3 ( Jalan Buntu )

Esok harinya Benazir harus siap menghadapi pertanyaan ibu dan kedua kakak tirinya. Saat membuka pintu kamar, terlihat ketiganya sedang duduk di ruang makan sambil menunggunya.

" Selamat pagi semua...," sapa Benazir dengan suara lirih.

" Selamat pagi Sayang. Makan dulu ya. Sejak semalam Kamu belum makan, nanti Kamu sakit lho...," kata Suci sambil mengambilkan sarapan untuk Benazir.

" Iya Bu, makasih...," kata Benazir sambil melirik kearah Darma dan Gama.

Mereka pun makan dalam diam. Setelah selesai, Benazir bersiap keluar dari ruang makan.

" Kita harus bicara Benazir...!" kata Darma tegas.

" Jangan terlalu keras Nak. Kasian dia...," bisik Suci.

" Ibu tenang aja. Aku ga bakal nyakitin dia kok...," sahut Darma.

Benazir duduk kembali. Wajahnya menunduk. Setelah beberapa saat, ia memberanikan diri untuk menatap kedua kakaknya itu.

" Jadi, udah berapa lama Kamu jalan sama Arjuna...?" tanya Darma lembut.

" Mmm, dua bulan Kak...," sahut Benazir gugup.

" Kamu ingat kan apa yang pernah Kakak bilang tentang dia...?" tanya Gama.

" Iya...," sahut Benazir singkat.

" Terus kenapa masih mau jalan sama dia...?" tanya Gama bingung.

" Aku sama Mas Arjuna saling cinta Kak...," sahut Benazir sambil menundukkan wajahnya.

Brakkk !!

" Ga boleh...!" kata Darma sambil menggebrak meja.

Benazir gemetar ketakutan. Air mata pun turun membasahi wajahnya. Ia belum pernah ada dalam situasi ini, dan ini membuatnya sangat takut. Melihat Benazir ketakutan, Suci memeluk Benazir lalu melerai ketiga anaknya itu.

" Cukup Darma. Kamu nakutin Benaz...," protes Suci.

" Ibu, jangan belain dia terus. Dia udah dewasa dan harus mulai berpikir. Dia juga harus tau resiko memilih yang salah...," kata Darma sambil menatap ibunya.

" Ibu tau. Biar Ibu yang ngomong nanti. Kalian pergi aja sana...," kata Suci lembut.

" Aku ga setuju kalo Benaz sampe nikah sama Arjuna...!" kata Gama sambil melangkah keluar.

" Aku juga...," sambung Darma.

Tinggal Benazir yang terisak dalam pelukan Suci. Tak lama kemudian Suci mengurai pelukannya. Ia menatap wajah cantik Benazir lalu mengecup keningnya lembut.

" Kenapa ga jujur sama Ibu. Kamu anggap apa Ibu ini hmm...?" tanya Suci lembut.

" Maaf Bu. Aku mau jujur, tapi Aku takut Ibu kaya Kakak...," sahut Benazir.

" Setiap Ibu pasti menginginkan kebahagiaan buat Anaknya. Ibu juga begitu. Ibu ingin Kamu bahagia. Jadi asal Kamu bahagia, Ibu pasti bantu Kamu...," kata Suci.

" Makasih ya Bu...," kata Benazir sambil tersenyum.

" Iya. Maafin Kakakmu ya, mereka begitu karena mereka sayang sama Kamu...," kata Suci sambil mengelus rambut indah Benazir.

" Iya Bu. Aku ngerti kok...," sahut Benazir.

" Sekarang pergilah. Jangan sampe terlambat ke kantor nanti...," kata Suci.

Benazir mengangguk. Setelah mengambil tasnya di kamar, Benazir pun pergi ke kantor.

\=\=\=\=\=

Suci sedang duduk berhadapan dengan Arjuna di sebuah kafe. Arjuna nampak salah tingkah dan gelisah. Sebelumnya dia yang meminta Suci datang ke kafe itu. Tapi saat berhadapan, buyar semua yang akan dikatakannya.

" Ada apa Kamu minta Tante datang Juna...?" tanya Suci.

" Maafkan Saya Tante. Saya tahu, ini terdengar lancang. Tapi Saya mencintai Benazir Tante. Dan Saya ingin menikahinya...," sahut Arjuna dengan mantap.

" Apa yang Kau janjikan pada Anak gadis ku hingga dia berani menentang kedua Kakaknya...?" tanya Suci dingin.

" Saya menjanjikan cinta dan kasih sayang. Walau Saya tidak kaya, tapi Saya yakin bisa membuatnya bahagia dengan bekerja keras nanti...," sahut Arjuna.

" Aku belum bisa memutuskan ini. Tapi berjanjilah akan menyayangi Benazirku dan mencintainya dengan jiwa ragamu...," kata Suci sambil berdiri dan pergi dari kafe itu.

" Saya janji Tante. Makasih...!" seru Arjuna dengan mata berkaca-kaca.

Suci tak menjawab. Ia hanya melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan Arjuna di kafe itu.

\=\=\=\=\=

Malam harinya Suci mengumpulkan ketiga anak lelakinya di rumah. Awan pun datang memenuhi permintaan ibunya. Sedangkan Darma dan Gama yang sudah tiba lebih dulu, nampak duduk berhadapan dengan sang ibu di ruang tengah.

" Ada apaan sih Bu, kayanya penting banget...," kata Awan setelah mengecup pipi Suci.

" Iya, Ibu harus lakukan ini biar Kalian ga salah paham nanti...," sahut Suci.

" Salah paham kenapa Bu...?" tanya Awan lagi.

" Ini soal Benaz Kak. Dia menjalin hubungan sama orang yang udah Kita peringatkan agar menjauh...!" sahut Gama lantang.

" Sama siapa...?" tanya Awan.

" Arjuna...!" sahut Darma dan Gama bersamaan.

" Apa, kok bisa...?!" kata Awan sambil berdiri dengan mata membulat.

" Ssstt, udah tenang. Jangan ribut kaya gini. Malu sama tetangga...," kata Suci mengingatkan.

" Tapi Aku ga suka sama dia Bu. Play boy cap gentong aja disukai. Bisa besar kepala dia nanti. Sekarang mana Benazir...?" tanya Awan.

" Benaz lagi nginep di rumah temannya. Udah Kalian duduk dulu. Asal Kalian tau, Arjuna nemuin Ibu dan minta ijin buat dekatin Benaz. Dia berniat serius dan mau menikahi Benazir...," kata Suci.

" Ibu ngijinin dia buat dekat dan nikah sama Benaz Bu...?" tanya Awan dan kedua adiknya.

" Ibu ga jawab apa-apa. Ibu belum mutusin, karena Ibu tau Kalian ga setuju...," sahut Suci.

" Aku emang ga sreg sama dia Bu. Tapi yang utama, feeling Aku bilang Arjuna bukan orang yang baik. Bisa aja dia bertingkah aneh setelah menikah dan bikin Benaz terluka nanti...," kata Awan mengatakan alasannya.

" Iya. Buat Aku si Arjuna bukan calon ipar yang baik. Dia ga jujur. Banyak hal yang dia sembunyiin dan itu mengkhawatirkan Bu...," kata Darma.

" Kami kaya gini bukan karena benci Bu. Kami sayang sama Benaz. Apa dia ga tau itu ya...," kata Gama sambil menggelengkan kepalanya.

Suci terdiam melihat kekerasan hati ketiga anak lelakinya itu. Suci tak bisa membela kepentingan Benazir karena dia sudah kalah suara sebelum berperang.

Sementara Benazir tak sengaja bertemu Arjuna saat sedang menginap di rumah temannya. Benazir memang menginap karena sang teman akan menikah dan memintanya hadir untuk menjadi pendamping pengantin wanita.

" Kamu di sini juga Naz...?" tanya Arjuna.

" Iya Mas. Nila kan teman Aku, dia minta Aku jadi pendamping pengantin besok...," sahut Benazir.

" Oh gitu. Kalo Aku kan emang ada hubungan saudara sama Nila, makanya Aku nginep di sini. Tapi tepatnya sih di masjid...," kata Arjuna.

" Iya Mas. Kalo gitu Aku ke dalam dulu ya...," kata Benazir.

" Aku tadi udah ketemu sama Ibumu dan mengatakan semuanya...," kata Arjuna sebelum Benazir masuk ke dalam rumah Nila.

Benazir membalikkan tubuhnya menghadap Arjuna dengan wajah tegang. Ia menatap Arjuna yang juga tengah menatapnya.

" Terus Ibu bilang apa Mas...?" tanya Benazir.

" Ibumu belum bisa mutusin. Katanya mau rembukan dulu sama ketiga Kakakmu...," sahut Arjuna santai.

" Pasti heboh di rumah. Aku takut banget Mas...," kata Benazir.

" Tenang aja. Kalo mereka ga setuju, terpaksa Aku bawa Kamu kawin lari aja...," kata Arjuna sambil menatap tajam kearah Benazir.

" Aku ga mau kawin lari Mas. Lebih baik bersabar nunggu Ibu sama Kakakku setuju daripada Aku harus kawin lari. Ga akan berkah rumah tangga Kita nanti Mas...," kata Benazir sambil menggeleng.

Arjuna terdiam. Impiannya untuk segera menikahi Benazir bukan hanya terganjal restu orangtua dan kakak Benazir, tapi penolakan juga ia dapat langsung dari Benazir yang menolak kawin lari atau nikah siri dengannya.

Arjuna mengacak rambutnya dengan kasar karena merasa tak menemukan jalan keluar selain jalan buntu.

bersambung

Terpopuler

Comments

Osni pinibo

Osni pinibo

ko arjun nika sirik

2023-03-03

1

sindy

sindy

sebenernya alasannya apa sih? sampe g ngizinin adek nya nikah sama Arjuna.
penasaran gue

2022-05-25

0

Sahril Banong Potabuga Lasene

Sahril Banong Potabuga Lasene

ko nikah siri bearti arjuna udah ada istri sah donk

2021-07-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!