Pada akhirnya aku dan Arani memilih untuk mengabaikan para Hell Hog sementara. Kami memilih untuk segera memanjat tebing di dekat kami. Tebing ini tidak terlalu curam, bahkan setelah memanjat sekitar sepuluh meter jadi semakin landai. Kami pun jadi tidak terlalu kesulitan untuk memanjatnya.
Tebing yang kami panjat ini adalah bagian dari gunung yang ada di tengah Kork Forest. Dan kami berhasil memanjat sampai puncaknya. Begitu sampai di puncak, kami langsung melihat ke sekeliling.
"Ah, itu! Itu! Ke sana!"
Arani berseru dengan bersemangat sampai sedikit meloncat-loncat di tempat sambil menunjuk ke satu arah. Aku melihat ke arah yang ditunjuk gadis itu, dan bisa melihat sebuah danau besar.
Aku ingat hanya ada satu danau di dekat Kork Forest, sebuah danau yang dikenal dengan nama Heart Lake. Danau itu berada di sisi luar Kork Forest, berbeda arah dengan Eloru Town, tapi lokasinya tidak terlalu berjauhan.
"Sepertinya kalau kita mengikuti sungai ini akan mudah mencapai danau itu."
Arani mengangkat sebelah alisnya mendengar perkataanku. Lalu ia berkata,
"Kenapa tidak lurus saja? Kamu lihat, kan? Sungai ini berkelak-kelok, dan sedikit menjauh dari arah danau sebelum kembali ke arah danau. Akan lebih cepat kalau kita berjalan lurus saja, kan?"
"Ya, memang akan lebih cepat kalau begitu. Tapi, itu kalau kau yakin kita tak akan kehilangan arah. Kalau kita tersesat lagi bagaimana?"
"Ah, iya juga, ya. Baiklah, kalau begitu ayo kita mulai jalan!"
Selesai berkata seperti itu, Arani langsung mulai menuruni tebing lagi tanpa menunggu tanggapanku. Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkahnya.
Kami berhasil menuruni tebing lebih cepat daripada saat memanjatnya. Kami baru saja mulai berjalan menyusuri sungai seperti sebelumnya, tapi sudah datang hambatan.
"Mereka punya dendam apa sih?"
Aku bertanya pada Arani saat ketiga Hell Hog yang tadi mengejar kami muncul menghadang jalan kami.
"Aku juga tidak mengerti."
Arani menanggapi sambil mengangkat kedua bahunya.
"Sekarang tidak ada jalan lain selain menghadapi mereka."
Aku berkata sambil mencabut pedangku. Arani menanggapi dengan anggukan sambil menyiapkan busurnya.
+++
Kombinasi antara aku dan Arani benar-benar buruk!
Sudah hampir satu jam kami terjebak dalam pertarungan menghadapi tiga Hell Hog itu. Tapi hampir tidak ada kemajuan yang bagus. Kami berhasil melukai ketiganya, tapi hanya luka kecil. Serangan yang kami daratkan pada mereka bahkan tidak sampai mengurangi 5% hit point mereka.
Di sisi lain, para Hell Hog itu juga berhasil melukai kami, terutama melukaiku karena aku yang bertarung pada jarak dekat. Kini hit point-ku sudah berkurang sebanyak kurang lebih 30%. Dan Arani juga kehilangan sekitar 10% hit point-nya sendiri.
"Kamu benar-benar tanker yang buruk!!!"
Arani mengomel sambil menghindari terjangan salah satu Hell Hog.
"Aku memang bukan tanker!!!"
Tanker adalah istilah bagi posisi pemain yang ada di garis depan, dengan tugas menahan serangan lawan. Dan menjaga garis belakang dari serangan musuh sembari bisa menyerang dengan bebas dari jarak yang aman. Posisi tersebut adalah posisi yang paling tepat hanya bisa diambil oleh seorang Warrior. Karena Warrior adalah class dengan pertahan paling baik dibanding Scout dan Mage.
Dari tadi pikiranku sangat keruh, aku tidak bisa berpikir jernih sedikit pun. Sampai akhirnya aku terjatuh di sungai. Dinginnya air sungai cukup menyegarkan pikiranku, dan aku menemukan suatu hal yang bisa jadi peluang. Hell Hog yang sebelumnya mengejarku berhenti di tepi sungai, ia tak masuk ke sungai. Kemudian berbalik dan menerjang ke arah Arani.
“Hey! Kenapa semua menyerangku?!” jerit Arani sambil melirikku dengan tatapan penuh kebencian.
Aku bangkit dari sungai dan menerjang para Hell Hog yang mengepung Arani. Lalu aku berkata,
“Bantu aku memancing mereka ke tepi sungai! Lalu segera panjat pohon terdekat, dan tembaki mereka dari atas pohon!”
Arani hanya melirikku dan mengangguk tanpa berucap sama sekali. Kami berjuang keras memancing ketiga Hell Hog itu ke tepi sungai. Saat kami semua sudah berada di tepi sungai, Arani melesat ke pohon terdekat untuk memanjatnya. Tapi ada seekor Hell Hog yang mengejarnya.
Aku tak bisa menghentikan Hell Hog yang mengejar Arani. Tapi untungnya gadis itu berhasil memanjat tepat waktu. Hell Hog yang mengejarnya kembali berbalik ke arahku. Dari atas pohon Arani mulai membidik dan menembaki para Hell Hog.
Saat merasa terdesak, aku mundur dan memasuki sungai. Para Hell Hog akan berhenti mengejarku dan berdiam sesaat di tepi sungai. Saat ada yang berniat meninggalkanku, aku menyerangnya, memancingnya agar diam di tempat. Sementara Arani dengan bebas menembaki dari atas pohon. Strategi yang kupikirkan ini terdukung oleh sisi pinggir sungai yang tidak terlalu dalam, jadi aku bebas keluar masuk.
Setelah belasan menit berlalu, satu Hell Hog berhasil kami tumbangkan. Dan tak lama kemudian Hell Hog kedua menyusul. Hell Hog ketiga dalam keadaan kritis, dan berusaha lari. Arani terlihat enggan melepaskannya dengan terus menghujani Hell Hog yang tengah berusaha kabur itu. Aku juga ikut mengejarnya dan menyerangnya sampai ia juga mati.
+++
Tanpa ada perbincangan kami melangkah menuju ke Heart Lake sesuai rencana. Sesekali kami harus menghadapi hewan buas dan Hell Hog lainnya. Kami terus melakukan strategi yang sama karena terbukti itu efektif. Tapi, pada akhirnya Arani hampir kehabisan anak panahnya. Setelah itu, kami sebisa mungkin tidak bertarung.
Untuk menghindari pertarungan, terutama dengan Hell Hog. Akhirnya kami berjalan di pinggir sungai. Bukan di tepiannya tapi di pinggir badan sungainya dan tetap berada di air. Untung saja, tidak ada yang dalam.
Setelah beberapa akhirnya kami tiba di Heart Lake.
"Baiklah sepertinya kita berpisah di sini saja."
Aku langsung berkata seperti itu saat kami tiba di Heart Lake, sambil pergi meninggalkan Arani. Tapi lagi-lagi gadis itu menghentikanku.
"Kamu mau ke Eloru Town juga, kan?" Arani bertanya.
"Iya."
"Kenapa tidak bersama saja? Masih mungkin ada ancaman lain, kan? Meski tidak akan lebih bahaya dari yang tadi."
Aku berpikir sejenak, menurutku pendapatnya benar juga. Kondisi pedangku sudah tidak prima lagi, zirah yang melindungi tubuhku juga dalam keadaan yang sama kritisnya. Aku juga sudah cukup lelah, meski hanya lelah mental.
Di sisi lain, Arani juga hampir kehabisan panahnya. Ia pasti akan terjebak masalah yang lebih menyulitkan daripada aku. Bukannya aku peduli padanya, tapi setelah bekerja sama seperti tadi, aku akan merasa tidak enak kalau meninggalkannya sendiri sekarang. Akhirnya, kami pun berjalan bersama menuju Eloru Town.
Dan beruntungnya kami karena tidak menemukan masalah.
+++
Setelah pertarungan bersama Arani itu, aku berhasil naik level cukup banyak. Selain itu, aku juga mendapat banyak pengalaman baru. Pada akhirnya, aku kembali ke Kork Forest dan memburu Plague Pig lagi. Tapi tentunya dengan strategi yang kuracik sedemikian rupa. Aku yakin strategi yang kubuat bukan yang terbaik, tapi yang penting cukup membuatku berhasil naik level dengan lebih mudah.
Setalh berhasil mencapai level 28, aku memberanikan diri untuk memburu Hell Hog. Aku akan mencari mereka dan menghabisi mereka. Kali ini aku punya persiapan yang lebih baik. Aku punya peta dari Kork Forest agar aku tak tersesat lagi seperti tempo hari saat aku bertemu dengan Arani.
Setelah pertemuan itu, aku belum pernah lagi bertemu dengan Arani. Melihatnya saja belum pernah lagi.
Setelah sekian hari berlalu, akhirnya aku mencapai tujuanku. Yaitu mencapai level 30.
"Yap! Sekarang, tinggal pilih sub class-nya!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Adryan Eko
helehh.. malah di tinggal, minta kontak kek.. mc nya introvert nih.. wkwkwkw
ambil sub nya Smith biar bisa buat dan repair senjata
2022-02-05
1
tyan
akhirnya bisa ambil sub class
2021-08-20
1
jho
next update
2021-08-20
1