"Ma Aira gak mau"
Rengek Aira saat dibawa kebutik oleh Ibunya. Ia sudah janji akan pergi kerumah Mira setelah pulang kuliah, tapi Ibunya malah membawanya.
"Ra jangan kayak Anak kecil gitu deh"
"Ya kan Aira gak mau ma..Mama maksa banget" rengeknya
Bukannya menyahut Iren terus menggandeng atau lebih ke menyeret tangan Aira sampai masuk kedalam butik.
Sebenarnya saat dimobil, Iren tiba-tiba memberi tau Aira kalau lamaran Aira dan alex akan dilaksanakan malam ini, Aira langsung menolaknya, bukankah sangat cepat? mereka baru saja bertemu semalam.
Aira memohon agar dimundurkan beberapa hari tapi Itu sudah kehendak Orang Tuanya yang ingin dia cepat menikah.
Aira memegang erat peganggan pintu butik agar Ibunya tidak menariknya masuk. Aira tidak perduli dengan pegawai butik yang cekikikan melihat tingkah konyolnya.
"Airaa!" bentak Iren.
"Gak mau maa"
Anak gadisnya tetap kekeh dengan pendiriannya.
"Oke, kartu kredit kamu mama sita"
'Uh ngancemnya pake kartu kredit'
Akhirnya Aira mundur ia melepaskan pegangannya, Menatap sebal ibunya, Salah satu pegawainya mendekat lalu tersenyum ramah.
"Ada yang bisa saya ban-" ucapan si Pelayan tadi dipotong Aira.
"Banting"
Aira mendapat tatapan tajam dari Iren.
"Jangan dengerin dia mbak, tolong carikan drees yang pas untuk putri saya" perintah Iren.
"Buat lamaran ya buk?" tanya pegawai itu penasaran.
'KEPO BANGET LU'
"Iya" ucap Iren
"Oh jadi mbaknya mau lamaran" ucap si pegawai, Aira menatapnya sinis.
"Kepo lo kayak dora" sewot Aira.
"Airaa!"
Aira memutar bola matanya malas.
"Iya Anak saya ini mau lamaran, rencana saya suruh kesini sama calon suaminya tapi gak di bolehin sama papanya"
"Ooh iya buk, ngomong-ngomong anak Ibu cantik, pasti calonnya juga Tampan" puji pelayan.
'Eh baru nyadar dia, gue emang cantik'
"Makasih" ucap Aira rese.
Setelah pegawai itu memilih pakaian, Iren segera pergi ke kasir untuk membayar, Aira menghela nafas kasar.
'AKHIRNYA BERES JUGA GARA GARA MAMA NI ARGH.. PAKE NIKAHIN GUE SEGALA, PADAHAL KAN JODOH GUE MASIH KERJA DI KOREA..SIALAN BGT!'
"Kenapa Kamu?" ucap Iren sambil melihat gelagat Sang anak.
"Gak papa ma" ucap Aira.
"Serius? kamu gk ngumpatin Mama kan" ucap Iren menebak pikiran putrinya.
'TAU AJA SI MAMA'
"Engga kok ma, mana berani Aira" elaknya.
"Oh gitu yaudah sana" ucap Iren
'Lah gue diusir'
"Sana kemana ma?" Aira mengerutkan dahi.
"Tadi katanya mau pergi, Hak jadi?" ucap Iren.
"Tadinya mau pergi sebelum mama narik tangan Aira kesini, udah kecewa Miranya ma" ia berjalan masuk kedalam mobil.
"Jangan gitu nanti kalau Kamu nikah, kamu gak bisa bebas lagi loh"
Aira melihat Ibunya.
"Tinggal kabur dari rumah suamilah" jawab Aira enteng.
"Aira!" bentak Iren.
"Engga ma, bercanda aja"
"Gak boleh ngomong gitu lagi, ngerti Kamu?"
"Heeemm..Aira jadi pergi, bye ma"
'Kerumah Mira aja deh sekalian bawain martabak, kasian gue batalin janji tadi'
"Kemana?" tanya Iren.
"Kerumah Mira"
"Yaudah sekalian undang dia, hati-hati dijalan jangan pulang sore"
"Iyaa mama bawel"
Pukul 15:24.
Aira pulang dari rumah mira, Sekalian ngundang keacara lamarannya hari ini. Begitu Aira buka pintu, rumahnya sangat ramai, Semua sibuk merapikan seluruh isi rumah.
"AIRAAA!" teriak seorang wanita, Aira menoleh keasal suara.
"KAK MAWAR!"
Mereka berpelukan.
"Uhh Aira kangen banget sama kakak"
"Kakak juga..Oh ya nanti malam lamaran kan?" Mawar tersenyum sembari mencolek dagu Adiknya.
"Heum"
"Calon Kamu Ganteng banget loh, enak sih nanti kamu punya suami Ganteng bisa di liatin setiap hari lagi" goda Mawar.
'Ganteng tapi Lo belum tau sifat dia kan kak, kalo tau bisa gedeg Lo'
"Apaan sih Kak"
"Ciee Aira" Mawar mengoda Adiknya.
"Ih Kakak"
"Ahahahaa..Aira udah besar sekarang, dulu tuh kamu cengeng banget, suka ngompol lagi" ucap mawar menjahili adiknya.
"Udah deh Kak, malu tau" kesal Aira.
Kakaknya itu tertawa melihat wajah cemberut Adiknya
"Mawar sini duluu" teriak Iren dari dapur.
"Sana tuh jadi babu" ledek Aira.
Mawar tersenyum jahil.
"Nanti cepat-cepat bikinin Kakak keponakan"
"Kakakkkkk" teriak Aira mawar langsung pergi sambil terbahak-bahak.
"Hahahah"
Aira masuk kekamarnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang sembari melihat langit-langit kamar yang akan dirindukannya sampai sampai ia terlelap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Iren masuk kekamar Putri bungsunya, ia tersenyum simpul melihat Putrinya yang tengah terlelap, didekatinya Anaknya itu sambil mengoyangkan lengan Aira.
"Aira..." panggil Iren lembut.
"Ra bangun nsk udah mau magrib"
"Eungh..."
Aira mengusap kedua matanya.
"Iya ma"
"Yaudah langsung mandi terus ambil air wudhu, sholat berjamaah dulu" ucap Iren
"Aira lagi berhalangan Maa"
"Yaudah mandi, Kapan halangan Kamu selesai?"
"Besok"
Aira bangkit dari ranjangnya menuju kekamar mandi, sampai di depan pintu kamar mandi, ia menoleh, disana masih terlihat Ibunya yang memandangnya, Aira mengerutkan dahinya bingung.
"Loh mama nangis"
Aira panik saat melihat ibunya menangis.
"Gak papa kok sayang, mama cuma terharu, anak mama udah mau nikah aja" ucap Iren.
'MAMA..AIRA GK PENGEN NIKAH SEKARANG...AIRA MASIH MAU SAMA MAMA'
Aira memanyunkan bibirnya, ia memeluk sang ibu.
"Maa nanti kalau Aira gak ada dirumah siapa yang nemenin mama?" Aira menangis.
"Makanya nanti Aira sering main kerumah" ucap Iren mengelus kepala putrinya.
Suasana menjadi haru.
"Aira gak mau ma, Aira maunya sama mama disini" pintanya.
"Gak boleh gitu dong Aira harus ikut suami, jadi istri yang patuh"
Iren melepas pelukannya lalu mengusap Air mata di pipi Aira.
"Hiks....Mama.."
Pukul delapan malam, seluruh keluarga Aira sudah ramai, dan keluarga dari calon suaminya juga sudah sampai, Aira menatap pantulan dirinya dari kaca, ia gugup.
"Aira ayo turun nak, itu calon kamu udah dateng" panggil Iren dari ambang pintu.
Aira menoleh.
"Oke ma"
Aira turun di gandeng oleh Mawar dan ibunya Iren, Seharusnya Hendra, kakak laki-lakinya juga hadir di acara penting ini namun Hendra sedang ada diluar negeri.
"Ra kakak tau kamu gugup, tenang aja semua bakalan lancar" ucap Mawar mengelus punggung Adiknya
"Hmm bismilah dulu dek" sambung Iren menenangkan Anaknya.
"Huft...Bismilah~"
Semua mata tertuju pada Aira, ia terlihat sangat cantik dengan kebaya peace yang ia pakai, Alex melihat tanpa berkedip.
Acara dimulai semua orang sudah berkumpul. jantung Aira berdegub kencang, Bisakah ia menangis sekarang? Ini malam lamarannya, Ia semakin takut untuk berpisah dari Orang Tuanya.
"Gimana Aira Alkeyna, kamu terima lamarannya?" tanya Adrian.
'Sebenernya enggak pa!'
Aira mengangguk sembari tersenyum paksa, semua orang mengucapkan Alhamduliah, Iren mengelus pungung putrinya bangga.
'Its okay selagi Mama tetap senyum kayak gini'
Sepanjang Acara lamaran. Aira menunduk, ia terlalu gugup untuk melihat wajah calon suami sekaligus Dosennya.
"Aira kenapa nak? kasian calon suami gantengnya dicuekin" rayu papa Aira.
Sontak semua yang ada disana menertawainya. Aira tersenyum kikuk, ia juga penasaran bagaimana wajah suaminya, ia mendongak dan...
Alex mengenakan kemeja batik berwarna coklat, Ia sangat tampan dan jangan lupakan bibir mungilnya yang sangat indah, Aira tidak bisa mengalihkan pandangan.
"Apa?" jawab pria itu santai.
Aira menggeleng.
'GILA!GUE BAKALAN NIKAH SAMA DOSEN KUTUB INI!?'
'MA AIRA MINTA DICERAIN AJA LANGSUNG'
'EH TAPI PAK ALEX GANTENG, SAYANG KALAU MINTA CERAI, TAPI KALAU DIA DIEM MULU GIMANA?'
Pikirannya campur aduk, bagaimana jika dikelas nanti mereka bertemu, Pasti sangat cangung.
"Ra kamu kenapa?" tanya Iren dan Adrian.
Aira langsung menggeleng.
"Engg...Enggak papa kok"
Akhirnya acara pertunangan selesai, Aira kembali kekamar untuk mengganti pakaian dan mandi, ia sudah gerah dari tadi.
"Ini beneran gue tunangan ama si Bapak kutub? Gak mimpikan?" gumamnya.
Aira memukul kedua pipinya tak percaya, Kemudian ia berhenti setelah mengingat sesuatu.
'MAMPUS MIRA!'
"Argh gimana jelasinnya ke Mira"
Aira mengacak rambutnya frustasi, beberapa detik kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Iya masuk"
Muncullah Mira dari balik pintu. Aira panik, ia langsung menghampiri sahabatnya itu.
"Eh..Mi...Mira"
'Panjang umur banget ni Anak'
"Selamat yaa Ra, gue seneng banget tau gak" ucap Mira senang.
Aira diam, Ia mengigit bibir bagian bawahnya.
'NI ANAK GK MARAH MARAH GT? BIASANYA KAN KALAU DI SINETRON SAHABATNYA BAKALAN DIMAKI TRUS DIJAUHIN'
"Ra lo kenapa?" tanya Mira.
"Mir...lo....lo gak marah kan?" ucap Aira gugup.
Yang ditanya malah tertawa terbahak bahak, Aira menggaruk lehernya yang gak gatal.
'kok ketawa?Gue lagi serius padahal'.
"Haahhaha Yaampun...Aira gak mungkinlah, ngapain coba gue marah? hak faedah banget goblok" kekehnya
"Iyasih gue sempet marah, karena lo gak mau bilang calonnya itu pak Alex"
"Y...Yakan lo suka sama pak Alex" ucap Aira.
'Lah gue kok jadi gerogi'
"Pffft...Gue suka? Astaga Ra gue cuma ngagumi kegantengannya aja, udah deh gak usah di bahas" Mira mendorong dahi Aira pelan dengan Jari telunjuknya.
Aira dan Mira berbincang bincang cukup lama di dalam kamar sampai akhirnya papa Aira datang.
"Eh apa ada apa?" Aira menghampiri Ayahnya.
"Kamu ini, masa ninggalin calon suami sendirian dibawah, sana temenin" ucap Adrian.
"Nanti aja deh pa" Aira kembali naik keatas kasurnya.
"Sayang.." panggil Adrian halus.
"Nanti aja pa... Aira masih sama Mira" tolak Aira dengan nada suara seperti anak tk.
"Yaelah Ra kaya bocah Lo, sono temenin pak Alex" Usir Mira.
"Yaudah lo ikut ya?" Aira merangkul pundak mira, lalu ditepis gadis itu.
"Dih gak mau, ntar gue jadi belalang lagi"
"Nyamuk bego bukan belalang" ucap Aira.
"Sewot ih tante" ucap Mira.
"Tante matamu" ketus Aira, ia lupa kalau masih ada Papanya.
Mereka berdua malah mengabaikan papa Aira yang masih ada didepan pintu.
"Aira bahasanya nak" ucap Adrian.
"Tau ni om Aira kasar banget" ucap mira memanas-manasi.
"Gara gara lo ya" ucap Aira.
Mira malah meledek Aira dengan menjulurkan lidah.
"Yaudah sana turun"
"Iya pa" Aira menurut lalu ikut berjalan keluar kamar.
"Ciee yang mau berduaan" goda Mira yang dihadiahi tatapan mematikan dari Aira.
"Peace~hehe"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
murniati cls
biar dingin,biar tak mudah digodain
2023-11-27
0
putia salim
skrg dingin ntar kalau lg brduan jg bucin
2022-09-06
0
ummu reyhan
seruuuu ini sepertinya.. lanjut baca
2021-12-12
1