Masih Mendekati Arka

"Arka, sampai kapan kamu akan menunggak?"

Staff administrasi kampus kembali memanggil Keenan Arka Adrian dan menagih kewajiban yang harus ia bayar. Tapi kali ini orangnya berbeda dengan yang tempo hari.

Pemuda berusia 21 tahun itu hanya diam. Karena berbagai alasan telah ia gunakan, terhitung sejak hari pertama proses pembayaran itu terlambat. Ia benar-benar bingung kali ini.

"Saya tunggu, paling lambat minggu ini. Saya sudah tidak bisa memberi kamu keringanan lagi." ujar staff tersebut.

"Tapi bu, saya benar-benar belum bisa bayar."

"Kalau saya terus-terusan kasih kamu dispensasi, nggak enak sama mahasiswa yang lain. Coba kamu cari, kampus mana yang bisa seperti ini?. Nggak ada kan?"

Arka diam.

"Kampus lain, kalau mahasiswanya nggak bisa bayar, sistem akan langsung otomatis mengubah status kamu dari mahasiswa aktif menjadi cuti. Disini doang kamu masih bisa dimaklumi. Jadi tolong di usahakan ya."

Arka hanya bisa mengangguk, walaupun itu semua belum tentu pasti. Tak lama kemudian ia pun terlihat berjalan di sepanjang koridor, sambil terus berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang dengan segera.

"Arka."

Seseorang menghampirinya, ternyata Robert. Teman satu manajemen keartisan, yang tempo hari ia gosipkan bersama Doni dan juga Rio.

"Hei, bro. Ada apa?" tanya Arka.

Ia mencoba bersikap biasa saja pada Robert, meskipun pemuda itu adalah saingannya.

"Ntar sore, semua pada disuruh ke kantor manajemen. Mbak Arni bilang, dia menghubungi lo, Doni, dan Rio. Tapi nggak ada yang ngangkat. Kata dia banyak project baru, klien mau mengadakan casting untuk semua anak-anak manajemen kita." ujar Robert.

"Oh, oke." tukas Arka kemudian.

"Ya udah, gue cuma nyampein itu aja. Jangan nggak dateng, soalnya casting akbar." ucap Robert lagi.

"Oke." jawab Arka.

Robert pun berlalu. Tak lama setelah itu Doni dan Rio datang menghampiri.

"Kenapa tuh anak?" tanya Doni pada Arka. Ia melihat ke arah Robert yang mulai menjauh.

"Dia nyampein pesan mbak Arni, kita disuruh ke kantor manajemen sore ini. Ada castingan." jawab Arka.

"Tumben dia ngasih tau kita." celetuk Rio.

"Halah, palingan juga si Robert nanti mau pamer sama kita. Pasti ntar dia yang di anak emasin sama mbak Arni, pak Philip, dan pak Jeremy. Tau sendiri petinggi manajemen kita pilih kasih kalau soal job. Palingan juga tuh bocah lagi yang dapet." ujar Doni panjang lebar.

"Tapi nggak apa-apa kali, kita dateng aja." ujar Rio kemudian.

"Siapa tau klien ada yang tertarik sama kita." lanjutnya lagi.

"Iya juga sih, kalau nggak dicoba mana kita tau." Arka menambahi.

"Gue nggak ikut ah." Doni agaknya sungkan.

"Ayolah bro, ikut aja." ajak Rio.

"Siapa tau rejeki kita ada disana, ya kan?" imbuhnya

"Bener, bro. Biar kita ada temennya." timpal Arka.

"Percuma, bro. Robert lagi pasti yang dapet." ujarnya pesimis.

"Coba aja dulu." Rio berusaha meyakinkan.

Doni seperti berfikir.

"Ayolah!" desak Arka lagi.

"Ya udah deh." Doni menyerah, Arka dan Rio pun jadi sumringah.

"Nah gitu dong." ujar mereka di waktu yang nyaris bersamaan.

Siang itu mereka bertiga mendatangi kantor manajemen Peace Production, yang menaungi mereka selama ini. Dan Benar apa yang dikatakan Robert, hari itu banyak production house yang mengadakan casting disana. Para pesertanya bukan saja berasal dari manajemen itu sendiri, melainkan dibuka untuk umum.

"Arka, Doni, Rio."

Mbak Arni selaku divisi talent Peace Production memanggil ketiga pemuda itu. Ketika mereka tengah celingukan, di tengah keramaian peserta yang lalu lalang.

"Iya mbak." ujar mereka kemudian.

"Sini!"

Mbak Arni membawa mereka kedalam sebuah ruangan.

"Ini, kalian ganti kostum dulu." ujar perempuan itu.

Mbak Arni memberikan tiga setel pakaian, yang sesuai dengan tinggi dan berat badan masing-masing. Tak lama kemudian mereka selesai berganti.

"Tuh kan ganteng." ujar mbak Arni menatap kagum ketiganya. Arka, Doni, dan Rio pun nyengir.

"Tumben mbak Arni perhatian." bisik Doni.

"Biasa, ada maunya." celetuk Rio dengan suara pelan.

"Kan kalau kita terpilih, dia juga yang nge-cut honor kita." lanjutnya lagi.

"Pokoknya casting kali ini, anak-anak manajemen kita harus dapat semua. Entah itu sekedar iklan, peran utama, maupun supporting. Jangan sampe ada yang gagal. Karena event ini diadakan di gedung manajemen kita dan kita harus buktikan, kalau manajemen kita bukan abal-abal." Mbak Arni memberi pesan.

"Oke mbak, siap." ujar Arka seraya melempar senyuman.

"Beres." timpal Doni dan Rio diwaktu yang nyaris bersamaan.

"Kalian langsung aja ke ruangan-ruangan itu. Sambil bawa ini, biodata kalian. Nanti serahkan aja kesana." ujar mbak Arni lagi.

"Oke mbak." jawab mereka serentak.

Mbak Arni memberikan salinan biodata yang sudah di print kepada masing-masing talent nya tersebut.

Tak lama mereka pun keluar dari ruangan itu, lalu bergerak menuju ruangan-ruangan yang dipakai untuk casting. Ada banyak pilihan disana. Seperti iklan, FTV, Film, serta talent untuk acara reality show.

Satu persatu ajang pencarian tersebut diikuti oleh Arka, Doni, maupun Rio. Ibarat kata memancing, lebih baik menaruh umpan di segala tempat. Karena kemungkinan dapat akan lebih besar. Jadilah hari itu mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sana.

Tiga hari kemudian, Arka, Doni, dan Rio mendapat telpon dari manajemen. Bahwa beberapa klien menginginkan mereka bertiga, untuk ikut penyaringan talent sesi ke dua.

Dua hari setelahnya mereka dipanggil lagi untuk menjalani screen tes, sebelum akhirnya nanti final putusan akan di umumkan. Tentu saja ketiganya kegirangan dan tidak menolak. Seusai pulang kampus, mereka bergegas menuju kesana.

Arka, Doni, dan Rio dipisah. Arka diminta untuk casting ulang iklan produk pembersih rambut, film dan FTV. Doni dan Rio diminta untuk iklan serta film yang berbeda. Setelah screen tes selesai, mereka pun kembali dan menunggu pengumuman.

***

"Arka, kamu udah dikabarin dari tempat casting?"

Ibunya bertanya di suatu pagi yang dingin. Hujan turun sejak semalam dan masih menyisakan rintiknya pagi ini.

Arka mengerti, pastilah kini ibunya tengah membutuhkan uang tambahan. Meskipun ia tak berani berkata jujur pada Arka.

"Belum, bu. Ibu doain Arka ya bu." ujar Arka kemudian. Ibunya tersenyum tipis namun tulus.

"Pasti, nak. Ibu selalu doain kamu. Ayo makan!"

Arka tersenyum, lalu melahap sarapan paginya yang berupa nasi goreng. Sudah hampir dua bulan ini, sarapan paginya selalu sama. Lantaran sang ibu memang hanya mampu menghidangkan hal tersebut.

Uang mereka sangat terbatas, dan pemasukan ibunya sedikit. Sementara Arka sudah lama tak mendapat tawaran job, dan sang ayah masih terbaring dirumah sakit.

Pagi itu Arka berangkat ke kampus, lagi-lagi ia ditanyai perihal bayaran. Dan untuk kesekian kalinya ia terdiam, karena tak mampu memastikan kapan ia akan bisa membayar. Ia sendiri tak ingin mengajukan cuti, karena sudah sangat tanggung. Sedikit lagi kuliahnya akan selesai.

"Tolong ya Arka, kampus lain nggak ada loh yang kayak gini. Para mahasiswa di wajibkan membayar sebelum mengikuti perkuliahan di semester berikutnya. Tapi kamu pengecualian, kamu diberi keringanan karena surat permohonan yang kamu kirimkan di akhir libur semester kemarin. Kampus lain nggak ada yang seperti ini, jadi tolong usaha kamu."

Begitulah kata-kata yang ia dengar dari salah satu staf administrasi. Kata-kata yang sejatinya sudah ia dengar sejak sebelum-sebelumnya, namun terus di ulang-ulang.

Hari itu Arka menuntaskan mata kuliah dengan mood yang sedikit berantakan. Jujur soal bayaran ini sangat menyiksa pikirannya. Andai saja ia memiliki uang banyak saat ini.

"Arka."

Tiba-tiba setelah sekian hari berlalu, Liana kembali muncul dihadapannya. Jika Liana bukanlah perempuan, mungkin sejak tadi Arka sudah menonjok wajah perempuan itu. Saking kesalnya ia pada masalah dalam hidupnya, dan juga pada orang-orang pengganggu seperti Liana.

"Bos lo nggak kapok-kapok juga ya." ujar Arka dengan nada marah, yang berusaha ia tahan. Namun raut kekesalan terlihat jelas diwajahnya.

"Beberapa hari belakangan ini sih, bu Amanda sedikit kapok. Tapi hari ini dia semangat lagi." jawab Liana polos.

"Saya mau menanyakan tawaran saya waktu itu." lanjutnya kemudian.

Arka menghela nafas lalu berjalan meninggalkan Liana. Sementara Liana kini mengikutinya.

"Jadi gimana Arka?. Mau menikah siri dan menghamili bos saya?" tanya perempuan itu.

Kali ini Arka menoleh, karena suara Liana cukup besar. Ia takut banyak yang mendengar dan akhirnya salah paham.

"Bilang sama bos kamu, cari laki-laki lain aja. Saya nggak mau, saya masih punya harga diri." jawab Arka.

"Kenapa sih?. Kan kerjaannya enak loh. Tinggal keluar-masukin doang." ujar Liana.

"Enak, mbah mu." tukas Arka.

"Mbah saya dikampung."

"Bodo."

"Mau ya, Arka."

"Saya bilang nggak ya, nggak."

Arka menjawab dengan nada sedikit membentak.

"Kamu pikirin lagi deh. Kalau kamu sama bos saya, kamu bisa dapat uang banyak. Nggak perlu repot mikirin uang kuliah yang nunggak dan hutang-hutang orang tua kamu yang bejibun itu. Semua bakal lunas dalam sekejap."

Kali ini Arka benar-benar naik pitam. Ia kembali menghentikan langkah lalu menoleh dan mendekat ke arah Liana.

"Denger ya, Liana. Anda dan bos anda sudah terlalu dalam mencampuri urusan kehidupan pribadi saya. Jadi saya minta sekarang stop!. Stop mengejar-ngejar saya, stop stalking hidup saya. Kuliah saya, hutang orang tua saya, bukan urusan dia. Ngerti?"

"Tapi Arka, pikirkan keuntungannya."

"Arrgghh."

"Kamu bisa hidup layak."

Tiba-tiba handphone Arka berbunyi, ternyata mbak Arni.

"Hallo, Arka?"

"Iya mbak."

"Kamu, Doni, dan Rio lulus screen testnya. tolong segera ke kantor, ya."

"Serius mbak?" tanya Arka tak percaya.

"Iya Arka, pokoknya kamu siap-siap ya. Ditunggu sampe jam 8 malem. Pake baju yang keren, oke?"

"Iya mbak, oke. Makasih ya mbak." Arka sumringah.

"Sama-sama." jawab mbak Arni lalu mematikan telpon.

"Gimana Arka?" tanya Liana lagi.

"Nggak." Arka menegaskan.

"Hadiahnya lumayan, loh." Liana gigih.

"Dalam beberapa hari ke depan, saya akan punya uang lagi dan saya nggak butuh uang bos kamu. Jadi, berhenti mengganggu saya. Oke?"

Arka meninggalkan Liana. Kali ini ia menyetop sebuah taksi, agar Liana berhenti mengejarnya.

"Pak jalan, pak." ujar Arka pada si supir taksi.

"Kemana, dek?"

"Jalan permata 3." jawab Arka.

Pemuda tersebut pulang dulu ke rumah untuk berganti pakaian, setelah itu ia pergi kekantor manajemen Peace Production. Disana ia dipertemukan dengan klien dan menandatangani kontrak.

Ia kemudian menjalani proses reading dan syuting selama beberapa hari. Ia didaulat untuk sebuah peran pembantu utama dalam film bergenre romantis. Awalnya ia mengira jika ia mendapat peran utama, namun peran itu ternyata didapat oleh Robert.

Arka agak sedikit kecewa, karena ia merasa antara dirinya dan Robert memiliki bakat yang sama. Hanya saja Robert dinilai lebih tampan oleh orang manajemen maupun klien, lantaran warna kulit dan looknya yang seperti orang Korea. Sehingga nasibnya lebih beruntung dari Arka.

Meskipun Arka juga sangat tampan, namun bagi pihak manajemen maupun klien selama ini, Robert lebih enak dilihat di kamera. Sebab Arka berkulit sedikit taning, sedang pasar sedang heboh dengan oppa Korea. Arka selalu membenci hal tersebut, namun ia sedang butuh banyak uang.

Rasanya tak baik jika menyia-nyiakan kesempatan, meski bukan pemeran utama. Maka ia jalani saja semua itu, lagipula ia juga mendapatkan dua iklan sekaligus dan juga FTV.

Honor dari keempat pekerjaan tersebut jika digabung, maka akan lumayan untuk Arka membayar uang kuliah dan juga membantu ibunya menyicil hutang.

Arka bernegosiasi, meminta honornya dibayar di muka dan klien pun menyetujui. Ia menjalani proses syuting dengan hati lega, karena uang sudah ditangan.

***

Usai proses syuting yang memakan waktu selama beberapa hari, Arka berniat menemui kekasihnya Maureen. Ia sudah lama tak mengajak gadis itu jalan-jalan, karena belakangan ini ia tidak memiliki uang yang cukup.

Lagipula ia tidak mungkin mengajak gadis secantik Maureen untuk makan dipinggir jalan. Karena sudah pasti Maureen tidak akan mau. Hari ini ia memiliki uang untuk menyenangkan hati kekasihnya itu.

Arka terus berjalan menyusuri fakultas ilmu komunikasi. Ia sengaja tak memberitahu Maureen, karena ingin memberi kejutan. Ditangannya tergenggam sebuah buket bunga mawar merah import kesukaan Maureen.

Arka tahu dimana Maureen sering duduk bersama teman-temannya. Maka ia pun menyambangi tempat tersebut.

Arka tersenyum ketika mendengar suara Maureen dari balik tembok, segera saja ia mempercepat langkah.

Namun kemudian sebuah petir menyambar di hati Arka. Tatkala ia melihat kekasihnya itu tengah bergelayutan di bahu seorang laki-laki.

Dan yang lebih membuatnya sakit hati adalah, laki-laki itu tak lain dan tak bukan adalah Robert.

Tubuh Arka seketika lunglai, bunga di tangannya terjatuh begitu saja. Ia kini berbalik arah dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki. Perlahan ia pun meninggalkan tempat itu.

Arka menelpon Doni dan juga Rio, ia memberitahukan hal tersebut. Kedua temannya sangat marah pada Robert, mereka kini coba menenangkan Arka.

Tak lama setelah itu, Arka kembali dipanggil ke ruangan Administrasi, ia diberi waktu tiga hari untuk menyelesaikan bayarannya.

Arka mengatakan jika ia bisa membayar hari ini juga. Segera ia pergi ke ATM untuk menarik sejumlah uang. Namun baru saja tiba di muka ATM, tiba-tiba ia mendapat telpon dari rumah.

Arka bergegas pulang. Ketika sampai dirumah Arka mendapati ibunya yang tengah diintimidasi serta diamuk oleh rentenir. Penuh kemarahan Arka pun akhirnya memberikan seluruh honornya untuk membayar pokok hutang sang ibu.

Dan baru saja masalah itu selesai, tiba-tiba kini pihak rumah sakit menelpon. Mengabarkan jika ayah Arka butuh segera tindakan yang lebih serius, karena sudah mengalami beberapa komplikasi.

Arka begitu kalut menghadapi semua itu. Ditambah lagi kini uangnya hanya tersisa tiga ratus ribu rupiah. Apa yang bisa ia lakukan dengan uang tersebut.

Ia bahkan tak punya tempat untuk meminjam, karena ia sudah tak memiliki jaminan apapun. Hanya rumah yang mereka punya, tetapi itu masih dipertahankan oleh ayah tirinya. Karena itulah satu-satunya milik mereka yang masih tersisa.

Arka terdiam disisi ruang ICU, melihat kondisi sang ayah tiri yang semakin kritis. Ia mencoba berfikir keras, hal apa yang selanjutnya bisa ia kerjakan.

Untuk mendapat tambahan uang, guna memenuhi perawatan ayahnya. Arka benar-benar bingung saat ini. Semua jalan keluar seakan tertutup.

Terpopuler

Comments

Akatsuki _2x

Akatsuki _2x

polos banget ngomongnya 🤣

2023-07-06

0

Lela Lela

Lela Lela

mau lah nikah siri

2023-06-10

0

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

kasian jg

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan
2 Siapa pewarisnya
3 Mendekati Arka
4 Masih Mendekati Arka
5 Berbalik Arah
6 Awal mula
7 Dimana Amanda
8 Wedding Day
9 Janji Amanda
10 Terjadi Lagi
11 Mulai Bertanya
12 Liburan
13 Amanda yang Menyebalkan
14 Kehamilan Awal
15 Mulai Sibuk.
16 Semakin Sibuk
17 Amanda VS Maureen
18 Posesif Agresif
19 Maaf
20 Berjalan Dengan Baik
21 Ngidam Aneh
22 Premiere
23 Premiere 2
24 Kota Tua
25 Nino dan Kenangan Hujan
26 Sebuah Percakapan
27 Salah Paham
28 Salah Paham Lagi
29 Cause You didn't Know
30 Karena Aku Telah Denganmu
31 Arka Untuk Amanda
32 Perasaan Arka
33 I Can't Make You Love Me
34 Tak Mudah
35 Cinta itu Cinta
36 Antara Kita dan Kota Tua
37 Tiba-Tiba
38 Arka VS Doni
39 I'm Sorry
40 Belum Waktunya
41 Hasrat
42 Hasrat yang Salah Tempat
43 Rencana Maureen
44 Arka Love Amanda
45 Hari Baru
46 Semakin Cinta
47 Amanda Cemburu
48 Curiga
49 Ketika Arka Bertemu Nino
50 Hampir
51 Jejak
52 Rasa yang Tertinggal
53 Pengintaian Pertama
54 Diantara
55 Pengintaian Kedua
56 Lagi-lagi Nino
57 Rahasia Arka
58 Baby Day
59 Kambing Hitam
60 Hey Arka I Love You
61 I Love You Completely
62 Bimbang
63 Hari Untuk Amanda
64 Demi Amanda
65 Sebuah Kenyataan
66 Sakit
67 Mencari Arka
68 Akhirnya
69 Pulang
70 Sepakat
71 Hari Pertama
72 Flashback
73 Hari Kedua
74 Masih di Hari Kedua
75 Hari Ketiga
76 Menjelang Baby Shower
77 Please Love Me
78 Kejutan Dari Arka
79 Persiapan Baby Shower
80 Baby Shower
81 Masih Baby Shower
82 Menjelang 7 Bulanan
83 Acara 7 Bulanan
84 Teguran
85 Keresahan Arka
86 Akhir Damai Nino Amanda
87 Cidera
88 Firasat
89 Istri Galak
90 Dikurung Amanda
91 BTS Meal
92 Balas Menghukum Amanda
93 Janji Adalah Hutang
94 Panggilan Sayang
95 Mulai Serius
96 Kecurigaan Arka
97 Pewaris Baru
98 A Moment
99 Where Are You
100 Sahabat?
101 Tangkap
102 Dimana Amanda
103 Semakin Rumit
104 Daftar Pernikahan
105 Salah Paham Yang Terselesaikan
106 Akhirnya
107 Selamat
108 Intan
109 Puncak
110 Mulai Mereda
111 Hadapi Saja
112 Hidup Baru
113 Siuman
114 Arka I'm Sorry
115 Intan Please
116 Mengapa Amanda
117 Relax
118 Memulai Aksi Balas
119 Nama Arka
120 Mengumpulkan Mereka
121 Mulai Bertingkah
122 Surprise
123 Cuti Atau Lanjut
124 Mau Lahiran Dimana?
125 Masalah
126 Mulai Sibuk Kembali
127 Menjelang
128 Hello World
129 Perkenalan (Session 2 episode pertama)
130 Riweh
131 Welcome Home
132 Begadang 1
133 Ingin Berdua
134 Ryan
135 Amanda Aneh?
136 Kepikiran
137 Cintara Oh Cintara
138 Perekrutan
139 Marah
140 Celebration
141 Arka Si Suami Bayaran
142 Malam Senyap Yang Bermakna
143 Detak
144 Who Are You
145 Jalan-Jalan
146 Kerumah Ibu
147 Memberanikan Diri
148 Kepikiran
149 I am Your Father
150 Amman dan Dendam
151 Imunisasi
152 Bertemu Lagi
153 Berkunjung
154 Terkejut
155 Tuntutan Amman
156 Kemarahan Ryan
157 Menjemput Si Kembar
158 Lagi-lagi Rani
159 Nah Kan
160 Pelaku Sebenarnya
161 Bertemu Anak.
162 New Princess
163 Flashback
164 Pesan Ibu
165 Nasehat Untuk Rianti
166 Jahilnya Amanda
167 Flashback 2
168 Jalan-Jalan
169 Mulai Rindu
170 Surprise
171 Happy Birthday Mama
172 Ketemu Mama
173 Kesepakatan
174 Pertemuan Tak Terduga
175 Bagaimana Ini
176 Mobil Baru
177 Pacaran Bagian 1
178 Pacaran Bagian 2
179 Malam Minggu
180 Masih Malam Minggu
181 Nyamuk
182 Panas
183 Ngambek
184 Antara Ryan dan Amman
185 Sebuah Keluarga
186 Siapa Wanita Itu
187 Why
188 Arka In Trouble
189 Suntuk
190 Rencana
191 So Close
192 Menjelang Liburan
193 Pertemuan Tak Terduga
194 Mari Berlibur Sejenak
195 Pengganggu
196 Gosip
197 Kaget
198 Pertama Tenang dulu
199 Maha Benar Netijen Segala Bacotnya
200 Tertawakan Saja
201 Dikejar Admin
202 Sebuah Keputusan
203 A New Day
204 Malam Panjang
205 Bucin Expert
206 Love
207 Hari Azka dan Afka
208 Petaka Awal Untuk Si Jahat
209 Hilang
210 Akhirnya
211 Percakapan
212 Jealous
213 Copet
214 Kemarahan Amman
215 Mencari Perhatian
216 Beku Bisu
217 Masih Beku
218 Sebuah Kisah Masa Lalu
219 Masih Dengan Masa Lalu
220 Sebuah Kenyataan Pahit
221 Diam
222 Keterangan
223 Isi Hati
224 Luluh
225 Karma
226 Dalang
227 Terpikir Akan
228 Kecewa
229 Titik Balik
230 Ingin Tenang
231 18 Juta
232 Terlihat
233 Mendekat
234 Entah Mengapa
235 Damai
236 Berpikir
237 Now And Forever
238 Nino
239 Marah
240 Perlahan Usai
241 Sidang Skripsi
242 Hadiah
243 Karaoke
244 Pamela
245 Datang
246 Emosi
247 Minggu Tenang
248 Takdir
249 Menjelang Hari
250 Amara
251 Perasaan
252 Cuti
253 Rapuh
254 Masih Disini
255 Nino Dan Ansel
256 Dimana Nadine
257 Fitting
258 Untuk Amara
259 Undangan Dan Bunga
260 Kesempatan Kedua
261 Berondong Bayaran dan CEO Cantik
262 Sebuah Keraguan
263 Fiona
264 Dibayar Tunai
265 Izin Bertemu
266 Clear
267 Keluarga Baru
268 Pengakuan Dan Permohonan
269 Wisuda
270 Resepsi (Last Episode)
271 Tenang (Bonus Chapter)
272 Krasak Krusuk Gubrak (Bonus Chapter)
273 Lega (Bonus Chapter)
274 Peta Kerokan (Bonus Chapter)
275 Bersama Si Kembar (Bonus Chapter)
276 Kelakuan Rio (Bonus Chapter)
277 Rio Menjadi-jadi (Bonus Chapter)
278 Berondong Bayaran Tayang (Bonus Chapter)
279 Hidup Indah (Bonus Chapter)
280 Hoaya (Bonus Chapter)
281 Sarapan (Bonus Chapter)
282 Pengakuan Jujur (Bonus Chapter)
283 Seblak Mama Firman (Bonus Chapter)
284 Ansel Si Kambing (Bonus Chapter)
285 Permintaan Rio (Bonus Chapter)
286 Demi Konten (Bonus Chapter)
287 Tawaran Rio Lagi (Bonus Chapter)
288 Resto (Bonus Chapter)
289 Untuk Nino (Bonus Chapter)
290 Curhatan Nino (Bonus Chapter)
291 Teori Ansel (Bonus Chapter)
292 Ansel Ganti Kepala (Bonus Chapter)
293 Ansel dan Judi (Bonus Chapter)
294 Mengasuh Itu Tak Mudah (Bonus Chapter)
Episodes

Updated 294 Episodes

1
Dua kehidupan
2
Siapa pewarisnya
3
Mendekati Arka
4
Masih Mendekati Arka
5
Berbalik Arah
6
Awal mula
7
Dimana Amanda
8
Wedding Day
9
Janji Amanda
10
Terjadi Lagi
11
Mulai Bertanya
12
Liburan
13
Amanda yang Menyebalkan
14
Kehamilan Awal
15
Mulai Sibuk.
16
Semakin Sibuk
17
Amanda VS Maureen
18
Posesif Agresif
19
Maaf
20
Berjalan Dengan Baik
21
Ngidam Aneh
22
Premiere
23
Premiere 2
24
Kota Tua
25
Nino dan Kenangan Hujan
26
Sebuah Percakapan
27
Salah Paham
28
Salah Paham Lagi
29
Cause You didn't Know
30
Karena Aku Telah Denganmu
31
Arka Untuk Amanda
32
Perasaan Arka
33
I Can't Make You Love Me
34
Tak Mudah
35
Cinta itu Cinta
36
Antara Kita dan Kota Tua
37
Tiba-Tiba
38
Arka VS Doni
39
I'm Sorry
40
Belum Waktunya
41
Hasrat
42
Hasrat yang Salah Tempat
43
Rencana Maureen
44
Arka Love Amanda
45
Hari Baru
46
Semakin Cinta
47
Amanda Cemburu
48
Curiga
49
Ketika Arka Bertemu Nino
50
Hampir
51
Jejak
52
Rasa yang Tertinggal
53
Pengintaian Pertama
54
Diantara
55
Pengintaian Kedua
56
Lagi-lagi Nino
57
Rahasia Arka
58
Baby Day
59
Kambing Hitam
60
Hey Arka I Love You
61
I Love You Completely
62
Bimbang
63
Hari Untuk Amanda
64
Demi Amanda
65
Sebuah Kenyataan
66
Sakit
67
Mencari Arka
68
Akhirnya
69
Pulang
70
Sepakat
71
Hari Pertama
72
Flashback
73
Hari Kedua
74
Masih di Hari Kedua
75
Hari Ketiga
76
Menjelang Baby Shower
77
Please Love Me
78
Kejutan Dari Arka
79
Persiapan Baby Shower
80
Baby Shower
81
Masih Baby Shower
82
Menjelang 7 Bulanan
83
Acara 7 Bulanan
84
Teguran
85
Keresahan Arka
86
Akhir Damai Nino Amanda
87
Cidera
88
Firasat
89
Istri Galak
90
Dikurung Amanda
91
BTS Meal
92
Balas Menghukum Amanda
93
Janji Adalah Hutang
94
Panggilan Sayang
95
Mulai Serius
96
Kecurigaan Arka
97
Pewaris Baru
98
A Moment
99
Where Are You
100
Sahabat?
101
Tangkap
102
Dimana Amanda
103
Semakin Rumit
104
Daftar Pernikahan
105
Salah Paham Yang Terselesaikan
106
Akhirnya
107
Selamat
108
Intan
109
Puncak
110
Mulai Mereda
111
Hadapi Saja
112
Hidup Baru
113
Siuman
114
Arka I'm Sorry
115
Intan Please
116
Mengapa Amanda
117
Relax
118
Memulai Aksi Balas
119
Nama Arka
120
Mengumpulkan Mereka
121
Mulai Bertingkah
122
Surprise
123
Cuti Atau Lanjut
124
Mau Lahiran Dimana?
125
Masalah
126
Mulai Sibuk Kembali
127
Menjelang
128
Hello World
129
Perkenalan (Session 2 episode pertama)
130
Riweh
131
Welcome Home
132
Begadang 1
133
Ingin Berdua
134
Ryan
135
Amanda Aneh?
136
Kepikiran
137
Cintara Oh Cintara
138
Perekrutan
139
Marah
140
Celebration
141
Arka Si Suami Bayaran
142
Malam Senyap Yang Bermakna
143
Detak
144
Who Are You
145
Jalan-Jalan
146
Kerumah Ibu
147
Memberanikan Diri
148
Kepikiran
149
I am Your Father
150
Amman dan Dendam
151
Imunisasi
152
Bertemu Lagi
153
Berkunjung
154
Terkejut
155
Tuntutan Amman
156
Kemarahan Ryan
157
Menjemput Si Kembar
158
Lagi-lagi Rani
159
Nah Kan
160
Pelaku Sebenarnya
161
Bertemu Anak.
162
New Princess
163
Flashback
164
Pesan Ibu
165
Nasehat Untuk Rianti
166
Jahilnya Amanda
167
Flashback 2
168
Jalan-Jalan
169
Mulai Rindu
170
Surprise
171
Happy Birthday Mama
172
Ketemu Mama
173
Kesepakatan
174
Pertemuan Tak Terduga
175
Bagaimana Ini
176
Mobil Baru
177
Pacaran Bagian 1
178
Pacaran Bagian 2
179
Malam Minggu
180
Masih Malam Minggu
181
Nyamuk
182
Panas
183
Ngambek
184
Antara Ryan dan Amman
185
Sebuah Keluarga
186
Siapa Wanita Itu
187
Why
188
Arka In Trouble
189
Suntuk
190
Rencana
191
So Close
192
Menjelang Liburan
193
Pertemuan Tak Terduga
194
Mari Berlibur Sejenak
195
Pengganggu
196
Gosip
197
Kaget
198
Pertama Tenang dulu
199
Maha Benar Netijen Segala Bacotnya
200
Tertawakan Saja
201
Dikejar Admin
202
Sebuah Keputusan
203
A New Day
204
Malam Panjang
205
Bucin Expert
206
Love
207
Hari Azka dan Afka
208
Petaka Awal Untuk Si Jahat
209
Hilang
210
Akhirnya
211
Percakapan
212
Jealous
213
Copet
214
Kemarahan Amman
215
Mencari Perhatian
216
Beku Bisu
217
Masih Beku
218
Sebuah Kisah Masa Lalu
219
Masih Dengan Masa Lalu
220
Sebuah Kenyataan Pahit
221
Diam
222
Keterangan
223
Isi Hati
224
Luluh
225
Karma
226
Dalang
227
Terpikir Akan
228
Kecewa
229
Titik Balik
230
Ingin Tenang
231
18 Juta
232
Terlihat
233
Mendekat
234
Entah Mengapa
235
Damai
236
Berpikir
237
Now And Forever
238
Nino
239
Marah
240
Perlahan Usai
241
Sidang Skripsi
242
Hadiah
243
Karaoke
244
Pamela
245
Datang
246
Emosi
247
Minggu Tenang
248
Takdir
249
Menjelang Hari
250
Amara
251
Perasaan
252
Cuti
253
Rapuh
254
Masih Disini
255
Nino Dan Ansel
256
Dimana Nadine
257
Fitting
258
Untuk Amara
259
Undangan Dan Bunga
260
Kesempatan Kedua
261
Berondong Bayaran dan CEO Cantik
262
Sebuah Keraguan
263
Fiona
264
Dibayar Tunai
265
Izin Bertemu
266
Clear
267
Keluarga Baru
268
Pengakuan Dan Permohonan
269
Wisuda
270
Resepsi (Last Episode)
271
Tenang (Bonus Chapter)
272
Krasak Krusuk Gubrak (Bonus Chapter)
273
Lega (Bonus Chapter)
274
Peta Kerokan (Bonus Chapter)
275
Bersama Si Kembar (Bonus Chapter)
276
Kelakuan Rio (Bonus Chapter)
277
Rio Menjadi-jadi (Bonus Chapter)
278
Berondong Bayaran Tayang (Bonus Chapter)
279
Hidup Indah (Bonus Chapter)
280
Hoaya (Bonus Chapter)
281
Sarapan (Bonus Chapter)
282
Pengakuan Jujur (Bonus Chapter)
283
Seblak Mama Firman (Bonus Chapter)
284
Ansel Si Kambing (Bonus Chapter)
285
Permintaan Rio (Bonus Chapter)
286
Demi Konten (Bonus Chapter)
287
Tawaran Rio Lagi (Bonus Chapter)
288
Resto (Bonus Chapter)
289
Untuk Nino (Bonus Chapter)
290
Curhatan Nino (Bonus Chapter)
291
Teori Ansel (Bonus Chapter)
292
Ansel Ganti Kepala (Bonus Chapter)
293
Ansel dan Judi (Bonus Chapter)
294
Mengasuh Itu Tak Mudah (Bonus Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!