Step Sis
_______________________
CATATAN :
Kisah ini tidak plagiat, saya karang sendiri selama enam bulan. Bagi siapa saja yang menemukan novel ini, di akun yang berbeda, dengan alur/judul yang sama, harap hubungi saya, terimakasih...
Happy reading guys, jangan lupa VOTE and LIKES ya, saya juga minta dukungannya, Thankyou so much!
________________________
Flashback on
"Awwhhhhh, stop Farrel, sakit hiks..." Noel mendengar suara desahan wanita dari dalam lab Ipa. Saat itu ia masih duduk di kelas sembilan SMP.
Semakin Noel mendekat ke arah lab IPA, semakin jelas suara wanita itu. Noel mengerutkan keningnya bingung. Dia kenal betul dengan pemilik suara ini.
'kayak suara Hanna.' monolog pria itu dalam hati. Ia menggelengkan kepalanya, supaya berpikir positif. "Engga mungkin Hanna," gumamnya.
"Farrel stop astaga...awwhh," ucap seorang wanita dari dalam lab IPA. Noel tidak ingin mengintip, namun suara itu sangat tidak asing di telinganya. Cowok itu membulatkan kedua matanya ketika melihat sang kekasih sedang bermesraan dengan pria lain.
"Astagfirullah, Hanna? Cewek gue? Ga nyangka gue," Noel mengepalkan tangannya. Rahang cowok itu mengeras. Wajah memerah karena amarah. Keringat langsung meluncur begitu saja di sekujur tubuh indah cowok itu.
BRAAAAAAKKKKK...................
Seketika Farrel dan Hanna terkejut melihat keberadaan Noel yang sudah berada di ambang pintu. Wajah kedua manusia itu terkejut kepalang bukan main.
"NGAPAIN LO BERDUA," ucap Noel dengan oktaf naik. Hanna dan Farrel langsung merapikan bajunya yang berantakan. Farrel mengancing seluruh kancing bajunya, supaya menutupi roti sobek miliknya.
Hanna mengancing bagian atas yang terbuka, kemudian merapikan rambutnya*.
"*No...Noel, aku bisa jelasin-- Farrel yang maksa aku No--- sumpah."
Ucap Hanna gugup, air matanya mengalir begitu saja. Wajahnya sangat panik* dan pucat pasi.
Sedangkan Farrel tersenyum miring pada Noel. Hanna langsung berlari kecil ke arah Noel dan berusaha mememeluk tubuh cowok itu, tetapi sang empu malah menepisnya dengan kencang hingga membuat Hanna terhempas hampir terjatuh.
Noel berjalan ke arah Farrel, yang sedari tadi mengeluarkan senyuman miringnya. Cowok itu seperti menantang Noel untuk bertengkar. Terakhir Noel menonjok orang, waktu kelas tujuh. Sejak saat itu tidak pernah lagi.
"*LO---"
Noel sambil menarik kerah Farrel. Kedua manik cowok itu bertemu. Deru nafas semakin terasa, sepertinya akan ada pertarungan disini*.
"APA!---" Balas Farrel menantan**g.
"Brengsek. Gue sama sekali ga pernah nyentuh Hanna. Sedangkan lo? GILA," Tangan cowok itu mengepal, siap untuk melemparkan bogeman.
Bug
Bug
Bug
*Tangan Noel yang sudah mengepal sedari tadi sukses mendarat di wajah Farrel. Cowok itu langsung jatuh tersungkur lemah karena tak kuat menahan pukulan Noel yang menggebu-gebu.
"Dasar lo brengsek," ucap Noel pada Farrel yang sudah tersungkur lemah. Sedangkan Hanna hanya menatapnya dari belakang Noel*.
Cewek itu mengeluarkan air matanya. Ia akan menjelaskan semuanya pada sang kekasih, ini semua tidak seperti yang Noel lihat. Hanya kesalah pahaman, serius deh.
Noel membalikan tubuhnya kebelakang. Ia berjalan ke arah Hanna dengan wajah yang masih marah. "No...Noel, aku bisa jelasin," gumam Hanna dengan kepala tertunduk. Wanita itu menyeka air matanya.
"Jelasin pala lo, sorry udah ga percaya lagi gue sama lo, nggak usah deket gue lagi lo, mulai hari ini gue ga punya hubungan apa-apa sama lo Hanna. Jalang, " Noel melangkahkan kaki ke luar lab IPA meninggalkan Hanna dan Farrel berdua. Sedangkan Hanna langsung menangis saat itu juga karena Noel tak ingin mendengar kejadian seluruhnya.
Flashback off
Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas yang bisa dibilang lumayan panjang. Noel duduk di kelas sebelas IPA . Tepatnya di SMA Phoenix.
"WOYYY dugong, bengong-bengong *baek* lo mikirin apa lo?"
Sapa Alenta, sahabat Noel dari SMP kelas delapan. Dahulu mereka berdoa agar masuk SMA yang sama, dan doa mereka terkabul. Mungkin sudah di takdirkan bersama.
Sekarang mereka masuk ke SMA yang sama tetapi tidak sekelas saat kelas *sepuluh*, tapi karena kelasnya di acak saat kenaikan kelas *sebelas*, jadi mereka bersatu kembali. Sungguh indah permainan Tuhan.
"Ck, apaan sih lo, ganggu aja," gumam Noel. "Eh bentar, lo sekelas sama gue nyet?" Noel sambil menatap wajah Alenta. Cowok itu mengerutkan keningnya bingung sekaligus terkejut.
"Iya, gue duduk sama lo yaa,"
Alenta langsung menarik kursi kosong yang ada di samping Noel tanpa persetujuannya. "Okee diem aja berarti '*iya*', makasih ya bebeb gue yang ganteng--- muaah," lanjut alenta sambil memeluk Noel dari samping.
Alenta sudah biasa melakukan itu ke Noel, bahkan dia suka mencium pipi Noel ketika sedang sangat bergembira, karena persahabatan memang begitu, sangatlah indah walau tak jarang bertengkar karena hal kecil. Mereka tidak peduli jika dibilang *gay* oleh orang-orang, karena kenyataannya tidak seperti itu.
"Najis," Noel begidik ngeri dengan nada dingin. Cowok itu mengeluarkan buku novel, hendak membaca. Ya ini adalah aktivitas paginya.
"Ahh jangan gitu dong, nanti aku marah nih," goda Alenta penuh drama. Noel begidik jijik mendengar hal itu, walaupun sudah terbiasa, tetap saja menggelikan baginya.
"Gue *smackdown* lo Len bener-bener," balas Noel seraya mengangkat Tas nya, bersiap menghantam wajah tampan milik Alenta.
"Jangan om, aku masih muda om, aku ga suka cowo om," balas Alenta lebay sambil memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.
"Ck, alay,"
Kepribadian Alenta berbanding terbalik pada Noel.
Noel yang pintar, cuek, dingin, tidak nakal mau menjalin tali persahabatan dengan Alenta yang suka pergi ke diskotik, merokok, bodoh, playboy tapi wajahnya tak kalah tampan dari Noel.
Alenta memiliki banyak mantan kekasih sedangkan Noel hanya memiliki satu mantan kekasih. Hanna.
Noel dan Alenta ibarat surga dan neraka. Tapi, Noel tidak pernah terpengaruh hal buruk yang dibawa Alenta. Semenjak Alenta bergaul dengan Noel, cowok itu mulai sedikit lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan para guru sering memperingatkan Noel agar tak berteman dengan Alenta, tapi Noel tak memperdulikannya, hanya Alenta yang benar-benar membuat Noel nyaman berteman atau bersahabat.
Noel dan Alenta sering belajar bersama, tetapi hanya Noel yang tekun belajar, sedangkan Alenta hanya memainkan ponselnya jika bertemu.
Alenta sering menyalin pekerjaan Noel semnjak SMP bahkan sampai sekarang. Walau kelas waktu kelas *sepuluh* mereka tidak sekelas, Alenta selalu meminta bantuan Noel untuk mengerjakan PR nya. Persahabatan mereka berawal dari pertengkaran waktu duduk di bangku kelas delapan SMP.
\*\*\*
**Flashback on**
*DUGGG*
*Noel menabrak seseorang sehingga membuat pria itu jatuh tersungkur*.
"*Kalo jalan liat-liat dong," ucap pria itu pada Noel yang tak lain adalah Alenta. Cowok itu menatap tajam manik Noel*.
"*Sorry gue ga liat*."
"*Makannya jangan nunduk mulu cupu," Alenta tersenyum miring*.
"*Lo bilang apa tadi?," balas Noel sambil mengangkat kepalanya agar sejajar dengan Alenta. Cowok itu membalas tatapan Alenta tak kalah tajam*.
\**Perlu gue eja hah? C-U-P-U, goblok," jawab Alenta sambil mengeja kalinmatnya. Koridor sekolah mulai ramai siswa sambil mengelilingi kedua pria itu yang sedang bertengkar*.
"*Jangan katain gue lagi," balas Noel dingin berusaha menahan amarahnya seraya membalikan badannya dan berusaha keluar dari kerumunan. Rahang cowok itu sudah mengeras. Tangannya terkepal menahan amarah*.
"*Halahh CUPU lo," Alenta menantang Noel, membuat cowok itu semakin mengepal tangannya yang berada didalam kantung celana*.
"*Cupu," lanjut Alenta dan membuat Noel di tertawakan oleh semua orang*.
*BUGH*---
*Noel menghantam keras wajah tampan milik Alenta hingga membuat darah segar mengalir di tepi mulut Alenta*.
"*Kurang ngajar lo bangsat," Alenta hendak membalas pukulan Noel. Dengan sigap Noel langsung menahan tangannya dan langsung menendang perut Alenta sehingga membuat pria itu tersungkur lemah. Keadaan semakin ramai. Semua orang tak menyangka Noel yang pendiam, dingin dan tertutup bisa seagresif itu*.
"*Berhenti !" terdengar suara teriakan dari guru laki-laki berusia sekitar lima puluh tahunan*.
"*Noel, kamu murid teladan kenapa bisa berkelahi gini hah*?."
"*Saya yang cari masalah duluan pak," ucap Alenta sambil bangkit dari lantai. Cowok itu mengangkat tangannya*.
"*Kalian ikut bapak ke ruang BK*."
"Sorry ya udah mukul lo," ucap Noel pada Alenta, sambil berjalan keluar ruangan setelah mendapat ceramah dari guru BK. Tentu saja masuk kedalam buku catatan harian. Alenta biasa menyebutnya dead note. Semua permasalahan siswa-siswi, ada disana.
"Gue juga minta maaf tadi udah ngatain lo cupu, ternyata tenaga lo kuat juga ya," sahut Alenta pada Noel lalu kedua tangan mereka saling salaman ala pria.
"Gue sering liat lo duduk sendirian di kelas, lo ga kesepian apa? Sejak kelas tujuh lo jarang berbaur," sambung Alenta sambil menaikan sebelah alisnya.
"Ngga papa, gue suka aja" jawab Noel singkat.
"Yaudah gue duduk sama lo ya, kasian gue liat lo kayak kambing conge, sendirian mulu, jadi temen gue ya," balas Alenta membuat Noel menatapnya. Cowok itu menaik turunkan kedua alisnya.
Noel memang tertutup dengan semua orang, semenjak awal masuk sekolah sebenarnya banyak yang ingin menjadi teman dia, tapi mereka semua hanya memanfaatkan Noel dan datang pada Noel pada saat ada butuh nya saja. Jadi Noel enggan untuk berbaur.
"Kenapa lo mau jadi temen gue? Kan awalnya lo ngatain gue, emangnya mau temenan sama orang cupu kayak gue?," balas Noel membuat Alenta bungkam, menahan ketawanya.
"Gue tadi kesulut emosi, gausa di pikirin, gue temanan sama lo bukan karena lo jenius atau kaya, gue tertarik aja temenan sama lo, sebenernya udah lama gue pegen nyapa, tapi muka lo datar banget kayak tembok, gue jadi ngerih," ucap Alenta sambil tersenyum pada Noel.
"Iya-iya, duduk sama gue? Tapi nanti gimana temen sebangku lo?," Noel mengerutkan keningnya bingung.
"Dia kan pindah sekolah hari ini, jadi lo duduk samping gue aja, lo juga selama ini duduk sendiri kan," balas Alenta.
"Hm," Noel hanya berdehem membalas pertanyaan Alenta.
"Okee ayo ke kelas," sambung Alenta seraya menarik tangan Noel kasar.
"Pelan-pelan anjir, astagfirullah, gue bisa jalan sendiri," ucap Noel, lalu Alenta melepaskan tangan Noel sambil tertawa.
"Iya-iya, ini namanya definisi musuh jadi temen," Alenta meringis tertawa. Noel hanya bisa menarik nafasnya dan berjalan mendahului Alenta.
"Eoyy tunggu."
Flashback off
***
"Untung gue sekelas sama lo lagi No, jadi ga susah deh gue nyontek," Alenta sambil menempatkan kepalanya di atas meja. "Kira-kira ada cewe cantik ga ya di sini," sambungnya sambil memejamkan kedua matanya, berharap ada gadis manis dikelas ini.
Noel menoleh ke arah Alenta, kemudian menjitak kepala sahabatnya itu. "Cewe mulu lo, pikirin dulu nilai lo yang anjlok."
"Sakitt dugong," gumam Alenta seraya mengusap kepalanya. "Itu mah elo, pikirannya nilai terus," sambungnya melempar tatapan mematikan. Noel hanya bisa menepuk jidatnya sambil tertawa mendengar penuturan Alenta.
"Lo pacaran apa No," ucap Alenta menatap Noel. "Gue tau lo masih trauma sama hubungan masa lalu, tapi banyak banget cewe yang ngantri sama lo No" sambungnya.
"GA," hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Noel.
"Selamat pagi SMA Phoenix, haloo teman baru---"
Teriak seorang wanita cantik dan imut yang berada di ambang pintu. Tasya. Gadis itu membawa aura positif yang sangat besar. Keceriaanya bagaikan matahari yang terbit dari timur.
Dibelakang gadis itu, ada tiga sahabatnya. Christin, Davina, dan Ardia. Kelas masih kosong, karena sekarang masih pagi. Suara wanita itu sangat menggelegar sehingga membuat Alenta dan Noel menengok ke arahnya.
"Haii cantik, kamu anak kelas ini ya?," sapa Alenta sambil tersenyum manis di kursinya. Dia mulai mengeluarkan jurus buaya nya.
"Oh my god, kitaa sekelas sama Alenta gaesss, ada Noel jugaa Ahhhhk gilaa cogan semua," kata gadis itu sambil teriak melengking sehingga membuat Alenta tertawa, sedangkan Noel tak memperdulikannya, dia masih fokus dengan novelnya.
Christin, Ardia dan Davina hanya bisa menggeleng dan menepuk jidatnya. Mereka bertiga sudah biasa dengan tingkah konyol dan memalukan dari Tasya. "
Ayoo lah cari kursi," Christin sambil menarik tas mungil milik Tasya.
Tasya mendudukan bokongnya di kursi kosong tepat di depan Noel. Di samping Noel ada Alenta yang sedari tadi tersenyum menyambut kedatangan Tasya dengan ramah.
Sedangkan Noel tak mengacuhkan nya. Noel sibuk membaca novel miliknya. Di kedua telinganya, terdapat earphone bertengger dengan manis.
"Kamu siapa namanya?" tanya Alenta pada Tasya. Sang empu langsung membalikan tubuhnya menghadap ke Alenta. Tasya duduk sebangku dengan Davina sedangkan Christin dengan Ardia.
"Oh iyaa Tasya kan ga famous, kenalin aku Tasya," gadis itu menjulurkan tangannya pada Alenta. "Ini Davina, itu Christin, dan itu Ardia, sebenernya ada dua lagi, tapi ga sekelas, yang dua lagi namanya Angel sama Aska," sambungnya panjang lebar. Itu membuat Alenta sangat gemas bahkan ingin rasanya mencubit pipi Tasya. Baru kali ini dia melihat gadis seceria Tasya.
"Aku Alenta, dan ini sahabat gue yang ganteng dan dingin. Noel," Alenta menunjuk Noel yang sedang fokus membaca sembari mendengar lantunan musik.
"Iyaa Tasya udah tau kok, kan kalian populer di sini," jawab Tasya sambil menampilkan senyuman manisnya.
"Haloo gaesss" ucap seorang wanita yang tidak lain adalah sahabatnya Tasya juga tapi tidak sekelas. Aska.
"Tasyaa, aah, kita ga sekelas," Aska berlari ke arah Tasya dan memeluk Tasya yang sedang terduduk di kursinya. Di belakang Aska terdapat Angel yang berjalan dengan santai, kedua tangan cewek itu menyilang di dada, wajahnya datar.
"Haloo gaess," sapa Ardia pada kedua wanita yang tengah berkunjung di kelasnya. "Walaupun kita ga sekelas, tetap ke kantin bareng ya," sambung Christin.
"Oh my god. Kalian sekelas sama Alenta and Noel, ahh aku iri," ucap Aska lebay. Alenta hanya tertawa melihat tingkah laku Tasya dan Aska, tingkah laku mereka berdua sama-sama pecicilan dan lebay.
Sedangkan Noel tak peduli sama sekali. Tasya sedari tadi mencuri pandang ke Noel.
Oh my god kenapa jantung Tasya deg-degan pas liat Noel, ah gilaa dia emang ganteng banget anjrit, gaada obat. Tasya
"Tas kok kau bengong," Aska mengguncangkan tubuh Tasya. Itu membuat sang empu langsung tersadar dari lamunannya. Ia mengerjabkan matanya, menoleh pada Aska lalu menampilkan senyumannya.
"Yu ah ke kantin," ucap Angel datar. Cewek itu memang terkesan sangatlah dingin pada semua orang, apa lagi yang namanya pria. Mereka semua langsung beranjak dari duduknya, menuju kantin sekolah.
"Dadah Noel, Alenta," ucap Tasya seraya melambaikan tangannya dan mendapat respon lambaian dari Alenta tetapi tidak mendapat balasan apapun dari Noel.
'Wanita aneh'. Batin Noel. Cowok itu melihat punggung Tasya yang sudah menghilang dari pandangannya.
"*Gue nggak mungkin jatuh cinta sama lo Tasya. Lo bukan tipe gue." Noel tersenyum smirk pada saat melihat wajah Tasya pucat pasi. Kepala gadis itu tertunduk*.
"*Lo tuh cewek tolol, bodoh, dekil pula, nggak deh," sambungnya membuat Tasya semakin kecut. Perkataan cowok itu sangatlah kejam*.
"Hai teman-teman, perkenalkan saya penulis cerita 'Married with Step Brother. Terimakasih karena sudah mampir, semoga kalian suka ya. ><"
Jangan lupa jempol dan vote ya, TERIMAKASIH.
---TBC---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Coretan2
ampun dah. alenta cwk? aku kira cwk! 🤦
itu si Aska cwk? aku kira cwk! 💆
2022-09-08
0
こんにちは
kebetulan aku bacahnya di sekolah ini masih pagi sebelum Tri sandya sama yah🗿
2022-09-08
0
こんにちは
kebetulan aku bacahnya di sekolah ini masih pagi sebelum Tri sandya sama yah🗿
2022-09-08
0