Rindu

Setelah sampai di rumah orang tua ku, di kota kembang Bandung. Setelah perjalanan memakan waktu hampir tiga jam, akhirnya aku sampai juga.

Aku turun dari mobil. Menurunkan koper ku dari bagisi mobil.

Ku langkah kan kakiku menuju teras rumah orang tua ku, sampai di depan pintu, ku hembuskan napas ku. Mencoba untuk tetap tenang, menghadapi orang tua ku yang pasti akan banyak pertanyaan dari mereka karena aku datang sendiri dan membawa koper besar.

*Tok tok tok

"assalamualaikum* " ku ketuk pintu dan mengucapkan salam beberapa kali. Karena ibu tak kunjung keluar untuk membuka pintu.

" waalaikumsalam "

Ku dengar ibu menjawab salam dari dalam. Saat ibu membuka pintu ibu terlihat bahagia melihat aku datang. Wajar saja aku jarang datang, karena aku harus di dinas di rumah sakit dan adi bekerja di perusahaan nya. Sulit untuk ku datang kerumah jika bukan hari raya idul fitri atu hari libur.

Ibu memeluk ku erat katanya kangen dah lama gak ketemu. Saat ibu melepaskan pelukan nya. ibu melihat kanan dan kiri ku juga koper besar yang ku bawa. Sudah ku duga ibu pasti heran. Kenapa aku datang tidak dengan adi?, dan kenapa aku membawa koper besar?. Tapi ibu tak bertanya banyak padaku. ibu hanya menyuruh ku masuk dan istirahat dulu. Ibu juga menyuruhku turun saat makan siang. Aku mengiyakan, aku juga lelah 3jam menyetir sendiri.

Setelah makan siang aku dan ibu duduk di ruang keluarga sambil nonton tv. ibu menanyakan perihal kedatangan ku tanpa adi. Ibu dengan sabar bertanya pada ku walau ada sedikit nada kecewa karena mungkin aku datang sendiri.

,"kenapa tidak datang dengan adi"tanya ibu padaku

"aku akan bercerai dengan adi," ucapku tanpa basa basi.

Ibu terlihat syok dengan jawaban ku. Mungkin karena selama ini, aku dan adi jarang sekali kami bertengkar, apalagi sampai akan bercerai.

"kenapa" ada nada kecewa dari pertanyaan ibu.

Tapi setelah aku menceritakan semuanya, tanpa ada yang ku tutup tutupi. Ibu mengerti dan menyerahkan keputusan nya pada ku. Ayah juga begitu setelah ayah pulang dari kantor kelurahan ayah langsung menanyai ku perihal kedatangan ku tanpa aditama suamiku. Aku juga menceritakan semua nya pada ayah.

Aku berpisah dengan adi karena tak kunjung memiliki keturunan, dan ibu mertua ku menginginkan adi menikah lagi, dan aku tidak mau di madu.

Ayah mengerti, dan menyerahkan keputusan nya padaku, karena aku yang menjalani rumah tangga nya. klKata ayah "orang tua tidak berhak ikut campur rumah tangga anak. hanya menasihati saja jika anaknya salah. Mungkin hanya sampai sini jodoh ku dan adi. Ayah juga menasihati ku agar menjaga diri. Jika perceraian itu terjadi., karena di desa kami perceraian adalah aib, jadi aku harus pandai-pandai menjaga diri dari laki-laki hidung belang karena status ku akan berubah menjadi janda.

🍁🍁🍁

Setelah 1bulan lebih aku memproses gugatan cerai, hingga akhir nya hakim mengetuk Palu aku resmi cerai dengan aditama putra. Adi juga tidak melayangkan protes padaku. Mungkin karena dia juga lelah dengan semua ini. Kami bercerai di pengadilan agama Bandung. Karena kami dulu menikah juga di bandung

Saat kami keluar dari gedung pengadilan. Adi menyapa ku dan meminta maaf jika selama aku menikah dengan adi, aku tak bahagia bersama nya aku pun juga sama meminta maaf jika selama bersama aku, aku tidak bisa menjadi istri yang baik untuk nya.

"jujur aku bahagia bersamamu adi tapi semua harus berakhir sampai disini"batiku

Adi juga juga minta maaf pada ayah dan mama kata nya karena tak bisa menjadi suami yang baik selama dia bersama anak nya

"kamu suami terbaik yang pernah ku miliki adi"batinku

Ingin ku memeluk adi yang sedang terlihat rapuh itu. Seperti saat kami masih dalam ikatan pernikahan. Selalu saling menguatkan, dengan saling memeluk, jika salah satu dari kami sedang dalam masalah. Tapi sekarang ikatan pernikahan itu sudah putus, karena ketukan palu hakim, bahkan sekedar menggemgam tangan pun sudah tak bisa, karena kami bukan pasangan halal lagi.

Adi pulang dengan ayahnya yang terlihat kecewa dengan kepuasan kami, adi datang dengan ayahnya. ibunya tidak datang entah kemana. dan nita juga tidak datang karena dia tinggal di Aceh dengan suaminya.

Aku juga pulang dengan ayah dan ibu yang menemani ku.

Ada perasaan sesak di d**a saat kita berpisah dengan orang yang kita cintai.

Tapi Sekarang semua sudah terjadi, tidak ada yang perlu di sekali. Saatnya memulai hidup baru tanpa suami. aku juga sudah mengajukan lamaran kerja ke rumah sakit dua minggu yang lalu Dan besok aku sudah mulai bekerja.

Alhamdulillah seneng banget di terima kerja walaupun tempat kerja yang sekarang agak jauh dari tempatku tinggal. tapi tak apah yang penting gak nganggur. Mamah juga sering ajak aku ke sawah, kebun, atau ke kandang sapi selama aku nganggur. Dan hal itu berhasil membuatku melupakan sesaat kemelut masalah yang sedang ku hadapi.

Ayah juga nyuruh aku gak usah kerja kerumah sakit, pantau ajah perkebunan dan peternakan ayah. Tapi aku gak mau. Aku terbiasa dengan alat medis meskipun tempat kerja nya agak jauh dari rumah. Sayang juga gelar sarjanaku jika aku harus terjum ke pertanian. Tapi, Mungkin suatu saat aku juga akan semua pekerjaan ayah jika saatnya sudah tiba.

Malam ini aku duduk di balkon kamar ku. Besok hari pertama ku bekerja. Huff ku hembuskan napas panjang ku. Dulu aku sering membahas pekerjaan di balkon bersama adi tapi sekarang aku hanya sendiri.

Rindu

"apa boleh aku merindukan mantan suami ku"batinku tak bisa ku bendung lagi butiran kristal bening dari mataku akhirnya turun juga. ku luapkan perasaan rinduku dengan menangis malam ini dalam sepi.

...........

*****berpisah rindu

Dekat ku menjadi benalu

Aku ingin melupakanmu

Agar aku dapat tenang menjalani hidup baruku

Tanpa bayangan mu

Yang slalu melintas di benakku****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***