###
Disclaimer
Semua cerita di
bawah ini hanya fiksi belaka
Tak ada bentuk
harapan
Yang ada hanya
bentuk khayalan
Yang dibuat
untuk hiburan
Dalam
membacanya diharap kedewasaan
Dan jangan
Baperan
###
Avalan City, adalah kota awal bagi setiap pemain di
Ardanium’s Tale Online dari seluruh dunia. Kota ini adalah kota yang sangat besar, dan
juga sangat ramai. Tentunya itu karena semua pemain dari seluruh dunia memulai
debutnya di kota ini. Avalan City terbagi ke dalam tiga lapisan.
Sisi paling luar merupakan wilayah komersial. Di lapisan ini
terdapat banyak area pasar, penginapan, bengkel senjata, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan perniagaan. Lapisan ini juga menjadi lapisan paling
padat di Avalan City. Baik padat dengan bangunan dan juga padat dengan
kerumunan orang. Tempat ini punya populasi yang sama besarnya antara pemain dan
NPC. Lapisan ini disebut Distrik Luar.
Lapisan kedua dari luar yang dinamakan sebagai Distrik
Tengah disebut-sebut sebagai tempatnya para pemain. Di lapisan ini terdapat
delapan plaza yang cukup luas. Setiap plazanya punya ukuran yang kurang lebih
sama dengan tiga lapangan sepak bola yang berjajar. Kedelapan plaza ini memakan
kabanyakan luas wilayah dari Distrik Tengah. Mengelilingi setiap plaza terdapat
pertokoan yang kebanyakan menjual persenjataan dan ramuan.
Dan pada lapisan terdalam, alias Distrik Pusat terdapat
sebuah plaza yang sama besarnya dengan plaza di Distrik Tengah. Lokasi plaza
ini tepat berada di tengah Avalan City. Dan di tengah plaza ini terdapat sebuah
menara batu setinggi seratus meter. Menara ini mempunyai delapan sisi, dan pada
dasarnya terdapat satu pintu tinggi dan lebar di setiap sisinya.
Semua pengetahuan ini, kukumpulkan dari sebuah media daring
resmi dari Ardanium’s Tale Online. Yakni sebuah situs bernama Ardanium’s Stories.
Aku melangkah keluar dari salah satu pintu yang ada di
menara di tengah plaza Distrik Pusat yang tadi kubicarakan. Aku melihat ke
sekeliling dan merasa sangat takjub. Realitas visual yang disajikan di sini
sangat tinggi. Realitas suaranya juga sangat jernih.
Aku pun melangkahkan kakiku untuk pertama kalinya di dunia
ini, dan memulai petualanganku.
+++
Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya, sudah sepekan
berlalu sejak aku pertama kali memainkan Ardanium’s Tale. Sejak hari itu, aku
selalu bermain setiap harinya. Tentu saja aku tetap pergi kuliah ke kampus pada
waktunya. Tapi kalau di rumah, aku pasti memainkan Ardanium’s Tale Online.
Dan sekarang, aku akan kemabali bermain.
…
Sekarang aku sudah kembali ke Avalan City. Saat para pemain
datang ke Avalan City, alias log in ke Ardanium’s Tale Online. Tubuh avatarnya
akan muncul di plaza yang ada di tengah Avalan City. Tapi sekarang, tubuh
virtualku tidak lagi muncul di sana. Melainkan di Plaza Utara yang ada di
Distrik Tengah.
Kenapa begitu?
Karena aku mengubah ‘titik masuk’-ku.
Di Ardanium’s Tale Online, pemain bisa mengubah titik masuk di mana
pun yang mereka mau. Tapi tentunya, tidak semua tempat bisa dijadikan titik
masuk. Hanya tempat tertentu yang bisa, seperti plaza, kamar penginapan, atau
beberapa jenis tempat lagi. Dan dari yang pernah kubaca, hampir semua pemain
langsung mengubah titik masuknya dari Plaza Pusat yang ada di tengah Avalan
City.
Kenapa?
Karena jaraknya yang sangat jauh untuk pergi ke luar dari
kota ini. Di hari pertama bermain, aku memang tidak langsung keluar dari kota.
Aku menghabiskan waktu sekitar tiga jam untuk menglilingi kota. Dan aku masih
melakukannya sampai hari ketiga. Aku baru mulai coba keluar dari kota ini di
hari keempat.
Sungguh di luar dugaanku, aku menghabiskan waktu sampai
sekitar dua jam. Hanya untuk keluar dari Distrik Pusat dan memasuki Distrik
Tengah dari Plaza Pusat. Padahal, aku berjalan di jalan utama yang lurus.
Memang sih, aku tidak bisa berjalan dengan benar-benar lurus karena di jalanan
ini sangat ramai. Jadi aku harus menghindari kerumunan. Tapi tetap saja ini
sangat melelahkan.
Pada akhirnya, aku memutuskan untuk memindahkan titik
masukku di hari itu juga. Saat kembali di hari berikutnya, aku baru mencoba
keluar dari Avalan City lagi. Dan ternyata masih memakan waktu sampai empat jam
untuk bisa benar-benar keluar dari kota ini.
Ingin rasanya aku memindahkan titik masukku ke penginapan
yang ada di pinggir kota, agar aku tak perlu membuang teralalu banyak waktu
hanya untuk keluar dari kota ini. Tapi kondisi keuanganku melarangku untuk melakukannya.
Untuk memindahkan titik masukku ke kamar penginapan, tentunya aku haru menyewa
kamar tersebut. Dan kamar paling murah sekali pun tidak bisa kujangkau dengan
keadaan keuanganku saat itu.
Kembali ke masa kini.
Aku baru saja melewati Gerbang Utara Avalan City. Aku bisa
mencapai tempat ini dari Plaza Utara di Distrik tengah dalam kurun waktu dua
puluh menit saja. Karena tadi aku menumpang sebuah kereta kuda.
Di Avalan City ada moda transportasi umum berupa kereta
kuda. Ini adalah cara tercepat bagi warga kota untuk bergerak di dalam kota
besar ini. Sebenarnya kalau dibandingkan dengan kota di dunia nyata, kota ini
tidak terlalu besar. Tapi untuk ukuran dunia permainan, kota ini terasa sangat
besar. Kalau saja kota ini adalah ladang bermainnya, pasti tidak terasa terlalu
besar. Sayangnya kota ini bukanlah ladang bermain permainan. Ladang bermainnya
ada di luar kota ini, dan untuk mencapainya sangat memakan waktu. Karena itu
lah kota ini terasa sangat besar.
Setelah aku turun dari kereta kuda yang kutumpangi, aku
segera melewati gerbang kota yang punya tinggi sekitar sepuluh meter dan lebar
sekitar tiga kali lipat tingginya. Setelah berjalan cukup jauh meninggalkan
gerbang kota, aku berbalik dan memandangi gerbang dan dinding kota ini untuk
beberapa saat.
“Ah, entah kapan aku akan kembali lagi ke kota ini.”
Ya, aku akan meninggalkan kota ini untuk waktu yang lama.
Atau mungkin bisa saja selamanya. Aku berniat pindah dari Avalan City ke sebuah
kota kecil yang ada di arah utara Avalan City. Saat tiba di kota itu, aku akan
mengubah titik masukku di kota itu.
Aku berjalan, dan terus berjalan menyusuri jalan tanah ke
atah utara. Apa yang ada di luar dinding kota Avalan City adalah padang rumput
atau sabana. Memang tak terlalu luas, tapi ya cukup luas juga. Di sabana ini
ada banyak hewan liar biasa yang berkeliaran, terutamanya hewan yang memang
hidup di sabana. Suasana sabana ini konon dibuat menyerupai saban yang ada di
Afrika. Jadi hewan-hewan yang menghuninya juga berdasarkan hewan-hewan yang
hidup di sabana Afrika. Seperti gajah, zebra, singa, dan lain sebagainya.
Banyak pemain yang berburu hewan di sabana ini. Biasanya
pemain baru yang sedang berlatih untuk terbiasa dengan pertarungan di dunia
ini. Aku juga mencobanya selama dua hari ke belakang, tapi aku rasa aku tak
perlu berlama-lama melakukannya. Jadi aku memutuskan untuk pindah hari ini.
Karena merasa sedikit bosan berjalan kaki menuju kota
berikutnya, aku pun mulai berlari. Dengan berlari, tentu saja staminaku
terkuras lebih cepat. Tapi aku bisa sampai lebih cepat dan menghindari
kebosanan.
Oh ya, stamina di dunia ini berupa ukuran angka saja. Saat
stamina habis, belum tentu pemain benar-benar merasa kelelahan. Yang pemain
rasakan adalah tubuh avatarnya yang jadi lebih berat digerakan. Itu juga yang
kurasakan saat ini.
Karena stamina tubuh avatar ini sudah habis, aku tak
memaksakan diri. Aku duduk di pinggir jalan, minum air, lalu berbaring. Ini
adalah prosedur yang bisa mempercepat pemulihan stamina di dunia ini. Setelah
stamina tubuh avatarku kembali, aku mulai berjalan dan berlari lagi. Saat habis
lagi staminanya, istirahat lagi. aku terus mengulanginya, sampai kota tujuanku
terlihat.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Adryan Eko
detail tata letak dan penggambaran umum nya cakep..
btw gak ada kolom status kah?
2022-02-05
1
Zoel Zack
Jadi, Avalan City itu semacam pusat kota di dalam game... misal kita mati di tempat lain, otomatis akan respawn kembali ke pusat kota
2021-09-09
2
Bocah Tua Nakal
thor kok gak di jelasin cara mendapatkan koin atau uang di dunia ini?
2021-08-24
0