“Aha! Jadi juga kau!”
Erra berseru gembira saat ia berhasil membuat cincin pertamanya. Kini ia telah memilih sub class, dan pilihannya jatuh pada sub class yang bernama Artisan. Sebuah sub class yang memungkinkan Erra untuk membuat beragam perhiasan atau aksesori tambahan.
Cincin yang baru selesai Erra buat bernama Ring of Regen Low. Ini adalah cincin pertama, bahkan perhiasan pertama yang bisa dibuat oleh setiap orang yang memilih untuk menjadi Artisan. Fungsi dari cincin ini adalah meningkatkan kecepatan regenerasi hit point sebanyak satu persen.
Komposisi yang diperlukan untuk membuat cincin ini adalah kayu untuk menjadi badan utama cincinnya, dan sebuah permata untuk menjadi mata cincinnya. Permata yang dipakai memiliki nama Life Jewel. Permata ini memiliki warna hijau seperti warna hijau daun. Yang Erra pakai untuk cincin pertamanya ini punya warna hijau daun yang transparan, karena kualitasnya adalah yang paling rendah. Semakin tinggi kualitas sebuah Life Jewel, semakin tua warnanya. Life Jewel dengan kualitas tertinggi bahkan kurang cocok disebut hijau gelap atau hijau
kehitaman, dan lebih tepat disebut hitam kehijauan.
Erra segera memakai cincin buatannya dan dengan antusias membuka menu statusnya, ingin melihat efek dari cincinnya. Tapi ternyata, tidak terjadi apa-apa. Ia tak mendapatkan penambahan status regenerasi hit point sebesar satu persen seperti yang seharusnya.
“Aduh! Kenapa ini? Seingatku tidak ada yang salah.”
Erra sedikit panik, rasa gembiranya seketika sirna saat ia menemukan cincin buatannya tidak memberikan efek apa pun. Ia berusaha memeriksa tapi tak menemukan kesalahan. Ia kemudian mencoba untuk membuat cincin kedua, dengan lebih hati-hati dan teliti. Hasilnya, tetap tidak memberi efek apa pun pada dirinya. Ia pun tidak menyerah dengan membuat lagi dan lagi cincin baru, sampai menghabiskan semua bahan komposisi yang dimilikinya. Dan berakhir dengan membuat lebih dari dua puluh buah cincin. Tetapi hasilnya tetap sama, dan ia pun merasa sedikit frustasi.
Ia pun merenung sejenak, memikirkan apa yang salah.
“Aaaahhh!!! Kenapa baru ingat!?”
Erra baru ingat, kalau Ring of Regen Low diperuntukan bagi pemain atau NPC dengan level 20 ke bawah. Erra pun merasa malu pada dirinya sendiri, namun ia tak berlarut-larut. Ia membuka Ardanium's Forum dari panel menunya, dan coba menjual semua cincin yang baru dibuatnya.
Harga yang dianjurkan oleh sistem untuk sebuah Ring of Regen Low adalah 120 zion jika memakai mata uang di dalam permainan. Dan jika memakai mata uang nyata, harga yang dianjurkan adalah 6 rupiah. Erra menghitung kembali berapa biaya yang ia habiskan untuk satu buah cincin, dan mendapatkan nilai sebesar 80 zion atau 4 rupiah. Erra mempunyai kebebasan memasang harga, tidak perlu terikat dengan harga yang dianjurkan sistem. Karena itu ia berniat menjualnya di bawah harga yang dianjurkan, berharap itu bisa menarik perhatian pembeli.
Tapi ternyata, setelah ia melihat-lihat Ring of Regen Low yang dijual pemain lain. Tak ada yang menjualnya dengan harga 120 zion atau 6 rupiah. Kebanyakan menjualnya sekitar 100 zion atau 5 rupiah.
“Hm, kalau jual lebih mahal, yakin tak akan ada yang membeli barang daganganku. Kalau kujual lebih murah dari itu, apa aku tak akan rugi?”
Erra berpikir sejenak, namun tak menemukan jawaban yang memuaskan. Ia pun memilih untuk log out, dan memikirkannya lagi di lain waktu.
***
Hari ini Er sendirian di rumah. Ibunya sedang pergi menjenguk adiknya, sedangkan si bibi sedang ada urusan pekerjaan di luar kota. Saat sendirian seperti ini, kebanyakan pemuda seusia Er malas memasak, dan akhirnya hanya mengolah makanan instan saja. Tapi Er sedikit berbeda.
Memang pada dasarnya Er juga hanya memasak mi instan, tapi ia tak hanya memasak mi instan saja. Ibu dan bibinya selalu menyimpan bahan makanan yang cukup banyak, dan Er lumayan senang berkreasi dengan masakan. Tidak sampai menjadi hobinya, tapi ia cukup suka melakukannya.
Malam ini Er memasak mi instan rasa kuah jamur pedas yang ia tambahkan potongan jamur kancing asli dari kulkas. Ia juga menambahkan telur ayam, sosis sapi, bawang bombai, sawi, tomat, dan kubis. Untuk minumannya, ia menyiapkan satu gelas besar jeruk peras hangat yang dicampur madu.
Selesai memasak, ia mulai menyantap masakannya itu. Meski porsinya cukup besar, ia bisa menghabiskannya dalam waktu yang relatif singkat. Selesai meneguk habis jeruk peras hangatnya, Er mengambil sepiring kecil puding cokelat di kulkas. Lalu menikmatinya sambil menonton televisi.
Tak ada acara yang benar-benar ingin ia tonton, akhirnya ia pun menonton sebuah tayang berita terkini. Ia juga tidak begitu peduli pada isi acara berita itu, karena sudah membaca semuanya pada media daring siang ini. Er justru tertarik saat melihat iklan salah satu produk saat jeda pariwara acara berita tersebut.
Yang membuat Er tertarik bukan barang yang mereka tawarkan. Melainkan cara mereka memancing konsumen dengan memberikan harga yang beragam. Maksudnya seperti ini, jika membeli barang hanya satu buah, maka
harganya sekian. Dan jika membeli beberapa buah, akan dapat potongan harga.
Selesai menghabiskan pudingnya, Er segera membuka Ardanium's Forum dari ponselnya. Ia memasang harga 110 zein atau 5,5 rupiah untuk setiap pembelian satu buah Ring of Regen Low. Tapi ia menjualnya dengan harga yang hanya 300 zein atau 15 rupiah untuk setiap pembelian tiga buah Ring of Regen Low sekaligus. Itu berarti harga
untuk setiap cincinnya hanya sebesar 100 zein atau 5 rupiah saja.
Tidak hanya sampai di sana, Er menjualnya lebih murah lagi jika membeli lima buah sekaligus. Ia menjualnya seharga 450 zein atau 22,5 rupiah untuk setiap pembelian lima buah Ring of Regen Low sekaligus. Yang berarti harga setiap cincinnya hanya 90 zein atau 4,5 rupiah.
Er tidak berharap barang dagangannya langsung laku keras. Tapi tentu saja ia berharap ada yang segera membeli barang dagangannya.
Selesai mengatur harga barang, Er segera meluncur ke toilet untuk memenuhi panggilan alam.
***
Karena besok ada kelas pagi, Er segera beranjak tidur. Meski sebenarnya ia ingin kembali sekali lagi ke dunia Ardanium's Tale Online. Tapi sebelum tidur, ia mengambil ponselnya dan memeriksa barang dagangannya di Ardanium's Forum.
“Hah? Yang benar saja? Ini serius?”
Er tidak berharap untuk mendapati barang dagangannya terjual habis saat ia memeriksa Ardanium's Forum. Lagipula, ia baru menjual cincin-cincin karyanya. Ia akan sangat bersyukur, andaikan ada satu saja cincinnya yang terjual. Tapi ternyata, seperempat barang dagangannya telah laku terjual. Ini pun berhasil membuat Er memasang
senyuman lebar penuh kebahagiaan.
***
Saat sedang menunggu bis di halte, Er memeriksa kembali barang dagangannya di Ardanium's Forum.
“Kalau semalam sudah laku seperempatnya, mungkin sekarang sudah habis terjual.”
Er hanya bergumam sendiri, tapi ia mengatakannya dengan penuh semangat. Ia memeriksa barang dagangannya di Ardanium's Forum. Ia memasang wajah antusias, berharap semua barang dagangannya telah laku terjual. Dan saat memeriksa barang dagangannya, Er dikejutkan lagi.
Kali ini Er bukan dikejutkan oleh barangnya yang habis terjual, yang terjadi justru sebaliknya. Tidak ada lagi barangnya yang terjual. Jumlahnya masih tetap sama dengan saat terakhir kali ia memeriksanya. Tentu saja Er cukup kecewa dengan hasil ini, tapi ia juga sadar ini hal yang wajar dalam perdagangan. Ia hanya bisa menghela napas panjang, dan mulai menaiki bis yang baru datang.
Hari ini Er memang ada kelas pagi, tapi kelas kedua setelah kelas pagi itu baru dimulai saat menjelang jam makan siang. Karena itu lah ada waktu kosong yang panjang di antara keduanya. Seperti biasa, pada saat seperti ini Er akan datang ke perpustakaan. Selain untuk mengembalikan buku-buku yang dipinjamnya, Er biasanya akan membaca buku-buku lain. Tapi kali ini sedikit berbeda. Ia tidak membaca satu pun buku, melainkan membuka ponselnya dan memeriksa Ardanium's Forum lagi. Ia pun mendapati beberapa barang dagangannya terjual lagi.
Selain itu, ia juga membaca komentar-komentar tentang barang dagangannya. Tidak ada komentar yang membuatnya tertarik. Isinya hanya mereka yang menawar harganya agar lebih rendah lagi. Jadi ia mengabaikan semua komentar itu. Saat ia baru mau menutup Ardanium's Forum dan beranjak memilih salah satu buku, ada yang mendekatinya. Ia menoleh dan mendapati si penjaga perpustakaan. Dengan suara pelan ia berkata,
“Kalau mau main ponsel jangan di sini. Ini tempat membaca buku.”
ia mengucapkannya dengan nada datar dan terkesan dingin. Penjaga perpustakaan yang satu ini memang sangat tegas tentang aturan di dalam perpustakaan. Ia juga sangat teliti memeriksa buku yang baru dikembalikan.
Penjaga perpustakaan ini bernama Dina, ia baru bekerja di sini selama beberapa bulan terakhir. Saat awal ia bekerja di sini, perpustakaan ini langsung mengalami peningkatan pengunjung. Kebanyakan yang berkunjung adalah para mahasiswa, alias para lelaki. Karena memang Dina punya paras yang lumayan cantik, dan penampilannya juga mengikuti gaya terkini. Sedangkan penjaga sebelumnya adalah seorang lelaki berumur di atas lima puluh tahun.
Intensitas pengunjung perpustakaan berkurang lagi setelah Dina bekerja selama sebulan. Itu karena ketegasan Dina dalam menjalankan aturan. Banyak sekali yang kena denda karena merusak buku. Dina tidak segan memberi denda meski kerusakannya sangat kecil. Ia juga akan mengusir orang-orang yang hanya mengobrol. Selain itu, Dina juga sangat galak pada orang yang berusaha mendekatinya.
Mendapat teguran dari Dina, Er hanya tersenyum tipis sambil mengangguk. Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan melewati Dina. Beberapa saat sebelum ia benar-benar melewati Dina, ia berbisik.
“Aku hanya memeriksa sebentar ponselku, dan mau memilih buku yang mau kubaca. Sebaiknya nona mengurangi sikap seperti ini. Karena bisa membuat stres ringan dan menyebabkan kerutan wajah.”
Selesai berbisik, Er langsung mendekati salah satu rak buku dan memilih buku yang mau dibacanya. Sementara Dina menatapnya tajam dengan wajah sedikit heran.
***
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, Er sudah kembali ke rumah dan segera pergi ke dunia Ardanium's Tale Online. Ia berniat membuat lebih banyak lagi Ring of Regen Low dan segera menjualnya.
Sebelum log in, Er sudah memeriksa barang dagangannya. Dan mendapati semua sudah laku terjual.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Adryan Eko
lanjoot.. mantap dah.. tulisan nya gurih
2022-02-05
1
Kurnia Rsk
s
2021-09-18
1
tyan
siippp...mulai berbisnis
2021-08-20
1