..Anu..Em.."
Aira mencoba mencari alasan Lain.
"Saya gak bisa..Lagi berhalangan" ucap Aira.
Alex melepas pelukannya, Aira menatapnya dengan serius, akankah rencananya berhasil.
'Percaya aja udah percaya'
"Yasudah lain kali saja.." ucap Alex.
Aira menyungging senyuman.
"I-iya bapak tidur gih besok ngajar kan" ucap Aira.
"Hem...Saya kekamar mandi dulu" ucap Alex lalu pergi.
Wajah Aira merah padam, hampir saja mereka berhubungan, Aira tidak siap.
Ia segera membenarkan posisinya dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Cklek.
Pintu kamar mandi terbuka, dapat Aira ketahui Alex sudah naik keatas ranjang dan memeluknya, Aira sengaja tidur membelakangi Alex.
"Aira" panggilnya.
Aira memejamkan matanya rapat, lebih baik pura-pura tertidur daripada tidur berhadapan dengan Alex.
"..."
"Saya tau kamu tidak berhalangan"
Deg!
"Saya tunggu kamu siap ya.."
Chup
Kecupan singkat dilanyangkan Alex kekepala istrinya.
Rasanya Aira ingin berbalik dan meminta maaf, tapi ia sudah terlanjur malu.
Alhasil ia tidak tidur hingga pukul dua dini hari, Bahkan Alex yang membangunkannya untuk sholat subuh, setelahnya ia hanya mencium tangan suaminya dan merapikan tempat tidur.
Pastinya Aira menghindari kontak mata.
'Saya tunggu kamu siap'
Kalimat itu terus menggema ditelinga Aira, entahlah kapan ia bisa siap.
"Ra.." panggil Alex.
"Sebentar ya pak saya mau bantu bunda" ucap Aira.
Ia buru-buru turun kedapur, ia tau Alex meminta penjelasan.
"Bun" ucapnya.
Aira menghampiri mertuanya yang sedang memasak didapur, ia menyandarkan kepalanya dipundak wanita parubaya itu.
Ia sudah akrab dengan mertuanya.
"Eh..Aira kok turun sendirian nak?"
'Satu hari gak nanyain dia bisa gak?'
"Masih dikamar Bun, Aira mau bantu Bunda masak" ucapnya.
"Yah..Sudah selesai nih kamu telat"
Reva berbalik mencolek hidung Aira.
"Huft..Aku telat turunnya ya Bun maaf" ucap Aira cemberut.
"Loh..Loh gakpapa Bunda sengaja masak lebih awal kok, supaya kamu bisa istirahat lagi"
Lihatlah Aira sangat beruntung punya mertua berhati malaikat.
"Umm bunda tetep aja Aira jadi gak enak" rengeknya.
"Jangan cemberut ih gemes Bunda liatnya, nanti suami kamu juga ikutan gemes" Reva menggodanya.
Matanya melihat kearah belakang Aira, sontak Aira ikut menoleh, entah sejak kapan Alex sudah dibelakangnya.
Ngapain sih disitu.
"Nih lex istri kamu pagi-pagi bikin gemes hehe"
Melihat wajahnya, mood Aira kembali buruk, tapi sebisa mungkin ia tutupi didepan mertuanya.
"Ee..Bun ini Aira bantu bawa ke meja makan ya" ucap Aira.
"Ooh boleh-boleh"
Aira mengangkat piring berisi lauk untuk dibawa ke ruang makan, ia melewati Alex begitu saja.
Ruang Makan.
Aira duduk disebelah Reva, sedangkan Alex disebelah ayahnya, mereka duduk berhadapan.
Selama sarapan, Alex tidak mengalihkan pandangannya dari Sang istri yang sejak pagi menghindarinya.
"Ra tolong Ambilkan saya ini" pinta Alex sambil menunjuk sepotong Ayam.
Sebagai istri Aira menurut dan mengambikannya, lagi-lagi tanpa kontak mata, Alex dengan sengaja menggenggam tangan Aira.
"Lepasin" ucapnya pelan.
Alex melepas genggamannya, keduanya makan kembali. Hero menoleh keputranya, ia ingat ada hal yang perlu ditanyakan.
"Cara ayah udah kamu pakai?" bisik hero ditelinga Alex.
Alex menggeleng.
"Wah...Kayaknya kamu punya cara sendiri nih.."
Alex tersenyum mengiyakan perkataan ayahnya. Hero merasa bangga, ia menepuk punggung Alex sembari terkekeh.
"Ayah tunggu kabar baiknya"
"Kalian ngomongin apa si?" yanya reva yang sedari tadi memperhatikan kedua Pria didepannyam
"Bukan apa-apa Bunda" balas Hero.
"Jangan bisik-bisik kalau gitu" ucap Reva.
Aira menatap intens Alex.
'Kayaknya ini ada hubungannya sama Ayah' monolog Aira.
Usai makan Aira kembali kekamar untuk merapikan pakaiannya dan segera berangkat kekampus.
"Hari ini naik ojek online aja deh" gumamnya.
Ckrek
Pintu kamar terbuka, menampilkan Alex dengan kemeja hijamnya, yang terlihat tampan.
"Kamu sudah selesai?" tanyanya.
"Saya hari ini naik ojek online, bapak berangkat sendiri aja" ucap Aira.
Alex menutup kembali pintunya lalu menghampiri Aira didekat cermin.
"Tadi malam kamu yang minta bareng saya kan?" ucap Alex.
"Saya berubah pikiran"
Alex paham kenapa istrinya berubah pikiran, seharusnya ia yang marah, kenapa ini sebaliknya.
"Aira" panggilnya.
"..."
"Kenapa kamu semarah ini ke saya, saya tau kamu belum siap dan saya tidak memaksa"
"Saya minta maaf kalau kamu merasa terbebani"
Nada bicara Alex terdengar serius.
Ia tetap fokus ke cermin mengabaikan Alex, apapun yang dijelaskannya Aira tidak ingin dengar.
"Kamu punya telingga?" ucap Alex.
Aira tetap mengabaikannya, Alex mengepal tangannya mencoba menahan amarahnya, Ia tidak ingin kasar pada istrinya.
Alex menghela nafas.
"Kamu mau pergi sendiri kan? Oke silahkan.." ucapnya lalu mengambil tas.
"Saya pamit"
Brak!
Begitu Alex pergi, Aira menghela nafasnya.
"Istigfar Aira..Kenapa lo yang kesel padahal lo yang salah"
"Ih bego"
Aira merutuki kebodohannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aira melangkah masuk kekelasnya, ia menenggelamkan wajahnya dimeja, moodnya buruk dan beruntungnya hari ini tidak ada kelas Alex.
"You okay baby?" ucap seseorang yang dengan lancang mengelus rambut Aira.
Sontak ia mendongak.
"Astaga Kak Gilan ngagetin aja!"
Pria didepannya tersenyum menampakkan seluruh giginya.
"Hehe..aku nganggetin ya?" ucapnya.
"Iya, ngapain coba elus-elus gitu"
"Maaf-maaf" Gilan menyengir.
"Duduk Kak"
Aira menunjuk salah satu bangku didepannya agar Gilan duduk.
"Kamu kenapa Ra? badmood ya?" ucap Gilan menebak.
Aira menggeleng.
"Kamu bohong, anak sd aja tau kalau kamu badmood haha" kekehnya.
"Iyakan? kalau kamu bohong hidungnya makin pesek..Mau?"
"Enggak mau lah!"
Entahlah mungkin Gilan bermaksud untuk menghibur Aira, Sang empu yang dihibur hanya tersenyum tipis.
"Emm..Mau jalan-jalan sekalian beli cemilan?" tawar Gilan.
'Cemilan? Aaa sukaaa'
Aira mengangguk cepat.
"Giliran makan gercep..Dasar bocah" ucap Gilan mengusap-usap rambut aira.
Mereka terlihat romantis seperti sepasang kekasih.
"Kalau urusan makan gak bisa dibantah "
Aira berpikir sejenak, mungkin pergi sebentar dengan Gilan tidak masalah, lagipula didekat pria itu membuat moodnya jadi lebih baik.
"Tunggu aku diparkiran ya..." ucap Gilan sembari berpamitan.
"Sip"
Gilan pergi maka suasana menjadi buruk lagi, Aira tidak ada teman berbicara. Mira? Gadis itu pasti kesiangan.
Aira mengambil ponselnya dan membuka Aplikasi whatsapp, ia menyipitkan mata saat melihat ada dua pesan masuk dari Alex.
...Dosen Matkul...
Pulang sendiri,saya sibuk.
"Gak lo jemput juga gakpapa" gumamnya.
Aira tidak berniat membalasnya.
"AIRAAAAAA umumumu~" teriakan cempreng khas Mira terdengar dari depan pintu kelas.
"Anak ibab masuk sini malu-maluin aja lo" ucap Aira.
Mira berlari kearah sahabat tercintanya.
"Kak Gilan dari sini ya?" tanya Mira.
"Hem kok tau?" Aira bertanya balik.
"Tadi ketemu pas gue mau kekelas"
Aira ber-oh ria.
"Eh Ra tau gak?"
Oke kalau Mira sudah hadis maka topik pembicaraan tidak akan ada habisnya.
"Minum dulu buk, ngoceh mulu gak capek apa?" omel Aira.
"Udah deh jadi pendengar yang baik"
kesal Mira.
"Yaudah..ada apa?" tanya Aira.
"Menurut opini Mrs. Mira, Kak Gilan naksir sama lo" ucapnya.
Aira mengerutkan dahi.
"Opini yang tidak terlijat seperti opini" ucap Aira.
"Ih gak percaya banget!, padahal udah kelihatan jelas dia suka sama lo.."
Aira menggeleng.
"Gak mungkin..Secantik apa gue sampai Kak Gilan naksir..Gak bener lo" bantah Aira.
'Gila ya, gak mungkin banget'
"Huff..Yaa terserahlo lagian gak akan mungkin sebatas teman..Dan inget Ra jangan melangkah lebih jauh" ucap Mira.
"Iya-iya gue tau"
yuk angkat tangan yang mau double up😽👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
putia salim
ceritanya bagus,tp sayang ada aja typo2 smpe bacanya diulang
2022-09-07
0
Tiara Aliyah
apalah coba Uda punya suami masih aja mau sama cwok lain suami di angguri sama cwok lain mau gimana lag
2022-02-27
0
Moonlight
kebangetan si aira ni
2021-09-24
2