Dijual Suamiku Dan Dibeli Mantan Pacarku

Empat

Takdir benar-benar sedang menguji hati Vanya saat ini. Entah kebetulan atau apa. Yang jelas Vanya masih tidak menyangka bahwa ia akan dipertemukan lagi dengan pria lembut dan baik hati yang pernah mengisi hatinya di masa muda.

Sayangnya karakter pria itu sudah berubah total. Marco Bukan lagi remaja baik yang pernah ia kenal dulu. Kini gaya manusia itu tampak arogan dan sok berkuasa. Sama sekali tidak mirip dengan Marco si polos dan penyayang seperti yang ia kenal sebelumnya.

Ah ya, Vanya juga baru ingat bahwa tadi Adit mengatakan telah menjualnya pada CEO dari perusahan ternama I-Mush Grup. Berarti sudah jelas bahwa CEO tersebut adalah Marco. Entah dari mana pria itu mendapat kekuasaan setinggi itu dalam waktu singkat. Rasanya tidak mungkin jika Marco berhasil merubah derajatnya dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Mereka memang pernah dekat dan mengenal satu sama lain, tapi Vanya tidak tahu menahu tentang asal-usul atau cerita tentang keluarga Marco sama sekali. Ia hanya diberi tahu bahwa Marco memiliki adik wanita yang usianya 5 tahun lebih muda dari mereka. Itu pun karena Vanya sempat salah paham dan mengira Marco selingkuh dengan wanita lain. Akhirnya Marco menceritakan bahwa wanita yang sempat bersamanya adalah sang adik.

Jika mengingat kehidupan Marco yang dulu simpel dan sederhana, lalu membandingkannya dengan sekarang, Vanya bisa langsung menyimpulkan bahwa pria itu sengaja menutupi identitas kekayaannya dihadapan publik karena hal tertentu.

Vanya masih ingat betul momen pertama saat mereka berkenalan. Dengan malu-malu Marco menjabat tangan Vanya saat guru menyuruh mereka bertemu di ruang OSIS. Mereka berdua tidak satu kelas, tapi kemampuan otak yang sama-sama cerdas mempertemukan mereka di ajang Olimpiade Matematika tingkat Nasional pada pertengahan kelas 2.

Dulunya, Marco adalah pria kalem super pendiam yang memberanikan diri mengejar cinta seorang Vanya—yang notabene gadis itu memiliki paras cantik dan terpopuler di sekolah tempat mereka menimba ilmu. Hingga usaha Marco membuahkan hasil, di mana akhirnya Vanya mau menerima cinta tulus pemuda itu setelah satu tahun melakukan pendekatan. Tepat menjelang kenaikan kelas tiga, Vanya dan Marco resmi berstatus pacaran.

Namun, sikap Marco yang terlalu standar dan monoton membuat Vanya geram. Lama-lama ia muak dan mencari tambatan hati lain untuk menyenangkan diri sendiri. Dengan alasan klasik ingin mulai fokus pada ujian akhir tahun, Vanya memutuskan Marco secara sepihak.

Satu hal yang belum pernah Vanya tahu sampai putusnya hubungan mereka ialah status Marco. Pria itu memang anak konglomerat yang selalu menyembunyikan identitas orang tuanya agar ia dapat hidup bebas layaknya siswa sederhana lainnya. Merasa tidak terima, Marco mengerahkan semua mata-mata suruhan ayahnya untuk mencari tahu semua tentang kelakuan bejat Vanya di belakangnya.

Hingga pada akhirnya Marco menemukan sebuah fakta bodoh yang cukup mencengangkan. Ternyata, Vanya sudah mulai berselingkuh sejak status pacaran mereka menginjak usia dua bulan. Saat itu Marco marah dan murka, ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak menjadi pria bodoh yang mudah dibohongi oleh wanita. Sikap Marco pun perlahan berubah arogan dan dingin seperti sekarang ini.

Mungkin kini Vanya sangat terkejut melihat perubahan drastis yang terjadi pada diri Marco. Namun, semua itu tidak akan terjadi jika tidak ada peran penting seorang Vanya yang menggoreskan luka amat dalam di masa lalunya dulu.

Bagi Vanya putusnya hubungan mereka adalah takdir dari ketidakjodohan. Toh perasaan labil itu hanya sebatas cinta monyet versi abg. Namun lain halnya dengan Marco, penghianatan yang Vanya lakukan tidak akan termaafkan sebelum ia memastikan Vanya merasakan luka yang sama. Maka terjadilah hal yang seharusnya direlakan, Marco mendapat peluang emas untuk membalas dendam kusumat yang telah ia simpan sejak lama.