Suamiku Ceo Arrogant
"Ra, bersihkan kamar VVIP nomer 02".
"baik kak, siap laksanakan". aurora dengan senang hati menaiki lift menuju kamar elite di hotel tempatnya bekerja.
bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tidak lantas membuat aurora mengeluh. harusnya di usianya saat ini dia sedang asyik mengenyam pendidikan di bangku kuliah namun aurora menghapus harapannya untuk melanjutkan studinya.
terbiasa banting tulang dari kecil mengajarkannya untuk menjadi wanita tangguh, meskipun dia orang miskin namun tidak boleh seorangpun menginjak harga dirinya. semua manusia sama, miskin-kaya memiliki hak untuk bahagia. hanya mungkin takdir mereka berbeda.
ada yang ditakdirkan memiliki keluarga utuh dengan kasih sayang kedua orang tua, ada yang ditakdirkan kaya namun tidak memiliki orang tua, ada yang ditakdirkan kaya dan memiliki orang tua tapi tidak mendapat kasih sayang mereka, ada yang ditakdirkan miskin tapi memiliki keluarga bahagia, ada yang miskin tapi tidak menyayangi orang tua lantaran keadaan ekonomi.
aurora selalu bersyukur karena meskipun tidak memiliki keluarga dan orang tua kandung, namun ibu angkatnya menyayanginya dengan tulus.
meski tidak sedikit tetangga yang mencibirnya dan mengatakan bahwa dia anak buangan, aurora selalu berpikir positif terhadap hidupnya. mungkin ini jalan takdirnya, baik buruk garis hidupnya aurora memilih untuk selalu optimis.
'ting'
pintu lift terbuka aurora menyapa teman sesama cleaning service yang sudah melakukan pekerjaan mereka. memiliki sifat periang membuat aurora lekas akrab dengan temannya.
aurora membuka kamar VVIP 02, sebenarnya tidak ada yang benar-benar kotor. hanya saja memang sudah kewajibannya setelah tamu cek out dia harus mengganti sprei, sarung bantal, dan beberapa peratalan kamar mandi yang bahkan mungkin tidak semua terpakai.
"orang kaya, kenapa mereka senang sekali menghabiskan uang mereka hanya untuk membooking kamar selama satu jam, bahkan biaya kamar ini.. astaga aku tidak bisa menghitungnya dengan perolehan gajiku, aku mungkin harus bekerja 7x24 jam selama tujuh tahun ." aurora menggelengkan kepalanya.
aurora mengganti semua peralatan kamar mandi, menaruk handuk dan bathroob baru di atas nakas. angin malam terasa berhembus kedalam kamar itu, aurora menoleh ternyata jendela kamar yang menghadap balkon tidak tertutup.
"waaaahhhhh... indahnya", aurora memejamkan matanya, menghirup udara angin malam kota jakarta. aurora membuka matanya perlahan pemandangan khas kota jakarta dihiasi bangunan-bangunan pencakar langit tampak begitu indah.
"aku selfie dulu, jarang-jarang aku bersiin suite room ini", aurora mengambil foto selfie dengan beberapa gaya. lalu mengunggahnya ke media sosialnya.
"it's beautiful nite", captionnya. aurora mengambil kembali ponselnya saat hendak mengambil video terdengar suara pintu kamar hotel terbuka, aurora yang kaget langsung menyembunyikan dirinya dibalik tirai
"honey... pelan-pelan. ah.. kau tidak sabaran sekali". aurora melihat sepasang kekasih yang tiba-tiba masuk dan melakukan hal senonoh di depannya membulatkan matanya kaget seolah biji matanya akan melompat keluar.
'apa hidupku akan berakhir malam ini seperti di film-film? karena aku melihat adegan tidak sepantasnya, mereka akan mencariku dan membunuhku'
"astaga... apa yang harus aku lakukan?", aurora bersembunyi di depan pintu balkon untungnya tirai abu-abu pekat panjang bisa menutupi badannya. gemetar, mukanya pucat pasi, bulir keringat sebiji jagung mengalir dari dahinya.
'tapi wanita itu? aku seperti pernah melihatnya dan mukanya sangat familiar. tapi dimana aku melihatnya?' aurora berusaha mengingat wanita yang memiliki postur tubuh tinggi, badan bak gitar spanyol, rambut ikal dan betis jenjang itu.
"honey.. apa kau tidak menggunakan pengaman? bagimana kalau aku hamil hon?".
"aku akan bertanggung jawab. malam ini puaskan aku!", pria itu membuka kemejanya dan melemparkannya kesembarang arah, dengan tubuh kekar, lengan berotot dan perut sixpacknya membawa si wanita kedalam kenikmatan dunia.
suara desahan saling bersahutan dari kamar itu, erangan klasik mengalun senada dengan ritme nafas mereka.
"faster honey, i'm coming", suara jeritan wanita yang berada diambang kenikmatan dan entah apa yang terjadi selanjutnya. aurora hanya menutup telinganya dan berharap semua ini segera berakhir.
'bukan hanya mataku yang sudah tidak perawan bahkan telingaku, ya tuhan.. datangkanlah keajaiban'
sunyi. aurora mengintip dari celah lubang jendela. nampaknya kegiatan mereka sudah selesai, wanita tadi terlihat keluar dari kamar mandi dengan bathroob dan handuk yang digulung di kepalanya.
"hon, aku harus kembali. Bima pasti menungguku, aku sudah terlambat satu jam."
"apa kau takut?", tanya pria tadi, masih dalam posisi terlentang dan hanya memakai boxer.
"bukan begitu hon aku hanya mencintaimu, aku hanya menginginkan hartanya saja. aku berjanji setelah semuanya beres aku akan menjadi milikmu seutuhnya".
"pergilah," pria tadi berjalan kearah kamar mandi
setelah memakai baju yang tadi dikenakannya, wanita itu langsung keluar dari kamar hotel.
"ini kesempatan ku untuk keluar", dengan hati hati aurora segera berlari keluar
bagai dikejar hantu, aurora langsung duduk disamping teman resepsionisnya.
"ra, ya ampun! ngagetin tau gak. lo kenapa keringetan gitu? ngeliat hantu lo", aurora hanya menggeleng sambil mengatur nafasnya.
"aku butuh air, cepet siniin air kamu", via memberikan airnya.
"kamu kenapa sih aneh deh!"
"cepet periksa seluruh cctv hotel ini!", pria berjas hitam masuk ke dalam hotel dan berteriak lantang dengan beberapa bodyguard di samping kanan dan kirinya.
"ada apa lagi ini?", gumam aurora
"permisi nona, bisakah kami memeriksa cctv hotel ini?",
"ma'af tuan, tapi tamu hotel kami memiliki privasi dan kami tidak bisa memberikan rekeman cctv kecuali seizin direktur". via dengan sopan menjelaskan kepada salah satu bodyguard dan menghampirinya.
"tuan, kita tidak bisa melihat rekaman cctv hotel ini tanpa seizin direktur".
"suruh panggilkan direkturnya! katakan sekretaris Agam dari Galaxy company ingin berbicara". dengan cepat bodyguard tadi mengangguk dan kembali berbicara kepada via.
aurora dan via masih berdiri di bangku resepsionis, selang dua menit direktur mereka datang.
"memangnya mereka siapa? bos terlihat ketakutan", bisik aurora
"aku ingin melihat cctv hotel ini". ucap sekretaris agam
"baik tuan agam, silahkan lewat sini".
dengan teliti agam melihat rentetan rekaman cctv. diputar berulang ulang namun hasilnya nihil.
"halo tuan, nona Lady memang datang ke hotel ini sekitar satu jam yang lalu dan tuan axel datang lima menit kemudian. kita tidak mendapatkan bukti karena mereka memesan suite room dan tidak terdapat cctv disana".
"baik tuan. tuan muda bima saat ini sedang berada di perusahaan dan akan makan malam bersama nona Lady. baik tuan". agam mematikan ponselnya
"lihat kamar VVIP 02, temukan apapun yang bisa membuktikan dugaan kita, bahkan sehelai rambutpun!", para bodyguard mengangguk
"ra, coba lihat tuan agam! sangat tampan bukan?", via terkekeh, aurora melirik sekretaris agam yang tengah berdiri tidak jauh dari meja resepsionis
"iya dia sangat tampan, tapi sayang sangat dingin dan terlihat menakutkan"
"ra, mana pin namamu?", aurora meraba bajunya lalu sakunya.
"astaga!!!!!!!".. aurora membungkam mulutnya sendiri dan melihat ke arah agam.
'apa pin ku ada di kamar itu?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Bintang Yafi
aku mampir thor
2023-02-18
0
Siti Maynar
🙏salam kk authorrr,,,aku nunggu byk dulu ah🙏😊😍😍😍😍
2023-02-14
0
Novi Azza
hadir
2022-08-22
0