Istri Yang Terbuang

Istri Yang Terbuang

1. ( Daftar Calon Suami )

Benazir adalah seorang gadis yatim yang dibesarkan oleh seorang Ibu tiri yang menyayanginya. Benazir memiliki tiga saudara tiri yang kesemuanya laki-laki.

Ibu tiri Benazir bernama Suci. Saat menikah dengan ayahnya yang bernama Thohari ia adalah janda dengan tiga anak. Thohari menerima Suci dan ketiga anaknya itu dengan tangan terbuka. Demikian pula dengan Benazir yang senang karena memiliki tiga kakak laki-laki sekaligus.

Ketiga anak Suci bernama Kurniawan dipanggil Awan, Darmawan dan Gamawan mereka juga terlihat sangat menyayangi Benazir.

Saat pertama kali mereka masuk ke dalam rumah Thohari, usia Benazir masih lima tahun. Dan mereka tinggal bersama lebih dari dua puluh dua tahun lamanya dalam suka dan duka. Benazir dan Suci saling menyayangi layaknya anak dan ibu kandung.

Saat usia Benazir dua puluh tahun, sang ayah meninggal dunia karena sakit. Dunia Benazir seakan runtuh, ia khawatir akan terlantar tanpa ayahnya. Apalagi keluarga yang ia miliki selama ini tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengannya.

" Ayah, Aku belum menemukan jodohku tempat Aku bersandar. Tapi Ayah sudah pergi dulu. Terus Aku sama siapa Yah...," rintih Benazir dengan air mata yang tak terbendung.

" Benazir, Kamu ngomong apa sih. Kan Ada Kakak sama Ibu yang bakal jagain Kamu. Jangan kaya gitu, kasian Ayah kalo Kamu meratap kaya gitu...," kata Kurniawan sambil mengelus kepala Benazir.

Benazir mendongak menatap wajah Kurniawan, mencoba mencari kejujuran di sana. Saat melihatnya Benazir pun terharu. Ia menghambur memeluk Kurniawan dengan erat. Suci yang terlihat shock pun ikut memeluk Benazir.

Pemakaman Thohari berjalan lancar. Banyak warga dan kerabat datang melayat juga mengantar almarhum Thohari hingga ke pemakaman. Tapi Benazir cukup terganggu dengan kasak kusuk tetangganya.

" Warisan Pak Thohari kan lumayan banyak, apa Benazir kebagian ya. Kan semua yang di rumah itu cuma Ibu tiri dan Kakak tiri...," kata seorang tetangga.

" Bisa aja Benazir ga dapat apa-apa karena hartanya dikuasai sama mereka. Kasian Benazir...," kata yang lain.

" Tapi setau Saya, Bu Suci dan Anaknya kan sayang banget sama Benazir...," sahut tetangga dekat Thohari.

" Iya itu mah biasa. Kan Bapaknya masih hidup. Coba Kita liat gimana kelanjutannya setelah Pak Thohari meninggal...," kata warga lain sambil mencibir.

Ucapan warga tadi membuat Benazir sedikit limbung. Ia hampir jatuh pingsan jika tak diselamatkan oleh Darmawan, sang kakak kedua. Darmawan membungkuk di depan Benazir dan menyuruhnya naik ke atas punggungnya.

" Naik sini, biar ga jatuh. Kakak gendong aja biar cepat, kan udah mau ujan juga...," kata Darmawan tegas.

" Tapi Kak, Aku malu...," kata Benazir.

" Ck, buruan deh Benben...," gurau Darmawan.

Benazir pun menurut dan langsung naik ke punggung Darmawan. Semua yang menyaksikan nampak terpana melihat keduanya. Tapi Darmawan dengan cuek melangkah menuju mobil tempat ibu dan kedua saudaranya menunggu.

" Kenapa Benazir...?" tanya Suci cemas.

" Gapapa kok Bu. Cuma lemas aja...," sahut Darmawan sambil menurunkan tubuh Benazir.

" Oh gitu. Ya udah, Kita pulang sekarang biar bisa nyiapin tahlilan buat Ayah di rumah nanti malam...," kata Suci.

Keempat anaknya mengangguk dan mereka kembali ke rumah.

\=\=\=\=\=

Selama tujuh hari berturut-turut tahlilan digelar oleh keluarga Thohari. Tetangga dan kerabat masih setia mendoakan almarhum Thohari. Mereka berharap agar tak terjadi sesuatu yang buruk terhadap Benaxir sepeninggal ayahnya.

Ternyata memang tak terjadi hal yang buruk pada Benazir. Kehidupannya tetap berjalan normal. Dia tetap menjadi anak kesayangan Suci dan ketiga saudara tirinya.

Benazir bisa tetap bermanja pada ibu dan ketiga saudara tirinya itu seperti hari itu.

" Jadi Kak Awan mau nikah Bu. Terus, pestanya dimana Kak...?" tanya Benazir.

" Pesta apaan. Ga pake pesta Ben, sederhana aja kok. Yang penting sah...," sahut Awan sambil tersenyum.

" Emangnya Kak Yanti mau kalo nikahnya sederhana aja...?" tanya Benazir.

" Semua dia yang minta. Udah, cerewet banget sih. Buruan ganti baju kalo mau ikutan..., " kata Suci sambil mencubit pipinya gemas.

" Siap Bos...!" sahut Benazir sambil menunjukkan sikap sempurna ala tentara.

Suci dan ketiga anaknya tersenyum melihat tingkah Benazir. Tak lama Kemudian mereka berempat berangkat menuju ke rumah Yanti untuk melamarnya.

Keluarga Yanti yang sederhana memang tak menginginkan pesta meriah untuk pernikahan Yanti. Dan itu membuat Benazir kagum pada calon kakak iparnya itu. Pernikahan direncanakan akan digelar bulan depan.

" Apa ga kecepetan Bu kalo bulan depan...?" tanya Benazir saat tiba di rumah.

" Cukup kok. Kan semua udah diurus sama Kakakmu. Kita tinggal duduk manis aja...," sahut Suci santai.

" Kita ga pake seragam Bu...?" tanya Benazir.

" Boleh deh. Kamu pilihin yang bagus ya...," pinta Suci.

" Ok. Uangnya mana...," kata Benazir sambil menadahkan tangannya.

" Ntar Kakak transfer deh. Kamu beli juga buat keluarganya Yanti ya...," pesan Awan.

" Boleh ajak Kak Yanti juga ga Kak...?" tanya Benazir.

" Boleh, ajak Ibu sekalian biar ga bete...," sahut Awan.

\=\=\=\=\=

Hari itu Benazir, Suci dan Yanti pergi ke pasar Tanah Abang untuk mencari seragam keluarga. Setelah lama mencari, akhirnya mereka menemukan baju yang cocok.

" Padahal niatnya sederhana, tapi malah tambah bagus pake seragam. Pas sama warna pakaian pengantinnya. Makasih ya Bu...," kata Yanti terharu.

" Sama- sama. Ini idenya si Benaz, tapi Ibu pikir bagus juga. Kan ini buat sekali seumur hidup...," sahut Suci sambil tersenyum.

" Iya Bu...," kata Yanti.

\=\=\=\=\=

Pernikahan Awan dan Yanti digelar jam sembilan pagi. Meski pun digelar sederhana, tetap saja mengundang keramaian. Apalagi keluarga Yanti adalah keluarga besar.

Setelah ijab kabul dinyatakan sah, Awan dan Yanti bersiap duduk di pelaminan. Semua anggota keluarga inti berjalan mengiringi sang pengantin hingga ke pelaminan. Terlihat sangat elegan.

Setelahnya, para tamu bergantian menyalami Awan dan Yanti untuk mendoakan keduanya. Diantara para tamu hadir juga Arjuna, teman lama Awan. Melihat kehadirannya membuat Awan tertawa bahagia. Suci yang juga telah mengenal Arjuna nampak tersenyum.

" Apa kabar Tante...," sapa Arjuna.

" Alhamdulillah. Mana Istrimu, bukannya Kamu udah nikah ya...," kata Suci.

" Belum Tante. Cariin dong. Kalo boleh, Benazir aja buat Saya ya...," kata Arjuna kocak.

" Kalo itu Tante angkat tangan deh. Benaz itu kan keras kepala, mana mau dijodohin...," tolak Suci halus.

Meski pun Arjuna pria yang baik, tapi Suci tak ingin egois dan memaksakan kehendaknya pada Benazir. Dia berharap Benazir menemukan kebahagiaan bersama pria pilihannya sendiri setelah ayahnya tiada.

Setelah berbasa basi dengan Suci, Arjuna juga menyapa Darmawan, Gamawan dan Benazir. Keempatnya berbincang akrab. Arjuna menatap lekat kearah Benazir yang di matanya terlihat jauh lebih dewasa dan cantik.

Darmawan dan Gamawan yang mengerti pun memberi ruang untuk Arjuna dan Benazir.

" Apa kabar Naz, makin cantik aja...," sapa Arjuna.

" Alhamdulillah baik, makasih Mas...," sahut Benazir malu-malu.

" Boleh dong ikutan daftar...," kata Arjuna.

" Daftar apa Mas...?" tanya Benazir tak mengerti.

" Daftar jadi calon Suami Kamu...," sahut Arjuna sambil tersenyum.

Benazir terkejut mendengar ucapan Arjuna. Wajahnya merona bak kepiting rebus. Malu sekaligus senang dirasakan oleh Benazir. Tak ada jawaban dari bibir Benazir. Itu membuat Arjuna makin penasaran dan berniat mengejarnya.

bersambung

Terpopuler

Comments

Safa Almira

Safa Almira

suka

2024-11-05

1

anitha yunita

anitha yunita

Hai kak Q mampir kesini 🤭kirain Benazir cowok ternyata cewek 😅

2023-05-05

1

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

masih nyimak ini kita

2022-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!