✨✨✨
Bianca merasa tak enak hati meninggalkan kelima anaknya bersama dengan kedua mertuanya.
"Tidak apa sayang, kan daddy pengen cucu. Itu ada lima kurang apa lagi," ucap Arse melihat kegelisahan istrinya.
"Tapi ini lain, anak-anak baru saja disunat. Pasti mereka akan sangat merepotkan," sahut Bianca semakin cemas.
"Ada mom sayang, tidak usah khawatir. Kau sudah janji bukan menambah ronde." Arse sudah mulai meraba tubuh istrinya.
"Ck, kau itu selalu saja begini! bahkan aku tidak kau bolehkan memberi ASI saat anak-anak masih bayi dulu. Sekarang mereka sudah besar butuh perhatian, kurangilah sifat posesifmu itu," kesal Bianca.
"Tidak bisa janji, kau istri punyaku, Bee," ucap Arse yang sudah mulai menciumi istrinya.
Bianca pasrah, dia berharap besok dirinya bisa berjalan.
Dan keesokan harinya
Abbas terus menghubungi anaknya tapi tidak juga diangkat. Sebenarnya apa yang dilakukan anaknya itu. Bayangkan saja dari tadi malam sampai keesokan harinya tak kunjung keluar dari kamar.
Mana Pandawa tengah menangis karena burungnya yang sakit habis disunat, bayangkan saja habis disunat malah berendam ke kolam renang sampai mengembang. Memangnya adonan roti yang bisa mengembang ternyata burung Pandawa juga guys.
"Opa... menurut buku yang ku baca katanya rasanya tidak sesakit ini, ini penipuan Opa! kita harus tuntut penulis buku itu"___ Tira
"Opa... huaaa! huaaa! dari awal aku sudah tahu akan jadi begini, burungku yang malang"___ Bima
"Opa... apa karismaku sudah keluar? apa aku sudah mirip Chris Hemsworth sekarang?"___ Juna
"Opa... lain kali aku akan membuat eksperimen agar burung tidak bisa dipotong" ___ Naku
"Opa... mommy! aku mau mommy Opa! huaaaa"___ Dewa
Sementara Abbas terus memijit pelipisnya, rasanya sangat pusing menghadapi kelima cucunya ditambah anaknya yang gendeng malah meninggalkannya menjaga kelima anaknya.
"Minum dulu, Dad," ucap Adel sembari memberikan teh herbal agar suaminya itu rileks.
"Sebulan tinggal di mansion ini, mungkin aku akan stroke!" ucap Abbas frustasi.
"Tidak boleh bicara begitu, Dad. Mereka cucu kita bahkan kau yang memberi nama," sahut Adel.
"Aku memberi nama mereka dari nama Pandawa agar menjadi kesatria yang sempurna agar tidak menurun gen bapaknya! Lah, ternyata oh ternyata buah tak jatuh dari pohonnya," gerutu Abbas.
Dan saat mereka berbincang Mila lewat membawa obat antibiotik untuk Pandawa agar mengurangi rasa sakit mereka.
"Mila... " tegur Abbas.
"Iya Tuan."
"Apa Tuanmu sering melakukan hal ini! mengurung menantuku di kamar?"
Mila terdiam bingung harus menjawab apa tapi dia juga takut dengan tatapan tuan besarnya yang mengimintidasi.
"I-iya Tuan."
Mata Abbas seketika langsung membulat," Bocah gendeng!"
Lalu Abbas meraih ponselnya kembali dan mencoba menghubungi Arse lagi, hingga panggilan ke sepuluh baru diangkat.
"Halo Dad, bisakah jangan sekarang?"
"Bocah edan! cepat keluarkan menantuku!"
"Nanggung ini!"
"Kelima anakmu terus mencari mommy-nya! jangan serakah!"
"Dua jam lagi, BYEEE... "
TUT!
Sambungan telpon dimatikan setelah itu tidak bisa dihubungi lagi.
Sementara di dalam kamar, Arse masih mengurung istrinya.
"Ayolah, Arse.. " rengek Bianca kesal. "Aku ingin menemui anak-anakku, mereka membutuhkanku."
"Sebentar lagi sayang."
"Ishhh!" Bianca memejamkan matanya saat hentakan itu terasa dari belakang sana.
"Shhhh... hentikan, ini sakit."
Arse menyeringai, dan memegang pinggang Bianca supaya tidak tumbang. Sementara pinggulnya terus dihentakkan. Gila memang, Arse bahkan menerima panggilan dari Daddy-nya saat sedang melakukan ini.
"I love you, Bee," ucapnya sambil mencium leher Bianca dari belakang. " Satu ronde lagi kita akan selesai."
✨✨✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
shu_zan
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-01-13
0
Ita rahmawati
ih inimah udh gk lucu lg kelakuan si arse,,klo anak²ny mah masih bikin ketawa tp arse mah bikin ilfil 🤦♀️🤦♀️😏😏
2023-09-05
2
Novi Nur S
eh...ngomong" udah berapa ronde tuh mainnya...🤭
2023-02-24
0