" Bagaimana Tuan, mobil nya sudah bisa diperbaiki?"
tanya Alisha yang melihat Bumi sibuk mengotak-atik mobil nya.
Di kampung Alisha agak susah mencari bengkel mobil. Itupun harus
pergi ke kota yang jaraknya juga lumayan jauh. Bumi dibantu oleh tetangga
Alisha yang kebetulan bekerja sebagai montir, memperbaiki mobil yang sejak
kemarin sore mogok.
" sudah ." jawab Bumi masih dengan meneliti mobil nya.
Siapa tahu ada lagi yang bermasalah, sebelum dia berangkat ke Bali.
" Alhamdulillah kalau begitu. Ah ya itu Tuan, silahkan
masuk. Makan siang sudah disiapkan."
Bumi mengangguk. Kebetulan memang perutnya sudah keroncongan.
Karena masalah penggerebekan warga tadi subuh, semua jadi kacau hingga Bumi pun
tak sempat menyentuh sarapan pagi. Dan ini sudah menjelang tengah hari.
" iya sebentar lagi saya masuk ke dalam."
" baiklah Tuan."
Alisha masuk ke dalam rumah, diiringi oleh tatapan Bumi. Gadis
itu terlihat rapuh di mata Bumi. Dibalik ketegaran yang Alisha tunjukkan,
sebenarnya ada banyak kelemahan pada diri gadis itu. Dan Bumi, entah mendapat
dorongan dari mana hingga mempunyai keinginan besar untuk melindungi Alisha.
*****
Mereka makan dalam diam terlarut dengan pikiran masing masing.
Cobaan berat yang tiada henti menimpa Alisha sekeluarga, membuat mereka seolah
tiada semangat untuk menjalani hari ini. Bapak Alisha masih sangat merasa
bersalah pada Bumi. Begitu pun dengan ibu Alisha yang merasa iba dengan putri
pertamanya yang selalu diterpa masalah.
Bumi melihat aura orang-orang di hadapan nya, tampak sendu. Bumi
tahu jika mereka sedang banyak pikiran. Padahal Bumi sendiripun yang disini
seperti seorang korban yang dipaksa untuk menikahi Alisha. Akan tetapi Bumi
sama sekali tidak merasa keberatan dengan keputusan yang telah diambil nya.
Justru yang Bumi pikirkan saat ini adalah Alisha. Maukah Alisha
menerimanya tang notabene umur mereka terpaut cukup jauh. Alisha berhak
mendapat pendamping yang setara dengan nya, bukan pria tua dan duda seperti
dirinya. Bumi memang harus bicara pada Alisha mengenai hal ini.
" Pak Bumi jadi pulang hari ini?" tanya Bapak Alisha.
" iya rencana nya seperti itu. Lagipula besok Alisha juga
harus bekerja kan."
Bapak Alisha menunduk lalu menghela nafas.
" Pak Bumi. Sebelum nya saya minta maaf. Mungkin Alisha
akan lebih baik jika tetap tinggal disini sampai pernikahan itu berlangsung.
"
Bumi mengernyit, kenapa Bapak Alisha berbicara seperti itu tadi.
" maksud Bapak?"
" Pak Bumi. Bapak tahu sendiri bagaimana warga disini. Saya
yakin sekali pasti ada dalang dari semua kejadian tadi pagi. Ada yang sengaja
mencari-cari masalah pada keluarga saya. Dan saya rasa mungkin, ah saya tidak
mau suudzon. Tapi yang jelas saya tidak ingin gosip yang merebak seputar Alisha
semakin menjadi jika warga tau yang Pak Bumi membawa Alisha lagi. "
Bumi terdiam berusaha mencerna kata-kata Bapak Alisha. Benar
adanya dengan semua yang Bapak Alisha sampaikan. Tadi pagi Bumi mendengar
sendiri bagaimana warga yang menghakimi Alisha. Mereka menuduh Alisha yang
bukan-bukan. Yang kata mereka Alisha adalah wanita yang tidak benar lah,
simpanan om om kaya lah dan yang membuat Bumi semakin geram mereka berkata-kata
yang sangat menyakitkan. Mereka bilang pada Alisha jika percuma saja memakai
jilbab jika hanya digunakan untuk menutup aib nya. Astaga, sebegitu tega nya
mereka memperlakukan gadis sebaik Alisha.
" Pak, saya juga merasakan hal yang demikian. Juga
terlintas di pikiran saya jika provokator itu adalah....Pak Asep." Bumi
menjeda ucapan nya.
Lalu kembali berkata, " Pak Asep, saya melihat dia yang
menggebu memberikan tuduhan-tuduhan yang tak masuk akal pada Alisha. Bisa saja
Pak Asep tidak terima karena dia gagal memperistri Alisha. "
" sebenarnya saya pun tidak ingin berpikiran buruk pada seseorang,
tapi ternyata Pak Bumi pun punya pikiran yang sama dengan saya. "
" itulah yang membuat saya jadi khawatir dengan Alisha jika
dia tetap tinggal disini. Bisa-bisa Pak Asep akan berusaha mencari cara untuk
membuat masalah dengan keluarga ini. "
" entahlah Pak Bumi. Saat ini kami sedang berada di posisi
yang sangat sulit. Jujur saya malu karena harus menyangkut pautkan Pak Bumi
dalam masalah keluarga saya. Bahkan dengan Pak Bumi membantu melunasi semua
hutang-hutang saya saja, saya sudah sangat bersyukur sekali. Saya tidak tahu
bagaimana cara membalas nya. sekarang justru saya harus merepoti dan
membebani Pak Bumi lagi dengan terpaksa menikahi Alisha. "
" Bapak jangan bicara seperti itu. Mungkin memang sudah
menjadi garis kehidupan kita yang seperti ini. Yang saya pikir justru Alisha.
Apakah dia tidak apa-apa jika harus menikah dengan lelaki setua saya. Bahkan
Alisha ini hampir seusia anak saya. "
Bapak Alisha pun terdiam. Benar ada nya apa yang dikata oleh
Bumi. Memang rentang jarak usia mereka terpaut sangat jauh. Bumi setara usia
dengan nya. Hanya saja dari segi penampilan memang terlihat jelas berbeda.
Bapak Alisha terlihat tua karena terbiasa hidup susah, pergi ke sawah bahkan
hampir tidak pernah memikirkan penampilan. Sementara Bumi meski usia nya mungkin
hanya selisih dua tahun lebih muda dari Bapak Alisha, tapi Bumi tidak terlihat
tua. Penampilan Bumi yang menawan, membuatnya terlihat jauh lebih muda seperti
lelaki yang masih berusia tiga puluhan.
" Pak...." Bumi memanggil Bapak Alisha yang terlihat
sedang melamun.
" I-iya Pak Bumi." jawab nya tergagap.
" bagaimana jika saya menikahi Alisha sore ini juga.
Menikah agama dulu agar saya bisa membawa Alisha pergi dari sini. Jujur saya
tidak ingin jika Pak Asep kembali berbuat hal yang diluar perkiraan kita."
Bapak Alisha terkejut, tapi apa yang dikata Bumi memang tak
salah. Bukti nya Pak Asep mampu berbuat hal yang diluar perkiraan. Sampai
melapor ke RT dan memprovokatori warga untuk menggrebek Bumi dan Alisha.
Hanya anggukan kepala yang Bapak Alisha lakukan untuk menjawab
persetujuan dengan permintaan Bumi barusan.
******
Dengan acara sederhana karena rencana yang sangat mendadak dan
diluar rencana, Mereka saat ini sedang berkumpul di masjid yang tak jauh dari
rumah Alisha.
Kedua orangtua Alisha beserta adiknya, pak RT dan Pak RW serta
beberapa orang warga yang sudah bersiap duduk di dalam masjid. Serta ada
seorang ustadz yang akan menuntun Bapak Alisha untuk menikahkan Bumi dengan
anak sulung nya.
Alisha, jangan ditanya bagaimana perasaan nya saat ini. Campur
aduk tak karuan. Siap tidak siap dia harus menerima semua ini. Demi kebaikan
nya juga keluarga nya. Meski pun dia tahu jika karena hal ini ada orang yang
harus dikorbankan. Siapa lagi jika bukan Bumi Perkasa.
Alisha menghela nafas, dipejamkan matanya. Acara sakral
pernikahan nya sudah dimulai. Alisha yang duduk di samping ibu nya tak berani
mendongak menatap Bumi yang duduk berhadapan dengan Bapak nya dengan didampingi
Pak ustadz.
" saya terima nikahnya Alisha Saliha binti Mahmud dengan
mas kawin uang tunai lima ratus ribu rupiah dibayar tunai."
" sah."
" sah."
" sah."
" Alhamdulillah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Malem Sihombing
akhirnya sah jadi istri duda anak satu hahaha selamat pengantin baru Alisha hahaha
2021-12-30
0
Taengo
masa mas kawinnya cuman 500
2021-12-26
0
Taengo
masa mas kawinnya cuman 500
2021-12-26
0