Setelah berjam berjam bekerja Laura memutuskan pulang ke rumah lebih awal, pekerjaan utamanya sekarang berbeda dari biasa karena tuntutan dari Alva yang mengharuskan gadis itu pulang dibawah jam lima sore.
Sampai dirumah ternyata masih sepi padahal jam kantor sudah menunjukkan kepulangan para pekerja kantoran namun semua itu berlaku hanya untuk karyawan tidak dengan pemimpinnya.
"Dia belum kembali," gumam Laura.
Gadis itu menutup pintu utama lalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Ceklek
"Astaga!!" Laura terkejut melihat Alva sudah duduk dengan berwibawa di sofa dekat ranjang.
Pria itu menatap Laura dari atas hingga ujung kaki, Laura merasa tatapan Alva tidak biasa dari biasanya.
"Kau sudah pulang," ucap Laura sembari meletakkan tasnya.
"Laura ada satu hal yang perlu kau ingat, selama perjanjian berjalan kau tidak bisa berhubungan atau mendekati pria lain," ujar Alva dengan tatapan datar.
"Aku tidak melakukannya," jawab Laura.
Alva memutar laptopnya menghadap Laura dan dia melihat dirinya sedang duduk bersama Alvi saat melakukan panggilan video dengan Aliva, terlihat mesra memang karena posisi mereka cukup dekat.
"Dia? Dia salah satu klien dibutik bukan orang yang dekat denganku," ucap Laura.
"Terserah itu siapa tapi jika kau berani melakukannya jangan salahkan aku memberikan hukuman."
Laura mengangguk pelan menuruti perkataan Alva.
"Sekarang tandatangani kontrak perjanjian ini," Alva memberikan kertas itu kembali.
"Aku akan menandatanganinya setelah anak itu lahir."
"Tidak bisa! Bagaimana jika kau menipuku."
"Tuan aku hanya bertugas memberikan mu seorang anak bukan mengurusnya jadi aku tidak akan membawa anak itu saat dia lahir," ucap Laura.
Alva berpikir sejenak sembari menatap Laura, ia berpikir gadis itu akan menipunya namun kembali lagi Laura tidak akan bisa pergi kemanapun.
"Baiklah aku setuju," kata Alva.
"Dan satu lagi tuan, aku akan melayanimu setelah kau membuat surat pernikahan."
"Apa!" Alva sampai berdiri mendengar permintaan Laura.
"Laura aku menyetujui seluruh keinginan mu tapi tidak dengan menikah," ujar Alva sembari meremas tangannya.
"Baiklah maafkan aku karena aku tidak bisa melakukannya saat tidak ada status sama sekali,"
"Laura kau..."
"Aku tidak akan melarangmu menemui Tania karena dia tetap kekasihmu, aku hanya ingin melihat surat pernikahan selama kau membuat kontrak perjanjian, aku juga tidak ingin semua orang tau jadi kau harus memastikan surat itu hanya diketahui oleh ku dan kau," ujar Laura membuat kesepakatan.
"Kau..."
"Kau bisa melakukannya malam ini jika surat pernikahan itu sudah ada," ucap Laura.
Alva kembali duduk memikirkan kesepakatan mereka, pria itu memikirkan kekasihnya yang akan kecewa jika Alva mengikuti keinginan Laura.
Tapi jika Tania tidak tau maka tidak masalah toh Tania juga yang tidak ingin memiliki anak dari rahimnya sendiri.
"Baiklah aku setuju."
Alva memberikan pesan pada Rain untuk mengurus soal pernikahan tersembunyi yang hanya diketahui oleh ketiga orang itu saja.
"Sudah," Alva menunjukkan persetujuan antara dirinya dengan Rain untuk mengurus surat pernikahan.
"Aku percaya, kuharap kau tidak berbohong," ucap Laura.
"Aku sudah menyetujui keinginan mu jadi kau harus melakukan kewajiban itu." Ucap Alva datar.
"Aku akan membersihkan diri terlebih dahulu." Ucap Laura lalu berjalan menuju kamar mandi.
Alva juga pergi ke kamarnya untuk bersiap siap sembari mengabarkan pada kekasihnya bahwa mereka akan melakukan itu malam ini juga.
##
jangan lupa like komen and vote 😚😚😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Yuli Purwa
good job Laura 👍👍👍 jgn mau klo blm halal,,,, Tania aja yg bego 🤪🤪🤪
2023-09-11
0
Firgi Septia
sdh tau Tania wanita seperti apa masih saja di pertahankan bego sekali si Alva
2023-08-02
0
Ririn Nursisminingsih
lama2 bucin kmu
2023-02-05
0