JANGAN LUPA BACAA YAK, SERU NIH, LEBIH RAPIH.
Dua hari kemudian....
Hari yang paling dinantikan telah tiba, hari dimana dua insan akan bersatu dan terikat janji suci yaitu pernikahan Alex dan Aira.
Pernikahan mereka diadakan di rumah Aira, dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat saja untung menjaga nama baik Aira dikampus.
Setelah acara pernikahan selesai, Aira berada dikamar miliknya sendiri yang sudah dihias dengan bunga-bunga. Aira bersama Mawar dan Mira yang membantunya menganti gaun dan membersihkan make upnya.
"Kak.." panggil Aira.
"Hmm?"
"Ini malam terakhir Aira ada dirumah, kak Mawar jaga Mama sama Papa ya" ucap Aira ingin menangis.
"Iyaa pasti, kamu tenang aja selama kakak disini papa sama mama bakalan aman" ucap Mawar menghibur Adiknya.
Aira mengangguk.
"Oh ya, Aira nanti bilang ke Alex kalo main jangan kasar" goda Mawar memecah suasana.
"Kakak apa-apaan sih!"
"Loh kakak cuma ngasih tau yakan Mir?" Mawar berkedip keMira.
Mira mengangguk.
"jangan lupa Bismillah ya Ra..Hahaha"
"Kalian berdua gue aduin ke mama!" wajah Aira memerah menahan malu.
"Dih tukang ngadu" ucap Mawar.
"Yaudah kakak mau kebawah bantuin mama"
Mawar beranjak dari ranjang, lalu keluar.
"Ra...gue pulang ya? takut bunda marah"
Ucap Mira bangkit dari kasur.
"Jangan, masa lo tega ninggalin gue" cegah Aira.
"Lo kan ada pak Alex yang siap menemani, gue enggak mau jadi nyamuk" ucap Mira.
Kesal, Aira memukul pundak sahabatnya.
"Aww Aira kasar ih gak like"
"Udah sono lo pergi-pergi" ucap Aira.
Mira justru menatapnya curiga sambil tersenyum mesum.
"Cieee yang gak sabaran malam pertama"
"MIRAAA!"
Baru Aira ingin melempar bantal didekatnya, Tiba-tiba Alex muncul dari balik pintu kamar, Aira terdiam dengan tangan masih mengangkat bantal.
"Eh ba-bapak-saya permisi dulu" Mira berjalan keluar, ia mengabaikan tatapan Aira.
Setelah kepergian Mira, Aira jadi kikuk ia meletakkan kembali bantal ditangannya.
"Teman bapak udah pulang?" tanya Aira, hanya sekedar basa-basi karena Alex tadi menemui teman-temannya yang datang.
"Hmmm"
"Emm..Bapak gak mandi dulu?" tanya Aira.
"Kamu sudah?" Alex balik bertanya.
Aira mengangguk.
"Yasudah saya mandi dulu" ucap Alex menuju kamar mandi.
"Pak handuknya ada dikamar mandi ya" ucap Aira, Alex tidak menyahut, mungkin dia sudah tau.
Kurang lebih lima belas menit Alex berada dikamar mandi, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka sedikit dan kepala Alex menyembul keluar membuat Aira kaget.
"Aira" panggil Alex.
"Sa-saya pak?"
Aira tidak berani menoleh kearah pria itu.
"Tolong ambilkan piyama saya didalam koper" suruh Alex.
Aira mengaambil piyama didalam koper milik Alex lalu memberikannya dengan satu tangan dan satu tangan lagi untuk menutup matanya.
"Makasih, Kamu kenapa?" tanya Alex.
"Eng-"
"Biasa aja, saya pakai handuk" ucap Alex.
Aira menurunkan tangannya, ia merasa bodoh disini.
"Bego banget sih Ra, diakan pake handuk" gerutunya.
Ceklek
Alex keluar dengan piyama yang diberikan Aira tadi, rambutnya basah sehabis keramas membuatnya terlihat tampan.
'Istigfar Ra'
Alex mendekat kearah Aira yang duduk di atas ranjang.
Aira meneguk salivanya, ia memundurkan posisi duduknya.
"Ma...Mau ngapain pak?" tanya Aira panik.
Alex menatap Aira sinis.
"Saya mau tidur, minggir"
Alex naik keatas ranjang lalu berbaring disamping Aira mengabaikan gadis disampingnya yang terpelongo.
'Ya allah untung gak diterkam'
'Tapi ini gimana gue tidur? masa iya seranjang gue kan belum siap!'
Aira mendekat kearah Alex lalu mencolek lengannya, Merasa terganggu Alex membuka matanya.
Alex menatap Aira.
"Kenapa?"
"Sa-saya tidur dimana pak?" tanya Aira, Alex mengerutkan dahinya.
Bukankah Aira sudah diatas ranjangnya, kenapa masih bertanya dimana ia tidur.
"Disini"
"Kita tidur seranjang pak? saya belum siap pak"protes Aira.
Ia menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.
"Saya tidak akan macam-macam" ucap Alex.
Alex kembali menidurkam dirinya, sedangkan Aira masih bingung, Dia takut untuk tidur disebelah Alex, mungkin Alex bilang tidak akan menyentuhnya, tapi dia pria normal, mustahil kalau tidak tergoda.
"Tapi pak..."
"Saya sudah bilang" ucap Alex yang tidur membelakangi Aira.
Aira mengigit kukunya, sebelum akhirnya ikut tidur disamping Alex, Tak lupa Aira memberi batasan bantal di tengah-tengah mereka.
Paginya.
Pukul 5:30. Aira dan Alex baru saja selesai menunaikan sholat subuh bersama di kamar,Aira melipat sajadah dan mukenahnya, sedangkan Alex masuk kekamar mandi.
Cklek!
Alex keluar dari kamar mandi dengan celana panjang dan kaos putih pendek, Aira akui Dosennya memang tampan dan juga menyebalkan.
"Pak saya mau bantu Mama dulu" ucap Aira.
"Hmm"
Aira menuju dapur rumahnya, disana ada Iren dan Mawar tengah memasak sarapan pagi.
"Eeh pengantin baru kok bangun pagi" sapa Iren.
Aira mengerutkan dahinya.
"Memangnya kenapa ma?"
"Enggak papa sih" ucap Iren sambil tersenyum.
"Aneh si mama" ucap Aira.
Aira mendekat ke Mawar yang sedang memasak sop favoritnya.
"Yeay kesukaan Aira" seru Aira.
"Iya, hari ini spesial kata mama mau masak kesukaan Kamu sama Alex" ucap Mawar.
"Oh ya Alex mana dek? belum bangun?" tanya Mawar karena melihat aira turun sendirian.
"Udah, masih diatas dianya"
"Diajak turun dong, iyakan ma?"
Iren mengangguk.
"Suruh turun Ra biar duduk diruang tamu nemenin papa"
Aira berdecak sebal.
"Kak Mawar aja deh yang manggil Aira males naik lagi"
"Dih kok nyuruh kakak, suami-suami siapa?"
"Iiiiiihhh tapikan-"
"Aira gak boleh gitu" ucap Iren.
Aira menyerah, ia kembali lagi kekamarnya. Didepan pintu Aira berhenti sejenak.
"Masuk? atau panggil dari sini aja?" Aira berpikir.
"Disini aja deh"
Tok!tok!tok!
"Pak disuruh turun sama mama"
Panggil Aira.
Tidak ada sahutan dari pria itu.
"Pak-"
Pintu terbuka, Alex berdiri tepat didepannya, Aira memundurkan tubuhnya kebelakang karena kaget.
"Pak-di-disuruh turun" ucap Aira.
'Sadar Airaa gini doang lo deg-deg an'
Aira memegang dadanya yang berdegub kencang.
"Iya saya dengar" ucap Alex berjalan mendahului Aira.
Semua anggota keluarga berkumpul dimeja makan untuk sarapan pagi. Aira mengambil piring untuk dirinya sendiri, semua melihat kearahnya.
"Kenapa?" tanya Aira.
"Heum, kamu gimana sih Aira, Seharusnya suaminya disiapin dulu" ucap Iren.
Aira menghela nafas.
"Bapak mau makan? pake lauk apa?" tanya Aira.
"Kayak gitu gausah ditanya Airaaa, kamu ambilin aja" ucap Iren.
'Yaelah nanya doank'
Aira menuangkan sop kemangkuk untuk Alex, dan lauk lainnya.
"Ini Pak dihabisin" Aira menatap Alex sinis.
"Makasih"
Mereka menyantap makanan masing-masing, setelah selesai.
"Eum, jam berapa kalian akan pindah?" ucap Adrian.
"Sore ini Pa" ucap Alex.
Aira menatap Alex tidak mengerti.
'Lah kok sore ini?'
"Ooh cepat sekali, papa kira besok"
"Papa seperti gak tau aja gimana pengantin baru" goda Iren.
"Haha iyaiya"
"Maaf Pa, Alex juga banyak kerjaan" ucap Alex.
"Iya tidak apapa nak"
Usai Aira membantu kakaknya mencuci piring.
"Dek kamu kenapa masih manggil Bapak ke Alex?" tanya Mawar disela-sela mencuci.
"Udah terbiasa kak"
"Ooh, yaudah dek sana rapiin barang-barang kamu. Ini biar kakak aja yang lanjutin" ucap Mawar.
"Oke kak, Aira tinggal dulu"
Dikamar.
Aira merapikan pakaiannya dan buku-buku kuliahnya kedalam koper.
"Huft, gak rela ningalin kamar ini" Aira memandangi kamarnya.
Ia berbaring tengkurap sambil memeluk ranjangnya dan berguling-guling.
"Aaaa~sahabatku kita akan berpisah~"
Cklek!
Aira terdiam saat pintu kamarnya terbuka, Alex menatapnya, Aira langsung duduk kembali.
"Kamu ngapain?"tanya Alex.
"E-enggak ada Pak"
"Oh" ucap Alex duduk disofa kamar.
'Apa gue minta aja yaa buat nginep disini satu malem lagi'
Aira ikut duduk disebelah Alex.
"Pak" panggil Aira.
"Hm?"
"Pak"
Alex menoleh "kenapa?"
Aira menggigit bibirnya.
"Bi-bisa gak pak, kita disini sampai besok?"
"Tidak bisa"
Aira menatap Alex, penuh tanya.
"kenapa pak? lagipula kita masih libur"
"Saya bilang tidak ya tidak"
Aira bangkit meninggalkan Alex, sia-sia dia bicar, Aira masuk kekamar mandi, menatap pantulan dirinya dicermin.
Air matanya menetes, ia menangis, Aira belum siap untuk meninggalkan rumahnya, dan jauh dari orangtuanya.
Hampir satu jam Aira didalam kamar mandi, Alex mencoba mengetuk pintu kamar mandi.
Cklek!
Aira keluar dari kamar mandi, mengabaikan Alex yang berdiri di depan kamar mandi, Ia kembali mengemasi pakaian.
"Kamu marah?"
"Enggak" Aira tidak melihat kearah pria itu, ia sibuk mengemas.
Alex menarik tangan Aira sehingga mata mereka bertemu.
"Kamu nangis?"
Aira mengalihkan pandangan kearah lain.
"Aira"
Gadis itu enggan menjawab.
"Aira, Kalau saya panggil jawab" ucap Alex.
"Iya" ucap Aira masih tidak mau melihat Alex.
"Aira Abasya" ucap Alex lembut.
Aira menoleh, sejak kapan namanya berubah menjadi abasya, Alex menatap Aira, membuat gadis itu menunduk.
"Maaf saya tidak bisa menuruti kemauan kamu" ucap Alex.
"Yasudah"
Aira melepas pegangan Alex dengan kesal.
Sorenya, mereka telah siap untuk meninggalkan kediaman Aira, Aira yang bersedih tak henti menangis.
"Jaga Aira dengan baik ya nak Alex, papa dan mama percaya sama kamu" ucap Adrian menepuk pundak menantunya.
"Iya pa, Alex bakal jagain Aira"
"Bagus nak, kalau Aira salah jangan takut untuk menegurnya" ucap Iren.
"Baik, papa..mama kita pamit dulu"ucap Alex.
Aira langsung berhambur kepelukan kedua orangtuanya dan kakaknya.
"Uuu Aira sayang kalian" ucap Aira.
"Iya kita juga, kamu harus nurut sama suami dan jaga diri" ucap Iren.
Aira melambaikan tangannya saat berada didalam mobil milik Alex.
"Dadah mama, papa, kak Mawar"
Pukul 17:30. kurang lebih dua jam perjalanan Mereka sampai dirumah milik Alex, Aira turun dari mobil bersama Alex.
"Ini beneran rumah bapak?" tanya Aira.
"Iya, ini rumah kita"
Alex membuka pintu rumahnya, dan terpampanglah ruang tamu yang luas dan rapi. Tidak begitu banyak barang-barang, tapi indah dipandang.
Aira yang mengikuti Alex dibelakang terkagum melihatnya, rumahnya yang dulu memang lebih besar dan mewah, Tapi rumah milih Dosennya ini sangat nyaman dan tenang.
Aira memandang sekitar, ada yang janggal disini.
"Pak"
"Hmm?"
"Ayah bunda mana?"
Sejak tadi Aira tidak melihat keberadaan orangtua Alex.
"Mereka bukan tinggal disini"
"Apa?!ja-jadi kita cuma berdua disini?!"
Oke Aira panik sekarang, awalnya ia pikir akan ada ibu mertuanya disini, tapi ternyata tidak sesuai dengan yang ia pikirkan.
Alex berhenti, memutus tubuhnya menghadap Aira.
"Kenapa heum?"
"E-eee saya kira mereka tinggal disini" ucap Aira gelagapan.
"Tidak"
Mereka naik kelantai atas, dan berhenti didepan sebuah kamar.
"Ini kamarnya"
"Woah!!" seru Aira.
Ia melihat sekeliling kamar, benar-benar rapi dan bagus, Aira sampai jingkrak-jingkrak kesenangan melihat kamarnya, bahkan ia lupa kalau sedang marah pada suaminya.
Tanpa di sadari Alex tersenyum melihatnya.
"Kamu suka?" tanya Alex.
"Umm"
Aira mengangguk.
"Oh ya pak"
Aira mendekat kearah Alex.
"Disini ada berapa kamar?"
'I**ni penting dan harus ditanyakan'
"Satu"
Aira kaget, mana mungkin rumah sebesar ini hanya memiliki satu kamar tidur.
"Serius bapak!"
"Ada tiga, satu ruang kerja saya, Dan satu lagi kamar tidur..Kenapa?"
"Oke bagus ada kamar tidur lain" gumamnya Aira.
Alex menaruh kopernya di dekat lemari lalu berbaring diatas ranjang, Aira yang tidak mengerti kenapa Alex tidur disana langsung menghampirinya.
"Bapak kenapa tidur disini?!" tanyanya.
"Ini kamar saya"
"Yaa terus saya tidur dimana?"
"Disini"
Alex menepuk-nepuk ruang kosong disebelahnya.
'Sekamar lagi?! gilaaaa gue belum siap lahir batin'
Aira terdiam.
"Pak saya belum siap kalau harus sekamar lagi" ucapnya pelan.
"Belum siap?"
"I-iya pak, saya belum terbiasa"
Alex duduk. "Harus dibiasakan, kamu mau tidur dikamar lain tidak akan saya izinkan"
"Tapi pak-"
"Kamu takut sa-"
"Bapak jangan lanjut ngomong" cegah Aira.
"Heum, Lebih baik kamu mandi sebentar lagi mau sholat"
Aira mendengus, lalu melangkah kearah kamar mandi.
'Pengen kabur rasanya'
'Eh kalo kabur mau kemana? Kerumah mama pasti dimarahin, kerumah Mira ntar percuma'
'Argh....Kok gua takut sih berduaan dirumah ini'
'Ya walaupun pak Alex udah jadi suami gue, tapi gue belum siap'
'Mama jemput anak perawanmu ini please huhuu..'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Al Hayati
huhuuuu☺️☺️☺️☺️
2022-09-16
1
putia salim
bukan perawan....yg bener mantan perawan aira😂
2022-09-06
1
Usman Vanny
nikmatin aja ra pun suami gnteng n kaya...heheheje
2022-04-26
2