Haruskah aku terlihat seperti jalang untuk bersama mu

setelah mengatakan itu Metry meninggalkan Renald sendiri di taman.

"apa mau dia baru pulng tapi sudah merusak tanaman ku".gumam Metry sambil menaiki tangga.

Renald masih memikir kan perkataan Metry ia terduduk di kursi taman belakang rumahnya sambil menatap tanaman yang tadi di rusaknya sambil menyalakan sepuntung rokok dan menghisapnya dan mengeluarkan asap dari mulutnya mengehembuskan keudara.

"apa yang terjadi pada diriku aku hanya ingin berdamai tapi kenapa tindakan ku selalu di luar nalar dan emosi ku memuncak jika melihat wajahnya aku sungguh jijik ". ucap Renald masih menghisap rokoknya.

sementara Metry kini bersiap dengan pakaianya ia berencana untuk berjalan keluar menenangkan pikiran sekalian bertemu dengan temannya ketika akan turun ia berpapasan dengan Renald yang akan naik juga.

" apa kau tak bisa menggunakan baju yang sedikit tertutup setidaknya jangan menunjukan jati dirimu yang sebenarnya apa kau tak bisa?".ucap Renald menegur Metry.

"apa kau tergoda?".ucap metry menanggapi perkataan Renald sebenarnya ia juga sedikit canggung menggunakan pakaian ini tapi ia lebih merasa tertantang dengan perkataan Renald suaminya ini.

"cihh ". Decihan Renald kepada Metry sambil menatap hina.

"baiklah aku pergi dulu jangan khawatir aku baik-baik saja".ucap Metry yang sengaja menggoda Renald dengan mengedipkan sebelah matanya dan berlalu keluar dari rumah menaiki mobil dan berlalu pergi.

Renald hanya memasang wajah datarnya memasuki kamarnya berbaring di sana.

🍁🍁 Cafe M🍁🍁

Kini Metry sedang berada di salah satu cafe ternama , ia menunggu seseorang yang kemarin mengajaknya untuk bertemu.

⬅️⬅️⬅️

Metry sedang berbaring di kasurnya sambil membuka situs internet Facebook , tak lama terlihat pesan masuk.

" Met". pesan seseorang.

"hmm".balas metry.

" Lo apa kabar". pesan itu masuk lagi.

"baik , kamu apa kabar" tanya metry.

" aku baik ko , sekarang udah jarang aktif Facebook ya, kemana sih semenjak hari kelulusan SMA lo menghilang gitu aja kemana si".tanya orang itu lagi.

" biasa gua kerja , terus lo sekarang di mana ".tanya Metry.

" oh iya gua baru pindahan kemarin ke kota Y , kerja di perusahaan ternama itu lo".balas Sesorang kepada Metry.

"oya, selamat ya , berarti kita sekota dong".balas Metry.

"masa sih, ya udah ketemuan yuk biar sekalian Reunian gimana".tanya seseorang.

"iya boleh di Cafe M ya gua suka sama tempat itu".balas Metry.

" ya nanti lo kirimin alamat ya buat gua kan lo tau gua orang baru di kota ini".balas orang tersebut.

"oke deh ,besok sore pukul 6 oke".balas Metry.

"oke deh bye".balas orang itu kepada Metry.

Metry langsung mematikan ponselnya dan terdidur dengan pulas.

➡️➡️➡️

setelah menunggu hingga 35 menit akhirnya Metry menampilkan wajah legahnya karna melihat orang yang ditunggu-tunggu telah datang.

"hai Met,,".ucap Seseorang sambil cipika cipiki Metry.

"hai , kamu bedah banget Ri".ucap Metry, kepada temanya Ririn , Ya teman Metry itu adalah Ririn Mooring meski pun keduanya tak akrab waktu SMA tapi mereka sekelas.

"kamu belum.berubah cara berpakaian, biar bisa menipu banyak orang dan membiarkan mereka berpikiran buruk tentang kamu".ucap Ririn sambil.menarik kursi dan duduk di hadapan Metry.

" sudahlah ngak usah berpikiran begitu , salah mereka sendiri jika menilai dari penampilan aku sih fine fine saja ".ucap Metry sambil mengangkat tangan memanggil pelayan Cafe.

Ririn hanya menggeleng

tak lama pelayan datang.

"pesan apa mbak".tanya pelayan cafe.

" kamu mau pesan apa".tanya Metry pada Ririn.

"aku samain sama kamu deh".jawab Ririn.

"ya sudah mbak saya pesan ini,ini,sama ini".tunjuk Metry pada menu makan .

"baik.mbak tunggu sebentar ya".ucap pelayan sambil tersenyum .

"iya".balas metry juga tersenyum manis.

dan pelayan pergi meninggalkan mereka berdu.

" Lo udah nikah ya Met".ucap Ririn sambil melihat kearah jari manis Metry yang ada cincinnya.

" hum".jawab Metry.

" wah selamat ya, tapi kenapa ngak ngundang gua lo jahat banget".Ucap Ririn sengaja memasang wajah cemberutnya.

" hufft nikahan gua aja kebelt banget ".ucap Metry.

"suami lo kerja apa ".tanya Ririn.

belum sempat di jawab Metry pelayan datang.

"permisi mbak ini pesanannya". Ucap pelayan sambil meletakan pesanan mereka .

"silahkan di nimakti".ucap pelayan berlallu meninggalkan mereka.

"sambil makan sambil cerita lanjut yang tadi ya ".ucap Ririn.

"iya".jawab Metry.

"ya udah jawab suami lo kerja apa sih".tanya Ririn sambil memakan makanannya.

"suami gua kerja juga di perusahaan , malas gua nyebutnya, dan dia super sibuk banget".ucap Metry.

" dia kasar atau ngak".tanya Ririn lagi.

" ngak lah".jawab Metry bohong

" udalah , emang Lo udah nikah"?.giliran Metry yang bertanya.

"heheh belum ,tapi gua suka sama bos gua galak tapi gua suka".jawab Ririn.

"alamak jangan sampai bos lo udah peot tuh".ucap Metry sambil tertawa.

"enak aja lo ngak lah dia itu guanteng banget".jawab Ririn.

"oyah , selamat ya lo udah nemu orgnya".ucap Metry sambil meminum minumannya.

dert dert dert bunyi ponsel Ririn

Ririn membuka tasnya dan dia terkejut melihat nama panggilan yang masuk.

Metry hanya melihat perubahan raut wajah temanya dan bertanya.

"siapa yang nelpon sampe-sampe muka lo kayak gitu".ucap Metry sambil menyeruput menumunamanya.

"ini bos gua nelpon".jawab Ririn gelisah.

"ya udah angkat aja , siapa tau itu pentingkan".ucap Metry

Ririn hanya menganguk sambil menggeser layar hijau untuk mengangkat teleponya.

"selamat malam pak ".ucap Ririn takut-takut.

" iya Rin kamu dimana".tanya Bos Ririn.

"lagi di cafe ".jawab Ririn sopan.

"sama siapa Rin".tanya bosnya lagi.

"sama teman saya pak".jawab Ririn.

"cewek atau cowok".tanya bosnya lagi.

"cewek pak".jawab Ririn.

"kirim alamatnya saya kesana juga , jangan pergi kemana-mana lagi".ucap Bos Ririn.

"apa bapak mau gabung"?.tanya Ririn heran pasalnya kata orang-orang bosnya tidak suka bergaul sama karyawannya.

"iya kenapa kamu keberatan"?.tanya bosnya

"eh anu itu tidak pak ya sudah saya kirim alamatnya".jawab Ririn cepat.

tut tut tut suara panggilan terputus.

"kenapa".tanya Metry melihat raut wajah Ririn.

"itu bos gua mau datang".jawab Ririn.

"wah bagus dong itu artinya lo bisa dekat sama bos lo bego,, kenapa.mesti gugup".ucap Metry.

" ya gua gugup lah secara orang yang gua suka mau datengin gua ".ucap Ririn kayak cacing kepanasan yang sedari tadi geser-geser duduknya.

" na lo harus berusaha ngendaliin diri lo kalo nga mau terlihat , kayak cacing kepanasan kayak sekarang".ucap Metry.

" gua gugup benaran ini".ucap Ririn.

" lo minum dulu deh".ucap Metry.

Ririn langsung mengambil Minumanya dan meneguknya hingga tandas.

" gua ke toilet bentar ya".ucap Metry sambil mengambil tasnya untuk menuju toilet.

" jangan lama -lama".ucap Ririn sebelum Metry betul-betul meninggalkannya.

" ini itu kesempatan lo buat dekat sama dia kalo gua udah ngak balik , itu artinya gua udah balik daluan lo, jadi lo harus manfaatkan kesempatan ini lo paham kan maksud gua".ucap Metry mengedipkan sebelah matanya dan berlalu pergi.

sedangkan Ririn sudah tidak setenang saat dirinya bersama Metry dia terus gelisah hingga suara seseorang menyadarkannya.

" Ririn".panggil orang itu.

Ririn menoleh dan DAG itu adalah Renald presdirnya, yang sedang tersenyum lebar sambil berjalan menuju kearahnya.

"selamat malam pak".ucap Ririn sambil membungkuk.

" iya , duduk aja ngak usah bersikap begitu".ucap Renald yang sudah duduk di kursi yang tadi di tempati Oleh Metry.

Ririn pun duduk dengan cangung.

"eh kata kamu tadi sama teman cewek kamu kemana dia".tanya Renald.

"itu tadi dia ke toilet pak".ucap Ririn gugup.

"Ririn".panggil Renald lembut.

"Iya pak".jawab Ririn masih menunduk.

" bisakan kamu melupakan formalitas disaat bukan jam kantor dan jangan panggil saya dengan sebutan Bapak jika tidak di kantor".Ucap Renald menatap lekat Ririn.

Ririn yang mendengar ucapan Renald langsung menatap Renald keduanya saling menatap cukup lama

Tanpa mereka sadari di belakang mereka sepasang bola mata sedang menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan , ia tersenyum sedih menatap suaminya yang menatap orang lain dengan tatapan penuh cinta.

"aku kalah".Batin Metry.

Ia langsung berjalan keluar cafe tanpa mereka sadari.

Ting. Bunyi pesan masuk di ponsel Ririn.

"Rin , semangat untuk pendekatannya cie jangan cari gua , gua dah pulang bye" pesan dari Metry.

Ririn yang membaca hanya menghela nafas.

Renald yang melihat hanya menatap dengan heran.

"kenapa Rin".tanya Renald.

"itu teman aku udah pulang".Ucap Ririn dengan nada lembut.

"ngak apa" kan ada aku".jawab Renald.

"ya udah aku antar pulang yuk".ucap.Renald .

"iya ".jawab Ririn sambil berdiri dan hendak melangkahkan kakinya, tangannya digengam oleh Renald , Ririn semakin gugup tapi Renald hanya berpura-pura sambil terus mengenggam tangan Ririn menuju mobil setelah tiba di monil.mereka berdua masuk kedalam mobil karna Renald akan mengantarkan Ririn ke apartemen Ririn.

🍁🍁 Rumah🍁🍁

sedangkan Metry telah tiba di rumahnya , ia duduk di balkok sambil menatap bintang dan sambil menyandarkan pundaknya di kursi.

"hahaha aku sungguh kala , bahkan sangat kala apa aku harus seperti jalang untuk merayu dan memiliki mu , bahkan usaha aku selama ini hanya kau anggap aku membawa noda yang tak akan pernah hilang ".Batin Metry memikirkan nasipnya.

" ibu , apa setelah ini aku akan di hempaskan begitu saja "?.ucap Metry sambil.menatap bintang seolah-olah itu ibunya.

asik dalam lamunannya ia mendengar suara mesin mobil memasuki pekarangan rumah ,Metry langsung keluar kamar untuk mengajak Renald berbicara.

Metry turun dan membuka pintu bersamaan dengan Renald yang akan membuka pintu juga Renald yang melihat hanya berlalu begitu saja ketika akan menaiki tangga suara Metry menghentikan Renald.

".Renald".panggil Metry lembut.

Renal yang mendengar namanya di panggil langsung berbalik dan mengangkat sebelah alis kirinya seolah bertanya.

"aku meminta sedikit waktu untuk berbicara dengan mu".ucap Metry.

kemudian Renald pun memutar tubuhnya berjalan menuju meja makan dan duduk di salah satu kursi yang yang tersusun rapi di meja makan.

seolah-olah mendapat lampu hijau Metry mengikuti Renald membuatkan 2 gelas minuman dan memberikan kepada Renald segelas kopi dan untuk dirinya segekas teh hangat.

sebenarnya Metry sedikit gelagapan ketika akan berbicara, namun karena bentakan dari Renald ia langsung berani.

" apa yang mau kau katakan jangan membuang waktu ku".ucap Renald dengan nada suara yang tinggi.

Metry yang mendengar hanya tersenyum.

" Renald,, maaf jika aku masuk kedalam kehidupanmu aku tau aku tak pantas tapi bisakah kamu memberikan aku sedikit ruang di hati mu aku mencin".belum selesai Metry berkata sudah di potong oleh Renald.

" jangan membicarajan hal yang konyol , dan untuk kehidupan ku yang kau masuki ini tentu saja aku tak masalah karna nama ku tidak menjadi buruk karna pernikahan yang gagak itu , tapi untuk membuka hati ku itu tak ada sedikitpun untuk dirimu karna ada seseorang yang aku cintai dan tentunya itu bukan kamu".ucap Renald meninggalkan Metry.

setelah kepergian Renald bukannya dia menagis dia menertawai kebodohanya yang mengemis untuk Renald membalas cintanya ia semakin menertawai kebodohannya, perlahan ia berjalan menuju kamarnya mengambil gitar duduk di balkom dan sambil bermain gitar dan menyanyi itu salah satu kegiatan yang ia gunakan untuk menghilangkan banyak masalahnya.

dari kamar sebelah Renald sedang berbaring menatap atap kamarnya , dan tak lama.ia mendengar petikan gita dan nyanyian dari kamar sebelah ia tentunya tau jika itu Metry yang menyanyi dan memainkan gitar ia beranjak dari tempat tidur dan menatap keluar jendela sambil menyalahkan rokok di tangannya dan menghisapnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

renald suka sma ririn tmn nya si metry

2022-02-02

0

Bunda Seprai

Bunda Seprai

sedih tor. 😔😥😥

2021-06-20

0

Fitri Anwar ALfhyank

Fitri Anwar ALfhyank

smngt thir. sukaaa alurx

2021-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Cukup Menikmati
3 Melakukan Peran
4 Ririn Mooring
5 Tatapan yang tak ku miliki
6 Haruskah aku terlihat seperti jalang untuk bersama mu
7 Memutuskan
8 Maaf
9 Hamil ?
10 kesempatan
11 Keputusan
12 Meninggalkan
13 Beri aku kesempatan
14 pengumuman
15 Menceritakan
16 setengah kisah
17 permainan
18 Pekerjaan Baru.
19 Ririn Mooring
20 Seperti Ayahnya
21 Syukurlah
22 Dia tak mengenalku
23 Siapa dia
24 Berhasil
25 Ingin menghilang.
26 Kemarahan Renald
27 Awal semuanya.
28 Aku berhak
29 Bertemu paman Pram
30 Perkataan yang konyol
31 Menyusun rencana
32 Pengumuman
33 Pernikahan Brayen & Metry
34 Brayen Marck
35 Dingin tapi hangat
36 Vadrion & Vadrian
37 Kejujuran Renald dan Rencana Setyo
38 Brayen yang aneh
39 Bertemu si kembar Vs Kemarahan Brayen
40 Aksi Setyo
41 Kemarahan Mami
42 Permintaan Metry
43 Vadrion masuk rumah sakit
44 kelemahan Renald.
45 pertemuan Renald dan Brayen.
46 Pertemuan Renald dan Brayen 2
47 Perjanjian Renald dan Brayen
48 Vadrion siuman
49 Usaha Renald 1
50 Usaha Renald 2
51 Cemburu
52 Apa yang terjadi
53 Renald kritis
54 Pertemuan terakhir Renald dan Si kembar
55 Gagal
56 Leha
57 Meluruskan
58 Mainan baru
59 Hancur
60 insting seorang Istri
61 Bertemu Mami
62 Terkuak
63 Beli satu gratis satu
64 Dia
65 Kembali Bertemu (WARNING )
66 PENGUMUMAN
67 Deal
68 penculikan
69 Pilihan
70 MAAF & TERIMAKASIH
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Perjanjian
2
Cukup Menikmati
3
Melakukan Peran
4
Ririn Mooring
5
Tatapan yang tak ku miliki
6
Haruskah aku terlihat seperti jalang untuk bersama mu
7
Memutuskan
8
Maaf
9
Hamil ?
10
kesempatan
11
Keputusan
12
Meninggalkan
13
Beri aku kesempatan
14
pengumuman
15
Menceritakan
16
setengah kisah
17
permainan
18
Pekerjaan Baru.
19
Ririn Mooring
20
Seperti Ayahnya
21
Syukurlah
22
Dia tak mengenalku
23
Siapa dia
24
Berhasil
25
Ingin menghilang.
26
Kemarahan Renald
27
Awal semuanya.
28
Aku berhak
29
Bertemu paman Pram
30
Perkataan yang konyol
31
Menyusun rencana
32
Pengumuman
33
Pernikahan Brayen & Metry
34
Brayen Marck
35
Dingin tapi hangat
36
Vadrion & Vadrian
37
Kejujuran Renald dan Rencana Setyo
38
Brayen yang aneh
39
Bertemu si kembar Vs Kemarahan Brayen
40
Aksi Setyo
41
Kemarahan Mami
42
Permintaan Metry
43
Vadrion masuk rumah sakit
44
kelemahan Renald.
45
pertemuan Renald dan Brayen.
46
Pertemuan Renald dan Brayen 2
47
Perjanjian Renald dan Brayen
48
Vadrion siuman
49
Usaha Renald 1
50
Usaha Renald 2
51
Cemburu
52
Apa yang terjadi
53
Renald kritis
54
Pertemuan terakhir Renald dan Si kembar
55
Gagal
56
Leha
57
Meluruskan
58
Mainan baru
59
Hancur
60
insting seorang Istri
61
Bertemu Mami
62
Terkuak
63
Beli satu gratis satu
64
Dia
65
Kembali Bertemu (WARNING )
66
PENGUMUMAN
67
Deal
68
penculikan
69
Pilihan
70
MAAF & TERIMAKASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!