Setelah berkutat di dalam kamar mandi dan melakukan ritual bulan tertusuk ilalang yang dilakukan Leo dan Shena. Dua pasangan somplak itupun keluar kamar dalam keadaan lebih fresh dari sebelumnya. Leo terus memeluk bahu Shena sampai mereka di lantai dasar. Keduanya berencana pergi keluar mengelilingi pulau ini sekaligus mencari udara segar. Selain itu, Leo juga sedang mengintai seseorang seperti yang diberitahukan padanya. Tentu saja, seseorang itu masih ia rahasiakan dari Shena termasuk orang yang memberitahunya.
“Apa kau tidak ingin bertemu seseorang, Sayang? Aku dengar dia sedang ada di pulau ini beberapa hari untuk promo album terbarunya,” ujar Leo begitu pintu lift terbuka.
“Album? Seseorang? Siapa?” tanya Shena dan mencoba menebak-nebak sendiri.
“Aku akan mempertemukanmu dengannya. Ayah baru memberitahuku latar belakang orang yang akan kita temui nanti. Huh, dunia ini sempit sekali, sampai detik ini aku benar-benar penasaran seperti apa kisah cinta ayahku. Bibi Jenny pernah bilang kalau kisah kita berdua sama seperti kisah ayah dan ibu, tapi mereka tidak mau menceritakan pada kita. Katanya, belum saatnya. Memang saat seperti apa yang mereka maksud? Aku sudah berusaha mendesak Refald tapi si somplak itu juga tidak mau memberitahuku.”
“Kak Fey juga bilang, kalau ia sendiri belum tahu. Padahal aku juga penasaran bagaimana kisah cinta almarhum ayah dan ibuku juga, apalagi saat mereka bertemu dengan ayah dan ibu mertuaku.”
“Aku sudah mencari data-data tentang mereka melalui Xiaonai, tapi tak satupun terdapat catatan tentang riwayat hidup mereka semua. Ini benar-benar misteri. Mereka semua menyembunyikan sesuatu dari kita.”
“Mungkin ayah punya alasan, Sayang. Kita memang belum saatnya mengetahui kisah mereka. Terlebih lagi aku masih dalam keadaan hamil sekarang. Kak Fey sebentar lagi juga mau melahirkan. Pasti ayah tidak ingin aku shock atau apa. Makanya sampai detik ini, ayah masih belum mau memberitahu kita. Tapi ... apa hubungannya dengan orang yang akan kita temui ini? Kenapa kau ingin mempertemukanku dengannya?” Shena tidak tahu apa yang ada dipikiran Leo saat ini. Sepertinya suaminya ini mulai suka main teka-teki dengannya.
“Karena kau juga menyukainya meski tak lebih besar dari rasa sukamu padaku.” Jawaban Leo membuat Shena sedikit terkejut sampai ia menghentikan langkahnya dan menatap wajah suaminya.
“Ini aneh, kau biasanya marah kalau aku menyukai orang lain selain dirimu.”
“Awalnya begitu, Sayang. Tapi sekarang aku percaya bahwa satu-satunya pria yang ada dihatimu hanyalah aku. Jadi, aku bisa memahaminya.” Leo tersenyum pada Shena, tapi hal itu malah membuat Shena semakin berpikir yang bukan-bukan.
“Lalu? Siapakah orang itu? Apa hubungannya dengan kisah kedua orang tua kita?”
“Ada, hubungannya sangat unik dan menarik.” Leo tersenyum penuh makna pada Shena.
“Kau ini sama seperti ayah, penuh misteri dan teka-teki.”
“Itu karena aku adalah putranya Sayang, makanya aku sangat mirip dengannya. Hanya wajahku saja yang mirip ibu, samasekali tidak ada bule-bulenya seperti wajah ayah.” Leo terkekeh sambil merangkul bahu Shena lagi dan melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar hotel.
“Kalau begitu, Leo tengil mirip aku saja,” ujar Shena tiba-tiba.
“Tidak! Dia harus mirip ayahnya.” Leo juga tak mau kalah.
“Itu tidak adil,” protes Shena langsung.
“Kalau nanti kita program anak lagi setelah Leo tengil kita ini keluar, baru ia boleh mirip kamu.” Leo mengecup pelan kening Shena sambil mengusap lembut perut buncit istrinya. Sungguh pemandangan yang membuat iri semua mata yang melihatnya.
“Itu curang namanya, kenapa yang pertama harus mirip denganmu? Pokoknya harus mirip denganku.” Shena mulai cemberut seperti anak kecil.
Rupanya Shena masih belum bisa terima keputusan Leo. Padahal, anknya nanti mirip siapa, itu cuma sang Pencipta saja yang menentukan, tapi dua pasangan somplak ini sudah berdebat mengenai wajah siapa yang nantinya akan mirip dengan buah hati mereka.
“Aku punya alasannya Sayang. Kenapa putraku nanti harus mirip denganku dulu? Karena aku ingin putra pertama kita bisa melindungi dan menjaga semua adik-adiknya.” Kali ini, Leo yang berhenti berjalan dan menatap wajah Shena. "Aku berencana punya banyak anak nanti, tapi aku ingin anak pertama kita menjadi panutan bagi adik-adiknya seperti Refald yang menjagaku dan semua anggota keluarga lainnya. Karena anak pertama kita tidak mungkin mirip Refald, maka ia harus mirip denganku." Istrinya itu langsung terharu mendengar kata-kata Leo.
Shena tidak pernah menyangka kalau Leo bakal punya pikiran seperti itu. Entah kenapa matanya tiba-tiba jadi berkaca-kaca.
“Kalau begitu, aku setuju ... anak pertama kita, harus mirip denganmu, ia bahkan harus lebih kuat dan keren dari ayahnya,” ujar Shena lirih dan membalas tatapan mesra suaminya. Leo sendiri juga tersenyum manis pada Shena, ia hendak mencium istrinya di tempat umum tapi niatnya itu batal karena tiba-tiba saja, ada sepasang sejoli datang mendekat kearahnya dan merusak suasana romantis antara Leo dan Shena.
“Ehem, permisi,” sapa seseorang itu.
Awalnya, Leo sangat kesal karena momen mencium istrinya tidak jadi ia lalukan karena ada yang berani mengganggunya tanpa izin.
“Apa kita pernah bertemu?” tanya Leo pada pria yang berdiri disampingnya dengan kasar.
“Tidak, tapi aku tahu siapa kau. Ayahku dan ayahmu, adalah rekan bisnis yang bekerjasama membangun hotel ini,” terang pria itu pada Leo.
"Lalu? Kenapa kau menggangguku?" nada suara Leo mulai meninggi.
"Oh, maaf kalau kami menggangu. Sungguh, aku tidak bermaksud mengganggu kesenangan kalian."
Leo dan Shena mengamati dua orang asing berbeda jenis kelamin itu mulai dari atas hingga bawah.
“Bukankah wanita yang berdiri disamping pria itu adalah biang kerok keributan tadi? Aku juga sudah tidak melihat kakek itu lagi sampai sekarang. Apa kau tahu kemana perginya kakek itu?” bisik Shena ditelinga Leo.
“Aku tidak tahu, Sayang. Nanti akan aku suruh pengawalku mencarinya. Kau yakin wanita itulah yang diceritakan staf hotel tadi?”
“Ehm, aku yakin. Aku sendirilah yang menyaksikan wanita itu juga memaki kakek tadi.”
Leo hanya diam menatap dua sejoli yang berdiri didepannya dan sudah berani mengganggu suasana hati Leo dan Shena. “Ada apa? Apa ada hal yang ingin kau sampaikan padaku?”
“Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan untuk kemajuan hotel bintang lima ini. Meski sekarang sudah mendunia, tidak ada salahnya kalau kita semakin memperluas pemasarannya.”
“Baiklah, karena aku sedang ada disini, kita jadwalkan pertemuan kita untuk membahas masalah ini. Hubungi saja menejer baru sementara yang sudah aku tunjuk. Ini kartu namanya.” Leo mengeluarkan sebuah kartu nama dan memberikannya pada pria tinggi berwajah bule itu. “Aku sedang ada urusan. Permisi!” Leo menggandeng tangan Shena dan berjalan menuju pintu keluar.
“Tunggu, tuan Leo!” seru pria tersebut. Leopun berhenti dan menoleh pada pria bule yang datang menghampirinya. “Ayah kekasihku ini, juga pemegang saham di hotel ini. Sebentar lagi, kami berdua akan menikah, aku harap kau dan istrimu bisa datang diacara pernikahan kami nanti. Suatu kehormatan bagiku jika kalian berdua mau datang."
Leo melepas genggamannya pada tangan Shena dan berjalan maju kedepan tepat dekat dengan wajah pria bule yang tingginya setara dengan tinggi Leo.
“Kalau begitu, akan aku beritahu satu hal padamu. Tinggalkan wanita yang ada disampingmu kalau kau tidak ingin keluargamu bangkrut. Aku mengatakan ini, karena kita adalah kolega. Wanita yang berdiri disampingmu, akan menghancurkan keluargamu dengan ketamakannya. Tak menuntut kemungkinan, ia juga akan menjauhkanmu dari keluargamu dengan sifatnya yang tamak itu.” Leo menatap tajam mata pria bule itu seolah apa yang dikatakannya itu benar.
“Hei, kau! Beraninya kau bicara seperti itu padaku. Apa kau tidak tahu siapa aku?” teriak wanita itu marah karena mendengar apa yang dikatakan Leo pada kekasihnya.
Shena berjalan mendekat ke arah wanita itu dan langsung menampar pipinya dengan keras sampai terdengar bunyi, plak!
Wanita itupun langsung memegangi pipinya dengan kilatan api kemarahan menatap Shena.
“Apa yang kau lakukan?” teriak wanita itu dengan penuh emosi. Ia hendak membalas tamparan Shena, tapi dengan cepat tangan istri Leo itu mencegah tangan panjangnya sebelum menyentuh pipi Shena.
Shena melakukan hal sama seperti yang tadi ia lakukan pada menejer hotel. Yaitu memiting tangan wanita sombong itu kebelakang puggungnya lalu mendorong wanita tersebut hingga jatuh tersungkur.
“Beraninya, kau! Kau benar-benar cari mati denganku!” teriak wanita itu sambil berdiri dan maju melangkah mendekati Shena. Tapi Leo langsung pasang badan di depan istrinya sambil menodongkan pistolnya yang kini, selalu ia bawa kemana-mana.
“Berani maju selangkah lagi, maka peluru ini akan menembus kepalamu!” ancam Leo dengan tatapan tajam menakutkan. Wanita itupun langsung diam tak berkutik melihat pistol yang ditodongkan Leo padanya.
BERSAMBUNG
***
Dasar pasangan somplak, belum ada sehari dah bikin onar dua kali🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
Sabrina Azzahra
season 1 jg cerita nya bikin gregetan
2023-12-06
0
Wulan Dary
aq suka mak...
2022-02-11
0
m
authornya somplak😂😂😂
2021-10-06
0