Mendekati Arka

"Namanya Keenan Arka Adrian, dia seorang aktor, model. Pernah membintangi beberapa iklan, FTV, aktif di fashion show, dan photo shoot beberapa majalah."

Amanda mendengarkan secara seksama, penjelasan seorang asisten rumah tangga yang tengah bertugas di penthouse-nya.

"Itu informasi dari pak Darwis?" tanya Amanda dengan menyinggung perihal peranan sang supir.

Belakangan pak Darwis ditugaskan Amanda, untuk mencari informasi tentang pemuda yang dilihatnya tempo hari.

"Iya." Asisten rumah tangga tersebut menjawab.

"Oke, lanjut!"

"Berasal dari keluarga biasa saja, tinggal di lingkungan yang biasa saja. Pernah sekolah di sekolah yang biasa saja, tidak tau apakah memiliki darah Latin atau tidak. Tinggi sekitar 182 cm, bertubuh atletis, status mahasiswa."

"Wait, mahasiswa?" tanya Amanda tak percaya.

"Bukannya dia dosen ya?" lanjutnya lagi.

"Disini tulisannya mahasiswa, bu."

"Nggak salah liat?" Amanda memastikan.

"Nggak, beneran mahasiswa. Nih, mahasiswa."

Asisten rumah tangga tersebut menunjukkan tulisan yang tertera di catatan pada Amanda.

"Usianya?" tanya Amanda.

"Sekitar 21 tahun, bentar lagi sih."

"Hah?. Berapa?"

"Hampir dua puluh satu tahuuun."

Asisten rumah tangga tersebut berkata dengan nada keras dan panjang, lantaran mengira jika Amanda budek. Padahal majikannya tersebut hanya terkejut mendengar semua itu.

***

"Aduh gimana ini?"

Amanda mondar-mandir di hadapan Rani dan juga Nindya, beberapa jam setelah mendengar penjelasan dari asisten rumah tangganya. Wajah wanita itu tampak cemas dan juga bingung.

"Ya udah sih, embat aja."

Nindya memberikan saran paling simpel sejagat raya.

"Ih, jangan!" Rani berbeda pendapat.

"Masih muda banget, di umur segitu cowok mana bisa di percaya. Masih bocah dan pasti masih labil." lanjutnya lagi.

"Ran, Amanda itu lagi bukan mau cari suami beneran. Tapi suami sewaan yang bisa bikin dia bun to the ting, alias tekdung."

Nindya membuat gerakan setengah lingkaran di perutnya.

"Jadi ini tuh beneran?. Amanda cuma mau cari cowok yang bisa menghamili dia doang?" tanya Rani.

Amanda dan Nindya mengangguk sambil melebarkan bibir.

"Gila ya kalian. Kasihan tau anak yang bakal lahir nanti, nggak ada bapaknya."

Amanda dan Nindya saling bertatapan, lalu sama-sama menghela nafas.

"Ran, yang kasihan itu kalau si anak lahir dalam kondisi emaknya miskin, dan bapaknya ghosting. Nah ini temen lu si Amanda kan CEO, kaya raya. Mau bapaknya tuh anak kagak ada sekalipun, anaknya nggak bakalan kelaparan." ujar Nindya diikuti senyum Amanda.

"Ya tapi kan, anak juga butuh sosok ayah. Nggak sekedar butuh materi doang." Rani membela diri.

"Ya bapaknya masih boleh, kalau mau berkunjung ke anaknya. Amanda nggak akan ngelarang koq. Iya kan Man?" Nindya memastikan.

Amanda mengangguk.

"Tapi kan, lebih enak gitu kalau punya suami. Bisa berkeluh kesah, manja-manja." ujar Rani lagi.

"Pernikahan lo sendiri gimana?"

Kali ini Amanda bertanya, Rani jadi agak terdiam seketika.

"Iya sih, tapi kan Nindya suaminya baik. Ada contoh."

Lagi-lagi Amanda dan Nindya menghela nafas.

"Ran, gue itu nggak mau berumah tangga dalam arti sebenarnya. Satu, karena gue ngerasa itu nggak terlalu perlu. Dua, gue males jadi banyak kewajiban yang harus gue kerjakan. Terutama kewajiban dengerin bacot ipar dan juga mertua. Lagian kan lo sendiri yang awalnya menyarankan gue untuk nikah siri."

"Kan gue bercanda doang, Amanda. Kalau bisa nikah resmi kenapa harus siri?" tukas Rani.

Nindya dan Amanda tersenyum bahkan mereka tertawa kecil.

"Lo hargai aja keinginan Amanda, Ran. Lagipula prinsip dan pandangan hidup masing-masing orang itu kan berbeda-beda. Masih untung Amanda mau menikah siri. Diluar sana banyak yang punya anak, bahkan nggak menikah sama sekali."

Rani hanya diam, ia tak berani membantah apalagi menceramahi Amanda soal pernikahan. Karena pernikahan dirinya sendiri kandas, plus mantan suaminya yang ghosting dan tak memberi nafkah pada anak.

***

Di suatu tempat.

"Ya udah deh, Ka. Gue balik ya."

Rio berpamitan pada Arka, ketika urusan di kampus hari itu telah berakhir. Mereka berpisah di parkiran. Rio menuju mobilnya, sementara Arka kini berjalan ke arah halte bus yang ada di luar.

"Arka?"

Seorang wanita berpakaian rapi menghentikan langkah Arka, yang sedikit lagi sampai ke halte bus.

"Maaf, siapa ya?" tanya Arka kemudian.

Ia memperhatikan orang tersebut sambil mencoba mengenali.

"Saya Liana. Saya orang kepercayaan dari ibu Amanda Marcelia." jawab orang tersebut.

"Amanda Marcelia?. Siapa itu?" tanya Arka heran.

"Nanti juga kamu akan tau."

"Maksudnya?" Arka makin tak mengerti.

"Kamu sedang butuh uang kan?. Untuk menyelesaikan segala masalah yang terjadi di hidup kamu dan keluargamu?"

Arka sedikit terdiam lalu mengerutkan dahi.

"Iya, tapi apa hubungannya?. Anda ini siapa?. Amanda itu siapa?.

Pemuda itu benar-benar bingung.

"Atau kalian pemilik aplikasi pinjaman online ilegal?" tiba-tiba saja ia berspekulasi demikian.

"Kalau iya, saya nggak berminat. Soalnya debt collector kalian suka barbar dan sebar data, kalau telat bayar." lanjutnya lagi.

"Amanda itu adalah wanita yang bisa menyelesaikan semua masalah keuangan kamu. Kamu cukup bertemu dia hari ini. Apa kamu punya waktu?"

Arka merasa ini begitu aneh, mendadak ia menjadi penuh curiga kepada wanita bernama Liana itu.

"Ini sebenernya kenapa sih?. Maksudnya apa?. To the point aja." ujar Arka.

"Bu Amanda ingin kamu menikah siri sama dia."

Arka kembali mengernyitkan dahi.

"What, menikah siri?" tanya nya kemudian. Ia kaget mendengar semua itu.

"Iya, kamu cukup menikahi dia secara siri, memberikan dia kehamilan dan menunggu sampai dia melahirkan. Setelah itu kamu mau minta bayaran berapapun, dia akan kasih."

"Apa-apaan sih?"

Arka masih tak mengerti dengan ucapan Liana. Ia makin menganggap wanita itu sebagai orang aneh.

"Oh ya lupa, ada uang mukanya koq. Sebesar 100 juta." ujar Liana.

Kali ini Arka menghela nafas.

"Mbak, saya memang sedang berada dalam masalah yang serius. Tapi saya tidak punya waktu untuk berbicara dengan orang asing, dan membicarakan hal yang tidak masuk diakal seperti ini. Jangan jadikan masalah hidup orang sebagai bahan candaan."

Arka kemudian berlalu dan meninggalkan Liana menuju halte bus.

***

"Apa?. Dia menolak?."

Amanda tak percaya pada apa yang diucapkan oleh Liana. Liana sendiri merupakan asisten pribadi Amanda yang selalu menyiapkan segala keperluannya, baik di kantor maupun diluar.

"Dia langsung pergi begitu saja, bu. Padahal saya sudah mengatakan semua yang ibu suruh katakan." jawab Liana.

"Aneh, kenapa dia nggak mau ya?. Dia kan sedang butuh uang, salahnya dimana coba?" gumam Amanda.

"Salahnya adalah, lo langsung menyuruh Liana untuk menyampaikan maksud secara gamblang. Nggak ada basa-basinya sama sekali."

Rani membeberkan pendapatnya di hadapan Amanda dan juga Nindya. Saat mereka tengah mengunjungi penthouse milik Amanda dan membahas hal mengenai Arka. Saat itu sudah beberapa jam berlalu, setelah Amanda bertemu dengan Liana.

"Maksud lo, harus pelan-pelan gitu?" tanya Amanda pada sang sahabat.

"Ya iyalah, orang juga kaget kali lo gituin. Apalagi dia cowok, biasanya mereka tuh harga diri dan gengsinya tinggi. Udah deh, mending lo cari cowok yang bener aja. Yang usianya dewasa, jauh di atas lo. Pasti dia mau serius."

Rani memberikan pendapatnya.

"Ran, ini cuma masalah waktu aja. Menurut gue nggak apa-apa kalau Amanda langsung to the point sama si Arka ini. Biar si Arka berfikir, ini kesempatan mau dia ambil atau nggak." ujar Nindya.

"Lagian kenapa sih lo, kayak takut banget kalau Amanda sama cowok yang lebih muda dari dia. Daripada sama yang lebih tua, ntar yang ada Amanda malah di atur-atur." lanjutnya lagi.

"Ya tapi kan setidaknya kalau udah dewasa bisa lebih serius, Nin."

"Nggak ada yang bisa menjamin semua itu. Yang umur dewasa tapi kelakuan kayak bocil SMP banyak."

Rani dan Nindya terus berdebat. Sementara kini Amanda menyeruput kopinya, sambil melihat ke arah kaca penthouse. Ia tak menyangka perkara ingin memiliki anak saja, masalahnya bisa serumit ini.

***

"Gila, masa ada cewek yang nawar gue dan ngajakin nikah siri."

Arka conference call bersama Rio dan juga Doni, ketika ia sudah sampai dirumah.

"Tante-tante, bro?" tanya Rio antusias.

"Nggak tau tante-tante atau masih muda, atau istri orang. Gue nggak sempet nanya." jawab Arka.

"Lah, lo tadi tau dari mana kalau bukan dari orangnya langsung?. Masa lo nggak ngeliat muka dan tampangnya kayak apa?" Lagi-lagi Rio berkata.

"Dia kayak nyuruh orang kepercayaannya gitu, buat ngomong ke gue. Bukan orangnya langsung." jawab Arka.

"Nah, dia tau elo dari mana?" tanya Doni penasaran.

"Ya mana gue tau juga."

"Lo main dating APP kayak gitu nggak sih?" lanjut Doni.

"Kagak, mana ada gue main begituan. Yang ada di gampar sama cewek gue."

"Oh lo masih sama Maureen?" Kali ini Rio yang bertanya.

"Masih lah." jawab Arka lalu menyeruput kopinya, yang ia buat sebelum menelepon.

"Kalau misalkan si tante itu masih ngebet sama lo, lo mau nggak ninggalin Maureen?" lanjut Rio lagi.

"Gila lo ya." Arka berujar sambil tertawa.

"Dih kalau dibayar mah nggak apa-apa kali, bro." Doni mengeluarkan saran terbangsatnya.

"Dari pada lo bayarin kencan mulu tiap jalan sama Maureen. Mending sekali-kali dibayarin. Iya nggak, Ri?"

"Yoi."

Rio mendukung ucapan Doni.

"Sesat lo berdua." ujar Arka masih terus tertawa.

"Emang si cewek itu tadi menjanjikan lo berapa?" tanya Rio.

"Apanya?"

"Bayaran, ege. Kalau lo mau nikah sama dia, dia berani bayar berapa?"

"Mana gue tau. Tadi dia cuma bilang kalau gue bisa minta sebanyak yang gue mau, kalau tugas gue udah selesai."

"Tugas apaan emangnya?" tanya Doni penasaran.

"Menghamili itu cewek dan nungguin sampe dia melahirkan." jawab Arka.

"Hah?"

Doni dan Rio terperangah.

"Enak dong." seloroh Doni kemudian.

"Bangsat lo." Arka dan Rio tertawa.

"Ya enak, bego. Maju-mundur ah-ah doang, abis itu dapet duit. Udalah di enakin, di nafkahin lagi. Kurang apa tuh?"

"Iya juga ya." Rio mulai berfikir.

"Gue juga mau kalau ada yang ngajak gue begitu." lanjut pemuda itu lagi.

"Kenapa sih lo nggak mau, Ka?" tanya Doni penasaran.

"Ya nggak mau lah. Gue aja kagak tau tuh cewek bentukannya gimana, statusnya apa. Kalau bini sah orang gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana. Kalau bini sah orang dan ketahuan, ya lo bakal dilabrak sama lakinya."

Celetukan Rio tersebut sukses membuat mereka semua kembali tertawa.

"Abis itu viral deh." Doni menimpali.

"Iya, abis viral langsung tawaran job gue meningkat. Di undang ke banyak acara TV, podcast YouTube, ye kan?. Tapi emak gue malu." ujar Arka dengan nada setengah tertawa.

"Jaman sekarang ng penting duit, Ka." ujar Doni diikuti tawa Rio.

Arka pun hanya bisa senyum-senyum sendiri, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

"Arka, tunggu!"

Seseorang menahan laju Arka, ketika ia hendak masuk ke dalam kampus. Ini terjadi pada hari berikutnya.

"Lo lagi?"

Arka melihat perempuan yang kemarin, kini berada tepat di depan matanya.

"Masih inget saya kan?. Saya Liana dan saya."

"Orang kepercayaannya ibu Amanda."

Arka meneruskan ucapan Liana, sebelum Liana sendiri melanjutkan kata-katanya.

"Iya dan..."

"Dan kamu datang kesini atas suruhan ibu Amanda, untuk meminta saya menikah siri sama dia. Iya kan?"

"Eee, iya. Tugasnya...."

"Menghamili ibu Amanda dan menunggu dia sampai melahirkan." ujar Arka lagi.

"Eee, benar. Hehe."

Liana membetulkan kacamatanya, sambil terus menatap Arka yang kini mulai gerah.

"Bilang sama ibu Amanda, kalau saya nggak mau. Oke?"

Arka melanjutkan langkahnya, namun Liana tak menyerah begitu saja.

"Arka, ibu Amanda bilang, dia bisa kasih kamu apa aja yang kamu minta. Termasuk membelikan kamu mobil mewah. Dari pada kamu naik bus terus, ntar kamu cepat tua karena terkena debu dan polusi. Bisa jadi jelek loh nanti."

Kali ini Arka menoleh. Ia menatap Liana dengan tatapan yang tajam.

"Sekali lagi anda bicara, saya tidak segan-segan untuk mematahkan leher anda, mbak Liana. Bilang sama bos anda, bahwa sebanyak apapun uang yang dia miliki. Dia nggak akan pernah bisa membeli saya, camkan itu!"

Arka kembali melangkah, kali ini Liana hanya terpaku ditempatnya. Karena ia takut terjadi kekerasan terhadap dirinya, jika ia terus mengejar pemuda itu.

***

"Belagu banget sih itu anak, pake acara jual mahal segala lagi."

Amanda menggerutu di dalam ruangan penthouse-nya yang baru dibersihkan. Sementara Liana hanya diam tertunduk dihadapan bosnya itu. Liana merasa tak enak, karena telah gagal menjalankan misi untuk yang kedua kalinya.

"Maaf bu, saya sudah berusaha. Saya sudah katakan semua yang ibu suruh katakan ke dia." ujar Liana.

"Ya sudah sana!" Amanda memerintahkan perempuan itu untuk pergi.

"Besok saya kerja begitu lagi, bu?" tanya Liana.

"Besok libur." jawab Amanda.

Liana baru saja hendak selebrasi akibat kegirangan demi mendengar hal tersebut. Namun ia melihat masih banyaknya kekesalan yang terdapat di wajah Amanda. Ia pun mengurungkan niatnya lalu berbalik arah.

"Permisi bu." ujarnya kemudian.

Liana pun lalu meninggalkan Amanda yang masih berada dalam keadaan kesal.

***

"Mas Arka."

Rianti sepupu Arka datang dan menarik Arka. Ketika Arka baru saja hendak mendekati ibunya, yang tengah berjualan pada sebuah kios di pasar tradisional.

Ibunya tersebut tampak tengah sibuk meladeni pembeli, hingga tak menyadari kehadiran Arka.

"Ada apaan, Ti?" tanya Arka kemudian.

"Mas Arka mau minta uang buat bayar kuliah kan?"

Rianti seolah tahu maksud kedatangan Arka kali ini.

"Mmm, sebenernya iya Ti. Mas belum dapat uang lagi, sedangkan kampus udah mendesak mas untuk bayar." jawab Arka.

"Mas, uang ibu buat mas Arka itu udah ada. Tapi tadi..."

Suara Rianti seolah tercekat di tenggorokan.

"Kenapa Ti?" tanya Arka cemas.

Ia melirik sekilas ke arah ibunya yang masih sibuk melayani pembeli, lalu kembali menatap Rianti.

"Tadi rentenirnya nagih, mas. Ibu dimaki-maki depan orang banyak. Ibu bersikukuh bilang nggak ada uang, demi buat mas Arka."

Arka pun terdiam, hatinya kini hancur mendengar hal tersebut.

"Ibu nangis, mas. Rianti bukan mau ikut campur, Rianti ini hanya sepupu mas dari sebelah papanya mas. Tapi Rianti nggak tega liat ibu di hina begitu. Apa nggak lebih baik, uang kuliah mas Arka buat ibu cicil hutang dulu. Mas Arka berusaha lagi cari uang di luar sana."

Arka makin terdiam. Akhir-akhir ini ia sering merasa dirinya tak berguna, karena tidak menghasilkan uang. Jangankan membantu ibunya, untuk dirinya sendiri saja kadang ia kebingungan.

"Arka."

Tiba-tiba ibunya memanggil. Arka dan Rianti pura-pura tak terjadi apa-apa. Mereka mendekat ke arah ibu Arka dan menyapanya dengan senyuman.

"Kamu udah makan, nak?" tanya sang ibu kemudian.

"Udah bu, tadi di kampus." jawab Arka.

"Oh ya, Ibu sudah punya uang buat kuliah kamu."

Arka menatap Rianti, ibunya hendak mengeluarkan dompet.

"Bu, Arka udah dapet uangnya. Ini buat ibu aja."

Arka berpura-pura di depan wanita itu, ia tak ingin menyusahkan ibunya lebih jauh lagi.

"Beneran, Arka?" Ibunya tak percaya.

"Iya bu, bener. Arka udah bayarin ke pihak kampus." jawab Arka.

"Dapat uang dari mana kamu, nak?" tanya ibunya lagi.

Kali ini Arka agak gelagapan.

"Mmm, dari kontrak iklan bu. Arka dapat tawaran iklan lagi, tapi Arka minta bayarnya di muka."

Ibunya terlihat bernafas lega.

"Ibu senang sekali, Arka. Akhirnya kamu dapat tawaran kerja lagi setelah sekian lama. Ibu lega rasanya nak. Cukup untuk kamu aja udah syukur sekali."

Arka memaksakan sebuah senyum palsu, sementara Rianti mendukung kebohongan Arka."

"Iya bu." ujarnya kemudian.

"Tapi ini kalau kamu perlu untuk hal lain, kamu ambil aja uang ini nak."

"Nggak usah bu, buat ibu bayar hutang aja. Nanti Arka cariin tambahannya, Arka janji."

Mata ibunya berkaca-kaca menahan tangis. Lalu ia pun memeluk Arka. Arka yang sudah terlanjur larut dalam kebohongan itu, mau tidak mau akhirnya membalas pelukan ibunya.

Terpopuler

Comments

Ratna

Ratna

mampir baca lagi kak....

2024-01-29

0

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

serruuuu ceritamu menarik Thor salam kenal.

2023-08-21

2

Lela Lela

Lela Lela

kasian arka

2023-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan
2 Siapa pewarisnya
3 Mendekati Arka
4 Masih Mendekati Arka
5 Berbalik Arah
6 Awal mula
7 Dimana Amanda
8 Wedding Day
9 Janji Amanda
10 Terjadi Lagi
11 Mulai Bertanya
12 Liburan
13 Amanda yang Menyebalkan
14 Kehamilan Awal
15 Mulai Sibuk.
16 Semakin Sibuk
17 Amanda VS Maureen
18 Posesif Agresif
19 Maaf
20 Berjalan Dengan Baik
21 Ngidam Aneh
22 Premiere
23 Premiere 2
24 Kota Tua
25 Nino dan Kenangan Hujan
26 Sebuah Percakapan
27 Salah Paham
28 Salah Paham Lagi
29 Cause You didn't Know
30 Karena Aku Telah Denganmu
31 Arka Untuk Amanda
32 Perasaan Arka
33 I Can't Make You Love Me
34 Tak Mudah
35 Cinta itu Cinta
36 Antara Kita dan Kota Tua
37 Tiba-Tiba
38 Arka VS Doni
39 I'm Sorry
40 Belum Waktunya
41 Hasrat
42 Hasrat yang Salah Tempat
43 Rencana Maureen
44 Arka Love Amanda
45 Hari Baru
46 Semakin Cinta
47 Amanda Cemburu
48 Curiga
49 Ketika Arka Bertemu Nino
50 Hampir
51 Jejak
52 Rasa yang Tertinggal
53 Pengintaian Pertama
54 Diantara
55 Pengintaian Kedua
56 Lagi-lagi Nino
57 Rahasia Arka
58 Baby Day
59 Kambing Hitam
60 Hey Arka I Love You
61 I Love You Completely
62 Bimbang
63 Hari Untuk Amanda
64 Demi Amanda
65 Sebuah Kenyataan
66 Sakit
67 Mencari Arka
68 Akhirnya
69 Pulang
70 Sepakat
71 Hari Pertama
72 Flashback
73 Hari Kedua
74 Masih di Hari Kedua
75 Hari Ketiga
76 Menjelang Baby Shower
77 Please Love Me
78 Kejutan Dari Arka
79 Persiapan Baby Shower
80 Baby Shower
81 Masih Baby Shower
82 Menjelang 7 Bulanan
83 Acara 7 Bulanan
84 Teguran
85 Keresahan Arka
86 Akhir Damai Nino Amanda
87 Cidera
88 Firasat
89 Istri Galak
90 Dikurung Amanda
91 BTS Meal
92 Balas Menghukum Amanda
93 Janji Adalah Hutang
94 Panggilan Sayang
95 Mulai Serius
96 Kecurigaan Arka
97 Pewaris Baru
98 A Moment
99 Where Are You
100 Sahabat?
101 Tangkap
102 Dimana Amanda
103 Semakin Rumit
104 Daftar Pernikahan
105 Salah Paham Yang Terselesaikan
106 Akhirnya
107 Selamat
108 Intan
109 Puncak
110 Mulai Mereda
111 Hadapi Saja
112 Hidup Baru
113 Siuman
114 Arka I'm Sorry
115 Intan Please
116 Mengapa Amanda
117 Relax
118 Memulai Aksi Balas
119 Nama Arka
120 Mengumpulkan Mereka
121 Mulai Bertingkah
122 Surprise
123 Cuti Atau Lanjut
124 Mau Lahiran Dimana?
125 Masalah
126 Mulai Sibuk Kembali
127 Menjelang
128 Hello World
129 Perkenalan (Session 2 episode pertama)
130 Riweh
131 Welcome Home
132 Begadang 1
133 Ingin Berdua
134 Ryan
135 Amanda Aneh?
136 Kepikiran
137 Cintara Oh Cintara
138 Perekrutan
139 Marah
140 Celebration
141 Arka Si Suami Bayaran
142 Malam Senyap Yang Bermakna
143 Detak
144 Who Are You
145 Jalan-Jalan
146 Kerumah Ibu
147 Memberanikan Diri
148 Kepikiran
149 I am Your Father
150 Amman dan Dendam
151 Imunisasi
152 Bertemu Lagi
153 Berkunjung
154 Terkejut
155 Tuntutan Amman
156 Kemarahan Ryan
157 Menjemput Si Kembar
158 Lagi-lagi Rani
159 Nah Kan
160 Pelaku Sebenarnya
161 Bertemu Anak.
162 New Princess
163 Flashback
164 Pesan Ibu
165 Nasehat Untuk Rianti
166 Jahilnya Amanda
167 Flashback 2
168 Jalan-Jalan
169 Mulai Rindu
170 Surprise
171 Happy Birthday Mama
172 Ketemu Mama
173 Kesepakatan
174 Pertemuan Tak Terduga
175 Bagaimana Ini
176 Mobil Baru
177 Pacaran Bagian 1
178 Pacaran Bagian 2
179 Malam Minggu
180 Masih Malam Minggu
181 Nyamuk
182 Panas
183 Ngambek
184 Antara Ryan dan Amman
185 Sebuah Keluarga
186 Siapa Wanita Itu
187 Why
188 Arka In Trouble
189 Suntuk
190 Rencana
191 So Close
192 Menjelang Liburan
193 Pertemuan Tak Terduga
194 Mari Berlibur Sejenak
195 Pengganggu
196 Gosip
197 Kaget
198 Pertama Tenang dulu
199 Maha Benar Netijen Segala Bacotnya
200 Tertawakan Saja
201 Dikejar Admin
202 Sebuah Keputusan
203 A New Day
204 Malam Panjang
205 Bucin Expert
206 Love
207 Hari Azka dan Afka
208 Petaka Awal Untuk Si Jahat
209 Hilang
210 Akhirnya
211 Percakapan
212 Jealous
213 Copet
214 Kemarahan Amman
215 Mencari Perhatian
216 Beku Bisu
217 Masih Beku
218 Sebuah Kisah Masa Lalu
219 Masih Dengan Masa Lalu
220 Sebuah Kenyataan Pahit
221 Diam
222 Keterangan
223 Isi Hati
224 Luluh
225 Karma
226 Dalang
227 Terpikir Akan
228 Kecewa
229 Titik Balik
230 Ingin Tenang
231 18 Juta
232 Terlihat
233 Mendekat
234 Entah Mengapa
235 Damai
236 Berpikir
237 Now And Forever
238 Nino
239 Marah
240 Perlahan Usai
241 Sidang Skripsi
242 Hadiah
243 Karaoke
244 Pamela
245 Datang
246 Emosi
247 Minggu Tenang
248 Takdir
249 Menjelang Hari
250 Amara
251 Perasaan
252 Cuti
253 Rapuh
254 Masih Disini
255 Nino Dan Ansel
256 Dimana Nadine
257 Fitting
258 Untuk Amara
259 Undangan Dan Bunga
260 Kesempatan Kedua
261 Berondong Bayaran dan CEO Cantik
262 Sebuah Keraguan
263 Fiona
264 Dibayar Tunai
265 Izin Bertemu
266 Clear
267 Keluarga Baru
268 Pengakuan Dan Permohonan
269 Wisuda
270 Resepsi (Last Episode)
271 Tenang (Bonus Chapter)
272 Krasak Krusuk Gubrak (Bonus Chapter)
273 Lega (Bonus Chapter)
274 Peta Kerokan (Bonus Chapter)
275 Bersama Si Kembar (Bonus Chapter)
276 Kelakuan Rio (Bonus Chapter)
277 Rio Menjadi-jadi (Bonus Chapter)
278 Berondong Bayaran Tayang (Bonus Chapter)
279 Hidup Indah (Bonus Chapter)
280 Hoaya (Bonus Chapter)
281 Sarapan (Bonus Chapter)
282 Pengakuan Jujur (Bonus Chapter)
283 Seblak Mama Firman (Bonus Chapter)
284 Ansel Si Kambing (Bonus Chapter)
285 Permintaan Rio (Bonus Chapter)
286 Demi Konten (Bonus Chapter)
287 Tawaran Rio Lagi (Bonus Chapter)
288 Resto (Bonus Chapter)
289 Untuk Nino (Bonus Chapter)
290 Curhatan Nino (Bonus Chapter)
291 Teori Ansel (Bonus Chapter)
292 Ansel Ganti Kepala (Bonus Chapter)
293 Ansel dan Judi (Bonus Chapter)
294 Mengasuh Itu Tak Mudah (Bonus Chapter)
Episodes

Updated 294 Episodes

1
Dua kehidupan
2
Siapa pewarisnya
3
Mendekati Arka
4
Masih Mendekati Arka
5
Berbalik Arah
6
Awal mula
7
Dimana Amanda
8
Wedding Day
9
Janji Amanda
10
Terjadi Lagi
11
Mulai Bertanya
12
Liburan
13
Amanda yang Menyebalkan
14
Kehamilan Awal
15
Mulai Sibuk.
16
Semakin Sibuk
17
Amanda VS Maureen
18
Posesif Agresif
19
Maaf
20
Berjalan Dengan Baik
21
Ngidam Aneh
22
Premiere
23
Premiere 2
24
Kota Tua
25
Nino dan Kenangan Hujan
26
Sebuah Percakapan
27
Salah Paham
28
Salah Paham Lagi
29
Cause You didn't Know
30
Karena Aku Telah Denganmu
31
Arka Untuk Amanda
32
Perasaan Arka
33
I Can't Make You Love Me
34
Tak Mudah
35
Cinta itu Cinta
36
Antara Kita dan Kota Tua
37
Tiba-Tiba
38
Arka VS Doni
39
I'm Sorry
40
Belum Waktunya
41
Hasrat
42
Hasrat yang Salah Tempat
43
Rencana Maureen
44
Arka Love Amanda
45
Hari Baru
46
Semakin Cinta
47
Amanda Cemburu
48
Curiga
49
Ketika Arka Bertemu Nino
50
Hampir
51
Jejak
52
Rasa yang Tertinggal
53
Pengintaian Pertama
54
Diantara
55
Pengintaian Kedua
56
Lagi-lagi Nino
57
Rahasia Arka
58
Baby Day
59
Kambing Hitam
60
Hey Arka I Love You
61
I Love You Completely
62
Bimbang
63
Hari Untuk Amanda
64
Demi Amanda
65
Sebuah Kenyataan
66
Sakit
67
Mencari Arka
68
Akhirnya
69
Pulang
70
Sepakat
71
Hari Pertama
72
Flashback
73
Hari Kedua
74
Masih di Hari Kedua
75
Hari Ketiga
76
Menjelang Baby Shower
77
Please Love Me
78
Kejutan Dari Arka
79
Persiapan Baby Shower
80
Baby Shower
81
Masih Baby Shower
82
Menjelang 7 Bulanan
83
Acara 7 Bulanan
84
Teguran
85
Keresahan Arka
86
Akhir Damai Nino Amanda
87
Cidera
88
Firasat
89
Istri Galak
90
Dikurung Amanda
91
BTS Meal
92
Balas Menghukum Amanda
93
Janji Adalah Hutang
94
Panggilan Sayang
95
Mulai Serius
96
Kecurigaan Arka
97
Pewaris Baru
98
A Moment
99
Where Are You
100
Sahabat?
101
Tangkap
102
Dimana Amanda
103
Semakin Rumit
104
Daftar Pernikahan
105
Salah Paham Yang Terselesaikan
106
Akhirnya
107
Selamat
108
Intan
109
Puncak
110
Mulai Mereda
111
Hadapi Saja
112
Hidup Baru
113
Siuman
114
Arka I'm Sorry
115
Intan Please
116
Mengapa Amanda
117
Relax
118
Memulai Aksi Balas
119
Nama Arka
120
Mengumpulkan Mereka
121
Mulai Bertingkah
122
Surprise
123
Cuti Atau Lanjut
124
Mau Lahiran Dimana?
125
Masalah
126
Mulai Sibuk Kembali
127
Menjelang
128
Hello World
129
Perkenalan (Session 2 episode pertama)
130
Riweh
131
Welcome Home
132
Begadang 1
133
Ingin Berdua
134
Ryan
135
Amanda Aneh?
136
Kepikiran
137
Cintara Oh Cintara
138
Perekrutan
139
Marah
140
Celebration
141
Arka Si Suami Bayaran
142
Malam Senyap Yang Bermakna
143
Detak
144
Who Are You
145
Jalan-Jalan
146
Kerumah Ibu
147
Memberanikan Diri
148
Kepikiran
149
I am Your Father
150
Amman dan Dendam
151
Imunisasi
152
Bertemu Lagi
153
Berkunjung
154
Terkejut
155
Tuntutan Amman
156
Kemarahan Ryan
157
Menjemput Si Kembar
158
Lagi-lagi Rani
159
Nah Kan
160
Pelaku Sebenarnya
161
Bertemu Anak.
162
New Princess
163
Flashback
164
Pesan Ibu
165
Nasehat Untuk Rianti
166
Jahilnya Amanda
167
Flashback 2
168
Jalan-Jalan
169
Mulai Rindu
170
Surprise
171
Happy Birthday Mama
172
Ketemu Mama
173
Kesepakatan
174
Pertemuan Tak Terduga
175
Bagaimana Ini
176
Mobil Baru
177
Pacaran Bagian 1
178
Pacaran Bagian 2
179
Malam Minggu
180
Masih Malam Minggu
181
Nyamuk
182
Panas
183
Ngambek
184
Antara Ryan dan Amman
185
Sebuah Keluarga
186
Siapa Wanita Itu
187
Why
188
Arka In Trouble
189
Suntuk
190
Rencana
191
So Close
192
Menjelang Liburan
193
Pertemuan Tak Terduga
194
Mari Berlibur Sejenak
195
Pengganggu
196
Gosip
197
Kaget
198
Pertama Tenang dulu
199
Maha Benar Netijen Segala Bacotnya
200
Tertawakan Saja
201
Dikejar Admin
202
Sebuah Keputusan
203
A New Day
204
Malam Panjang
205
Bucin Expert
206
Love
207
Hari Azka dan Afka
208
Petaka Awal Untuk Si Jahat
209
Hilang
210
Akhirnya
211
Percakapan
212
Jealous
213
Copet
214
Kemarahan Amman
215
Mencari Perhatian
216
Beku Bisu
217
Masih Beku
218
Sebuah Kisah Masa Lalu
219
Masih Dengan Masa Lalu
220
Sebuah Kenyataan Pahit
221
Diam
222
Keterangan
223
Isi Hati
224
Luluh
225
Karma
226
Dalang
227
Terpikir Akan
228
Kecewa
229
Titik Balik
230
Ingin Tenang
231
18 Juta
232
Terlihat
233
Mendekat
234
Entah Mengapa
235
Damai
236
Berpikir
237
Now And Forever
238
Nino
239
Marah
240
Perlahan Usai
241
Sidang Skripsi
242
Hadiah
243
Karaoke
244
Pamela
245
Datang
246
Emosi
247
Minggu Tenang
248
Takdir
249
Menjelang Hari
250
Amara
251
Perasaan
252
Cuti
253
Rapuh
254
Masih Disini
255
Nino Dan Ansel
256
Dimana Nadine
257
Fitting
258
Untuk Amara
259
Undangan Dan Bunga
260
Kesempatan Kedua
261
Berondong Bayaran dan CEO Cantik
262
Sebuah Keraguan
263
Fiona
264
Dibayar Tunai
265
Izin Bertemu
266
Clear
267
Keluarga Baru
268
Pengakuan Dan Permohonan
269
Wisuda
270
Resepsi (Last Episode)
271
Tenang (Bonus Chapter)
272
Krasak Krusuk Gubrak (Bonus Chapter)
273
Lega (Bonus Chapter)
274
Peta Kerokan (Bonus Chapter)
275
Bersama Si Kembar (Bonus Chapter)
276
Kelakuan Rio (Bonus Chapter)
277
Rio Menjadi-jadi (Bonus Chapter)
278
Berondong Bayaran Tayang (Bonus Chapter)
279
Hidup Indah (Bonus Chapter)
280
Hoaya (Bonus Chapter)
281
Sarapan (Bonus Chapter)
282
Pengakuan Jujur (Bonus Chapter)
283
Seblak Mama Firman (Bonus Chapter)
284
Ansel Si Kambing (Bonus Chapter)
285
Permintaan Rio (Bonus Chapter)
286
Demi Konten (Bonus Chapter)
287
Tawaran Rio Lagi (Bonus Chapter)
288
Resto (Bonus Chapter)
289
Untuk Nino (Bonus Chapter)
290
Curhatan Nino (Bonus Chapter)
291
Teori Ansel (Bonus Chapter)
292
Ansel Ganti Kepala (Bonus Chapter)
293
Ansel dan Judi (Bonus Chapter)
294
Mengasuh Itu Tak Mudah (Bonus Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!