✨✨✨
Pukul 10 malam Arse mengecek anaknya satu persatu di kamarnya.
"Dad, aku ingin menambah koleksi bukuku," pinta Tira anak sulung yang sudah merebahkan diri di atas ranjang berbentuk mobilnya.
"Ada 10 buku yang Daddy baru belikan dan belum kau baca, otakmu bisa keluar berteriak dan lari kalau kau paksa terus untuk membaca," sahut Arse yang sudah menarik selimut untuk menutupi tubuh putranya itu.
Tira memanyunkan bibirnya karena permintaannya tidak terpenuhi kali ini.
"Kau ingin bersaing dengan Donal Bebek! Cepat tidurlah, kita sudahi drama hari ini," ucap Arse dengan mengecup kening Tira.
"Good night and I love you, Dad."
Arse tersenyum, hanya kata seperti itu sudah bisa menghangatkan hatinya. Dan, dia mendapat lima sekaligus setiap harinya.
"Jangan minta yang aneh-aneh! Sudah cukup kau berbuat ulah hari ini," potong Arse saat menyelimuti anak keduanya.
Bima tersenyum kecut.
"Aku cuma ingin bilang sorry, Dad. Aku janji tidak akan nakal lagi," ucap Bima.
Arse mendengus," Kau sudah mengatakan itu hampir 10kali sehari. Kau ingin daddy jadikan rekor muri permintaan maaf terbanyak!"
"No! I love you, Dad."
Arse tersenyum dan mengecup kening Bima penuh kasih sayang. Setelah itu pindah ke kamar anak ketiganya.
"Playboy tengik! cepat tidur!" ucap Arse melihat Juna sedang melakukan pusp up di malam hari.
"Aku ingin membentuk body-ku agar sama seperti Daddy," sahutnya.
Arse mendekati anaknya itu lalu menggendongnya agar naik ke atas ranjang.
"Kau tidak akan bisa menandingi ketampanan Daddy. Kau lihat bahkan Daddy bisa membuat kalian membelah jadi lima sekaligus," tutur Arse dengan mengacak rambut kebanggaan Juna.
"Whatever you say old Man!"
"Juna.... "
Juna nyengir kuda dan memeluk daddy-nya itu.
"Walaupun daddy menua dan sebentar lagi kadaluarsa, tapi aku menyayangimu, Dad. I love you 3000!"
"Ya.. ya.. ya.. setelah menjatuhkanku setelah itu baru mengungkapkan cintamu. Daddy seperti Iron Man sekarang!"
Setelah dari kamar Juna pindah lagi ke kamar Naku yang seharian ini marah padanya karena menyetop anggaran eksperimennya.
Seperti yang dilakukan Naku sebelum tidur pasti bocah itu sibuk dengan komponen ditangannya untuk menyempurnakan alat pemanggil aliennya.
Arse yang melihat itu duduk disamping putra keempatnya itu.
"Jadi, sudah ada sinyal alien belum?" tanyanya.
Naku malas menjawab daddy-nya karena masih marah.
"Kau boleh membongkar mainan yang ada di gudang besok, gimana? masih mau cuekin daddy?"
Seketika Naku langsung memeluk daddy-nya itu dan Arse mengecup puncak kepalanya.
"Jangan sampai menghancurkan mansion!" ancam Arse lagi.
Naku hanya menganggukkan kepalanya setidaknya walau anggaran distop, tapi mainan yang ada di gudang bisa dia bongkar sesuka hati.
"Sorry and I love you so much, Daddy."
Dan Naku pun berbaring di tempat tidurnya setelah mendapat kecupan dan ucapan selamat tidur dari daddy-nya.
"Once again," gumam Arse saat melangkah ke kamar Dewa si bontot.
Tapi saat masuk Dewa tidak ada di ranjangnya sudah dipastikan sekarang anak itu pasti di kamar mandi.
"Dasar tukang boker!"
Dan tak lama terdengar teriakan Dewa yang mana membuat Arse melakukan tugas alamnya.
"Sudah diajarin juga masih gak bisa cuci boker sendiri," gerutu Arse sambil memasangkan piyama tidur Dewa setelah mencuci boker anak itu.
"Aku masih jijik, Dad!"
"Menurutmu, Daddy dan Mommy tidak jijik! Mana kuning-kuning begitu!"
"Jadi punya Daddy warnanya apa?"
"Tentu saja golden secara Daddy Sultan jadi bokernya juga Sultan!"
"Woah, jadi boker itu ada level-levelnya ya, Dad! Aku jadi penasaran apa warna punyanya Mark Zuckerberg," ucap Dewa si polos.
Dewa berpikir penemu Facebook dan orang terkaya di dunia itu pasti warnanya akan ada di level teratas.
"Daripada memikirkan warna boker lebih baik tidurlah! Daddy ingin berkencan dengan mommy setelah ini!"
"Sleep tight, anak ayamku!" tambah Arse yang sudah menyelimuti putranya itu.
"Piyak! I love you, sarangheyo, Aishiteru, wo ai ni, Ich liebe dich.... "
"Sudah, sudah... "
"Satu lagi, Dad! Aku tresno kowe... "
✨✨✨
Arse mencari keberadaan istrinya berada, dia kira Bianca menunggunya di kamar setelah mengeluh sakit kepala dan dia yang menggantikannya mengecek keadaan Pandawa sebelum tidur.
Setelah berkeliling Arse mendapati Bianca tengah termenung sendirian dipinggir kolam renang.
"Aku mencarimu sayang," ucap Arse sembari memeluk Bianca dari belakang.
"Bagaimana anak-anak?"
"Mereka sudah tidur, kenapa ada disini? ada sesuatu yang kau pikirkan?" tanya Arse cemas pasalnya jika ada masalah Bianca pasti termenung seperti sekarang ini.
"Tidak apa-apa. Setelah minum obat aku ingin tidur tapi mataku tidak bisa terpejam," keluh Bianca.
Arse mengubah posisinya duduk di samping istrinya dan menarik Bianca dalam pelukannya.
"Pasti tidak bisa tidur karena suami tampanmu tidak ada di sampingmu kan?"
Bianca tidak menjawab tapi memejamkan matanya menikmati kehangatan pelukan suaminya.
"Kita pindah ke kamar ya? biar lebih leluasa!"
Bianca menggelengkan kepalanya karena sudah dalam posisi nyaman.
"Aku mencintaimu dan anak-anak kita, aku tidak ingin apa-apa. Aku hanya ingin bersama kalian selamanya, aku tidak ingin berpisah dari kalian," ucap Bianca lirih dengan lelehan air mata. Rupanya kata nenek misterius itu tidak bisa hilang dari pikirannya.
Arse mengurai pelukannya dan menatap manik istrinya, tangannya mengusap lelehan air mata yang jatuh dipipi Bianca dengan lembut.
"Kenapa, hem? ada masalah apa? cerita pada suamimu? buat aku berguna!"
"Aku hanya sedih saja tidak sanggup membayangkan jika berpisah dengan kalian!"
"Kita diciptakan untuk bersama. Kita sudah bersama lebih dari sepuluh tahun lamanya, banyak suka duka yang kita alami bahkan sebelum kita menikah. Jadi, jangan berpikir tentang perpisahan karena hanya maut yang bisa memisahkan kita," ucap Arse dengan mengecup kening istrinya.
Mereka bertatapan dengan penuh cinta, walaupun sudah menikah lebih dari sepuluh tahun tapi mereka merasa seperti pengantin baru setiap harinya.
Arse sudah mulai memagut bibir istrinya itu, mereka berciuman dengan lembut.
Ciuman sudah mulai turun ke leher Bianca, disana Arse menyesapnya meninggalkan tanda merah kebanggaannya.
Bersamaan dengan itu kebetulan Mila lewat karena ingin kembali ke kamarnya, dan jalan menuju kamar pelayan memang melewati area kolam renang.
Dia panik melihat majikannya sedang bercumbu mesra dipinggir kolam renang. Sebenarnya hal itu bukan pertama kalinya dia melihat, karena Tuan Mudanya sering tidak tahu tempat jika bermesraan tapi kali ini dia bingung harus bagaimana sampai dia memutuskan untuk kembali ke ruang utama sambil menunggu majikannya masuk ke kamarnya.
Tapi saat akan berbalik tidak sengaja ponsel yang dipegangnya terjatuh.
PRAK!
Sontak Arse menghentikan aksinya dan menoleh ke arah sumber suara tapi kosong karena Mila buru-buru sembunyi dibalik dinding.
Karena penasaran Arse berteriak.
"Siapa itu?!"
"Um.. paket!"
"Ashiaaaappp!"
✨✨✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Siti Shiro
kebanyakan belanja on line nh pasti 🤣🤣🤣🤣
2024-01-23
0
Rini Haryati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-12-05
0
Dinniey Meyla
stop dulu sampai di sini baca ceritanya kisah pandawa, mau pindah dulu ke the promis kisahnya bianca dan arse biar tau kisah ortunya dulu dan nyambung bacanya ,, nanti langsung di sambung lg klo udah selesai baca kisah tentang orang tuanya pandawa
2023-11-27
0