MY LOVELY LOVELY
Hai sahabat de'arys.
Ini cerita terbaru dari kami ya. "My Lovely Lovely"
Semoga ceritanya cukup menarik buat kalian.
Terima kasih atas dukungan kalian semua selama ini.
Jangan lupa tetap berikan like, komen dan vote ya biar tambah semangat ... semangat dan semangat.
Thanks ... Love you all ♥️de'arys♥️
Seorang gadis berhijab berjalan tergesa gesa menyusuri lorong kampus. Dia berjalan menuju fakultas manajemen bisnis yang padat akan lalu lalang para mahasiswa mahasiswinya.
"Hei ... mbak, kalau jalan lihat lihat jangan main tabrak saja kata seorang mahasiswi yang tidak sengaja tertabrak olehnya."
"Maaf maaf kata gadis berhijab itu sambil terus menuju ruang dosen pembimbing skripsinya."
Hai la ... buru buru banget ya sampai ga tengok kanan kiri gadis berambut panjang nan modis itu menepuk gadis berhijab itu.
"Oooo .... maaf mel, aku benar terburu buru mau ketemu pak Amar dosen pembimbingku kataku dengan nafas yang masih ngos ngosan."
"Oooo pantesan aja kamu sampai ngos ngosan begitu. Sudah cepet sana gih ntar kena terkam pula ma so dosen kaku dingin nan sangar itu. Aku tunggu di kantin ya kata Amel sambil berjalan meninggalkanku menuju kantin."
"Ok ... aku susul ntar kl urusanku selesai. Akupun meninggalkan Amel langsung menuju ruangan pak Amar."
Akhirnya aku sampai di depan pintu ruangan pak Amar dosen yang terkenal kaku dingin dan sangar tapi ganteng walaupun sudah berumur hehehe.
Kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 9 lebih 10 menit.
"Mati aku ... aku lewt 10 menit kataku sambil menepuk jidatku pelan."
Tok ... tok ... tok ... akupun mengetuk pintu ruangan pak Amar.
"Masuk terdengar suara berat khas pak Amar."
"Selamat pagi pak, maaf saya terlambat kataku terus terang sebelum masuk dan duduk di ruangan pak Amar."
"Ga apa apa saya juga baru aja sampai la katanya dengan santai."
"Alhamdulillah batinku senang. Aku ga bakalan kena marah."
"Gimana perkembangan skripsimu la? "Apakah perbaikan perbaikan yang saya sarankan kemarin sudah kamu perbaiki?" Pak Amarpun bertanya padaku dengan serius."
"Alhamdulillah saya sudah selesai mèngerjakannya pak. Ini perbaikannya pak silahkan bapak periksa kataku mantap dan yakin."
"Baikkah nanti saya periksa, dua hari lagi kamu bisa ambil ke ruangan saya."
"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi dulu kataku pamit."
Akupun langsung keluar dari ruangan pak Amar dengan lega.
"Alhamdulillah Allàh kasih kemudahan untukku. Aamiin kataku dalam hati."
Aku segera menuju ke kantin menemuai Amel sahabatku yang baik tapi cerewetnya minta ampun itu.
"Panjang umur lo la kata Amel yang langsung nyerocos ketika aku datang.
Nih kamu sudah ditungguin ma Erik katanya antusias."
"Hai ... rik kataku sambil duduk di dekat Amel berhadapan dengan Erik."
"Bagaimana skripsimu la?" Lancar tanya Erik padaku.
"Alhamdulillah lancar dan insha Allah selesai secepatnya kataku penuh semangat."
"Woiìiii ... percaya diri sekali kamu la kalau pak Amar bakalan lulusin lo secepatnya kata Amel sambil tertawa melihatku."
"Kamu ini sahabat aku bukan sih kataku sambil tersenyum ke arah Amel. Sahabat kok malah nakut nakutin kawannya kataku."
"Sontak Amel dan Erik tertawa melihat ekspresiku."
"Kamu itu la ... la ... lucumu itu kok ga berubah ubah kata Amel sambil mentoel pipi cubbyku."
"Iya lo la ... mukamu kalau merajuk malah lucu seperti baby kata Erik tertawa bersama sama Amel."
"Kalian ini awas ya kalau pak Amar menyetujui dan memperlancar jalanku wisuda kalian harus traktir aku di restoran mahal kataku dengan antusias dan percaya diri yang besar."
"Oke ... siapa takut kata Amel yang memang berasal dari keluarga kaya."
"Kalau kamu kalah gantian kamu yang traktir ya kata Amel balik bertanya padaku."
Akupun spontan langsung berteriak kaget.
"Ga ... ga jadi deh ... mana ada aku uang buat traktir kalian di restoran mahal."
"Kalau begitu kita batalin saja perjanjiannya kataku lemas."
Secara aku hanya hidup sederhana berdua dengan ibuku yang hanya bergantung pada jualan kue rumahan saja batinku. Uang yang buat traktir bisa aku gunakan buat nambah modal tabunganku membuka toko kue.
"Ya ... ga seru kamu la kata Amel tertawa tawa."
"Tadi pede habis kok tiba tiba cemen katanya masih tertawa tawa."
"Kamu ini ya mel gembira sekali kalau sudah ngerjain lala kata Erik tersenyum ke arah kami."
"Tahu aja kamu rik kata Amel masih tersenyum ke arahku."
"Ya sudah aku ga bisa traktir kalian di restoran mahal tapi aku bisa buatin kalian roti yang special kata dengan yakin."
"Wahhhhh ... asyik itu la. Aku setuju kata Amel dengan gembira."
"Baiklah kalau gitu kita deal ya kataku dengan tersenyum senang."
Kami bertigapun meneruskan obrolan kami dikantin dengan gembira. Ya kami bertiga menjadi sahabat baik sejak ospek kami masuk pertama kali di Universitas Negeri di kotaku.
Diantara kami bertiga akulah yang paling kurang mampu tetapi Amel dan Erik selalu menghargaiku dan mau berteman dengan tulus. Keluarga merekapun sangat menghargaiku dan menganggapku seperti keluarganya. Aku sangat sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka.
Tak terasa sudah dua hari berlalu sejak obrolan kami bertiga di kantin. Ya hari ini aku harus mendatangi ruangan pak Amar untuk mengambil skripsiku.
Aku berdoa dalam hati semoga skripsiku selesai dengan baik dan tanpa ada perbaikan lagi sehingga aku langsung bisa sidang dan lulus untuk diwisuda.
Akupun duduk dihadapan pak Amar setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan duduk.
Harap harap cemas menunggu apa yang akan dikatakan pak Amar.
"Ini hasil skripsimu sudah saya periksa kata pak Amar dengan wajah tanpa ekspresinya."
"Apakah masih ada yang perlu saya perbaiki lagi pak kataku."
"Coba kamu cek dan periksa dulu tidak usah banyak bertanya katanya kaku dan dingin."
"Ya ampun dosen apaan ini bicara seperti itu. Menjengkelkan batinku tapi mau tidak mau akupun membuka skripsiku dan ternyata hanya ada sedikit coretan coretan yang perlu aku perbaiki."
"Maaf pak, jadi skripsi saya sudah bisa maju sidang ini pak kataku dengan sopan."
"Iya ... seperti yang kamu lihat kamu sudah bisa menyelesaikan skripsimu dengan baik. Jadi perbaiki sedikit seperti yang sudah saya tandai lalu cetak ulang
skripsimu, dan serahkan kesaya biar saya tandatangani. Biar kamu secepatnya maju sidang."
"Terima kasih pak kataku sangat senang."
"Selamat ya kamu memang mahasiswa yang bisa diandalkan katanya membuatku tersipu malu."
"Terima kasih pak kataku dan permisi dari ruangannya."
Hari ini aku menjadi orang yang paling beruntung menurutku.
Aku langsung berlari kecil menuju kantin menemui ke dua sahabatku.
"Aha ... aku mau bikin kejutan pada mereka berdua."
Aku berjalan dengan muka yang ditekuk seperti terlihat kesal dan lemas.
Akupun langsung duduk seperti biasa.
"Kenapa muka lo la kata Amel sambil tertawa tawa. Pasti gagal kan. Tu dosen memang ya ... kaku kata Amel."
"Mel ... kawan sedih malah lo ketawa ketawa. Erikpun memandangku sambil menepuk bahuku. Sabar la ... kamu pasti berhasil lain kali."
"Sudah ga usah kamu pikirkan traktiran itu. Berhasil atau tidak kita tetap makan di restoran. Biar aku yang bayar kata Erik yang membuatku dan Amel langsung memandangnya."
"Ga usah rik. Biar Amel yang bayar kataku memandang ke Amel yang kebingungan.
"Soalnya minggu depan aku maju sidang hahahahahah tawakupun tak tertahan lagi melihat muka Amel yang bingung campur terkejut dan sebal."
Pokkkk ... kamu ya la, berhasil ngerjain aku kata Amel sambil menampol lenganku."
"Woiiii jangan kasar kasar bu kataku padanya sambil nyengir."
"Apa lo bilang .... bu, emang tampang ku sudah ibu ibu."
"Jadi kapan nih traktirannya kataku semangat."
"Besok malam minggu kita hang out ke luar ya kata Amel semangat."
Kami pun dengan gembira mengiyakan ajakan amel itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments