Pesawat tiba di Malang dengan menempuh waktu perjalanan 1 jam 30 menit. Bu Dewi sudah terlihat bangun sejak 15 menit lalu. Bu Dewi dan Senja akhirnya saling berkenalan dan mengobrol sampai di dalam bandara. Keduanya akhirnya berpisah saat sudah dipanggil jemputan masing-masing. Senja dijemput oleh kakak pertamanya, Langit. Langit yang baru datang langsung mengacak-acak gemas rambut adik tersayangnya. Senja hanya mengerucutkan bibirnya kemudian mencium tangan kakaknya.
"Ih ga mandi ya, bau acem nih," goda Langit sambil menenteng tas oleh-oleh milik Senja untuk keluarganya.
"Wangi tauu tapi emang sih ga mandi, haha," Senja yang mengambil penerbangan pagi harus rela terburu-buru sehingga memutuskan cukup cuci muka dan memakai banyak parfum saja.
Perjalanan bandara ke rumah kakek Senja hanya sekitar 30 menit. Senja yang baru saja tiba dengan bawaan oleh-oleh kue kekinian khas ibu kota disambut suka cita oleh Kenan anak dari Langit, yang saat ini tengah bermain-bermain dengan ayah Senja. Senjapun lantas mencium pipi gembul Kenan dan mencium tangan ayahnya.
"Assalamuaikum," teriak Senja saat memasuki dapur karena diyakininya sang ibu pasti sedang bermasak ria di sana.
"Waalaikumsalam," jawab penghuni dapur yang terdiri dari Bu Metta ibunda Senja, Kak Widya istri dari Langit, Bibi Irma adik ayah Senja dan juga yang menempati rumah kakek Senja di malang ini.
Senja menjabat tangan dan bercipika-cipiki dengan ibunya, kakak iparnya serta bibinya.
"Sehat-sehat nduk?" tanya Bi Irma saat Senja mencium tangannya.
"Alhamdulillah bik," jawab Senja.
"Kamu durung adus yo (kamu belum mandi ya)?" tuduh Widya.
"Ya ampyun.. ini gak suami ga istri tau aja aku durung adus (belum mandi) hahaha," tawa Senja membenarkan tuduhan kakak iparnya, dibalas gelak tawa oleh semunya.
"*Yo wis, gek ndang rijik-rijik kono terus sarapan*
(ya sudah, segera bersih-bersih kemudian sarapan), perintah bu Metta pada Senja.
"86 buk," Senja segera berlari menuju ke kamar tempat dia biasa tidur saat sedang menginap di sini. Memasuki kamar Senja melihat kakak keduanya Angkasa tengah video call dengan istrinya, Rita. Saat ini Rita tidak ikut acara di Malang karena sedang hamil muda dan kondisinya pun tidak memungkinkan untuk berpergian jauh maka dia tetap tinggal di Bandung. Sedangkan Angkasa atau biasa dipanggil Asa secara kebetulan sedang dinas ke Surabaya, maka sekalian datang ke Malang. Senja ikut join video call dengan kakaknya kemudian segera menuju ke kamar mandi.
"Mbak Rita, wes (sudah) berapa bulan mas?" tanya Senja saat sudah kembali di kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk pink favoritnya.
"Baru 2 bulan, mual-mual terus bawaanya," jawab Asa kemudian menengok ke arah Senja. "Kurusan kamu dek, iteman juga?" tanya Asa.
"Kurusan sih iyo, ga iteman kok" Senja berdiri sambil menatap lengannya
"Nih bandingin sama lenganku, putihan siapa hayo," Asa memang selalu menggoda adiknya, dan untuk urusan warna kulit Senja selalu kalah. Langit dan Senja mengikuti gen ayahnya yang berkulit sedikit gelap, berbeda dengan Asa yang berkulit lebih cerah seperti ibunya.
Asa suka sekali menggoda Senja, hingga Senja berteriak dan kemudian Langit ikut masuk ke dalam kamar.
"Iki opo to bengak bengok (Ini kenapa pula teriak-teriak)?" Langit memasuki kamar sembari membawa piring sarapannya.
"Mas dulang (suapin)" Senja yang melihat Langit membawa menu sarapan kesukaannya yaitu Tahu Telor langsung meminta Langit agar menyuapinya. Langitpun walau awalnya mengoceh karena sikap manja adiknya namun tak kuasa tetap menyuapinya. Bagi Asa dan Langit, Senja tetaplah adik kecilnya yang manja dan menggemaskan dan mereka sangat menyayanginya.
...----------------...
Malam ini acara pengajian berjalan dengan lancar, rumah kakek nenek Senja penuh dengan para tetangga serta kerabat yang mulai datang. Langit malam kota malang begitu cerah seolah semesta mendukung acara di keluarga Senja ini.
Sekitar pukul 20.00 acara pengajian telah selesai. Para tetangga sudah mulai pamit undur diri, demikian juga kerabat dan keluarga jauh mulai pulang ke rumahnya. Kedua kakak lelaki Senja, bersama ayahnya dan paman Dodi suami dari Bi Irma mulai merapikan kembali tikar-tikar dan meja kursi yang sebelumnya untuk tempat para tamu. Sedangkan para perempuan kecuali Senja tengah di dapur membereskan sisa makanan dan membersihkan piring gelas yang tadi digunakan. Kemana Senja? dia asyik menikmati kue-kue sisa pengajian bersama Kenan balita 4 tahun yang hobi mengunyah.
Kenan sudah terlihat beberapa kali menguap, akhirnya Senja memanggil kakak iparnya agar bisa menidurkannya, dan Senja memggantikan tugas kakak iparnya untuk mencuci piring gelas.
"Nduk (Nduk adalah sapaan kepada anak perempuan dalam bahasa jawa, merupakan kependekan dari genduk)," Bu Metta duduk mendekati Senja.
"Nggih buk (Iya bu)," jawab Senja.
"Sampean wes duwe pacar (kamu sudah punya pacar)?" tanya Bu Metta sambil mengelus rambut Senja.
"Dereng buk, pingin fokus kerjaan, ndak popo toh bu? (Belum bu, masih ingin fokus kerja, gapapa kan bu)?" Senja menghentikan aktivitas cuci piringnya dan menatap ibunya.
"Gapopo nduk, tapi iki koncone pakmu, pingin ngenalne anake neng sampean, piye? (gapapa nduk, tapi ini ada teman ayahmu yang ingin mengenalkan anaknya kepada kamu, bagaimana?)" tanya Bu Metta.
"Ndak popo buk, barangkali jodoh kan malah enak udah kenal bapak ibu, umpamane enggak jodoh iso dadi temenan ae (Gak papa Bu, barangkali jodoh kan lebih baik karena udah kenal ayah ibu, kalaupun enggak berjodoh, juga bisa jadi teman)," jawab Senja.
"Iyo bener, pake mbek bue ga mekso kok. Wonge mbek anake saki ndek ngarep, wes mari kan iki yok meng ngarep kenalan (Iya benar, ayah dan ibu juga tidak maksa kok. Teman ayah dan anaknya sekarang ada di depan, ini sudah selesai kan, mari ke depan biar bisa kenalan)," Senja membersihkan tangannya kemudian mengikuti ibunya menuju ruang tamu.
"Lah itu Senja," Pak Joko ayah Senja menunjuk ke arah Senja saat melihat Senja sudah datang bersama ibunya.
Senja kemudian menyalami teman ayahnya beserta anaknya, sambil memperkenalkan dirinya. Diketahui anak teman ayahnya tersebut bernama Irwan, dan saat inipun tengah berkeja di ibu kota. Ayah Senja juga menceritakan bahwa saat ini Senja bekerja di Akira Indonesia.
"Berarti kantornya di Menara Akira, Jakarta Pusat ya?" tanya Irwan menatap Senja.
"Iya bener mas," jawab Senja.
"Eh bentar deh, jangan-jangan kamu itu temannya.........?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
💕 sipuy🌦️
like Kaka..
nyicil bacanya ya 😅🤭
semangat selalu 🥰😍
2021-06-13
1
Elmiey
aku baca nanti malam ya, kutinggalkan jejak dan dukungan disini sekarang 💜
2021-06-07
1
Tarsiah🎯™
mampir, semangat kak
2021-06-06
1