LELAKI PILIHAN PAPA
Hari begitu cerah, terlihat seorang gadis dengan gaya yang luar biasa.umur kisaran 23 tahun. Keluar masuk toko terkenal dengan barang2 brandet. Dan di ikuti seorang body guard,di tangannya penuh dengan barang2 belanjaan gadis tersebut. Siapa lagi kalau bukan Sherlin Wiguna,anak dari seorang pengusaha terkenal Bram Wiguna.
Hampir setengah hari dia berjalan keliling,keluar masuk semua toko yang dilewatinya. Dia terkenal dengan hobi belanja,karena dia memiliki kartu sakti yang di berikan oleh papanya.
Setelah merasa cukup dia memanggil bodyguard nya.
Sherlin berhenti melangkah "Pak saya sudah bosan,ayo kita pulang. Untuk hari ini saya rasa cukup," ajak Sherlin.
"Baik nona," balas pengawal.
Pengawal pun langsung menuju parkiran membawa semua barang belanjaan Sherlin. Sementara Sherlin sudah menunggu di pintu keluar Mall.
Pengawal pun akhirnya sampai,dan Sherlin langsung masuk dan duduk di kursi belakang.
Mobil pun melaju menuju kediaman Bram Wiguna.
Ketika Sherlin akan melangkahkan kaki ke kamarnya yang berada di tingkat 2,tiba2 Bram Wiguna memanggil nya.
"Sherlin dari mana?" sebuah suara memanggil.
Sherlin menjawab santai "Dari Ngemall pa,"
"Duduk sini ada yang ingin papa bagi tahu." Bram dengan nada serius.
"ada apa pa?" tanya Sherlin.
"Duduk dulu," perintah Bram.
Sherlin pun duduk di sofa yang berhadapan dengan papa nya.
Bram mulai bicara "Sherlin kamu sudah dewasa. Harus nya kamu tau dan lebih bijak dalam berbelanja. Minggu kemarin kamu sudah berbelanja,di tambah lagi Minggu ini. Papa tidak marah,hanya saja semua barang yang kamu beli itu seperti nya mubajir."
Sherlin dengan wajah heran "Kenapa papa bicara seperti itu?"
Bram tetap tenang "Papa lihat,kamu terlalu boros akhir2 ini."
"Biasa saja," tutur Sherlin
"Berikan pada papa kartu kreditmu," pinta Bram.
Mata Sherlin terbelalak mendengar papanya meminta kartu sakti miliknya.
Sherlin bertanya "Untuk apa pa?" sembari memberikannya.
Mengambil kartunya "Untuk sementara kartu ini papa tahan. Agar penyakit belanja mu berhenti dulu." ujar Bram.
Sambil berdiri "Papa kenapa seperti itu. Sherlin ini anak papa." Ujar nya kesal.
"Memang kamu anak papa. Tapi papa tak mau kamu hanya bisa berfoya2 tanpa memikirkan masa depanmu."Tutur Bram tegas.
"Pa.. Sherlin mohon.Kali ini maafin Sherlin ya pa. Untuk Minggu depan Sherlin janji takkan boros lagi," rayu Sherlin.
"Mungkin untuk saat ini memang iya.Tapi waktu berikutny pasti kambuh lagi," ucap Bram spontan.
Sherlin berlari meninggalkan papa nya yang masih bingung dengan sikap anaknya.
Dikamar Sherlin menangis,dan tidak turun untuk makan malam. Jessi sang mama mengetuk pintu kamar dan memanggil nama Sherlin.
Jessi memanggil "Sher..Sherlin sayang,buka pintunya nak.sambil mengetok pintu.
Sherlin tak menjawab
"Sherlin harus makan sayang." ajak Jessi.
"Sherlin ga lapar ma." jawab Sherlin dengan nada sedikit serak.
"Buka dulu pintunya," rayu Jessi.
Sherlin pun akhirnya membuka kan pintu.
Sambil duduk ditepi ranjang "Kamu harus makan kalau tidak nanti sakit nak," rayu Jessi.
"Sherlin malas ma.Karena papa tarik kartu kredit Sherlin,"ujar Sherlin sedikit sedih.
Jessi mengusap kepala Sherlin "Mama tidak bisa bicara apa-apa. Karena Minggu lalu kamu sudah banyak belanja. Sampai barang yang kamu beli banyak yang belum terpakai. Mau dikemanakan itu semua,"ucap Jessi.
"Sherlin bisa pakai suatu saat nanti.Kalau Sherlun lagi butuh,"jawab Sherlin.
"Tidak mungkin sayang,kamu masih ingat tidak. Dua bulan yang lalu barang2 kamu semua di sumbangkan. Dan beberapa dari itu masih banyak yang belum terpakai. Jadi kalau mau belanja seadanya saja," tegas Jessi.
Sherlin kesal "Mama saja dengan papa," sambil menangis.
Akhirnya Jessi pun pergi keluar dari kamar Sherlin , dia fikir tak ada gunanya bicara dengan Sherlin. Karena Sherlin sudah terlanjur di manja.
Di lantai bawah,Jessi melangkah menuju ruang kerja suami nya.
Jessi menatap Bram "Pa..mama mau bicara masalah Sherlin," ucap nya.
Sambil menoleh "Bicarakan apa lagi?" jawab Bram.
"Apa harus papa seperti ini?" Jessi bertanya.
"Iya ma..Sherlin itu sudah besar. Dan dia harus bisa sedikit dewasa. Buat apa kuliah tinggi2 tapi tak di manfaatkan ilmunya. Papa mau dia bisa kerja di perusahaan papa. Suatu hari nanti bisa gantikan papa," ungkap Bram.
"Ya..kalau begitu mau papa.Terserah papa saja bagaimana baiknya," jawab Jessi pasrah.
Bram bersandar di kursinya "Tidak usah terlalu di turutkan.Biarkan dia menyesali sendiri apa yang dia buat. Dan berfikir sendiri agar lebih dewasa," pungkas nya.
"Baik lah pa. Mama pergi ke kamar dulu," ucap Jessi.
"Baik ma," balas Bram.
Sementara di kamar Sherlin, matanya yang bengkak karena menangis akhirnya tertidur juga. Terlalu lama bersedih akhirnya membuat dia lelah.
^^^Hari sudah pagi,para pelayan menyiapkan sarapan untuk keluarga majikan mereka.^^^
Bram dan Jessi sudah duduk di meja makan,tapi mereka tidak melihat Sherlin.
" Yem.. Sherlin belum turun?" tanya Jessi.
"Belum nyonya," jawab Iyem hormat.
"Panggilkan dia suruh sarapan," pinta Jessi.
" Baik nya," jawab Iyem.
Pelayan pun melangkah ke lantai atas.
"tok..tok..tok," Iyem mengetuk pintu.
"Nona di panggil nyonya.Katanya nona harus sarapan,"ucap Iyem
Tak ada jawaban sama sekali.
"tok..tok..tok," Iyem coba mengetuk kembali.
"Ada apa bik?" tanya Sherlin dari dalam kamar.
"Sarapan nona," jawab Iyem.
"Iya bik," jawab Sherlin.
Iyem pun akhirnya pergi kebawah.
" Bagaimana bik?" tanya Bram.
"Katanya bentar lagi turun," jawab Iyem.
"Terima kasih bi," ucap Jessi.
" Iya nyonya," jawab Iyem sembari menunduk hormat.
Dan bik Iyem pun meninggalkan majikannya,bergegas ke dapur.
Keluarga Wiguna memiliki banyak pelayan dirumah,namun bik Iyem adalah yang paling lama.
Setelah beberapa saat, Sherlin pun keluar dari kamarnya. Melihat ke dua orang tuanya masih sarapan,Sherlin menundukkan pandangan nya tanpa melihat ke arah mereka.
Sherlin pun duduk di bangkunya. Kedua orang tuanya melihat Sherlin yang tanpa kata. Mereka tahu ,Sherlin masih belum terima dengan kenyataan.
Bram membuka suara "Sherlin, sampai kapan kamu seperti ini?
Papa ingin kamu dewasa sedikit. Di umur mu yang ke 23 tahun harusnya sudah dewasa. Banyak anak2 diluar sana yang sebaya dengan mu. Ada yang nikah dan ada yang sudah kerja.
Papa ingin kamu bisa lebih bertanggung jawab. Karena kami sebagai orang tua tak selamanya bisa mendampingi mu."
"Maksud papa?" tanya Sherlin.
" Maksud papa,kamu belajar dulu kerja di kantor papa. Suatu saat nanti perusahaan papa akan di gantikan oleh mu. Karena kita tidak memiliki anak laki2," pungkas Bram.
Sherlin tertunduk lesu.
Sedikit melunak "Tapi pa, Sherlin tak begitu mengerti dengan kerjaan kantor," tutur Sherlin
"Dari itu papa minta kamu belajar dulu. Nanti lama2 kamu akan tahu," tegas Bram.
"Jadi kapan Sherlin bisa mulai bekerja?" tanya Sherlin kembali.
"Kapan saja kamu bisa. Tapi ada beberapa syarat yang ingin papa ajukan," ucap Bram sedikit tegas.
Sherlin bertanya "Syarat apa pa?
Bram menghentikan makannya "Semua fasilitas dari papa,tidak boleh kamu gunakan. Dengan kata lain,papa akan tahan semua fasilitas itu untuk sementara sampai kamu betul2 bisa berubah,"tegas Bram.
Tanpa bantahan "Baik lah pa," jawab Sherlin.
"Dan satu lagi. Setiap berangkat ke kantor,kamu harus on time. Tapi bukan di antar kan oleh supir,melainkan naik bus," ucap Bram.
Sherlin kaget "Apa pa.Masa iya saya naik bus. Sherlin tidak tahu naik bus apa. Seumur2 belum pernah Sherlin naik bus," Sherlin menjawab dengan nada kesal.
Bram menatap "Papa akan tanya bik Iyem dulu,"tegas Bram lagi.
"Bik Iyem..bik," panggil Bram.
Iyem berlari kecil "Iya tuan," sahut Iyem.
"Bik ..bibik tahu kan jurusan bus ke kota?" tanya Bram.
Iyem heran "Tau tuan," jawabnya.
"Begini bik...hari Senin bibi temankan Sherlin ke halte bus. Disana bibi harus ajari Sherlin naik bus jurusan apa dan berhenti dimana," Bram menjelaskan.
Iyem bertanya "Maksudnya tuan?" masih bingung.
"Mulai Senin Sherlin akan bekerja di kantor saya. Tapi semua fasilitas saya tarik. Agar dia belajar mandiri,"Bram menjelaskan.
Iyem mengangguk "Baik pak," ucap Iyem.
" Sekarang bibik boleh sambung kerja,"perintah Bram.
Iyem menundukkan kepala "Saya pamit tuan," ujar Iyem.
Jessi yang hanya jadi pendengar, tak bisa berkata apa2 lagi. Karena tak ada yang berani membantah kata2 suami nya. Kalau sudah mengambil keputusan,walau pun itu menyangkut putri semata wayang nya.
Bram pun selesai makan.
Sembari berdiri "Ma,papa berangkat dulu ya,"kata Bram.
Jessi ikut berdiri "Iya pa, hati2 di jalan," ucap Jessi sambil memperbaiki letak dasi suami nya.
Sherlin hanya diam.
Bram pun melangkah dengan tegasnya. Dan memanggil pak Jono supirnya agar siap2.
"Jono ..ayo berangkat," ajak Bram.
Jono berdiri "Ya tuan,"jawabnya.
Mereka pun bergegas menuju kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
🥰
2024-04-11
0
kiya
inilah salah orgtua yg memaksa anaknya lgsg mandiri, harus dr kecil pelan2 mulai diajarkan mandiri bukan tetiba disuruh mandiri, kasian anaknya
2023-10-12
0
Kenzi Kenzi
mampir gw thor
2022-10-05
0