🍁🍁 Dikota Y🍁🍁
Metry yang sedang duduk sambil melihat beberapa tanaman yang berada di taman belakang , ia sedang melihat-lihat sebenarnya Metry jenuh dengan situasi ini tapi apa yang bisa ia perbuat ketika sedang melamun telponnya berdering di kursi taman yang agak jauh dari Metry dan Metry berdiri untuk mengangkatnya ketika akan menjawab telponnya ia melihat Ibu mertuanya sedang menelpon dan langsung saja ia menjawab.
"Halo sayang".ucap Mami dari telpon.
"ia mami".jawab Metry
"kamu apa kabar sayang".tanya mami dari sebrang.
"aku seperti biasa sangat sehat".jawab Metry.
" Renald apa dia memperlakukan kamu dengar buruk sayang".tanya mami lagi.
"Tentu saja tidak mi,,Renald hanya sedikit sibuk dengan urusan kantornya".Ucap Metry dengan tangan kanan memilah bunga* mawar.
"ya sudah nanti mami marahin Renald kamu jangan bersedih ya sayang".ucap Mami terdengar sendu.
"Mami jangan di telpon Renaldnya kan kasihan apa lagi pekrjaannya sungguh melelahkan biarkan saja agar di dengan secepatnya menyelesaikan pekerjaanya".Jawab Metry yang tak ingin Ibu dan anaknga menjaga jarak hanya karena dirinya.
"ya sudah sayang, sudah dulu ya mami masih ada urusan nanti mami telpon lagi bye sayanv i miss you".ucap mami.
" i miss you mami".jawab Metry sambil mematikan poselnya.
Metry kembali menyimpan Ponselnya di kursi itu dan lanjut dengan kegiatan yang tadi sempat tertunda karna talpon dari mami.
Sebenarnya Metry sangat pandai dalam mengubah suasan hatinya ia tidak ingin berlarut dalam kesedihan, tidak bisa di pungkiri jika ia telah jatuh hati pada suami yang jijik terhadal dirinya , ya tentu saja seorang yang di angkat dari "Rumah hitam" dan di jadi kan istri seorang presdir yang memiliki kekayaan yang tak terbilang nilainya.
Metry melakukan semua kegitan -kegiatan yang menurut dirinya bisa ia lakukan tanpa menyewa jasa.
Tanpa sadar kegiatan menanam bunga hibgga sore hari Metry masuk kedalam dan membersihkan diri memasak makanan untuk di makan , dan berkeliling melihat Foto dirinya dan Renald dengan berat hati Metry mengehembuskan Nafas dengan sangat kasar "huftt" .
"*apa kamu tak bisa untuk pura -pura menyukai ku di foto ini ?".Batin metry dengan sedikit menggelengkan kepalanya.
" tatapan kamu sungguh sangat jelaa menolak aku, dan ya aku tau itu seseorang yang di angkat dari tempat kumuh memang akan tetap meninggalkan kesan yang buruk meskipun telah di bersihkan".Batin Metry sambil menatap nanar dirinya dalam foto itu.
" Dan sudah sejauh ini kamu masih tetap membangun benteng itu , apa lah daya aku yang tak bisa memanjat untuk masuk kedalam benteng itu aku tak memiliki alat " untuk menghancurkan benteng mu , benteng mu terlaku kuat untuk aku yang hanya dari perkumuhan mengharapkan setitik perhatian" Batin Metry sambil menatap foto suaminya dan sambil menampilkan senyum mengejek pada dirinya*.
🍁🍁Kota xxx🍁🍁
Sesuai perkataan dan juga kontrak yang telah di tanda tangani oleh Ririn hari ini Ririn, Setyo dan Renald pulang ke kota Y .
mereka menuju bandara untuk melakukan penerbangan , Ririn sangat tidak sabar untuk segera tiba.
🌼🌼🌼
Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka pun tiba di kota Y .
" alhamdulilah akhirnya tiba juga".ucap Ririn
Renald dan Setyo yang melihat hanya diam saja dan berlalu mendahului Ririn sebenarnya Renald sedikit menarik sudut bibirnya hanya dirinya sendiri yang menyadari orang sekitarnya tak menyadari sedangkan Setyo hanya datar menatap Ririn , Ririn mengikuti mereka berdua dan memasuki mobil ketika Ririn akan duduk di samping Setyo Renald menyuruh untuk pindah ke belakang.
"kamu pindah kebelakang".Ucap Renald sambil memejamkan matanya.
"aku".ucallp Ririn sambil menunjukan dirinya , Ririn sempat melirik kearah Setyo namun setyo tidak melihat Kearah Ririn.
Ririn merasa itu adalah sebuah perintah dari Atasan akhirnya Ririn turun dan pindah ke kursi penumpanh bersama atasanya.
kini mobil meninggalkan bandara.
" Setyo kamu taukan kemana kita ".ucap Renald dengan mata yang masih tertutup.
"iya tuan".jawab Setyo dengan semakin menginjak gas .
"mau kemana sih".Batin Ririn bingung sambik menatap Bosnya dan setyo sambil bergantian akhirnya Ririn memutuskan untuk memandang keluar jendela mobil.
Renald yang menyadari tingkah Ririn pun menaruk sudut bibirnya dan Setyo melihat bosnya sedang tersenyum tentu saja dia tau bahwa Bosnya tersenyum karena tingkah Ririn.
" *apa tuan tidak memikirkan nyonya Metry".batin Setyo.
setelah menempuh perjalanan akhirnya mereka tiba juga di apartemen* .
"mari nona saya antar masuk ke apartemen nona".ucap Setyo
"hah apartemen sejak kapan aku menyewah apartemen aku kan mulai kerjanya besok".ucap Ririn heran.
"Itu apartemen tuan jadi untuk sementara nona tinggal di apartemen tuan dulu".ucap Setyo
"benarkah ".ucap Ririn dengan menatal Renald yang masih menutup matanya.
"pergilah aku tidak pernah menggunakan apartemen ku itu jika kamu keberatan karna hal lain kamu dapatn menyicilnya".ucap Renald dengan mata yang masih tertutup.
" baik , terimakasih permisi".ucap Ririn turun dari mobil.
Setyo pun mengantarkan Ririn hingga ke pintu apartemen dan menunggu hingga Ririn masuk barulah ia kembali kedalam mobil.
"bagimana sudah selesai"?.tanya Renald.
"sudah tuan".jawab Setyo
"antar kan aku pulang".ucap Renald
"iya ".jawab Setyo langsung menjalankan mobilnya.
kini mereka telah tiba , setyo membukakan pintu mobil agar Renald keluar dari dalam mobli dan setyo berlari kecil mengambil koper milik Renald dan membawahnya masuk.
Ketika masuk Renald , menatap rumahnya hening tidak berpenghuni.
"permisi tuan saya sudah menyimpab koper anda di kamar saya undur diri ".ucap Setyo.
"iya".jawab Renald.
Setyo pun berlalu meninggalkan Rumah milik tuannta.
Ketika akan menaiki tangga ia melihat Metry yang sedang memainkan gitar dan bernyanyi , ia tidak bisa mendengar apa yang dinyanyikan Metry karena dirinya yang berada di lantai atas dan hanya melalui jendela lah ia melihatnya cukup lama ia memperhatikan Metry lalu ia meneruskan langkahnya untuk masuk kedalam kamar , ia membuka bajunya dan celananya berjalan menuju kamar mandi dan melakukan ritul mandinya.
setelah beberapa menit Renald keliar dengan tubuh yang sudah segar.
ia kembali berpakaian, dan turun ke bawah , ia tak melihat Metry lagi ia pun turun untuk mencari Metry.
ketika mata Renald sedang menelusuri halaman rumahnya ia melihat taman belakang yang di penuhi mawar , dan terlihat seseorang sedang berbaring di atas rerumputan dengan gitar di sampingnya dan majalah menutupi wajahnya.
Renald mendekat , lalu ketika semakin dekat angin bertiup dengan sangat kencang sehingga majalah yang sedari menutup wajah itu terjatuh dan Wajah Metry terlihat damai ketika sedang tertidur tetalpi tidak dengan Renald ketika melihat Metry dengan dekat Renald marah , ia lalu menarik tangan Metry dengan kasar .
"bangun".ucap Renald dengan kasanrnya menarik tangan Metry.
Metry yang kaget langsung terbangun.
"kamu apa apaan sih".ucap Metry mengehempaskan tangannya dengan kasar.
"apa yang kau lakukan dengan rumahku".ucap Renald dengan emosinya mencabut semua tanaman mawar itu.
Metry yang melihat sangat emosi , tetapi dengan secepatnya ia mengontrol emosinya dengan sangat baik , ia menahan tangisnya.
" apa aku salah , huh kamu mencabuti semua tanaman yang ku tanam padahal mereka yang selalu menjadi tempat aku untuk merenungkan kehidupan ku tapi kamu menghancurkannya aku benci aku sungguh benci kamu".batin metry melihat tindakan suaminya dengan mata yang nanar.
Metry melangkah duduk di kurai taman sambil meminum tehnya sambil memangku salah satu kakinya dan terus melihat tindakan suaminya menghancurkan bunganya tetapi ia masih menampilkan senyum yang mengejek.
"apa sudah selesai menghancurkannya suami ku".ucap Metry dengan sesekali meminum tehnya.
Renald yang mendengar panggilan Metry langsung berhenti dengan aksi gilanya dan menghampiri Metry dan mencekal dagunya dengan kuat.
" sudah saya katakan jangan berani beraninya untuk menyentuh segalanya disini".ucap Renald terlihat mukanya yang memerah menahan emosi.
Metry menatap lekat wajah suaminya yang saat ini sedang emosi namun kalimat yang Metry keluarkan mampu membuat Renald menjadi mati kutu.
" semenjijik itu kah aku sehingga tanaman pun tak kau ijinkan untuk ku sentuh , serendah itu kah ,jika betul untuk apa aku harus memperjuangkan sesuatu yang tidak akan bisa aku dapati jika seujung kuku aku itu adalah noda" ucap Metry sambil menatal lekat mata suaminya
Renald yang mendengar langaung melepas cengkramannya.
Metry langsung mengambil tisu dan hand sanitaizer dan memberikan kepada Renald.
"Gunakan itu untuk membersihkan tangan yang tadi kau gunakan menyentuh wajahku , takutnya kamu menjadi bahan olokan karna menyentuhku".ucap Metry dengan senyum mengejek pada dirinya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
mami mertua nya ya allah sayang bangett sma metry
2022-02-02
0
my name
nyesek saat merti mengatakan itu 🥺
2021-06-21
0
Bunda Seprai
sukanyaaa aku sama karakter Metry. pertahankan tor...I love you 💋💋...
2021-06-20
1