Bab 2 : Kehidupan malam

Senja mulai menyapa, seberkas sinar jingga yang terpancar dari atas langit membuat pemandangan indah diatas permukaan bumi.

Dihalaman belakang rumah Reygen yang luas, terdapat sebuah gazebo yang menghadap ke sebuah kolam renang yang berukuran cukup besar.

Ia duduk sambil menyandarkan punggungnya ke sebuah dinding yang terbuat dari bambu besar sebagai pembatas pada tiap sisi gazebo yang tingginya hanya sepundak Reygen, memandangi air yang terkurung dalam sebuah kolam renang, air yang berwarna biru namun tak sebiru hatinya yang selalu berwarna kelabu kehitaman, ia selalu merasakan mendung didalam hatinya semenjak kepergian sang Kakak yang bunuh diri karena dikhianati oleh kekasihnya.

Jari telunjuk dan jari tengah Reygen sedang menjepit sebatang tembakau dan diputar-putar oleh jari jempolnya, asap putih yang membentuk lingkaran beberapa kali meluncur dari mulut dan bibirnya yang seksi, Ia hanya menatap kosong kedepan sambil memandangi air dari kolam renangnya yang berwarna biru.

Tampak Bi Ipah sedang berjalan dari pintu belakang yang terhubung dengan dapur dan ketika membukanya akan langsung menuju halaman belakang rumah Reygen, Ia menghampiri Reygen.

"Den, ada teman-teman Aden didepan."

Dengan sopan Bi Ipah memberitahukan Reygen bahwa Ronald dan Remon sudah datang dan menunggunya diruang tamu.

Reygen sekilas menatap kearah Bi Ipah.

"Suruh kesini aja, Bi."

Dengan nada datar dan wajah dinginnya ia hanya memberi titah pada Bi Ipah untuk menyuruh Ronald dan Remon ke halaman belakang rumahnya.

"Baik, Den."

Bi Ipah pun undur diri dan segera menemui Remon dan Ronald yang sudah ada diruang tamu, butuh beberapa menit untuk mencapai ruang tamu yang ada dipaling depan bagian rumah Reygen yang luas dengan berjalan kaki.

"Den Remon sama Den Ronald disuruh ke halaman belakang aja kata Den Reygen. Langsung aja ya, Bibi masih ada kerjaan dibelakang."

Bi Ipah segera pamit dan melangkahkan kakinya menuju dapur yang ada dibelakang rumah Reygen.

Sedangkan Remon dan Ronald menuju halaman belakang rumah Reygen, mereka sudah tidak sungkan lagi karena memang sering main kerumah Reygen sehingga mereka sudah hapal ruangan-ruangan dirumah Reygen yang memang cukup luas tersebut.

"Woy, lagi ngapain Lo?"

Ronald segera naik keatas gajebo yang lantainya terbuat dari kayu jati dan memiliki tinggi 50cm diatas rerumputan halaman belakang rumah Reygen, Ia duduk disamping Reygen yang masih tak bergeming meskipun sudah melihat kedua temannya kini sudah ada disampingnya.

"Mau pada ngapain, Lo sore-sore udah kesini? "

Reygen mengambil sebatang tembakau dari dalam bungkusnya dan mulai memantikkan korek api untuk membakar ujung tembakau yang akan ia hisap kembali.

Entah sudah berapa batang rokok yang ia hisap hari ini, karena baru beberapa jam saja asbak yang berdiameter 10cm tersebut sudah dipenuhi oleh puntung tembakau yang hanya menyisakan ujung filter yang terbuat dari selulosa asetat yang sudah terbakar diujungnya.

"Halah, Lo lupa kalo malam ini kita mau seneng-seneng?"

Remon mengikuti kelakuan Reygen dan mengambil sebatang tembakau.

"Ck..Lo lihat baru jam berapa sekarang hah? ganggu gua aja."

Reygen berdecak kesal karena kesenangannya menikmati puluhan tembakau merasa terganggu.

"Ini udah jam Lima sore Bro, Night Club itu kan gak deket, belum lagi macet. udah sekarang Lo siap-siap gih."

Ronald sudah tidak sabar untuk bersenang-senang dengan para gadis di Club tersebut yang terkenal dengan para pelayan seksinya.

"Berani Lu perintah-perintah gua?"

Wajah dingin yang menyeramkan dari Reygen seketika membuat Ronald dan Remon berkeringat dingin, tak ingin membuat ketua gengnya itu marah, akhirnya mereka mengalah dengan menunggu pasrah sambil menikmati tembakau dengan perasaan gelisah.

Remon dan Ronald saling menatap beberapa kali sambil merapatkan bibir mereka dan mengedip-ngedipkan matanya, mereka sedang mencari cara untuk membujuk Reygen agar cepat-cepat bersiap menuju Night Club.

Melihat gelagat temannya telah terbaca oleh Reygen, akhirnya Ia menancapkan sebatang tembakau pada asbak dan memutarnya sampai asap yang mengepul dari ujung tembakaunya itu sirna, ia segera beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju pintu belakang untuk memasuki rumahnya.

Remon dan Ronald sangat girang dan segera mengikuti Reygen masuk kedalam rumah.

Setelah menunggu Reygen yang masuk kedalam kamar tidurnya selama setengah jam, akhirnya ia keluar dengan kaos berwarna putih dan celana skinny membuat tubuh tegapnya terlihat jelas dan aura tamoan yang mendominasi sangat terpancar darinya.

"Ayo."

Reygen memimpin didepan yang diikuti oleh kedua temannya, ia segera mengeluarkan mobil Lamborghini Aventador Lp720 seharga 16 milyarnya dari dalam garasi.

Remon dan Ronald mengendarai mobil Ronald Mercedes Benz E-Class E400 AMG.

Mereka mulai melesat menuju sebuah Club malam yang terkenal karena sering dikunjungi oleh pria-pria berdasi yang ingin bersenang-senang, sebuah Club yang menyatu dengan hotel bintang lima dengan fasilitasnya yang lengkap sebagai penunjang untuk memenuhi semua kebutuhan para konsumennya.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

"Yuhuuu..ladies kami datang..."

Ronald melemparkan kunci mobil kepada salah satu bell boy yang akan memarkirkan mobil mereka, Reygen segera memasuki hotel dan memesan tiga kamar VVIP dengan single bed untuk mereka bersenang-senang.

Dan kini mereka telah berada didalam ruangan yang bertaburan cahaya warna-warni dari lampu disco ditemani musik yang menggelegar yang di mainkan oleh seorang DJ profesional membuat tubuh para pengunjung tak kuasa menahan liukan demi liukan mengikuti irama musik.

Remon memesan Cocktail untuk mereka bertiga, kemudian langsung membawa minuman tersebut kepada kedua temannya yang tengah duduk disofa pada sebuah ruangan khusus kelas atas.

Beberapa saat kemudian, datang tiga orang gadis cantik yang masih sangat muda, ketiga gadis itu mulai menggoda dan tatapan mereka bertiga tertuju pada salah satu pria tampan yang mendominasi diruangan tersebut.

Ketiga wanita itu berebut untuk melayani Reygen, namun tatapan Reygen yang seolah menusuk bola mata mereka membuat ketiga gadis itu menunduk karena takut dengan wajah dingin nan super tampan itu, Reygen menujuk salah satu dari gadis itu kemudian menggerakkan jari telunjuknya seolah meminta sang gadis yang menggunakan dress mini ketat berwarna hitam untuk mendekat padanya.

Dua orang gadis lainnya mulai mendekati Remon dan Ronald kemudian mereka mulai meraba-raba tubuh masing-masing pria tampan yang sedang duduk diatas sofa, namun gadis yang ditunjuk oleh Reygen seolah ragu-ragu untuk menyentuh tubuh Reygen yang nyaris sempurna itu.

Reygen segera membawa gadis tersebut kesebuah kamar yang telah ia pesan, kemudian Remon dan Ronald pun mengikutinya.

Sesampainya di dalam kamar hotel VVIP milik Reygen, ia mulai menciumi wajah mulus sang gadis dengan kasar seolah melampiaskan sesuatu padanya.

Setelah wajah sang gadis habis dilahap olehnya, ia duduk ditepi ranjang menatap sinis pada sang gadis dengan senyum dinginnya.

Gadis itu terlihat canggung untuk melucuti pakaiannya karena melihat Reygen dengan wajahnya yang tidak menyenangkan sama sekali.

Sang Gadis mulai melangkah mendekati Reygen yang sedang duduk ditepi ranjang, tubuhnya sudah tak terhalang oleh sehelai benangpun, sedangkan Reygen masih dengan busana lengkapnya.

Jangan lupa VOTE, LIKE, DAN KOMEN, ya...

Love you all 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Adreena

Adreena

awas kena HIV lho...apalagi chicken kampus ..wkwkwk...dr dl ada aja chicken kampus

2021-07-31

1

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

😲😲😲😲😲

2021-07-11

1

Qiky🧣

Qiky🧣

ya ampun Reygen jangan sembarangan main, awas! penyakit.

2021-06-19

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Keseharian Badboy
2 Bab 2 : Kehidupan malam
3 Bab 3 : Rencana penjebakan
4 Bab 4 : Pesan singkat pemicu amarah
5 Bab 5 : Kepulangan Evelyn
6 Bab 6 : love at the first sight
7 Bab 7 : Keinginan Hati
8 Bab 8 : Kesepakatan
9 Bab 9 : Mengantar pulang
10 Bab 10 : Penggusuran Panti
11 Bab 11 : Amarah Ayas
12 Bab 12 : Kemarahan Ayas
13 Bab 13 : Cakra
14 Bab 14 : Meluruskan salah faham
15 Bab 15 : Ayas yang polos
16 Bab 16 : Syarat diatas Syarat
17 Bab 17 : Hari Pertama Kerja
18 Bab 18 : Hari pertama di rumah Reygen
19 Bab 19 : Asma
20 Bab 20 : Masa Lalu
21 Bab 21 : Perasaan yang gila
22 Bab 22 : Orang jahat
23 Bab 23 : Mie instan
24 Bab 24 : Jatuh Cinta
25 Bab 25 : Jatuh Cinta 2
26 Bab 26 : Perasaan yang Segera Terungkap
27 Bab 27 : Ponsel Baru
28 Bab 28 : Kecelakaan
29 Bab 29 : Serius Vs Bercanda
30 Bab 30 : Obrolan yang Serius
31 Bab 31 : Gara-gara Malu
32 Bab 32 : Pernikahan
33 Bab 33 : Sentuhan Pertama
34 Bab 34 : Hanya di dalam Kamar
35 Bab 35 : Jatuh Membawa Berkah
36 Bab 36 : Wanita dimasa Lalu
37 Baba 37 : Ciuman Pertama
38 Bab 38 : Kejutan
39 Bab 39 : Cukup Menghangatkan
40 Bab 40 : Sholat Pengantin
41 Bab 41 : Sudah 10 kali tapi tidak capek
42 Bab 42 : Gagal Lagi
43 Bab 43 : Si Tampan Pengganggu
44 Bab 44 : Vans
45 bonus
46 Bab 45 : Bulan Madu
47 Bab 46 : Aku akan Pelan-Pelan
48 sakit
49 Bab 48 : Restu
50 Bab 49 : Panti
51 Bab 50 : Sahabat
52 Bab 51 : Hujan
53 Bab 52 : Teh Aneh
54 Bab 53 : Tongkol Balado
55 Bab 54 : Ronald
56 Bab 55 : Perselisihan
57 Bab 56 : Cakra
58 Bab 57 : Gugur
59 Bab 58 : Sahabat
60 Bab 59 : Rumah Baru
61 Bab 60 : Ketenangan yang Terusik
62 Bab 61 : Siasat Evelyn
63 Bab 62 : Naik Perkara
64 Bab 63 : Gejala
65 Bab 64 : Kabar Gembira
66 Bab 65 : Panggilan Pertama
67 Bab 66 : tekad
68 Bab 67 : 1/3 malam
69 Bab 68 : sarapan
70 Bab 69 : menemui Cakra
71 Visual
72 Bab 70 : Pengakuan Cakra
73 Bab 71 : kabar gembira
74 Bab 72 : Pasar
75 Bab 73 : Bucin
76 Bab 74 : semakin aneh
77 Bab 75 : Perhatian
78 Bab 76 : Sidang
79 Bab 77 : Reddick
80 Bab 78 : Makam
81 Bab 79 : Titah Rouge
82 Bab 80 : Ronald
83 Bab 81 : Ayas
84 Bab 82 : Jessy
85 Bab 83 : Makan
86 Bab 84 : Alergi
87 Bab 85 : Menggemaskan
88 Bab 86 : lingerie
89 Bab 87 : Jiwa Penolong
90 Bab 88 : Ultah yang Terlupakan
91 Bab 89 : Dinner
92 Bab 90 : Cemburu
93 Bab 91 : Mencairkan suasana
94 Bab 92 : Kantor
95 End
96 pengumuman
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1 : Keseharian Badboy
2
Bab 2 : Kehidupan malam
3
Bab 3 : Rencana penjebakan
4
Bab 4 : Pesan singkat pemicu amarah
5
Bab 5 : Kepulangan Evelyn
6
Bab 6 : love at the first sight
7
Bab 7 : Keinginan Hati
8
Bab 8 : Kesepakatan
9
Bab 9 : Mengantar pulang
10
Bab 10 : Penggusuran Panti
11
Bab 11 : Amarah Ayas
12
Bab 12 : Kemarahan Ayas
13
Bab 13 : Cakra
14
Bab 14 : Meluruskan salah faham
15
Bab 15 : Ayas yang polos
16
Bab 16 : Syarat diatas Syarat
17
Bab 17 : Hari Pertama Kerja
18
Bab 18 : Hari pertama di rumah Reygen
19
Bab 19 : Asma
20
Bab 20 : Masa Lalu
21
Bab 21 : Perasaan yang gila
22
Bab 22 : Orang jahat
23
Bab 23 : Mie instan
24
Bab 24 : Jatuh Cinta
25
Bab 25 : Jatuh Cinta 2
26
Bab 26 : Perasaan yang Segera Terungkap
27
Bab 27 : Ponsel Baru
28
Bab 28 : Kecelakaan
29
Bab 29 : Serius Vs Bercanda
30
Bab 30 : Obrolan yang Serius
31
Bab 31 : Gara-gara Malu
32
Bab 32 : Pernikahan
33
Bab 33 : Sentuhan Pertama
34
Bab 34 : Hanya di dalam Kamar
35
Bab 35 : Jatuh Membawa Berkah
36
Bab 36 : Wanita dimasa Lalu
37
Baba 37 : Ciuman Pertama
38
Bab 38 : Kejutan
39
Bab 39 : Cukup Menghangatkan
40
Bab 40 : Sholat Pengantin
41
Bab 41 : Sudah 10 kali tapi tidak capek
42
Bab 42 : Gagal Lagi
43
Bab 43 : Si Tampan Pengganggu
44
Bab 44 : Vans
45
bonus
46
Bab 45 : Bulan Madu
47
Bab 46 : Aku akan Pelan-Pelan
48
sakit
49
Bab 48 : Restu
50
Bab 49 : Panti
51
Bab 50 : Sahabat
52
Bab 51 : Hujan
53
Bab 52 : Teh Aneh
54
Bab 53 : Tongkol Balado
55
Bab 54 : Ronald
56
Bab 55 : Perselisihan
57
Bab 56 : Cakra
58
Bab 57 : Gugur
59
Bab 58 : Sahabat
60
Bab 59 : Rumah Baru
61
Bab 60 : Ketenangan yang Terusik
62
Bab 61 : Siasat Evelyn
63
Bab 62 : Naik Perkara
64
Bab 63 : Gejala
65
Bab 64 : Kabar Gembira
66
Bab 65 : Panggilan Pertama
67
Bab 66 : tekad
68
Bab 67 : 1/3 malam
69
Bab 68 : sarapan
70
Bab 69 : menemui Cakra
71
Visual
72
Bab 70 : Pengakuan Cakra
73
Bab 71 : kabar gembira
74
Bab 72 : Pasar
75
Bab 73 : Bucin
76
Bab 74 : semakin aneh
77
Bab 75 : Perhatian
78
Bab 76 : Sidang
79
Bab 77 : Reddick
80
Bab 78 : Makam
81
Bab 79 : Titah Rouge
82
Bab 80 : Ronald
83
Bab 81 : Ayas
84
Bab 82 : Jessy
85
Bab 83 : Makan
86
Bab 84 : Alergi
87
Bab 85 : Menggemaskan
88
Bab 86 : lingerie
89
Bab 87 : Jiwa Penolong
90
Bab 88 : Ultah yang Terlupakan
91
Bab 89 : Dinner
92
Bab 90 : Cemburu
93
Bab 91 : Mencairkan suasana
94
Bab 92 : Kantor
95
End
96
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!