“Samlekom mamang,” ucap dua pria tampan yang ada di daun pintu kelas. Kedua pria itu memakai dasi tapi tak beraturan, baju sekoalahnya di keluarkan. Penampilan kedua pria itu seperti Alenta. Brandal.
“Woeee Alvin, Zain, kita sekelas wahhhh asik,” teriak Alenta pada kedua pria yang ada di ambang pintu. Itu adalah Alvino yang biasa di panggil Alvin, dan juga Zain.
Mereka berteman dengan Alenta semenjak awal masuk SMA. “Kitaa duduk dibelakang yaa,” ucap kedua pria tersebut sambil berjalan ke arah kursi paling pojok.
Noel dan Alenta duduk di kursi tengah-tengah urutan tiga dari depan. Sedangkan Tasya dan Davina di tengah-tengah urutan dua dari depan. Christin dan Ardia duduk di barisan kedua samping kiri Tasya.
“Assalamualaikum,” ucap seorang pria tampan dengan pakaian rapi dan teratur yang sedang berdiri di ambang pintu, di samping kanannya juga ada seorang.
“Waalaikumsalam,” jawab Noel melihat pada pria itu.
“Kita sekelas lagi No," ujar kedua pria tersebut bersamaan sambil berjalan ke arah Noel. Mereka berdua adalah Ridwan dan Xavier. Teman kelas sepuluhnya Noel, bisa di bilang Noel selalu bersama mereka jika ada kerja kelompok.
“Iya sekelas lagi, kalian berdua mau duduk dimana?,” tanya Noel, kedua pria tersebut langsung mencari tempat kosong.
“Kita duduk di samping meja lo aja deh, itu dua kan masih kosong,” Xavier menunjuk ke arah kursi kosong yang berada tepat di barisan pjok dekat tembok. Kedua manusia itu langsung mendudukan bokongnya disana.
“Len, kenalin, mereka teman sekesal gue waktu kelas sepuluh,” ucap Noel pada Alenta. Alenta langsung menghampiri kedua pria tersebut untuk bersalaman seraya melemparkan senyuman yang manis.
“Gue Alenta, sahabatnya Noel dari SMP, dan yang di belakang lo temen-temen gue, Alvino, Zain,” ujar Alenta sambil menunjuk ke arah dua temannya. Ridwan dan Xavier membalikan tubuhnya dan berkenalan dengan mereka berdua.
“Okee kita semua udah kenalan, sekarang kita semua satu geng, gue ketuanya,” ucap Alenta sambil menunjuk ke dirinya sendiri. Semua yang ada disana mengerutkan keningnya bingung.
“Geng apaan?” tanya Noel sambil mengerutkan keningnya.
“Geng-geng ngan dah AHAHAHAAH,” balas Alenta terkekeh. Xavier dan Ridwan saling memandang, mereka tak tau harus melakukan apa sekarang. Berteman dengan tiga brandal sekolah, adalah hal tergila yang pernah mereka alami.
“Ehh sumpahh, gue sekelas sama Noel aahhh, mau nangis rasanya,” ucap Tasya lebay, Tasya dan kawan-kawan (DKK) sedang duduk di kursi kantin sekolah.
“Najis, alay lo,” balas Angel dengan wajah dinginnya. Cewek itu memutar kedua bola matanya malas.
“Diaa tuh seneng, Ngel sekelas sama orang yang udah di sukain dari kelas sepuluh, udah setahun lho Tasya suka sama Noel, lo ga bahagia apa?,” tanya Ardia pada Angel yang sedang menyeruput segelas minuman jeruk.
“Biasa aja,” balas Angel dan kembali menyeruput es nya. Mendengar jawabannya, semua yang ada disana hanya bisa menggelengkan kepala, pasalnya, sifat Angel memanglah seperti itu.
“Ahh lo mah dari dulu dingin Ngel, asli dah, mantan pacar aja ga punyaa lo, cowo pada mikir dua kali buat deketin lo, kalo sikap lo kayak es batu,” sambung Christin seraya menempatkan kedua lengannya di dada, ia menantap tajam Angel.
“Bodo amat,” balas Angel acuh.
Semuanya hanya memutar kedua bola mata-nya malas. Sikap Angel memang dingin dan sekali nya ngomong pedas. Semua sudah terbiasa dengan sikap dinginnya. Namun, dia tidak terlalu dingin jika berada di sekitar sahabatnya.
Hanya orang yang baru kenal menganggap Angel jutek, aslinya dia sangat baik dan rendah hati, tapi dia hanya tak memperlihatkan kebaikan dari lubuk hatinya.
“Udah yu ke kelas,” sahut Angel yang telah selesai minun es jeruknya.
“Bentar *ish* Angel, Tasya lagi makan tau,” balas Tasya sambil menyuap bakso ke dalam mulutnya. Gadis itu mengunyah bakso nya dengan penuh perasaan sampai semua nya lelah menunggu dia makan.
“Cepetan Tasyaa astaga, kita kan mau ke kekelas,” kata Aska dengan wajah bosannya, gadis itu engetuk-ngetuk meja dengan kuku lentiknya.
“Yaudah, Aska duluan aja sama Angel, kan Aska sekelas sama Angel,” balas Tasya dan mendapat anggukan dari Aska. Cewek itu menuruti perkataann Tasya. Dia langsung mengajak Angel pergi ke kelasnya.
“Ayo Ngel,” ucap Aska sambil menarik lengan Angel menuju kelas.
Angel hanya bisa pasrah. Dengan malas, cewek itu menuruti perkataannya Aska. Mereka meninggalkan kawan-kawannya di kantin.
“Cepet Tas makannya, gue juga mau ke kelas,” ucap Ardia. Dengan cepat kilat, Tasya melahap tiga buah bakso terakhirnya sekaligus. “busedd dah, perut karung” sahut Christin yang sedari tadi memperhatikan Tasya makan.
Setelah selesai makan, Tasya DKK langsung kembali ke kelas. Pelajaran jam pertama, akan segera di mulai.
\*‘oh god, itu Xavier, gue sekelas sama Xavier? Oh my god,’ \* monolog Christin dalam hati.
Mereka semua telah memasuki ruang kelas yang telah ramai. Disana terdapat enam orang cowok tampan yang sedang bergurau.
Noel, Alenta, Xavier, Ridwan, Alvino, Zain.
“Selamat pagi anak-anak,” ucap wali kelas sambil masuk ke dalam kelas XI-IPA 5. Semua siswa langsung duduk ke tempatnya masing masing karena guru telah berada di ruang kelas. Yang awalnya kelas ramai, langsung menjadi hening seketika.
*TRRRRRRRRRING........TRRRRRRING...........TRRRRING*....
Bel istirahat pertama telah terdengar, itu sama saja seperti lantunan musik yang syaduh bagi siswa-siswi.
Semua orang langsung berbondong-bondong keluar kelas.
Mereka sangat bosan dengan pelajaran matematika. Tasya membalikan tubuhnya ke belakang agar bisa melihat wajah Noel. “Haii Noel, tadi pusing gaa pelajaran MTK?,” tanya Tasya dengan wajah riang.
“Nggak usah so akrab deh lo sama gue,” balas Noel dingin sembari menutup buku matematikanya.
“Yhaa makannya Tasya ngomong sama Noel, biar jadi semakin akrab,” ucap Tasya sambil tersenyum. Noel menatap datar gadis yang ada dihadapannya.
“Jangan kaku-kaku apa lo No, Tasya noh mau kenalan sama lo,” Alenta menepuk pipi mulus Noel. Kedua manik mereka bertemu. Alenta menaik turunkan kedua alis matanya.
“Tadi kan udah kenalan,” balas Noel datar. Alenta memutar kedua bola matanya malas, cowok itu langsung menidurkan kepalanya di atas meja, dengan kedua lengan sebagai bantalan.
“Noel laper ga, Mau Tasya beliin makanan di kantin?,” tanya gadis periang itu.
Noel mengalihkan pandangannya menjadi menatap Tasya. "Nggak usah sok akrab sama gue,” ucap Noel kemudian beranjak dari duduknya menuju kantin di ikuti Alenta, Xavier, Alvino, Zain, Ridwan.
“Jangan sedih ya. Noel emang begitu sikapnya,” Alenta tersenyum sambil mengelus kepala Tasya. Cewek itu sama sekali tidak *baper* pada saat di usap kepalanya oleh cowok tampan seperti Alenta.
Tetapi para sahabatnya yang *baper* karena kepala Tasya di suap oleh pemain basket famous SMA Phoenix.
‘*aaaannjirr guee juga mau kayak Tasya*’ batin Christin. Cewek itu tersenyum-senyum sendiri layaknya orang gila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Anie Syani Sadirah
kykx terlalu alay deh
2021-07-02
0
kalina mochi
seru kyk nya ini
2021-05-23
0
Muslimah Hasyim
nyimak dulu thor.. sepertinya seru cerita nya
2021-05-22
0