"APA-APAAN KAU!!! KAU BARU BILANG 'JADI' KENAPA LANGSUNG 'TAMAT'!!! APAKAH KAU TIDAK MAU JAWAB!!! KALAU TIDAK MAU, BILANG!!!" teriak arya di telinga Dark kencang.
"Bukankah kau sudah tahu jawabannya....? haha!?" sahutnya yang benar benar membuat Arya darah tinggi seketika.
"8@Π&$@÷, gada akhlak jadi naga" teriak Arya didalam hati dengan wajah yang menahan emosi
ωωωωωωωωωωωωωωωωωωωω
Diluar gua Mereka bertemu dengan
Farel yang sedang menunggunya, dia terkejut melihat
Arya berjalan keluar gua
bersama seorang pria tampan.
Arya yang melihat Farel diam saja, mengerti jika Farel heran dan juga penasaran dengan Dark yang berjalan di samping nya. Dia tidak bisa jika tidak menghela nafas pelan karena merasa jadi bocah sendiri
"Kenapa?" tanya Arya
"Dia.... Siapa putri?" tanya Farel heran dan terkejut.
"Ouh....dia... Hanya 'gelandangan' yang ku temukan didalam gua" jawab Arya santai yang membuat kedua makhluk tampak itu menatapnya tak percaya.
"Apa?! Kau bilang aku gelandangan!!! Kau–" seru Dark tapi malah Di potong dengan pelototan tajam.
"Udah yok kita pulang~" potong Arya santai kek di pantai -/plak
"Putri apakah dia akan ikut?" tanya Farel penasaran
"Iya, mulai sekarang dia adalah pengawal ku juga" jawabnya dan Farel hanya mangut-mangut saja.
•
•
•
Malam harinya seperti biasa Arya
akan berada dikamar setelah makan malam,. Tapi bedanya malam ini
Dark di kamar nya. Dia lagi santai santai di sofa kesayangannya membuat ku sangat kesal.
"Bisakah kamu menjauh dari sofa ku itu!!" ucap nya sambil menatap tajam Dark
"Baiklah~ baiklah~" ucapnya sambil berdiri. "Begitu saja marah... Apaan tuh?!"lanjutnya dengan bergumam.
Dia membersihkan tempat yang diduduki oleh Dark dengan sapu tangan. Arya sangat tidak suka pada kotor lebih tepatnya dia pecinta kebersihan. Bisa dibilang jika Arya itu "mysophobia "
Aneh? Memang, memangnya ada orang yang biasa mengambil nyawa, sering kecipratan darah setiap hari, dikatain bersih, pasti kotor kan, tapi dia malah suka kebersihan aneh banget kalau kata teman teman nya yang lain di kehidupan sebelumnya itu dia dipanggil orang aneh gila kebersihan.
"Sudahlah, sudah malam aku akan pergi dulu" kata Dark menghilang berteleportasi ke tempat lain.
"Eh....kamu mau keman–" ucapan nya terpotong saat Dark langsung menghilang. " kambing, seenaknya dia pergi kek gitu....huh!!" dengusnya kesal
"Mending aku tidur aja lah udah capek juga" Arya mulai naik keranjang tempat tidur king size miliknya yang terlewat empuk itu.
Dia berbaring di kasurnya dan merenung tentang tadi pagi. Dia masih sangat penasaran walau begitu tidak ada yang mau menjelaskan padanya.
"Hm.... Kutukan? apa maksud nya yah...? Nanti aku bertanya pada guru sejarah saja lah.... Yah kalau ada waktu, Hoam!" setelah bergulat dengan pikiran nya, dia langsung menutup mata nya untuk pergi ke dunia mimpi.
•
•
•
Arya POV
01.30 waktu sudah menunjukan
jika sebentar lagi akan memasuki
jam dua malam. disebuah kamar mewah kini sudah penuh dengan
darah dimana mana. yah kamar itu adalah kamar milik ku, Arya.
Setengah jam yang lalu ada yang memasuki kamarku secara diam-diam, aku sangat
yakin jika mereka adalah pembunuh bayaran yang memiliki niat
membunuh ku.
Aku turun dari ranjang lalu menumpuk bantal dan guling menjadi seperti benjolan. Dan itu memungkinkan mereka untuk terkecoh.
Mereka mulai masuk satu persatu. sedangkan aku, aku sedang berada dibelakang gorden jendela sedang memantau 'mainan' yang datang dengan sukarela.
Jika dihitung maka kira kira jumlah mereka ada lima orang, kemungkinan orang yang ada dibarisan paling depan adalah ketua mereka
Dan benar saja empat diantaranya menjaga pintu dan juga jendela, sedangkan yang ketua mulai menghunus kan pedangnya kearah tumpukan bantal itu yang disangka adalah aku.
"Sialan! Kemana perginya putri kecil itu!" Geramnya ketua itu dengan mata marah karena bukanya seorang anak tapi hanya tumpukan bantal membuat dia mengerang marah.
"Ckck, mencari ku? Kenapa kalian mencari ku? Apakah kalian merindukan ku? Padahal aku sudah lama tidak muncul di muka publik loh" Aku mulai keluar dari persembunyian ku dan menyeringai kejam sambil mengelus belati kecil yang sangat tajam ditangan ku.
Mereka semua terkejut saat melihatku. Dan mulai maju untuk membunuhku.
Tapi sayangnya mereka tidak bisa membunuhku melainkan aku yang membunuh mereka. Aku memenggal kepala mereka tanpa babibu terlebih dulu.
Kejam?
Yah kan aku memang kejam siapa bilang aku akan baik pada orang
yang memiliki niat membunuh ku.
Tapi itu merupakan hukuman yang sangat lah ringan karena aku tidak menyiksa mereka semua terlebih dahulu.
Apakah harus kubiarkan mereka membunuhku? Apakah
kalian kira aku akan s3b0d0h itu, membiarkan diriku mati untuk yang kedua kalinya? Tidak, tidak akan pernah.
Dimana Farel? Jawabannya dia diluar, dia gak tau kalau tuh kamar lagi banjir darah. Soalnya aku memasang sihir pelindung didalam kamar biar tuh Farel gak tau and gak denger.
"Oh astaga naga, dragon ball, hiks kamar ku yang indah jadi kotor karena darah. Hatiku rasanya sakit. Hiks" Ujar ku dramatis. Kan sudah dikatakan jika aku itu Mysophobia, ya... Wajar aja ya kan?
Karena aku sudah tidak mood lagi untuk tidur aku pergi ke ruang belajar ayah di sana sangat banyak berkas yang masih belum di selesaikan oleh ayah.
Aku duduk di kursi kerjanya dan memeriksa sebuah berkas di sana. Yah walau tinggi ku sudah 95,8 cm, tapi yah lumayan tinggi untuk anak berusia 3 tahun tapi tetap saja aku tidak sampai. Malahan aku sudah kek anak umur 5 tahun loh tingginya.
Kalian ada yang nanya kok bisa aku bisa ngerjain tuh berkas? Yah bisa lah kan aku selalu bergulat sama berkas dari kehidupan sebelumnya.
Normal POV
Arya terus mengerjakan semua berkas yang ada di atas meja sampai tak terasa matahari mulai menampakkan dirinya. Yang artinya sudah hampir jam untuk beraktivitas seperti biasa.
Ceklek
Pintu ruang kerja Zaint tiba-tiba terbuka dan menampilkan seorang laki-laki bersurai hitam pendek. Yah, siapa lagi kalau bukan tama yang sedang membeku didepan pintu menatap seorang anak kecil yang sedang duduk dan memegangi berkas ditangannya.
'What the!!!? Ngapain si burik kemari?! Bikin kaget aja!' batin Arya merasa kaget sekaligus kesal.
"Tu-tuan putri....? Sedang apa anda di sana?" ujarnya tergagap.
"Kau melihatku sedang apa memangnya? Tidur....? Atau bermain...?" sahut Arya menatap malas tama yang mulai berjalan mendekati nya yang sedang duduk santai tanpa beban di kursi kerja Zaint.
"Apakah anda yang mengerjakan semua berkas dan dokumen ini putri...?" tanyanya penasaran. Tama terus melihat dan membaca setiap berkas di atas meja. dan dia sangat kagum melihat semua hasil kerja putri kecil kaisar itu.
Arya menatap wajah tama yang terkesan dengan pekerjaannya pun hanya bisa memutar bola mata malas. "Ada apa kau kemari? Apakah ada urusan penting?" tanyanya sambil menopang dagu dengan tangan kanannya di atas sandaran kursi itu
"Ya? Ah, saya hanya ingin mengambil beberapa proposal milik baginda saja putri" dan Arya hanya membalas dengan anggukan saja. "Tama bolehkah aku bertanya" ujar Arya mulai mengajukan pertanyaan.
"Ya tentu saja putri... Apa yang anda ingin tanyakan kepada saya" sahutnya Tama sambil menatap wajahnya.
"Tama~ boleh tidak aku pergi menemui ayah...?" tanya Arya menampilkan puppy eyes andalannys.
Tama yang mendengar permintaannya lalu menjawab "tidak boleh!!" ujarnya tegas.
"Tap–"
"Maaf putri.... Saya harus menyelesaikan tugas saya terlebih dahulu! Sampai jumpa" sumpah pen gw cekek ampe mati aja tu orang, main potong aja kalau orang ngomong.
"Cih dasar taman busuk, bengbeng, humf" Arya merajuk jadinya dibuat Tama.
"Acieee yang gak dibolehin pergi, ngambek yah~" astaga dateng lagi kadal bersayap ke sini bikin jengkel aja bisanya. Udah jengkel makin jengkel aja dibuatnya.
Sialan!!!
"Udah ah... Aku mau jalan jalan ajah disini pengap ada 'cicak terbang' ganggu pemandangan" sarkas nya Arya langsung nyelonong pergi, meninggalkan Dark di ruangan itu.
"SIAPA YANG KAU PANGGIL CICAK TERBANG, HAH!!!" Teriak nya sambil menyusul ku berjalan keluar. Dih, yang ngerasa sadar diri juga ternyata.
•
•
•
Ditempat Zaint
Didalam tenda milik Zaint saat ini hanya ada kesunyian hingga seekor burung tiba tiba muncul didepannya.
Zaint yang melihat ada surat di kaki burung tersebut hanya melirik dan berjalan mendekat.
'Apa ini...?'
Setelah membaca surat tersebut, tanpa sadar dia tersenyum, membuat dia semakin tampan aja, jiah....!
Surat itu dari Tama, dia menulis surat setelah sampai di ruangan nya sendiri. Surat itu isinya tentang apa yang dia lihat tadi pagi saat melihat Arya berada diruang kerja Zaint sedang mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh Zaint. Dan setelah diperiksa ternyata Dia sangat pintar. Dan memiliki potensi yang begitu besar diusia muda. Begitulah...!
Lebih tepatnya adalah...
*Bunga mawar sudah mekar, sudah waktunya untuk melihat keindahan yang tersembunyi, yang mulia.*
Setelah beberapa saat akhirnya Zaint mengerti dan bergumam didalam hatinya,
'Sungguh tidak terduga' batin Zaint terus tersenyum.
baru aku edit : selasa, 25 Mei 2021 20:19
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
ᴹˢ᭄𝕯𝖆𝖗𝖐𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝖒☢︎٭⃟👾⃟
lagi nunggu Arya gede
2024-01-01
0
Frando Kanan
dragon ball? yare2
2022-06-08
2
_dia_
pov: mencari komen ayam receh
2022-03-04
3