ketika Metry sedang terhanyut dalam pikiran dan suasana hatinya , Mbok Tuti masuk membawakan napan berisikan makanan untuk Metry.
"Non,,,".panggil Mbok Tuti.
Mbok Tuti menuju meja , dan meletakannya di sana Mbok Tuti tidak mendengar suara Metry.
" Non ,,".panggil Mbok Tuti , mendekat kearah Metry , ia melihat sudut mata Metry berair , sambil memejamkan mata.
" Non,,".panggil mbok Tuti lagi, namun kali ini suara sedikit melembut dan tangannya terurai memegang bahu Metry.
Metry tersadar melihat Mbok Tuti di sampingnya , Metry langsung menghapus air matanya dengan jari telunjuk dan memberikan senyuman pada mbok Tuti.
" kenapa ? apa ada sesuatu yang mengganjal ? mungkin Mbok tidak berada di posisi kamu , tetapi alangkah baiknya jika di ceritakan".ucap Mbok Tuti sambil mendudukan bokongnya , di kursi di samping Metry dan dengan lembut membelai rambut Metry.
Mety memberikan senyuman kepada mbok Tuti dan tak terasa air matanya kembai berderai.
Mbok Tuti hanya diam dan memeluk tubuh Metry , dan membiarkan Metry menangis dalam pelukannya.
" apa sesakit itu nona ? anda sungguh wanita yang tanggu meskipun berpenampilan yang tidak baik namun anda tetap seorang wanita yang berhati lembut , menangislah Nona, dan jangan menyiksa hati anda" . Batin Mbok Tuti dengan ikutan menangis dan mengelus oundak dan rambut metry dengan lembut.
🍁🍁 clup Malam 🍁🍁
" Bagaimana apa ada kemajuan" . tanya Renald kepada setyo , dengan sekelas minuman di tangannya , dan gelas itu menemoel di bibir Renald dan minuman itu lolos menerobos kerongkorangan Renald.
" Belum , untuk saat ini belum ada perkembangan sama sekali".ucap Setyo yang menuangkan minuman kedalam gelas Renald.
Sebenarnya Setyo tidak ingin Bosnya ini , menyentuh benda haram itu , namun apa kuasanya untuk menahan , bisa² dirinyalah yang akan di tendang.
Renald menawarkan untuk Setyo agar ikut meminumnya, namun dengan sopan Setyo menolaknya.
Setyo takut jika , dirinya ikut minum maka tidak akan ada yang mengantar mereka, jadi Setyo memutuskan untuk tidak menim dan tetap berada di samping Renald.
Lagi ² Renald meminum semuanya bahkan saat ini Renald telah menghabiskan 4 botol minuman berkeras di sana , banyaknya orang disana yang menikmati alunan musik dj , banyak wanita penggoda , mereka meliuk²kan badan mereka meskipun dengan pakaian yang minim memperlihatkan tubuh mereka ,namun mereka menganggap itu merupakan hal biasa.
Setyo melihat bosnya ini sudah , tidak mampu untuk meminum lagi, ketika Renald akan kembali meminumnya Setyo merampas gelas itu dan meletakkannya di meja.
Renald menatap tajam pada Setyo.
" apa yang kau,,,kau lakukan hah"?.tanya Renald dengan suara orang yang sedang mabuk.
" kau sudah mabuk , jangan bersikap sepertu ini , ayo kita pulang".ucap Setyo mendekat dan ingin membopong tubub Renald yang sudah hampir kehilangan keseimbangan namun Setyo menahannya.
" jangan menyentuh ku, berikan lagi minumannya".ucap Renald pada Setyo , yang sedari tadi tidak memberikan akses pada Renald menyentuh minuman itu.
Belum sempat Renald , mengambil minumannya, Renald jatuh tersungkur , untung saja Setyo dengan cepat mengangkat Renald dan , membawa keluar tempat itu.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil, Renald Yang berada di belakang dan Setyo di bagian kemudi.
dalam perjalanan Renald tak berhenti meracau, semuanya tak luput dari pendengaran dan penglihatan Setyo.
" Dasar wanita jalang , apa²an kau ,,,, kau, kau itu sudah memperkosa diriku".racau Renald.
" lalu kau ,,,,membayar tubuhku dengan uang yang aku berikan dasar idiot , jalang licik ,".Racau Renald dengan menunjuk² atap mobil.
Setyo hanya tersenyum , ejek dan menggeleng tak percaya pada laki² yang tengah mabuk dan dengan sembarangnya meracau.
Kini mobil Renald telah memasuki , pekarangan rumah Renald, Setyo keluar dari dalam mobil , lalu membuka pintu untuk setyo ,membantu Setyo untuk keluar dari dalam mobil.
" Dasar , berat sekali kau , bisa²nya hanya merepotkan diriku , kaoan sih tidak merepotkan diriku , ".ucap Setyo dengan terus memapah tubuh Renald masuk.
kini Setyo sudah membaringkan tubuh Setyo di tempat tidur, kini sudah pukul 3 dini hari , dia membenarkan posisi tidur Renald tanpa mengganti pakian Renald.
" dasar , sudah cinta tapi pura² tidak mencintai bodohnya nampok bos" .ucap Setyo menatap pada Renald , dan Setyo keluar dan menutup kembali pintu kamarnya.
Setyo , kembali keluar setelah memastikan semuanya aman, Setyo kembali mengendarai mobilnya meninggalkan kediaman Renald.
🍁🍁 Kota M🍁🍁
setelah meluapkan kekesalan dengan meningis kini Metry sudah tidak seperti keadaan yang sebelumnya.
Metry bermain² dengan kedua anaknya , Vadrian dan Vadrion.
ketika sedang bermain² dengan anaknya Mbok Tuti masuk.
" Non".panggil mbok Tuti.
" iya , mbok".jawab Metry sambil menoleh.
" tadi kenapa manggil mbok"?.tanya mbok Tuti yang sudah duduk di hadapan Metry.
" mbok,".ucap Metry sambil menggenggam tangan Mbok Tuti.
" aku harus berangkat besok".ucap Metry menatap Mbok Tuti.
Mbok Tuti pun di buat bingung dengan ucapan Metry.
" berangkat ? kemana ? ".tanya mbok Tuti.
" aku harus pulang mbok".ucap Metry
" pulang kemana , ini kan rumah kamu".ucap Mbok Tuti lagi .
" ada yang ingin aku ceritakan".ucap Metry.
Mbok Tuti hanya diam.
" mbok sebenarnya,,". Metry menggantung kalimatnya , ia mencoba memantapkan hatinya agar bisa menceritakan semuanya.
Mbok Tuti masih dengan setia duduk di depan Metry , dia ingin mendengar kelanjutannya.
" Mbok , sebenarnya aku, aku seorang model iklan di negara H , ".ucap Metry , melihat Mbok Tuti yang terkejut.
" maksudnya "?. tanya Mbok Tuti yang terkejut.
" iya aku memang tidak begitu dikenal, karna mereka mempermainkan diriku, menipu , bahkan memggarap semua hasil keringat ku, bahkan kedua orang tua ku pun turut menjalankan aksi mereka untuk menyingkirkan diriku".ucap Metry sambil menatap kedua putranya.
" maksudnya".tanya mbok Tuti lagi.
⬅️⬅️⬅️
Terlihat seorang model iklan , sedang mengiklan sebuah minuman dari perusahaan di kota H.
" nona Metry silahkan bersiap² untuk , produk berikutnya ".ucap seorang membawakan sebuah gaun untuk di kenakan Metry sesuai dengan temanya.
" Hmm ,letakan di situ".ucap Metry tanpa menghiraukan orang itu.
" apa sikap mu, seperti itu bisa meninggalkan kesan yang baik".ucap Seorang wanita dengan tubuh tinggi putih , memang sudah terlihat dari tubuhnya ia sangat menjaganya dengan sangat baik.
" ck! urusi saja urusanmu tanpa mencampuri urusanku".ucap Metry tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"jangan besar kepala kamu, tanpa bantuan dari ku, kamu tidak akan pernah menginjakan kaki mu disini ,jadi kuharap tunjukan rasa sopanmu".ucap Wanita itu.
" ishh ! berisik sekali , bukankah itu bayaran yang harus kau bayar , setelah apa yang kau perbuat ".ucap Metry mulai gerah dengan tindakan wanita di depannya ini.
" sudah ku katakan , soal hutang piutang itu , tak perlu lagi kita bahas , toh kamu juga harus menerimanya bukan ? aku sudah menjadi ibumu gadis kecil ".ucap wanita itu sedikit mensejajarkan tubuhnya , dengan Metry yang sedang duduk.
" sudah ku katakan cepat atau lambat aku akan menyingkirkan dirimu".ucap Metry dengan mata yang menyiratkan sebuah ancaman.
" hei ! untuk makan saja masih kau harapkan dari ayah mu , ".ucap wanita itu menggantung.
" jadi jangan coba² untuk memiliki pemikiran seperti anak TK itu , oia aku lupa kamu kan masih anak² ya kan sana main di taman kanak²".ucap wanita itu tepat di telinga Metry dengan berbisik .
" jangan pernah , seenaknya saja wanita tua ".ucap Metry yang sudah mulai meninggikan suaranya.
untung saja , keberadaan mereka saat ini berada di ruangan khusus ,sehingga suara mereka tidak terdengar sampai di luar.
" suttt , sudah aku katakan bukan ".ucap wanita itu sambil menyelipkan rambut Metry di telinga Metry.
Metry menepis tangan yang menyentuh rambutnya dengan kasar.
" kau seperti ibumu, agresif apa kau tau sifat ibu sama seperti dirimu , sombong , agresif ketika merebut calon suamiku dengan murahnya ia merayu calon suamiku, dan aaa ya , bahkan dengan sukarelanya menyerahkan tubuhnya untuk calon suamiku, dan ya jadilah kamu seperti ini ".ucap Wanita itu dengan mata yang nanar , menahan emosi.
Sedangkan Metry jangan ditanya lagi akan hatinya, dia harus berhadapan dengan wanita yang sekrang menjadi ibu tirinya , ayahnya menikah lagi dengan wanita ini setalah 1 bulan ibunya meninggal.
Metry marah tapi , ia berusaha menahannya , namun itu tak lama karna air matanya lolos dan membasahi pipinya.
Metry berdiri , sedikit mendorong bahu wanita itu dengan telunjuknya , dan wanita itu pun mundur selangkah .
" setidaknya ibu ku tidak kalah dalam merebut hati ayah , bahkan ayah saja sampai menikahi ibu ku dan lebih memilih mengakhiri hubungan kalian, jadi bisa di pastikan ayah lebih mencintai ibu bukan dirimu ".ucap Metry dengan berpura² menahan emosi sedari tadi.
Ketika wanita itu akan menjawab seseorang datang.
" Nyonya Adel , giliran anda ".ucap Seorang memanggil wanita yang tak lain ibu tiri Metry.
"mungkin saat ini aku belum bisa memberimu pelajaran tapi nanti , nanti kau akan mendapatkannya ". Batin Metry melihat Adel.
Sebelum betul² keluar dari sana , Adel kembali melihat Metry dengan senyum mengejek.
Metry yang melihat itu , hanya mampu mengepalkan tangannya, Adel keluar dari sana dan Metry menjambak rambutnya Frustasi.
Lalu di lain tempat seorang pria paruh bayasedang menelpon seseorang.
" Bagaimana kapan kita akan menyingkirkannya"?.ucap pria tersebut.
"(,,,,, )".seorang di balik telpon.
"baiklah lebih baik malam ini saja ".ucap Pria tersebut langsung mematikan telponya.
Setelah selesai sesi pemotretan untuk iklannya , terlihat semua crew sedang mengemas² kembali semuanya.
" Nona Metry selamat hari ini anda , sukses dalam sesi pemotretanya".ucap Seorang pria kepada Metry.
Tanpa Menjawab Metry meninggalkan pria tersebut, dengan berat hati pria tersebut memnghela napas dengan sangat kasar.
sedangkan Metry , melaju mobilnya membela jalanan yang meskipun ramai, ia mengambil jalan pintas , ia belum pulang ia menuju sebua pemakaman keluarga Barlon.
siapa yang tidak mengenal keluarga itu, meskipun tak seperti orang² yang di kenal karna bisnis namun keluarga ini dikenal karna keluarga yang begitu benyak memberikan donasi bagi orang² jalanan bahkan untuk anak² panti.
Metry tiba di pemakaman ibunya , dengan pakian merah maron , meskipun sedikit terbuka , kacamata hitam bertengger di matanya dan sebucket bunga mawar merah di tangannya, ia melangkah menuju pemakaman ibuny.
Metry meletakan bungu di atas pemakaman, tak ada kata yang ia ucapkan namun , sebenarnya dalam hatinya ia merindukan ibunya.
Ia sedikit menundukan kepal dan memohon agar sang pencipta dapat , memberikan temoat yang layak untuk ibunya.
setelah itu ia kembali pulang , hanya untuk mandi dan berganti pakaian mungkin ia akan keluar lagi.
Namun saat di tengah , jalan mobilnya di hadang oleh 2 motor dan 1 mobil , 4 orang pria keluar dari mobil , dan 2 orang yang mengendarai motor juga turut turun dari motor.
mereka melangkah mendekat mobil Metry dan mengetuk .
"keluar".ucap Seorang pria bertubuh tinnggi masih mengetuk kaca, mobil.
Metry yang melihat , dengan seketika merasa takut dan gugup , ia bingung harus berbuat aoa di tempat sepi seperi ini.
waktu menunjukan baru pukul 7 malam tapi tempat ini , sangat sepih tak seorang pun yang lewat jalan ini.
orang² itu kembali mengetuk kaca mobil dengan sangat kasar.
Mau tak mau Metry membuka, ketika pintu belum sepenuhnya di buka , mereka dengan kasarnya membuka pintu mobil, mereka menyeret tubuh Metry .
Metry melawan, tapai karna tubuhnya di pegang erat oleh 2 orang pria , ia tak bisa melawan, namun dari arah deoan seseorang membius Metry.
Dengan seketika Metry terjatuh , dan tak sadarkan diri.
Ketika bangun , dirinya sudah berada di suatu rumah yang, tak terurus , Metry berperang dengan ingatannya , dari awal dirinya pulang dari pemakaman hingga dirinya di culik.
Dan sekarang dia berada di tempat asing , ia tak tau di mana dirinya sekarang.
ketika akan , berdiri ia melihat sebuah amplop putih, berada tepat di bawa tubuhnya , dia membukanya sebuah ATM dan , sebuah surat.
" Maaf sebenarnya aku tak ingin melihat anda dibunuh begitu saja , maka dari itu aku membantu anda , dan maaf telah mengirim anda ke Negara B , nanti bila saatnya tiba barulah anda pulang untuk sekarang sebaiknya anda berdiam diri disitu jangan pernah untuk menujukan , keberadaan mu, banyak orang² jahat yang sedang mengincar dirimu , gunakan uang itu untuk kebutuhanmu mungkin tak seberapa tapi aku yakin itu bisa untuk anda gunakan ". Isi surat itu.
Metry heran , ia hanya melihat surat , dan Atmnya secara bergantian.
Lebih bingungnya lagi ia sekarang bukan di negaranya , melainkan di negara B.
Metry berjalan dengan tertatih² karna tidak menggunakan alas kaki, ia kehabisan tenaganya untuk berjalan , lalu dengan matanya yang mulai redup ia melihat seorang ibu² mengahampirinya , dan setelah itu ia terjatuh.
Bugh
ketika bangun ia sudah berada di sebuah rumah, Metry mengedarkan pandangannya kearah kamar itu.
tak berapa lama seorang ,ibu datang membawa makanan dan minuman.
" kau sudah bangun"?.tanya wanita itu.
Metry tak menjawab ia hanya , memperhatikan wanita itu.
Wanita itu menghampiri Metry dan memperbaiki posisi metry, ia mulai menyuapi Metry dan semuanya tak luput dari perhatian metry yang sedari tadi tidak lepas memandang.
Sudah seminggu Metry berada di rumah itu, keadaannya semakin baik, lalu tak lama , seorang laki² paruh bayah masuk kedalam rumah , dengan sebotol minuman keras di tangannya ia memperhatikan Metry dari ujung rambutnya hingga kakinya.
Metry merasa risih , tak lama ibu keluar dan terkejut melihat suaminya pulang dengan keadaan seperti ini.
" siapa dia Ily".tanya pria itu oada istrinya , ia wanita itu bernama Ily.
"Dia Metry , untuk sementara dia tinggal disini".ucap Ily menggenggam tangan Metry.
Bersambung.........
maaf ya,,, tunggu part berikutnya ,,,
Nanti part Ririn Mooringnya menyusul.
salam sehat
😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Susi Ismi
owh......ternyata metri model
2021-06-21
0
Lyn
ohh bgtu tho metry sebernya. pantes dia kek bukan org yg terlalu lemah klo di tindas.
2021-05-14
0