“Ehh Tasya naik apa dong kalo udah penuh motornya? Masa Tasya jalan ke mall,” tanya Tasya pada sahabatnya, Sekarang sudah jam pulang sekolah. Semua sudah menaiki motor. Angel membonceng Davina. Christin membonceng Ardia. Sedangkan Aska tidak bisa membawa penumpang di motornya. Aska bisa di bilang baru belajar mengendarai motor.
Seharus nya mereka membawa mobil tadi, karena ini mendadak, jadi tidak terlintas di pikirannya.
“Noel,” panggil Aska pada Noel yang hendak menaiki motor ninja berwarna hitam. Noel langsung menoleh ke asal suara dan menghampirinya.
“Kenapa manggil gue?” tanya Noel, menautkan kedua alisnya. Ia memakai hoodie berwarna hitam yang sangat cocok untuknya.
“Anterin Tasya ke mall dong, udah penuh kita, gabisa bawa orang lagi,” kata Aska dengan wajah memohon. Cewek itu mengeluarkan puppy eyesnya.
“Lah, lo kan sendiri bawa motornya, lo aja boncengin dia,” balas Noel.
“Aku nggak bisa bawa bonceng,” ujar Aska. “tolong yaa.”
Noel langsung menarik nafasnya dalam-dalam, “oke.”
“Aaahh makasi,” balas Aska sambil tersenyum. Tasya mengekori Noel yang berjalan menuju motor besarnya. Gadis itu menoleh ke Aska sekilas, lalu mengancungkan kedua jempolnya.
"Lope-lope, Aska," gumamnya tanpa suara, hanya gerak bibir, namun Aska bisa membaca gerak bibirnya.
"Siaaap," Aska mengacungkan jempolnya.
“Nih helm,” Noel menyerahkan helm berwarna coklat pada Tasya. Untung saja dia membawa dua helm. Jadi tidak perlu pinjem helm.
“Nggak bau kan? Bersihkan? Ada bakterinya ga? Ada keringat? Kuman…”
“Kalo gamau gapapa,” potong Noel sambi merebut helm dari gengaman tangan Tasya.
“Ehh mau-mau, jangan ngambek dong,” ujar Tasya sambil terkekeh.
“Ayo naik cepet,” suruh Noel pada Tasya yang tengah berdiri. Gadis itu langsung menaikan tubuhnya ke atas jok motor Noel yang tinggi, ia duduk dengan posisi menyerong, jadi tidak perlu mengangkat rok sekolahnya.
Tasya melingkarkan kedua tangannya di bagian perut Noel, “lepas” ucap Noel dingin.
“Tapi kan takut jatoh," Tasya melongkarkan lingkaran tangannya.
“LEPAS!” ucap Noel dengan nada tinggi. Sontak Tasya langsung melepas lingkaran tangannya dari tubuh Noel.
Semua yang ada disana membelakan kedua bola matanya, “maksud lo apa bentak-bentak sahabat gue?” ucap Angel. Gadis itu turun dari motornya, melepas helm dan berjalan ke arah Noel.
“Turun lo,” ucap Noel kasar pada Tasya, “balikin helm gue” sambungnya. Tasya hanya menunduk menahan tangis karena di bentak oleh Noel. Gadis itu langsung turun dari motor sang empu.
“Bisa ga sih lo gausa kasar sama Tasya? Dia tuh cewek, No,” ucap Ardia dengan nada meninggi. Ia benar-benar kesal pada Noel sekarang karena telah membentak Tasya.
“Bodo amat, ga peduli gue,” Noel menyalakan mesin motornya. Ia langsung menancapkan gas motornya keluar area parkiran motor SMA Phoenix.
‘cowok gila! Kalo ga suka, se-engganya ngomong baik-baik, jangan bentak, udah tau Tasya cewek’ Angel membatin.
“Tasya kok nagis?” tanya Alenta yang baru saja datang. Dia datang bersama Alvino dan Zain. ]
“Sahabat lo yang bikin dia nagis,” jawab Angel. Kini Tasya sedang di peluk oleh Christin. Ia menunpahkan tetesan airmatanya di dalam dekapan hangat Christin.
“Noel? Gila tuh bocah. Udah jangan nangis lagi, terus nggak jadi acara ke mallnya?” tanya Alenta.
“Jadi, tapi Nggak yang nganterin Tasya,” sahut Ardia. “soalnya tadi Noel gajadi nganterin."
"Aku bisa naik ojol," Tasya mengusap air matanya.
“Nggak usah naik ojol, gue aja yang nganterin Tasya,” balas Alenta, kemudian mengambil motornya.
“Ayo Tas naik,” sambungnya, cowok itu sudah bertengger diata smotor Ninja. Tasya langsung naik ke motor Alenta. “Pegangan biar ga jatoh.”
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Waktu menunjukan pukul tujuh malam, motor Alenta berhenti di pekarangan rumah Tasya. Gadis itu sudah selesai dari aktivitas jalan-jalannya. "Makasih ya Len," ujar cewek itu.
Alenta tersenyum dari balik helm full face nya. "Sama-sama," balas nya sambil mengangguk.
“Assalamualaikum, Papah, Tasya pulang,” ucap Tasya sambil membuka pintu besar berwarna putih. Dia masuk ke rumahnya yang elegan dan modern bernuansa putih bersih. Semua barang-barangnya tidak norak, tetapi lebih ke arah modern.
“Ehh udah pulang, kok malem sih pulangnya? Dari mana aja?” tanya Reyno, papah nya Tasya sambil mengusap pucuk kepala Tasya.
“Tadi dari mall,” jawab Tasya sambil mencium punggung tangan Reyno.
“Dari mall sama siapa? Pacar ya?” Goda Reyno, menaik turunkan kedua alisnya.
“Isshh apa sih papah, Tasya gapunya pacar tau,” balas Tasya dengan wajah merah. Gadis itu memukul pelan lengan Reyno.
“Yhaaa terus sama siapa dong?” Tanya Reyno lagi.
“Sama sahabat aku papah sayang,” jawab Tasya dengan wajah cemberut.
“Kamu pulang di anter cowo tadi. Papah liat dari jendela kamar, kenalin dong ke papah, pacar kamu kan?” Ucap Reyno sambil menaik turunkan kedua alisnya. Tasya mengerutkan keningnya. Pacar?.
'emangnya ada yang mau sama gue?' Tasya membatin.
“Bukaann papah, itu temen Tasya, tadi dia tuh udah anterin Tasya, terus jemput Tasya lagi pas mau pulang,” jelas Tasya sambil memukul-mukul lengan Reyno. “Dia tuh baik banget pah. Tasya ga ngerti lagi, terus ganteng lagi,” sambung Tasya semangat.
“Siapa tuh namanya?” tanya Reyno sambil tersenyum smirk. Dia mengangkat sebelah alisnya.
'Wah pasti pacarnya nih.'
“Namanya Alenta. Temen sekelas Tasya, sebenernya dia anak bandel, tapi baik ke Tasya,” balas Tasya sambil tersenyum girang.
“Pacar kamu ya?”
“Bukaannn papaah ish!” balas Tasya dengan oktaf di naikan, “dah ah Tasya mau ke kamar, Tasya capek, good night papah,” sambungnya sambil mencium sebelah pipi kanan Reyno dan langsung berlari ke kamar tidurnya. Tasya tinggal bertiga di rumah besar itu. Reyno, Tasya, dan art nya yang bernama Ina. Biasa di panggil bi Ina.
Bruggg...
Tasya melemparkan tubuhnya ke kasur berukuran queen size berwarna pink. Dia masih memakai seragam sekolahnya. Kamar tidurnya bernuansa pink dan gambar hello kitty bertebar dimana-mana. Bisa di bilang seperti kamar tidur anak SD.
Ia suka sekali dengan Hello kitty, jadi Ia memakai tema hello kitty untuk dekorasi kamarnya. Di kasurnya terdapat banyak sekali boneka hello kitty. Mulai dari ukuran yang terbesar sampai ukuran yang terkecil.
“Coba aja Tasya suka nya sama Alenta, pasti ga perlu repot-repot ngejar Alenta,” celetuk Tasya pada diri sendiri sambil menatap langit-langit kamar yang ber- cat pink dan terdapat stiker bintang-bintang glow in the dark tertetmpel disana.
“Alenta baik banget sih, ga ngerti lagi, terus ganteng lagi, hmpphh tapi sayangnya playboy. Pasti banyak banget mantannya,” kata gadis itu sambil mmbentangkan kedua tangannya di kasur.
“Andaikan sifatnya Noel seramah Alenta. Pasti Tasya gampang dapetin dia, sikap Noel di parkiran tadi kasar banget sih, tapi kenapa Tasya makin suka sama dia ya, ah udah lah,” sambungnya.
Tasya berbicara sendiri layaknya orang gila sambil menatap langit-langit. Dia merasakan suasana hening di kamar tidurnya. Hanya ada terpaan angin dari AC yang tertempel di tembok dan suara blower AC yang sedikit terdengar dari luar kamar.
---TBC---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Ainur Cutee
sbnar ny tokoh utama ny siapa sih Tasya apa angel???
2021-05-02
5
Ika Sartika
next
2021-04-15
1