Siapa pewarisnya

Amanda Marcelia Louis baru saja mendapat penghargaan sebagai pengusaha muda yang sukses dan menginspirasi di tahun ini. Setelah melewati tahun-tahun penuh perjuangan dalam merintis dan memberi lapangan pekerjaan bagi banyak karyawan.

Banyak media termasuk majalah bisnis yang meliput keberhasilan wanita itu. Amanda dengan sangat bangganya memberi pernyataan di depan awak media. Bahwa wanita tidak harus melulu di dapur, sumur, kasur dan menjalani kehidupan biasa. Wanita pun bisa menjadi luar biasa asal diberi kesempatan.

"Bu Amanda, apa pesan anda kepada seluruh wanita yang ada di negara ini?" tanya salah seorang wartawan lokal, ketika Amanda sudah berjalan meninggalkan panggung penghargaan dan hendak menuju ke luar gedung. Tempat dimana ajang tersebut berlangsung.

"Untuk seluruh wanita, ketika ada yang menghentikan langkah kalian, maka singkirkan penghambat itu. Kalian semua bisa sukses asal memiliki kemauan yang keras dan bertekad untuk tidak mau diatur oleh keadaan. Atau siapapun yang kalian rasa tidak berhak."

Amanda terus melangkah, berjalan di atas arogansi dan kebanggaannya sebagai pemenang. Pemenang atas hidupnya sendiri.

Disaat perempuan lain tengah sibuk dipusingkan oleh masalah rumah tangga, seperti kekerasan fisik maupun verbal, perselingkuhan suami dengan pelakor, serta drama ipar dan mertua. Amanda justru menjadi potret wanita masa kini yang pantang mengikuti alur.

Ia tidak pernah mau mengikuti peraturan yang biasanya dipaksakan bagi kaum wanita. Yakni lahir, sekolah tak perlu tinggi, pandai memasak, menikah dengan pilihan orang tua, hamil, diam dirumah mengurus anak. Kemudian menerima perlakuan sekitar tanpa bisa melawan, tua, lalu mati. Amanda membuat dunianya sendiri.

"Bu, bagaimana soal rencana pewaris perusahaan ibu nanti?. Bu Amanda kan sudah cukup berumur sekarang dan belum menikah."

Kali ini Amanda menghentikan langkah. Ia menatap tajam ke arah awak media yang melontarkan pertanyaan tersebut. Ia selalu heran pada kebiasaan manusia di negri ini, yang suka ikut campur urusan pribadi orang lain.

"Anda sekarang berbicara dengan wanita yang bahkan belum berusia 31 tahun. Yang usianya di atas saya tapi belum memiliki keturunan juga banyak. Jadi saya masih memiliki waktu untuk memikirkan hal tersebut. Lagipula itu ranah pribadi, kenapa pertanyaan seperti itu sampai masuk ke dalam daftar list pertanyaan yang anda buat. Bukankah itu tidak sopan?"

Awak media itu diam, sementara Amanda melanjutkan langkah dengan perasaan kesal. Ia masih tidak habis pikir pada orang yang tujuan hidupnya hanya untuk beranak pinak.

Padahal wanita dilahirkan dengan kapasitas dan kemampuan yang sama dengan pria. Setidaknya itulah yang ia pahami dalam benaknya selama ini.

"Bu, kenapa ibu diem aja?. Ada masalah?"

Pak Darwis, supir Amanda bertanya. Ketika mereka telah berada di dalam perjalanan pulang. Sebab sang supir tersebut memperhatikan raut wajah Amanda yang terlihat jengkel.

"Nggak pak, biasa aja." jawab Amanda.

"Ada awak media yang nanya-nanyain ranah pribadi saya. Soal nikah dan punya anak." lanjutnya lagi.

"Nggak usah di pikirin bu, orang kita ya emang begitu. Suka nanya kapan nikah, kapan punya anak. Sedangkan pernikahan mereka aja kadang nggak bahagia, anak-anak mereka nggak keurus." ucap pak Darwis.

"Ya begitulah pak, biasalah. Ntar juga sama media di tambah-tambahin itu omongan saya tadi, pasti heboh besok beritanya. Dibilang saya nggak mau nikah lah, nggak mau punya anak. Nanti pasti banyak yang nyinyir ke saya."

"Ya resiko jadi orang terkenal bu, istri saya yang orang biasa aja bisa jadi bahan ghibah tetangga. Apalagi ibu yang cukup dikenal dimana-mana."

Amanda tertawa kecil. Matanya kini tertuju pada kaca mobil, yang memperlihatkan bangunan kota dan mobil-mobil lain yang melintas.

Jujur sejak Nindya bicara soal siapa pewarisnya kelak, ditambah pertanyaan yang dilontarkan awak media tadi, Amanda jadi benar-benar kepikiran soal siapakah nanti yang akan menggantikannya.

Ia adalah anak tunggal dan hanya memiliki sedikit kerabat dekat. Itupun tinggalnya berjauhan.

Ia mau saja mengangkat anak dari panti asuhan. Tapi jika ia tidak memiliki anak kandung, maka garis keturunan keluarganya akan terputus. Mau tidak mau ia harus memiliki anak dari rahimnya sendiri.

Tetapi ia sendiri enggan menikah. Ia tak ingin terikat dengan siapapun dan dengan aturan apapun. Ia tidak ingin tunduk dan menurut pada orang lain. Apalagi seseorang itu baru saja hadir dalam hidupnya.

Dan lagipula hidupnya kini sangat tenang. Ia memiliki kebebasan finansial dan juga waktu banyak untuk memanjakan dirinya sendiri. Belum tentu pada saat menikah nanti, semua akan sama seperti ini.

Belum lagi jika mendapatkan suami yang merupakan hasil produk patriarki. Yang menganggap wanita itu adalah makhluk yang harus selalu tunduk dibawah perintahnya.

Menganggap wanita sebagai pajangan yang harus disimpan rapat-rapat, dan digunakan apabila ia membutuhkannya di ranjang. Bertugas hanya seputar dapur, sumur, dan kepuasan laki-laki semata.

Harus melayani laki-laki dan keluarga laki-laki. Sementara laki-laki terkadang tak menghormati keluarga perempuan. Begitulah yang sering ia lihat disekitarnya. Namun jika tidak menikah, bagaimana ia bisa memiliki anak.

***

"Surrogate Mother."

Keisha, salah satu mahasiswi Amanda di sebuah kampus memberi saran padanya. Ketika Amanda bercerita mengenai keinginannya untuk memiliki anak.

Amanda sendiri selain CEO sebuah perusahaan. Ia juga masih menjadi dosen pengajar, untuk mata kuliah Desain Komunikasi Visual disebuah universitas. Ia mengajar karena iseng dan ingin melihat suasana lain, selain kantornya.

"Sistem ibu pengganti gitu?. Berarti anak si laki-laki dan perempuan itu dong, bukan anak saya?" tanya Amanda.

"Bisa koq, sel telurnya tetep punya mbak Amanda." jawab mahasiswi itu.

"Itu gimana sistemnya?" Amanda penasaran

"Biasanya kan, kalau ibu pengganti itu kebanyakan disewa rahim dan juga sel telurnya. Untuk kemudian dibuahi oleh laki-laki yang ingin memiliki anak." ujar Keisha.

"Iya tau." tukas Amanda dengan tetap memperhatikan.

"Itu namanya Genetic surrogacy, yaitu sewa rahim dengan sel telurnya." ujar Keisha lagi.

"Oh, oke." Amanda manggut-manggut.

"Nah cara lain juga ada, mbak. Namanya Gestational surrogacy, yaitu sewa rahim aja.

"Gimana tuh?" tanya Amanda.

"Itu misalkan mbak Amanda mau punya anak, tapi nggak mau hamil. Jadi pake sistem bayi tabung atau vertilisasi in vitro gitu deh. Sel telur mbak Amanda sama benihnya pasangan diproses di tabung gitu." jawab Keisha.

"Iya, terus?" Amanda masih belum mendapat poin dari pembicaraan tersebut.

"Terus kalau udah jadi, dimasukkan ke rahim si ibu pengganti ini. Dia yang hamil, tapi anaknya tetep anak mbak Amanda dan pasangan. Cuma numpang berkembang doang di rahim ibu pengganti itu. Itu kalau mbak Amanda nya nggak mau hamil ya, tapi kalau mau dan rahim mbak sehat. Bayi itu bisa dikandung di rahimnya mbak Amanda sendiri."

"Oh ada ya sistem ribet kayak gitu?" Lagi-lagi Amanda bertanya.

"Mbak Amanda kemana aja?" tanya Keisha.

"Banyak loh artis-artis luar negri yang kayak gitu. Contohnya Nick Jonas sama Priyanka Chopra, Paris Hilton sama suaminya dan lain-lain. Mereka punya anak kandung, tapi dititip di rahim orang." lanjutnya kemudian.

Amanda pun menghela nafas.

"Saya nggak terlalu banyak paham sama dunia perkembangan biakkan. Saya aja nggak kepikiran selama ini." jawab wanita tersebut.

"Mending mbak Amanda cari aja dulu calon papanya, baru mikirin anak-anaknya." ujar Keisha.

Amanda tersenyum bahkan kini tertawa.

"Tapi selain itu ada nggak ya sistem lain yang lebih alami?"

"Mungkin ada mbak."

"Apa?"

"Mmm?"

Keisha berpikir.

***

"Nikah siri."

Rani menjawab pertanyaan Amanda ketika ia akhirnya pulang dari kampus, dan mengutarakan niatnya untuk memiliki bayi.

Sebab tadi di kampus Keisha gagal memberikan jawaban, atas pertanyaan terakhir yang ia lontarkan.

"Nikah siri?" tanya nya seraya mengerutkan dahi.

"Iya, kata lo kan nggak mau punya anak diluar nikah. Tapi lo juga nggak mau terlibat pernikahan yang sah secara hukum. Solusinya ya, nikah siri." jawab Rani.

"Lo tinggal nikah, hamil, melahirkan, abis itu minta cerai. Kalau laki lo nggak mau menceraikan, tinggal lo bikin kesel aja. Pasti lo diceraikan." imbuhnya lagi.

"Hahaha, gila lo ya. Otak lo nyampe aja kesitu."

Amanda memakan gorengan bakwan yang dibuat oleh Rani. Dari dulu Rani memang selalu iseng di dapur dan pasti ada saja yang ia buat.

"Ya iyalah, itu solusi paling simpel loh. Dari pada lo kumpul kebo. Lo bisa punya anak, laki lo juga nggak bisa nuntut gono-gini kalau lo cerai."

"Iya juga sih. Tapi masalahnya gue nggak punya calon." ucap Amanda.

"Ya cari dong, Man. Main aplikasi dating kek." ujar Rani.

"Kayak aplikasi MINDER gitu?. Atau Halloya?. Atau OKE jadian?" tanya Amanda lagi. Ia menyebut nama beberapa aplikasi dating yang saat ini tengah hits.

"Ya gitu deh, mau cari dimana lagi lo. Pasti nggak mau kan lo, nikah sama karyawan lo sendiri?" tukas Rani.

"Iyalah, kan mau cerai ujungnya. Kalau sama karyawan gue, ntar abis cerai ketemu mulu dan jadi canggung." jawab Amanda.

"Lagian bakalan jadi nggak enak juga sama karyawan lain, kalau mereka tau gue menikahi satu diantara mereka. Ntar gue baik dikit ke laki gue karena dia berprestasi, dibilang gue nepotisme." lanjutnya kemudian.

"Nah makanya, lo download aja itu aplikasi." ujar Rani lagi.

***

Di salah satu ruangan kampus, masih dihari yang sama.

"Kamu udah telat bayar uang semester beberapa hari, Arka."

Seorang wanita tampak berujar pada Arka.

"Tolonglah bu, kasih saya kesempatan. Saya lagi ngumpulin uang juga." jawab Arka.

"Emangnya kamu nggak kerja?. Bukannya sering wara-wiri di iklan."

"Itu honornya udah dibayar lama, bu. Bukan kontrak selama iklan masih tayang."

Wanita itu tampak menghela nafas dalam-dalam.

"Saya itu udah sering loh kasih kamu keringanan. Beberapa semester belakangan ini kamu selalu bermasalah dalam hal pembayaran. Kampus lain otomatis cuti kalau nggak bayar, disini doang kamu bisa mengajukan permohonan. Makanya kuliah itu sesuai kantong orang tuamu aja. Nggak mampu koq maksa kuliah di kampus yang nggak terjangkau."

Arka tersentak mendengar ucapan dosen yang merangkap staf administrasi di kampusnya tersebut. Ia tak menyangka seorang yang terpelajar bisa berbicara hal seperti itu.

"Bukannya pendidikan adalah hak setiap warga negara?" tanya Arka seraya menatap dalam ke mata sang dosen.

"Dan tau diri adalah keharusan semua manusia." jawab dosennya itu dengan nada ketus.

Arka makin terdiam mendengar hal tersebut. Jika bukan karena kesabarannya yang tinggi, dan ia tidak ingat siapa yang sedang dihadapinya. Ia sudah menonjok wajah manusia itu.

"Sudah sana keluar!"

Arka melangkah keluar dengan kemarahan yang tertahan. Ingin rasanya ia berteriak namun takut mengundang perhatian.

***

"Erwin, 35 tahun."

"Klik."

"Wah Match."

Amanda mengklik suka kepada beberapa orang di sebuah aplikasi dating yang telah ia download. Dan ternyata klik tersebut pun match dengan orang yang ia pilih. Orang tersebut ternyata telah terlebih dahulu mengklik suka pada akun Amanda.

"Erwin, Bima, Fajri, Doni, Miko."

Amanda mendapatkan banyak Match. Beberapa diantara mereka langsung mengirimkan chat pada Amanda, Amanda pun segera membalas.

Karena saat ini ia sudah sangat kepikiran soal ahli waris. Ia ingin mencari laki-laki yang mau menikahinya secara siri dan memberinya anak dengan segera.

Hari pertama ia janji bertemu dengan Erwin. Di bio-nya tertulis, jika Erwin adalah seorang laki-laki yang sukses sebagai pialang saham.

Fotonya banyak berdiri di samping mobil sport, diantaranya Ferrari dan juga Lamborghini. Tipikal laki-laki yang suka pamer menurut pandangan mata Amanda.

Sebenarnya Amanda tidak terlalu menyukai tipe laki-laki yang seperti itu. Namun Nindya berkata, tak kenal makan kenalan lah. Agar kita mengetahui lebih dalam tentang pribadi orang yang dimaksud.

Karena apa yang kadang terlihat di sosial media dan apapun persepsi yang kita bangun mengenai hal tersebut, belum tentu begitu kenyataannya.

Amanda menunggu Erwin di sebuah kafe. Ia mengenakan simpel dress di atas lutut, dengan belahan dada agak rendah. Tak lama kemudian Erwin pun tiba.

Ketika sampai, tanpa basa-basi ia segera mencium pipi Amanda dari belakang. Amanda pun terkejut dan tergolong bengong.

"Hai." ujar Erwin kemudian.

Amanda memperhatikan Erwin, rasa emosinya saat dicium tadi masih memuncak. Ingin rasanya ia menyiramkan kopi panas ke wajah Erwin. Namun ia adalah wanita dewasa dan juga seorang CEO yang cukup terkenal.

Ia tidak ingin reputasinya hancur hanya karena masalah seperti ini. Ditambah sekarang ini banyak orang yang asal rekam kejadian dan asal memberi caption. Publik bisa saja salah persepsi dan justru malah Amanda yang mendapatkan masalah.

Amanda lalu memaksakan sebuah senyum kepada Erwin, meski hatinya begitu meluap-luap rasanya.

Erwin sendiri adalah tipikal eksekutif yang cukup arogan. Terlihat dari caranya berbicara serta menjelaskan sesuatu di sepanjang percakapan.

Ia selalu bersikap sok paling tau segalanya, apalagi saat membicarakan bisnis. Amanda yang juga memiliki sifat keras, merasa tak cocok dengan tipe laki-laki seperti itu.

"Bagaimana, apa kita akan lanjut ketemu?" tanya Erwin ketika mereka melanjutkan obrolan di dalam mobil, dan berjalan-jalan mengitari kota Jakarta.

Sejujurnya sudah sejak didalam kafe tadi, Amanda ingin menyudahi semua ini. Ia memberitahukan segalanya pada Rani, mengenai betapa menyebalkan sosok Erwin. Tetapi Rani bilang coba lagi saja, jangan menyerah dulu.

Amanda pun akhirnya menuruti ucapan sahabatnya itu, ia mau saja saat Erwin mengajaknya berjalan-jalan dengan Aston Martin miliknya.

"I don’t know." jawab Amanda.

"Loh kenapa?"

Tangan kiri Erwin mulai mengelus-elus paha Amanda. Amanda yang terkejut itu pun langsung menepisnya.

"Kenapa sih, sayang?" tanya Erwin seakan heran.

Pria itu menghentikan mobilnya, lalu secara serta merta memaksa hendak mencium bibir Amanda. Amanda pun memberontak dan,

"Buuuk."

Satu tonjokan keras mengenai mata Erwin.

"Aaaakh." Erwin mengeluh kesakitan.

Amanda lalu keluar dari mobil pria tersebut dan membanting pintu. Ia pun buru-buru menghubungi Rani.

"Gue nggak mau sama ini laki-laki." ujarnya.

"Loh kenapa?" tanya Rani heran.

"Belum apa-apa udah kurang ajar, jijik gue. Dia pikir gue ini cabe-cabean yang silau ngeliat harta dia. Yang mau-maunya aja diapain sama cowok kayak dia, demi dikasih duit dan naik mobil mewah. Gue punya duit dan mobil mewah sendiri, anjir."

Amanda kemudian dijemput oleh supirnya. Ia sudah tidak tau dimana Erwin berada kini. Butuh tujuh hari bagi Rani dan juga Nindya untuk membujuk Amanda, agar mau berkencan lagi dengan pria lain. Mereka tak ingin usaha Amanda kali ini sia-sia.

Amanda pun lanjut bertemu dengan Bima. Mereka janjian di kafe yang sama, karena Amanda malas mencari tempat lain. Ia bertekad tak mau lagi, jika diajak berjalan-jalan dengan menggunakan mobil. Ia hanya ingin didalam kafe itu saja.

"Ya nggak mau. Pokoknya kalau nikah sama aku, kamu harus berhenti kerja. Kalau kamu kerja, nanti siapa yang ngurus aku dan anak-anak?. Yang masak dan beresin rumah siapa?. Percuma dong aku nikahin pake biaya mahal, kalau istri nggak bisa ngurus segala keperluan aku dan anak-anak. Rugi udah keluarin uang."

"Jadi menurut kamu perempuan itu kamu nikahi, sama aja kayak kamu beli?" tanya Amanda.

"Ya, emang menikah itu untuk membeli orang yang bisa ngurus keperluan kita kan?"

Amanda pura-pura ke toilet, ketika akhirnya mereka beradu argumen soal wanita yang bekerja setelah menikah. Ia lalu pergi meninggalkan Bima dan memblokir nomornya di kontak.

"Lo kenapa lagi?" Kali ini Nindya yang bertanya, di dalam conference call bersama Rani.

"Ya belum apa-apa udah ngatur gue dan maksa minta berhenti kerja. Enak aja, emang dia tau rasanya membangun perusahaan itu lelahnya kayak apa." ujar Amanda.

"Dia bilang rugi nikahin dan keluar biaya, kalau perempuannya nggak bisa ngurus dia di rumah. Cari aja babu, nggak usah cari istri. Kalau ujungnya istri dijadikan asisten rumah tangga." lanjutnya kemudian.

Amanda berkata dengan emosi yang meluap-luap. Sementara baik Nindya dan Rani masih fokus mendengarkan.

"Cowok patriarki gitu muak banget gue ngeliatnya, dari awal chat udah ngatur-ngatur gue. Kenapa belum pulang jam segini, perempuan nggak baik jam segini masih diluar. Padahal gue didalam kantor bukan diluar, dan itu posisi abis meeting." geruutunya.

"Belum lagi dikit-dikit minta fotoin gue sama siapa aja. Ngeliat ada karyawan laki laki duduk deket gue, langsung ngamuk. Pengen banget gue sleding kepalanya."

"Ya udah cari yang lain, jangan yang kayak gitu." ujar Nindya.

***

"Pokoknya kalau nikah nanti, kita tinggal dirumah orang tua aku. Supaya aku bisa berbakti sama ibuku."

Fajri, sang pengusaha saffron yang ditemui Amanda dihari berikutnya. Memberikan syarat jika Amanda ingin menikah dengannya.

Yakni, ia tidak ingin tinggal terpisah dari sang ibu. Amanda belum mengatakan jika ia hanya ingin menikah siri dan belum resmi.

"Aku mau tanya, ibu kamu usianya berapa?" tanya Amanda.

"60 tahun." jawab Fajri.

"Ibu kamu dalam keadaan sakit?" tanya nya lagi.

"Kamu nyumpahin ibu aku?" Fajri mendadak emosi.

"Bedakan antara pertanyaan dan menyumpahi." ujar Amanda seraya menahan kesal.

"Nggak koq, masih sehat banget. Masih ikut arisan sana-sini, masih jalan-jalan naik motor, nyetir mobil sendiri." jawab Fajri.

"Aku itu tipikal orang yang mau ngurus orang tua. Tapi ketika orang tua itu memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk tinggal sendiri. Aku cuma nggak mau tinggal di rumah mertua." ujar Amanda.

"Ya nggak bisa gitu dong. Gimana mau berbakti sama ibu aku, kalau kita nggak tinggal di sana. Saudara aku aja 5 orang udah menikah semua, masih tinggal sama-sama dengan ibu."

"Fajri, itu namanya nyusahin bukan berbakti. Kalau sudah menikah itu sebaiknya mencari tempat tinggal sendiri. Untuk meminimalisir salah paham atau pertengkaran, antara mertua, menantu dan juga ipar."

"Lagian ngapain kamu mau bertengkar sama ibu aku dan ipar kamu?. Belum apa-apa udah mau bertengkar. Posisi kamu itu istri, harus nurut sama suami."

Kencangnya suara Fajri, membuat pengunjung kafe agaknya salah paham. Mereka mengira Fajri dan Amanda memanglah suami istri yang saat ini tengah bertengkar.

"Bukan itu."

"Terus kenapa nggak mau tinggal sama orang tua aku?"

"Iya gue nggak mau, bodo amat."

Amanda sudah lelah menjelaskan, ia membiarkan saja semua anggapan itu terjadi.

"Ya udah kalau kamu nggak mau. Perempuan kayak kamu itu, yang suka memisahkan anak dari keluarganya."

"Laki-laki kayak lo, goblok." ujar Amanda.

Fajri beranjak. Namun sebelum ia bergerak, Amanda sudah mendahuluinya. Ia kini menelepon Rani dan Nindya.

"Skip, yang ini maunya di ketek emaknya mulu. Mau nikah siri aja ribet, anjir."

Hari-hari berikutnya, Amanda bertemu dengan beberapa orang lagi yang ia kenal melalui aplikasi dating.

Namun seperti hari-hari sebelumnya ia tetap tidak menemukan orang yang sesuai kriteria, seperti yang ia mau.

Hingga suatu ketika, saat ia sudah mulai kelelahan mencari. Ada satu nama lagi dalam daftarnya yang belum ia temui.

Ya, Doni. Pemuda yang tidak menyebutkan berapa usia dan apa pekerjaannya itu, membuat Amanda cukup malas untuk bertemu. Namun ia dipaksa oleh Rani maupun Nindya.

"Iya-iya, ini gue temui." ujar Amanda dengan nada malas di telepon. Ia berbicara pada Nindya dan juga Rani.

Kali ini ia tidak menemui calon suaminya di kafe. Karena Doni memintanya bertemu di sebuah kampus. Mungkin dia dosen, pikir Amanda.

Akhirnya Amanda pun tiba, dari jauh Doni melambaikan tangan. Karena sepertinya ia mengenali wajah Amanda, yang sama persis cantiknya seperti di foto.

Sementara Amanda sendiri tak begitu jelas melihat wajah Doni, karena Doni berada di dalam kantin kampus. Kaca dari luar kantin tersebut agak buram karena debu.

Amanda terus melangkah mendekat ke arah Doni. Namun kemudian, tiba-tiba di sisi sebelah ada seorang mahasiswi yang sedang dirundung oleh mahasiswi lainnya.

Tak lama kemudian seorang pemuda tampan, bertubuh tinggi dengan wajah semi Latin, serta kulit sedikit coklat muncul. Lalu ia membela gadis yang tengah dirundung tersebut.

Langkah Amanda terhenti melihat makhluk bertubuh sexy, yang memiliki hati bak malaikat itu. Tak lama kemudian ia pun berbisik pada supirnya.

"Cari tau tentang dia, kemungkinan dia dosen disini. Dan jangan lupa tanyakan berapa yang dia mau, usahakan dia harus mau."

Supirnya mengangguk. Amanda tersenyum, ia lalu berbalik menuju ke arah mobilnya. Kemudian ia menelepon Nindya.

"Gue udah mendapatkan apa yang gue cari." ujarnya masih sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

Maple🍁

Maple🍁

Mmpir lgi Kak Dev😊🥰 Rindu Hoaya🤗

2023-12-11

1

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

woo paijo

2023-11-16

0

Lela Lela

Lela Lela

semoga.jd nikah

2023-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan
2 Siapa pewarisnya
3 Mendekati Arka
4 Masih Mendekati Arka
5 Berbalik Arah
6 Awal mula
7 Dimana Amanda
8 Wedding Day
9 Janji Amanda
10 Terjadi Lagi
11 Mulai Bertanya
12 Liburan
13 Amanda yang Menyebalkan
14 Kehamilan Awal
15 Mulai Sibuk.
16 Semakin Sibuk
17 Amanda VS Maureen
18 Posesif Agresif
19 Maaf
20 Berjalan Dengan Baik
21 Ngidam Aneh
22 Premiere
23 Premiere 2
24 Kota Tua
25 Nino dan Kenangan Hujan
26 Sebuah Percakapan
27 Salah Paham
28 Salah Paham Lagi
29 Cause You didn't Know
30 Karena Aku Telah Denganmu
31 Arka Untuk Amanda
32 Perasaan Arka
33 I Can't Make You Love Me
34 Tak Mudah
35 Cinta itu Cinta
36 Antara Kita dan Kota Tua
37 Tiba-Tiba
38 Arka VS Doni
39 I'm Sorry
40 Belum Waktunya
41 Hasrat
42 Hasrat yang Salah Tempat
43 Rencana Maureen
44 Arka Love Amanda
45 Hari Baru
46 Semakin Cinta
47 Amanda Cemburu
48 Curiga
49 Ketika Arka Bertemu Nino
50 Hampir
51 Jejak
52 Rasa yang Tertinggal
53 Pengintaian Pertama
54 Diantara
55 Pengintaian Kedua
56 Lagi-lagi Nino
57 Rahasia Arka
58 Baby Day
59 Kambing Hitam
60 Hey Arka I Love You
61 I Love You Completely
62 Bimbang
63 Hari Untuk Amanda
64 Demi Amanda
65 Sebuah Kenyataan
66 Sakit
67 Mencari Arka
68 Akhirnya
69 Pulang
70 Sepakat
71 Hari Pertama
72 Flashback
73 Hari Kedua
74 Masih di Hari Kedua
75 Hari Ketiga
76 Menjelang Baby Shower
77 Please Love Me
78 Kejutan Dari Arka
79 Persiapan Baby Shower
80 Baby Shower
81 Masih Baby Shower
82 Menjelang 7 Bulanan
83 Acara 7 Bulanan
84 Teguran
85 Keresahan Arka
86 Akhir Damai Nino Amanda
87 Cidera
88 Firasat
89 Istri Galak
90 Dikurung Amanda
91 BTS Meal
92 Balas Menghukum Amanda
93 Janji Adalah Hutang
94 Panggilan Sayang
95 Mulai Serius
96 Kecurigaan Arka
97 Pewaris Baru
98 A Moment
99 Where Are You
100 Sahabat?
101 Tangkap
102 Dimana Amanda
103 Semakin Rumit
104 Daftar Pernikahan
105 Salah Paham Yang Terselesaikan
106 Akhirnya
107 Selamat
108 Intan
109 Puncak
110 Mulai Mereda
111 Hadapi Saja
112 Hidup Baru
113 Siuman
114 Arka I'm Sorry
115 Intan Please
116 Mengapa Amanda
117 Relax
118 Memulai Aksi Balas
119 Nama Arka
120 Mengumpulkan Mereka
121 Mulai Bertingkah
122 Surprise
123 Cuti Atau Lanjut
124 Mau Lahiran Dimana?
125 Masalah
126 Mulai Sibuk Kembali
127 Menjelang
128 Hello World
129 Perkenalan (Session 2 episode pertama)
130 Riweh
131 Welcome Home
132 Begadang 1
133 Ingin Berdua
134 Ryan
135 Amanda Aneh?
136 Kepikiran
137 Cintara Oh Cintara
138 Perekrutan
139 Marah
140 Celebration
141 Arka Si Suami Bayaran
142 Malam Senyap Yang Bermakna
143 Detak
144 Who Are You
145 Jalan-Jalan
146 Kerumah Ibu
147 Memberanikan Diri
148 Kepikiran
149 I am Your Father
150 Amman dan Dendam
151 Imunisasi
152 Bertemu Lagi
153 Berkunjung
154 Terkejut
155 Tuntutan Amman
156 Kemarahan Ryan
157 Menjemput Si Kembar
158 Lagi-lagi Rani
159 Nah Kan
160 Pelaku Sebenarnya
161 Bertemu Anak.
162 New Princess
163 Flashback
164 Pesan Ibu
165 Nasehat Untuk Rianti
166 Jahilnya Amanda
167 Flashback 2
168 Jalan-Jalan
169 Mulai Rindu
170 Surprise
171 Happy Birthday Mama
172 Ketemu Mama
173 Kesepakatan
174 Pertemuan Tak Terduga
175 Bagaimana Ini
176 Mobil Baru
177 Pacaran Bagian 1
178 Pacaran Bagian 2
179 Malam Minggu
180 Masih Malam Minggu
181 Nyamuk
182 Panas
183 Ngambek
184 Antara Ryan dan Amman
185 Sebuah Keluarga
186 Siapa Wanita Itu
187 Why
188 Arka In Trouble
189 Suntuk
190 Rencana
191 So Close
192 Menjelang Liburan
193 Pertemuan Tak Terduga
194 Mari Berlibur Sejenak
195 Pengganggu
196 Gosip
197 Kaget
198 Pertama Tenang dulu
199 Maha Benar Netijen Segala Bacotnya
200 Tertawakan Saja
201 Dikejar Admin
202 Sebuah Keputusan
203 A New Day
204 Malam Panjang
205 Bucin Expert
206 Love
207 Hari Azka dan Afka
208 Petaka Awal Untuk Si Jahat
209 Hilang
210 Akhirnya
211 Percakapan
212 Jealous
213 Copet
214 Kemarahan Amman
215 Mencari Perhatian
216 Beku Bisu
217 Masih Beku
218 Sebuah Kisah Masa Lalu
219 Masih Dengan Masa Lalu
220 Sebuah Kenyataan Pahit
221 Diam
222 Keterangan
223 Isi Hati
224 Luluh
225 Karma
226 Dalang
227 Terpikir Akan
228 Kecewa
229 Titik Balik
230 Ingin Tenang
231 18 Juta
232 Terlihat
233 Mendekat
234 Entah Mengapa
235 Damai
236 Berpikir
237 Now And Forever
238 Nino
239 Marah
240 Perlahan Usai
241 Sidang Skripsi
242 Hadiah
243 Karaoke
244 Pamela
245 Datang
246 Emosi
247 Minggu Tenang
248 Takdir
249 Menjelang Hari
250 Amara
251 Perasaan
252 Cuti
253 Rapuh
254 Masih Disini
255 Nino Dan Ansel
256 Dimana Nadine
257 Fitting
258 Untuk Amara
259 Undangan Dan Bunga
260 Kesempatan Kedua
261 Berondong Bayaran dan CEO Cantik
262 Sebuah Keraguan
263 Fiona
264 Dibayar Tunai
265 Izin Bertemu
266 Clear
267 Keluarga Baru
268 Pengakuan Dan Permohonan
269 Wisuda
270 Resepsi (Last Episode)
271 Tenang (Bonus Chapter)
272 Krasak Krusuk Gubrak (Bonus Chapter)
273 Lega (Bonus Chapter)
274 Peta Kerokan (Bonus Chapter)
275 Bersama Si Kembar (Bonus Chapter)
276 Kelakuan Rio (Bonus Chapter)
277 Rio Menjadi-jadi (Bonus Chapter)
278 Berondong Bayaran Tayang (Bonus Chapter)
279 Hidup Indah (Bonus Chapter)
280 Hoaya (Bonus Chapter)
281 Sarapan (Bonus Chapter)
282 Pengakuan Jujur (Bonus Chapter)
283 Seblak Mama Firman (Bonus Chapter)
284 Ansel Si Kambing (Bonus Chapter)
285 Permintaan Rio (Bonus Chapter)
286 Demi Konten (Bonus Chapter)
287 Tawaran Rio Lagi (Bonus Chapter)
288 Resto (Bonus Chapter)
289 Untuk Nino (Bonus Chapter)
290 Curhatan Nino (Bonus Chapter)
291 Teori Ansel (Bonus Chapter)
292 Ansel Ganti Kepala (Bonus Chapter)
293 Ansel dan Judi (Bonus Chapter)
294 Mengasuh Itu Tak Mudah (Bonus Chapter)
Episodes

Updated 294 Episodes

1
Dua kehidupan
2
Siapa pewarisnya
3
Mendekati Arka
4
Masih Mendekati Arka
5
Berbalik Arah
6
Awal mula
7
Dimana Amanda
8
Wedding Day
9
Janji Amanda
10
Terjadi Lagi
11
Mulai Bertanya
12
Liburan
13
Amanda yang Menyebalkan
14
Kehamilan Awal
15
Mulai Sibuk.
16
Semakin Sibuk
17
Amanda VS Maureen
18
Posesif Agresif
19
Maaf
20
Berjalan Dengan Baik
21
Ngidam Aneh
22
Premiere
23
Premiere 2
24
Kota Tua
25
Nino dan Kenangan Hujan
26
Sebuah Percakapan
27
Salah Paham
28
Salah Paham Lagi
29
Cause You didn't Know
30
Karena Aku Telah Denganmu
31
Arka Untuk Amanda
32
Perasaan Arka
33
I Can't Make You Love Me
34
Tak Mudah
35
Cinta itu Cinta
36
Antara Kita dan Kota Tua
37
Tiba-Tiba
38
Arka VS Doni
39
I'm Sorry
40
Belum Waktunya
41
Hasrat
42
Hasrat yang Salah Tempat
43
Rencana Maureen
44
Arka Love Amanda
45
Hari Baru
46
Semakin Cinta
47
Amanda Cemburu
48
Curiga
49
Ketika Arka Bertemu Nino
50
Hampir
51
Jejak
52
Rasa yang Tertinggal
53
Pengintaian Pertama
54
Diantara
55
Pengintaian Kedua
56
Lagi-lagi Nino
57
Rahasia Arka
58
Baby Day
59
Kambing Hitam
60
Hey Arka I Love You
61
I Love You Completely
62
Bimbang
63
Hari Untuk Amanda
64
Demi Amanda
65
Sebuah Kenyataan
66
Sakit
67
Mencari Arka
68
Akhirnya
69
Pulang
70
Sepakat
71
Hari Pertama
72
Flashback
73
Hari Kedua
74
Masih di Hari Kedua
75
Hari Ketiga
76
Menjelang Baby Shower
77
Please Love Me
78
Kejutan Dari Arka
79
Persiapan Baby Shower
80
Baby Shower
81
Masih Baby Shower
82
Menjelang 7 Bulanan
83
Acara 7 Bulanan
84
Teguran
85
Keresahan Arka
86
Akhir Damai Nino Amanda
87
Cidera
88
Firasat
89
Istri Galak
90
Dikurung Amanda
91
BTS Meal
92
Balas Menghukum Amanda
93
Janji Adalah Hutang
94
Panggilan Sayang
95
Mulai Serius
96
Kecurigaan Arka
97
Pewaris Baru
98
A Moment
99
Where Are You
100
Sahabat?
101
Tangkap
102
Dimana Amanda
103
Semakin Rumit
104
Daftar Pernikahan
105
Salah Paham Yang Terselesaikan
106
Akhirnya
107
Selamat
108
Intan
109
Puncak
110
Mulai Mereda
111
Hadapi Saja
112
Hidup Baru
113
Siuman
114
Arka I'm Sorry
115
Intan Please
116
Mengapa Amanda
117
Relax
118
Memulai Aksi Balas
119
Nama Arka
120
Mengumpulkan Mereka
121
Mulai Bertingkah
122
Surprise
123
Cuti Atau Lanjut
124
Mau Lahiran Dimana?
125
Masalah
126
Mulai Sibuk Kembali
127
Menjelang
128
Hello World
129
Perkenalan (Session 2 episode pertama)
130
Riweh
131
Welcome Home
132
Begadang 1
133
Ingin Berdua
134
Ryan
135
Amanda Aneh?
136
Kepikiran
137
Cintara Oh Cintara
138
Perekrutan
139
Marah
140
Celebration
141
Arka Si Suami Bayaran
142
Malam Senyap Yang Bermakna
143
Detak
144
Who Are You
145
Jalan-Jalan
146
Kerumah Ibu
147
Memberanikan Diri
148
Kepikiran
149
I am Your Father
150
Amman dan Dendam
151
Imunisasi
152
Bertemu Lagi
153
Berkunjung
154
Terkejut
155
Tuntutan Amman
156
Kemarahan Ryan
157
Menjemput Si Kembar
158
Lagi-lagi Rani
159
Nah Kan
160
Pelaku Sebenarnya
161
Bertemu Anak.
162
New Princess
163
Flashback
164
Pesan Ibu
165
Nasehat Untuk Rianti
166
Jahilnya Amanda
167
Flashback 2
168
Jalan-Jalan
169
Mulai Rindu
170
Surprise
171
Happy Birthday Mama
172
Ketemu Mama
173
Kesepakatan
174
Pertemuan Tak Terduga
175
Bagaimana Ini
176
Mobil Baru
177
Pacaran Bagian 1
178
Pacaran Bagian 2
179
Malam Minggu
180
Masih Malam Minggu
181
Nyamuk
182
Panas
183
Ngambek
184
Antara Ryan dan Amman
185
Sebuah Keluarga
186
Siapa Wanita Itu
187
Why
188
Arka In Trouble
189
Suntuk
190
Rencana
191
So Close
192
Menjelang Liburan
193
Pertemuan Tak Terduga
194
Mari Berlibur Sejenak
195
Pengganggu
196
Gosip
197
Kaget
198
Pertama Tenang dulu
199
Maha Benar Netijen Segala Bacotnya
200
Tertawakan Saja
201
Dikejar Admin
202
Sebuah Keputusan
203
A New Day
204
Malam Panjang
205
Bucin Expert
206
Love
207
Hari Azka dan Afka
208
Petaka Awal Untuk Si Jahat
209
Hilang
210
Akhirnya
211
Percakapan
212
Jealous
213
Copet
214
Kemarahan Amman
215
Mencari Perhatian
216
Beku Bisu
217
Masih Beku
218
Sebuah Kisah Masa Lalu
219
Masih Dengan Masa Lalu
220
Sebuah Kenyataan Pahit
221
Diam
222
Keterangan
223
Isi Hati
224
Luluh
225
Karma
226
Dalang
227
Terpikir Akan
228
Kecewa
229
Titik Balik
230
Ingin Tenang
231
18 Juta
232
Terlihat
233
Mendekat
234
Entah Mengapa
235
Damai
236
Berpikir
237
Now And Forever
238
Nino
239
Marah
240
Perlahan Usai
241
Sidang Skripsi
242
Hadiah
243
Karaoke
244
Pamela
245
Datang
246
Emosi
247
Minggu Tenang
248
Takdir
249
Menjelang Hari
250
Amara
251
Perasaan
252
Cuti
253
Rapuh
254
Masih Disini
255
Nino Dan Ansel
256
Dimana Nadine
257
Fitting
258
Untuk Amara
259
Undangan Dan Bunga
260
Kesempatan Kedua
261
Berondong Bayaran dan CEO Cantik
262
Sebuah Keraguan
263
Fiona
264
Dibayar Tunai
265
Izin Bertemu
266
Clear
267
Keluarga Baru
268
Pengakuan Dan Permohonan
269
Wisuda
270
Resepsi (Last Episode)
271
Tenang (Bonus Chapter)
272
Krasak Krusuk Gubrak (Bonus Chapter)
273
Lega (Bonus Chapter)
274
Peta Kerokan (Bonus Chapter)
275
Bersama Si Kembar (Bonus Chapter)
276
Kelakuan Rio (Bonus Chapter)
277
Rio Menjadi-jadi (Bonus Chapter)
278
Berondong Bayaran Tayang (Bonus Chapter)
279
Hidup Indah (Bonus Chapter)
280
Hoaya (Bonus Chapter)
281
Sarapan (Bonus Chapter)
282
Pengakuan Jujur (Bonus Chapter)
283
Seblak Mama Firman (Bonus Chapter)
284
Ansel Si Kambing (Bonus Chapter)
285
Permintaan Rio (Bonus Chapter)
286
Demi Konten (Bonus Chapter)
287
Tawaran Rio Lagi (Bonus Chapter)
288
Resto (Bonus Chapter)
289
Untuk Nino (Bonus Chapter)
290
Curhatan Nino (Bonus Chapter)
291
Teori Ansel (Bonus Chapter)
292
Ansel Ganti Kepala (Bonus Chapter)
293
Ansel dan Judi (Bonus Chapter)
294
Mengasuh Itu Tak Mudah (Bonus Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!