Setelah kejadian itupak Ann dan Adel masih termenung dengan apa yang barusan terjadi.
" ma,,,".panggil Pak Ann pada , istrinya.
" apa "?.tanya Adel, dengan menggigit jari telunjuknya , seperti orang kebingungan.
" itu tadi bukan hantu kan "?.tanya pak An pada istrinya.
" aissss ! , apa mata mu barusan seperti melihat hantu "?.tanya Adel yang kesal akan pertanyaan suaminya.
Dengan cepat pak Ann menggeleng.
" tidak , berarti tadi itu benaran Metry , anakku? " .tanyanya lagi dengan menunjukkan dirinya dengan telunjukknya.
" iya , bahkan anakmu datang dengan membawa dua orang anaknya apa itu wajar ,bahkan dirinya mewarisi prilaku ibunya , menjajahkan tubuhnya ".ucap Adel dengan angkuh.
" jaga ucapanmu, apa kau tau , dia memiliki hak sepenuhnya atas semua ini , bahkan diriku pun tak bisa berbuat apa² selama ini ". ucap Pak Ann.
Adel yang mendengar ucapan suaminya pun langsung menoleh padanya.
" apa jangan² ia kembali karna tau , soal ahliwaris yang diberikan kakenya padanya ?".tanya Adel memelankan suaranya , pada Suaminya.
" kita harus mencari tau , itu untuk itu sekarang kau yang harus menelan semua rasa egomu untuk berpura² dekat dengan Metry ?".ucap Pak Ann , memberikan saran.
" apa maksudnya aku harus , berurusan dengan bocah tengil itu ?".ucap Adel dengan tertawa sini , ia melihat tatapan suaminya dan berhenti tertawa , karna menemukan keseriusan dalam ucapannya.
" apa kau serius dengan ucapanmu ?". tanya Adel sambil mengacak² rambutnya dengan frustasi.
" apa aku terlihat sesang memperagakan , sifat lelucon ?".kini Pak Ann yang kembali bertanya.
" astaga, astaga , ini sungguh gila , pasti akan banyak drama yang di mainkan bocah itu ".ucap Adel sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa dan menyandarkan punggungnya.
" pikirkan sendiri dengan caramu, yang tadi aku katakan adalah baru awalanya , sedangkan yang lain , itu urusan mu ".ucap Pak Ann meninggalkan Adek sendirian dengan , pikiran yang sedang kalut.
" sial ,, kenapa juga harus kembali , aku di permainkan ,".Adel mengepal kedua tangannua dan menghela nafas dengan kasar.
Adel, menggambil ponselnya dan terlihat sedang menghubungi seseorang.
Tok, tok, tok.
" hy Aunthy ".panggil seorang wanita , dengan pakaian yang cukup sexi , memperlihatkan dadanya yang berisi, dan kulit yang putih ,dan kencang.
Sedangkan Adel masih, memejamkan matanya , ia tau bahwa ia kedatangan seorang tamu yang tadi ia telpon.
" apa aunthy sakit ".tanya wanita itu menyimpan tas mahalnya di sampingnya, yang sekarang sedang duduk di depan aunthynya.
Adel langsung membuka matanya, memperbaiki posisi duduknya.
ketika Adel ,masih larut dalam pikirannya , terdengar langkah kaki menuruni anak tangga.
" oh ya ampun , kamu siapa ".ucap Wanita otu bergegas menuju Metry.
Metry tidak menghiraukannya, ia berjalan menuju dapur ,ia ingin mengambil air , tapi wanita itu mengikutinya dari belakang.
" apa kau yang membuat , aunthy ku bersedih katakan ".ucap wanita itu menuduh Metry.
" ahahahha oh itu Aunthy mu , ya tidak heran sih ya kan ".ucap Metry berjalan menuju Adel yang sedang duduk di sofa , Metry mendudukan bokongnya tepat di depan Adel dengan segelas air di tangan Metry.
Adel menatap , Metry dengan tatapan membunuh , sedangkan Metry biasa saja ia semakin menikmatinya.
Sedangkan wanita tadi , ikut bergabung kembali dengan aunthynya , namun dia terkejut dengan keberadaan Metry yang juga di sana.
Metry melihat dengan tatapan yang datar , dengan terus meneguk air di gelasnya.
" hei apa kau tidak mengingat diriku ?".ucap Metry dengan terus menatap wanita itu.
" siapa ? apa sepenting itu aku harus , mengenal dirimu ?".tanya wanitu itu , meletakkan cemilan yang tadi dibawa dari dapur.
" oh , come on , apa kau lupa , dahulu seorang anak berumur 10 thn yang selalu memgalah , kepada bocah ingusan yang merebut mainannya , apa sekarang kau ingat ".tanya Metry , yang melihat ekspresi wanita tadi seperti mengingat dirinya.
" apa kau Metry ?".tanya wanita itu.
" hay Vivian Pramesh sepupuku ternyata daro dulu sampai sekarang tidak ada yang istimewah dari dirimu , kau cukup bodoh , sangat lamban dalam ingatan ".ucap Metry menatap dengan senyuman mengejek.
" kau ! ".ucap Vivian dengan menunjuk Metry yang, ternyata sepupunya yang belum selesai berbicara , Metry langsung meninggalkan mereka, dan kembali menaiki tangga untuk kembali kekamar.
sedangkan Sedari tadi Adek tidak menjawab, sedikit pun ucapan Metry, ia hanya terhanyut dalam pikirannya.
" Aunthy ,, apa Aunthy tau sekarang Metry sudah menjadi seseorang yang , sangat berbeda , mulai dari caranya duduk, minum hingga berjalan , di semakin terlihat berkarisma ".ucap Wanita tadi dengan ekspresi yang seperti heran².
Sedangkan Adel hanya diam mendengar ucapan wanita itu, apa yang dikatakannya memang benar.
" sudahlah, kau kembali saja aku sudah tidak mood untuk berbicara ".ucap Adel meninggalkan Vivian yang masih terlihat bingung.
Ketika Vivian akan pulang, Metry turun dan mencegahnya untuk pulang.
" tunggu ".ucap Metry menghampiri Vivian.
" apa ".jawab Vivian.
" apa begitu , caramu menyambut sepupumu yang lama hilang , muncul kembali ".ucap Metry langsung duduk di sofa.
mau tak mau Vivian langsung duduk kembali , dengan memangku kaki dengan anggun.
" cih , bahkan cara duduk mu saja, rasanya aku ingin muntah ".ucap Metry sambil mengambil, majalah di atas meja dan membuka ² nya.
" apa yang ingin kau bicarakan ".tanya Vivian to the point.
" apa tidak tergesah² , sepertinya kau sangat antusias , tapi melihat keberanian mu aku ingin mengatakan , sudah sejauh mana perusahaan paman, rasanya aku ingin berkunjung kesana , sekalian melihat keadaan bibi dan paman".ucap Metry.
" apa kau berfikir , mereka tidak menjaga kesehatan mereka ?".tanya Vivian yang mulai jengah dengan ucapa Metry.
" upss , apa aku menyingung dirimu, aku hanya mengatakan akan berkunjung tapi , sepertinya kau tak mengijinkan aku untuk mengunjungi mereka ".ucap Metry sambil kembali melihat majalah.
" apa yang kau rencanakan , kenapa kau menghilang bertahun² tanpa kabar , dan sekarang kau kembali apa yang kau rencanakan".tanya Vivian.
" apa maksud mu,? apa aku terlihat sedang bermain petak umpat , ketika lelah bersembunyi , mulai menyerah dan menunjukan dimana keberadaanku".tanya Metry yang mulai emosi dengan ucapan Sepupunya.
" apa kau tau, dengan perbuatan kalian semua aku harus terjebak dalam labirin kehidupan yang seolah² tak memiliki jalan keluar jika kita tak mencarinya, apa aku menginginkan hal ini , dibuang dan dipaksa untuk tidak mengingat kejadian itu ".ucap Metry dengan suara yang meninggi.
pada saat itu , pak Ann, yang baru pulang dari kantor tidak sengaja mendengar semuanya , dia berdiri di pintu dengan menenteng tasnya, sedangkan untuk Adel ,ia bergegas keluar ketika mendengar suara teriakan Metry.
" kau, ".tunjuk Metry pada Adel.
" setega itu,dirimu membuang diriku ketempat dimana , aku sendiri tidak tau dimana waktu itu, aku tau , bahwa kau sangat membenci diriku ya kan, mengingat ibu yang merebut ayah ".ucap Metry yang suaranya tercekat.
"Dan untukmu , Ayah apa pernah ayah mencari keberadaanku , ? tidak ,tentu tidak jika ayah mencari maka tidak akan sampai selama ini ,aku tau yah,, aku tau kalau pun ayah mencari sudah di pastikan di seluruh tayangan televisi bahkan tayangan² akan bermunculan seorang anak dari bapak Ann Barlob menghilang tapi apa nyatanya , bahkan dalam tidur malammu pun hatimu, dan pikiranmu tak mencariku ya kan ". ucap Metry dengan tangisan pilu berjalan menuju ayahnya sambil memukul² dadanya.
"sudah hentikan , apa kau tau ayah mu bahkan relah membatalkan kontrak besar² dengan perusahaan yang sekarang sedang melejit namanya , hanya untuk mengamankan dirimu dari kejaran² orang jahat ,jika mereka tidak bisa mendapat kerja sama itu ".ucap Adel.
Metry mengarahkan pandangannya melihat kedalam manik mata wanita yang berstatus ibu sambungnya itu.
" apa kau ingat waktu dirimu, berkunjung ke pemekaman ibu mu , seseorang menelpon diriku mengamcam akan melukai dirimu, aku bergegas pulang kerumah untuk mencari keberadaan mu tapi nihil kai tak di rumah ".ucap Adel dengan wajah bersedih.
Metry masih saja diam , dia ingin mendengar kelanjutan ceritanya.
" ketika akan , keluar rumah kita di kepung mereka mencari keberadaan dirimu , waktu itu dan tentu saja kami mengatakan bahwa dirimu sudah tidak tinggal bersama kami lagi".ucap Adel pada Metry.
" soal ATM , dan sepucuk surat itu ".tanya Metry.
" Ayah yang menyuruh, orang suruhan ayah untuk menulis dan memberikannya, namun sayang saat dia tiba , semua keluarganya di bantai sampai habis karna menemukan lokasi terakhir dirinya menghubungi keluarganya".ucap Pak Ann dengan suara yang sedikit pelan dan raut wajah yang bersedih.
Metry yang mendengar sedikit , merasa kasihan , karna selama ini sudah berburuk sangka mengenai ayahnya dan juga ibu sambungnya.
" Tapi kenapa ayah tidak mencari keberadaan ku ".tanya Metry lagi.
" seperti yang kamu dengar tadi, ayah tidak ingin orang² tahu, bahwa dirimu masih selamat tapi ayah juga bersalah tidak dapat mengawasimu, krna orang suruhan ayah meninggal ".ucap Pak Ann sambil menggenggam tangan Metry.
" maafin kita ya nak ".ucap Adel yang ,memeluk Metry dan Ayahnya.
Seketika tangisan Metry kembali terdengar ,cukup lama menangis tak lama , suara tangisan dari arah kamar , dengan segera Metry menghentikan tangisannya.
" maaf aku, keatas dulu".ucap Metry menghapus air matanya dan menuju tangga.
" bawa turun cucu² ku".ucap pak Ann , pada Metry.
sedangkan Metry yang mendengar semoat menghentikan langkahnya , dan berbalik melihat pada ayahnya , dan mengangguk.
Metry menaiki tanggah dan melihat Vadrian dan Vadrion yang sudah bangun.
" maaf ya sayang, ".ucap Metry sambil menggendong Vadrion.
Tak lama , masuklah , Adel.
"maaf , apa bisa aku masuk "?.tanya Adel.
" iya ".ucap Metry yang sebenarnya masig canggung.
"maaf untuk selama ini ".ucap Adel mengelus lembut pipi Vadrian yang berada di atas ranjang.
" iya ".jawab Metry dengan seulas senyuman.
" apa kau mau , menerima diriku"?.tanya Adel yang kini bediri menghadap Metry dan menggengam sebelah tangan Metry.
Metry sedikit berdiam,kemudian ia mengangguk.
"iya".ucap Metry dengan senyuman di wajahnya.
" terimakasih".ucap Adel langsung memeluk Metry ,namun siapa sangkah Di balik pelukan mereka Adel tersenyum licik di balik itu semua , dia merasa untuk saat ini , dia hanya cukup melakukan beberapa perannya.
" sudah, sudah, kita bawa keduanya turun ayahmu sudah tidak sabar untuk menemui mereka ".ucap Adel mencium pipi kedua bayi itu.
"iya ayo ".ajak Metry yang mendahului Adel, dengan menggendong Vadrion.
Sedangkan Adel yang berada di belakang sambil memggendong Vadrian terlihat , memamerkan senyum kemenangan.
" game start , bocah". batin Adel melihat punggung Metry.
Bersambung..........
***guys minta like, koment dan rate 5nya ya guys , oke mungkin novelnya sebagian , tidak sesuai dengan yang diinginkan tapi, ini memang betul² , yang sudah menjadi bahan author jadi setidaknya , author dapat menuangkannya , jadi untuk teman² ayolah likenya ,untuk memberi semangat .
like ,koment , vote , hadiah .Author tunggu ya.
bye² 😊***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Susi Ismi
orang tua yg seharusnya melindungi anaknya ternyata malh tega berbuat jahat,dasar srigala berbulu
2021-06-21
0