Usia pernikahan Hengki dan Jihan kini sudah menginjak usia 3 bulan. Hengki sangat bahagia di usia pernikahannya yang menginjak 3 bulan Jihan sudah hamil 8 minggu. Kebahagiaan menyelimuti ke-dua belah keluarga. Rasa syukur itu dirasakan keluarga tersebut.
Hengki pun tak jarang memperlihatkan senyumannya. Istri yang dicintainya akhirnya memberikan seorang anak yang selama ini ia dambakan.
"Sayang, terimakasih. Terimakasih sudah memberi mas kebahagiaan tiada tara ini," ujar Hengki sambil mengelus perut istrinya yang sudah mulai terasa buncit.
"Iya Mas, sama-sama. Ini sudah kewajiban aku sebagai istri," jawabnya lembut.
"Sayang, mama bahagia. Akhirnya mama akan memiliki cucu setelah sekian lama menunggu dulu, Sayang," jelas Nina tersenyum dan kembali mengingat betapa sedihnya ia saat Fatimah yang menjadi menantunya yang jelas tak bisa memberinya cucu. Itulah fikiran Nina.
"Iya Ma, aku bahagia jika Mama juga bahagia," Jihan mengelus punggung sang mertua saat mertuanya memeluknya dengan erat.
"Selamat, Nak, akhirnya kamu akan menjadi seorang ibu," ucap Bunda dari Jihan sambil memeluk putrinya dengan sayang.
"Terimakasih, Bun," jawab Jihan sambil tersenyum.
"Sama-sama, Nak,"
Hengki mengajak sang istri untuk istirahat setelah meminta izin kepada keluarganya. Hengki tak mau istrinya kelelahan yang nantinya akan berdampak pada kesehatan bayi mereka.
Hengki terus mengelus kepala istrinya guna mempercepat tidur sang istri. Setelah ini Hengki akan kembali ke kantor karna pekerjaannya masih sangat menumpuk.
"Selamat tidur Sayang, mas ke kantor dulu, nanti mas usahakan biar cepat pulang," ujarnya pada sang istri yang sudah tampak terlelap.
Setengah jam perjalanan, Hengki sudah sampai di gedung besar perusahaan HA. Perusahaan yang dirintis Papanya dari nol. Dan sekarang digantikan oleh sang anak, Hengki Affandi.
Saat tengah asih menandatangani berkas-berkas, tiba-tiba Reza masuk setelah dipersilahkan sang atasan.
"Maaf mengganggu waktunya, Pak. 10 menit lagi Bapak ada meeting," terang Reza.
Hengki menghela nafasnya panjang. Pekerjaannya masih banyak dan sekarang ia akan menghadiri rapat. "Baiklah, sekarang saya akan siap-siap," jelas Hengki.
"Baik, Pak,"
Di ruang rapat kali ini terasa sangat mencekam. Dimana suasana sangat tegang. Mereka membahas proyek yang sangat penting kali ini. Proyek besar yang untuk kesekian kalinya mereka pegang. Tapi kali ini lebih besar dari yang sebelumnya.
3 jam kemudian akhirnya meeting tersebut selesai. Hengki sudah kembali ke dalam ruangannya untuk melanjutkan pekerjaan yang masih tertinggal.
"Permisi Ki, boleh gue masuk?" Reza masuk setelah ia mengetuk pintu sebelumnya.
"Iya, ada apa?"
"Selamat, Ki. Akhirnya lo akan menjadi seorang Ayah. Gue turut bahagia dengan kabar baik ini," Reza turut senang dengan kebahagiaan sahabatnya.
"Iya, terimakasih Za. Oh ya, lo kapan nikah?" celetuk Hengki sambil menaik turunkan alisnya.
"Hehehe, do'akan saja secepatnya, Ki," balas Reza sambil cengengesan.
"Iya, amin Za,"
"Yasudah, gue pulang duluan ya. Waktunya pulang. Lo nggak pulang?" pamit Reza.
"Iya, gue sebentar lagi pulang. Gue selesaikan ini dulu," jelas Hengki.
"Baiklah,"
Hengki terus berkutik tengan berkas-berkas yang ada dihadapannya. Hingga suara gawainya yang bergetar di atas meja mengalihkan penglihatannya. Bibir Hengki melengkung ke atas saat tau siapa yang meneleponnya.
"Hallo Sayang, assalamu'alaikum," salam Hengki.
"Waalaikumsalam Mas, kamu di mana? Kenapa belum pulang? Aku rindu Mas," tanya suara diseberang sana dengan nada khawatir.
"Iya Sayang, mas akan pulang sekarang. Mas masih di kantor menyelesaikan pekerjaan Sayang. Mas juga rindu. Tinggu mas dirumah ya, Sayang. Assalamualaikum," pamit Hengki.
"Iya Mas, wa'alaikumsalam,"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Endang Oke
masak firman yg sdh pernah nikah tdk bisa bedain perawan atau sdh dol.
2021-07-27
0
Dennyanto Suryadi Siregar
cpt bgt lupa sm fatimah
2021-07-16
1
Rista Nia
lanjut
2021-07-16
0