"Nah loh, mampus." seloroh Nova sambil tertawa pada Ferdi.
Sementara Ferdi memasang wajah sewot setengah mati. Baru saja ia menceritakan tentang masalah yang tengah ia hadapi dirumah kepada gadis itu. Ada Jordan dan juga Sean yang turut mendengarkan.
"Seneng lo?" ujar Ferdi dengan nada sewot.
"Ya seneng lah, makanya lo jangan suka ngecengin novel online yang sering gue baca. Kemakan omongan sendiri kan lo?" ujar Nova lagi.
Ferdi hanya diam dan melempar pandangannya jauh ke depan.
"Emangnya perusahan bokap lo udah nggak bisa ketolong lagi?" tanya Sean.
"Itu dia masalahnya, gue nggak ngerti kenapa bokap bisa bilang begitu. Masa iya hancur banget, sampe nggak ada lagi dana cadangan buat menutupi dan menyelamatkan semuanya." jawab Ferdi.
"Kan aneh untuk ukuran perusahaan sebesar itu dengan omset milyaran perbulan Kemana coba dana cadangan yang mereka simpan selama ini?" lanjutnya lagi.
"Kalaupun nggak semuanya, ya minimal bisa lah di selamatkan dikit gitu. Ini kayak sinteron ikan terbang, anjir. Yang kalau kena azab langsung jatuh miskin semiskin-miskinnya." imbuh pemuda itu.
"Hahaha."
"Hahaha."
Jordan, Sean, serta Nova terbahak-bahak.
"Terus kalau udah kena azab, rumah dan aset disita bank. Bajunya juga pada ikut disita sampe nggak bersisa." seloroh Jordan.
"Hahaha."
"Hahaha."
Mereka kian terpingkal-pingkal, bahkan Sean sampai berguling-guling di lantai. Sebab memang posisi mereka saat ini tengah duduk di lantai ruang istirahat start-up, tempat dimana mereka bekerja.
"Sampe ujungnya pake baju bolong-bolong." timpal Sean.
"Hahaha."
"Hahaha."
"Padahal itu juga harganya ratusan ribu." ujar Ferdi.
"Emang iya ya?" tanya Nova.
"Iya." Ferdi, Jordan, dan Sean menjawab serentak.
"Liat aja di mall, berapa itu baju yang modelnya bolong-bolong gitu. Rata-rata 300-400 ribuan harganya." ujar Sean.
"Gila, mau terlihat gembel aja mesti keluar duit banyak ya ternyata." tukas Nova lagi.
"Emang." seloroh Ferdi.
"Itu sempat populer di tahun 80 apa 90 an gitu." lanjutnya lagi.
"Berarti gembel di sinetron azab anak hits dong?" Nova kembali berujar.
"Iya juga ya?" Sean menimpali.
Dan untuk kesekian kalinya mereka tertawa.
"Makanya itu gue bilang. Masa iya selama jadi orang kaya, sebelum dia kena azab, dia nggak punya aset lain gitu?. Kan mustahil banget. Mendadak miskin, mendadak disita, sampe baju semuanya disita. Kan nggak masuk diakal." ujar Ferdi.
"Iya juga sih." Nova mulai berfikir.
"Masa iya temennya satupun nggak ada bisa nolong?" Lanjut perempuan itu lagi.
"Ya kayak kata Ferdi tadi, temennya juga ikut disita bank." Sean kembali berseloroh dan lagi-lagi mereka semua tertawa.
"Sama halnya kayak perusahaan bokap gue. Masa iya perusahaan segede gitu nggak punya aset cadangan?. Atau minimal temen kek, relasi bisnis gitu yang bisa nolong kasih pinjaman. Emang akal-akalan bokap gue aja, mau ngejodohin gue sama si Clara-Clara itu." Ferdi kembali mengoceh panjang-lebar.
"Tapi mungkin orang tua lo menginginkan yang terbaik buat lo, bro." ujar Jordan.
"Terbaik apanya, bro?. Janda anak tiga, anjir. Dan kabarnya lagi itu anak yang dia punya, udah pada gede. Lo bayangin selonggar dan sekeriput apa coba onderdilnya?"
Jordan dan Sean siap tertawa, namun Ferdi menyadari sesuatu hal.
"Ee, sorry Nov." ujarnya pada Nova.
Nova pun tak kuasa menahan senyuman, karena baginya ekspresi wajah Ferdi saat bercerita sangatlah lucu.
"Gue bukan merendahkan kaum lo." ujar Ferdi lagi.
"Tapi ya lo pikir aja deh, janda anak tiga dan anaknya udah gede. Umur berapa dia?. Terus gue dapat apa?. Dengan pedenya lagi bokap gue bilang, kalau sampai gue punya anak sama itu janda, gue bakal bisa terus punya ikatan dan si janda itu akan terus bantuin perusahan bokap kalau ada apa-apa." lanjut pemuda itu.
"Bokap lo ngomong gitu?" tanya Nova?"
"Iya, beneran." jawab Ferdi.
"Kayak tuh janda masih bisa hamil lagi aja. Kalau umurnya udah 40an mah, mana bisa." tambahnya kemudian.
"Bisa aja kalau dia menjalani prosedur pembekuan sel telur, terus pake surrogate mother." jawab Nova.
"Iye repot lagi gue." ujar Ferdi.
"Biar nggak repot, surrogate mothernya lo buahi secara alami bro." seloroh Jordan.
"Itu mah mimpinya elu." ujar Sean seraya menoyor kepala Jordan.
Mereka semua kembali tertawa-tawa.
"Lagian sih lo, suka ngatain novel online yang gue baca. Kualat kan lo, kena karma sendiri. Sekarang kehidupan Lo bagai cerita di novel online." ujar Nova lagi.
"Ntar nih Ferdi bikin novel yang judulnya "Terpaksa Menikahi Janda Kaya." ujar Jordan.
Ferdi sewot, sementara ketiga temannya itu terbahak-bahak.
"Nanti begini nih." ujar Sean.
"Apa lo?" ancam Ferdi seraya menahan tawa.
Ia sudah tau jika arah pembicaraan ini akan semakin memojokkan dirinya. Namun Ferdi tak akan bisa menghalau setan jahil, yang ada di benak Sean dan kedua temannya itu.
"Biasanya kan cerita di novel online itu, ceweknya miskin. Udahlah miskin, di lecehkan pula oleh seorang CEO. Terus CEO nya jadi bucin mampus ketika si cewek tekdung. Pokoknya hampir semua ceritanya tentang cewek miskin. Kayak anak orang miskin tuh pasti cewek gitu jenis kelaminnya, nggak ada yang cowok." lanjut Sean lagi.
Jordan dan Nova masih tertawa-tawa, seakan ada komika di dalam otak mereka yang tengah stand up komedi. Ferdi pun masih sama tertawa, meski dengan perasan ingin menggetok kepala ketiga temannya itu.
"Kan basi banget tuh cerita novel online bacaannya si Nova." seloroh Jordan. Nova kini benar-benar tertawa.
"Heh, itu bagus ya ceritanya." Perempuan itu membela diri.
"Halah, bilang aja lo nggak punya pilihan. Karena penulisnya pada nggak kreatif." timpal Sean.
Nova memukul kepala temannya itu dengan buku.
"Nah berhubung ceritanya monoton semua, soal gadis miskin yang dinikahi CEO. Saatnya Ferdi Nichol Aditya Atmaja membuat gebrakan. Dia akan buat novel yang judulnya, "Si Cowok Gaji UMR Menikahi Presiden Direktur." ujar Sean lagi.
"Kurang menarik." Jordan menimpali.
"Bagusnya itu, "Gaji UMR VS Konglomerat." imbuhnya.
Ferdi tertawa-tawa.
"Apaan, aneh anjir judulnya." timpal Nova.
"Ku pinang janda kaya dengan gaji pas-pasan". Itu baru judul." ujar Nova lagi.
"Krik, krik, krik."
Mendadak seperti ada suara jangkrik.
"Udah ah, udah nggak lucu lo pada." Ferdi menyudahi candaan freak teman-temannya itu.
"Tapi yang pasti hidup lo lucu, bro." seloroh Sean pada Ferdi.
"Babi." seloroh Ferdi kemudian.
Keempatnya kini kembali tertawa-tawa.
"Eh, tapi Fer. By the way, lo udah pernah ketemu sama si Clara itu?" Untuk kesekian kali Nova bertanya.
"Belum pernah, Va. Orang baru semalem bokap gue ngomong mau jodohin gue." jawab Ferdi.
"Tapi kalau dia ternyata cakep, sexy, dan bohai gimana bro?" Kali ini Jordan yang bertanya.
"Ya mau gimana, orang gue aja kagak kenal sama sekali. Mau bohay pun percuma kan, lagian si Jessica mau gue kemanain coba?" Kali ini Ferdi yang bertanya.
"Lo masih sama Jessica?" tanya Sean kemudian. Ia bertanya dengan nada sedikit kaget.
"Masih, tapi bokap-nyokap gue nggak ada yang setuju. Alasannya Jessica inilah, itulah. Nggak ngerti gue, maunya yang kayak gimana." jawab Ferdi.
"Jessica tau lo mau dijodohkan?" tanya Nova.
Ferdi menggeleng.
"Jangan sampe dia tau, karena udah pasti bakalan menimbulkan perdebatan yang panjang." ujarnya kemudian.
"Iya sih." Jordan, Sean, dan Nova menjawab di waktu yang nyaris bersamaan.
"Gue bukan apa-apa, gue males ribut. Tau sendiri drama gue sama dia selama ini kayak apa. Kalau lagi ngamuk tuh susah bujuknya." ujar Ferdi.
Jordan, Sean, dan Nova pun saling bertatapan satu sama lain. Sebab sudah sejak lama mereka dihadapkan pada drama hubungan Ferdi dengan kekasihnya itu. Dan mereka paham betul tabiat dari perempuan tersebut, jika sudah marah.
Sangat sulit bagi Ferdi untuk membuatnya kembali seperti semula. Sedang Ferdi adalah tipikal cinta damai yang malas mencari masalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Maple🍁
pengen aqq bngkus mreka br empat skalian sma Authorx🤭😁
2023-05-23
1
Nana
pasti nih Clara msh muda tp sdh janda. mungkin 3 anaknya adalah anak bawaan suaminya yg dulu
2022-07-27
0
Irma Malini
lucu ni cerita cerita bikin ikut gakak
2022-07-21
1