Angin dingin terasa bertambah kencang, meniup salju putih yang bertumpuk di atas tanah, menimbulkan suara desir halus yang gemerisik di telinga.
Setelah menyusuri dataran tinggi dan pegunungan Pingyuan serta beberapa desa dan pemukiman. Perjalanan itu hampir dua hari di tempuh dengan kereta kuda. Mereka sempat bermalam di sebuah penginapan kecil di desa pinggiran kota Yubei, sebelum melanjutkan pagi keesokan hari.
Lepas dari tengah hari rombongan dari Youwu itu sampai di gerbang utara kota Yubei.
Langit musim dingin di atas Yubei nampak merah suram. Hawa memang tidak sedingin saat di perjalanan. Salju sepertinya tidak turun di kota Yubei, hanya awan gelap berarak menyembunyikan matahari sehingga membuat langit seperti lautan merah bata.
Xiao Yi sudah lebih tenang, wajahnya tak sesedih saat berangkat. Seulas senyum tipis menghias bibir merah mudanya, ketika dia membuka jendela kereta dan seekor burung kecil hinggap di atas keretanya yang berjalan perlahan.
"Yi'er, kita sudah memasuki kota Yubei" suara Xiao Ying menyapa adiknya yang menjulurkan kepala melewati jendela kereta. Kuda Xiao Ying berjalan pelan di samping kereta adiknya.
" Kakak, aku akan tidur dimana malam ini?" Xiao Yi dengan polos.
Wajah kakaknya yang tampan mengernyit seperti berpikir.
"Mungkin di kamar tamu kerajaan, sampai Yang mulia bertemu denganmu" jawabnya ragu.
"Kakak, apakah yang mulia itu sudah tua?" tanya Xiao Yi setengah berbisik, supaya tidak di dengar oleh para pengawal.
Xiao Yi belum pernah melihat raja, hanya di dengarnya cerita sang raja ini sangat kejam dan dingin terhadap wanita.
Raja Yan Yue mempunyai banyak selir cantik, tapi tidak pernah memperhatikan istri-istrinya itu. Cintanya telah habis untuk seorang wanita bernama Jiu Fei, itu kisah yang pernah di dengar Xiao Yi.
" Mungkin saja, aku juga belum pernah berkesempatan bertemu" sahut Xiao Ying masih dengan nada ragu.
Xiao Yi tersenyum sedikit licik, dia cukup senang memikirkan jika Yang mulia Yan Yue ini adalah seorang yang sudah tua. Dengan begitu dia tidak usah kuatir akan sering bertemu dengan sang raja. Apa lagi
kalau sang raja tidak tertarik dengan perempuan, tidak ada hal-hal yang perlu dipikirkan, sampai Qian Ren menjemputnya.
Statusnya nanti hanyalah seorang selir yang dikirim oleh gubernur Qian Lie, perempuan persembahan yang diberi label puteri angkat oleh gubernur jahat itu demi memperkuat jabatan politiknya.
Memasuki kota raja, suasana semakin ramai. Orang-orang nampak berdagang di kiri kanan jalan kota. Yang membeli juga tidak kalah banyaknya. Kota ini terasa hiruk pikuk, jauh berbeda dengan kota asalnya Youwu.
"Kakak, manisan madu itu sepertinya enak..." Xiao Yi berteriak senang menunjuk seorang bapak tua yang menjual manisan madu aneka bentuk yang diberikan tangkai dari bilah bambu yang di haluskan.
Xiao Ying melotot pada adiknya.
" Yi'er, tutuplah tirai kereta mu, jaga sikapmu. Tidak pantas seorang calon istri raja bertingkah seperti itu" tegur kakaknya gusar melihat tingkah adiknya.
"Tapi aku mau manisan madu itu..."Xiao Yi merengek kecil pada kakaknya.
"Berhenti!" Xiao Yi berteriak mengejutkan kusir kereta.
Sang kusir menghentikan kereta mendadak, sebelum sempat Chu Cu bergerak, nona mudanya itu telah turun dengan cepat dari kereta.
"Nona...nona...anda tidak boleh turun" panggil Chu cu dengan segera meloncat turun mengikuti nona mudanya yang sudah setengah berlari menuju penjual manisan madu. Para pengawal yang mengiring kereta itu hanya tercengang ditempat.
"Bruk...!" Xiao Yi yang tidak memperhatikan sekeliling menabrak seseorang, sebelum dirinya tersungkur di tanah, dia sudah berada di dalam pelukan orang itu.
Dengan jengah Xiao Yi menarik tubuhnya dan berdiri dengan tegak kembali. Matanya bertemu pandang dengan seorang laki-laki tinggi gagah dengan mata yang coklat kehitaman laksana batang pohon willow tua di tepi sungai Yalu.
Laki-laki itu masih tertegun menatap Xiao Yi yang juga masih terkejut karena hampir jatuh.
Xiao Yu mengibas pakaiannya dengan tangan bajunya yang lebar.
"Yi'er...!" Xiao Ying dan Chu Cu bersamaan menyusul Xiao Yi.
" Apa kamu baik-baik saja?" tanya laki-laki itu kemudian, menilik dari pakaian dan jubah yang dikenakannya berbahan sutra disulam benang emas yang dipadu dengan mantel bulu, tuan ini adalah bangsawan atau orang penting di Yubei.
Rambut panjangnya sebagian kuncir tinggi dengan bagian belakang yang terurai panjang.
"Maaf tuan, adik saya tidak sengaja menabrak tuan" Xiao Ying membungkuk sambil meraih tangan adiknya.
"Tapi ka, aku mau itu..." Xiao Yi menunjuk ke arah penjual manisan, yang sudah tidak jauh dari tempatnya berdiri.
" Yi'er...!" Xiao Ying menarik adiknya kembali menuju kereta tanpa memperdulikan rengekan adiknya.
Pemuda bermata sewarna batang pohon willow itu hanya memandang bingung bergantian ke arah penjual manisan dan ke arah gadis cantik yang baru saja menabraknya itu.
Alisnya naik meninggi, seperti berusaha mengingat, apakah Ia pernah melihat gadis ini? mungkin puteri pejabat atau bangsawan mana? Wajah cantik gadis ini begitu asing.
Xiao Yi masih menggerutu meskipun kereta sudah berjalan.
" Nona, anda jangan bertindak gegabah lagi..." Chu Cu membersihkan ujung jubah nona mudanya sambil mengatur nafas yang masih turun naik karena mengejar tuannya.
"Chu Cu, kamu harus bawakan aku manisan madu itu..." Xiao Yi bersungut.
"Iya, nona...nanti setelah kita sampai, Chu Cu akan bawakan manisan madu yang banyak untuk nona" Chu Cu tersenyum lebar sambil menengadah pada majikannya.
Hatinya senang, melihat sikap ceria nona mudanya. Seperti ini lah nona muda yang dikenalnya, periang, manis dan sedikit nakal.
Sejak kecil Chu Cu sudah melayani sang majikan. Jadi dia mengenal karakter majikannya ini dengan sangat baik.
"Kenapa kamu tersenyum begitu?" Xiao Yi mendengus dengan kesal melihat sikap Chu Cu.
"Chu Cu! Jaga Nona muda dengan baik, jangan biarkan dia melakukan lagi hal-hal yang tidak pantas begitu!" Suara Xiao Ying dari luar kereta menambah kesal Xiao Yi.
"Baik tuan muda..." Chu Cu menjawab segera sambil menyeringai kecil ke arah majikannya.
Kereta kuda yang mengantar Xiao Yi sampai di pintu gerbang istana. Tembok Istana Weiyan sangat tinggi, seolah menyembunyikan bangunan megah di belakangnya.
Kereta perlahan berhenti di sambut oleh pengawal pintu gerbang.
Xiao Yi dengan komandan pengawal rombongan turun dan berbicara dengan pengawal pintu gerbang. Sang komandan pengawal menunjukkan sebuah surat yang dibubuhkan cap nama gubernur Qian Lie.
Tidak lama kemudian pintu gerbang di buka, dan kereta beserta rombongan dibiarkan masuk.
Xiao Yi mengintip dari balik tirai jendela kereta, langit di atas masih menampakkan semburat merah, sementara hawa dingin yang dibawa oleh angin sore musim dingin tiba-tiba terasa menusuk.
Xiao Yi merapatkan mantelnya dan memejamkan mata,
"Apakah yang akan ku hadapi di dalam tembok istana ini..." desisnya dalam hati.
...Terimakasih readers tersayang yang sudah mengikuti kisah Selir Persembahan🙏☺️...
...Nantikan UP episode selanjutnya......
...🌹🌹...
...Silahkan komen di bawah, jangan lupa like nya🙏☺️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Astuti Didiizqi
baca udh yg ke 3x nya...belum bisa move on 🥰😍...
2024-03-08
2
Echa04
ok aq like & fav yaaaa
semoga alur cerita lebih menarik dan penuh intrik.
2023-09-08
1
🎼shanly_keys
apa itu si baginda raja???
2023-06-29
0