Pernikahan dua keluarga kaya pemilik Rudiat Wijaya Grup itu benar-benar mewah.
Detilnya diatur dengan begitu luar biasa.
Para tamu yang sebagian besar adalah kolega bisnis tak urung kagum dengan kemegahan pernikahan itu.
Pada saat prosesi pemberkatan nikah dan pengucapan sumpah janji, Sarah begitu anggun dengan menggunakan gaun pengantin berwarna putih bersih model off shoulder yang menampakkan lekuk pundaknya yang indah, dipadukan dengan brokat klasik pada bagian dada. Rok dalamnya selutut di lapisi dengan tulle transparan yang lembut menjuntai jatuh menutupi sepatunya yang berwarna putih dengan lapisan brokat warna senada.
Penampilan Sarah benar-benar simpel, wajahnya dipulas make up natural warna nude yang lembut. Rambut panjangnya juga hanya di tata sangat sederhana model sanggul croissant chignon, diberi sentuhan hanya sebuah hiasan bunga mutiara kecil di sela rambutnya.
Leher jenjangnya tampak polos tanpa perhiasan apapun, kecuali sepasang anting mutiara menghias telinganya, tapi itu membuat Sarah terlihat begitu elegan dan sempurna.
Raka sejenak terpana ketika melihat Sarah berjalan ke arahnya yang seperti melayang di atas permadani. Sempat Raka penasaran dengan gaun yang dikenakan Sarah pada saat pernikahan mereka, mengingat dua hari yang lalu menerima paket jas beserta gaun pengantin lengkap dari Sarah.
Raka tidak yakin Sarah bisa mengimbangi penampilan maskulin dan mewah Raka saat berada dalam balutan jas pengantinnya.
Menurutnya, Sarah terlalu over percaya diri dengan menolak menggunakan gaun pengantin yang sudah disiapkan untuk Sally itu.
Tapi ternyata, Raka salah besar, hampir semua tamu berdecak kagum dengan keanggunan Sarah sebagai pengantin hari itu. Bahkan Raka hampir tak bisa bohong, dia sempat terpesona.
Bibir Sarah hanya berhias senyum tipis sepanjang prosesi. Mereka mengucapkan janji nikah dan bertukar cincin seadanya sesuai prosedur acara. Pernikahan itu hanya indah di mata orang banyak, tapi kedua mempelai menikmati perasaan hambar tanpa makna di dalam hati.
...***...
Resepsi yang berlangsung di ballroom hotel itu, baru saja selesai. Setelah bersilaturahmi dengan seluruh keluarga, kedua pengantin sudah harus masuk ke kamar pengantin yang juga ada di hotel yang sama tempat acara resepsi dilaksanakan.
Raka dan Sarah sebenarnya berencana sama-sama kabur ke apartemen masing-masing setelah resepsi selesai.
Tapi hal itu menjadi mustahil dilakukan karena, orangtua Raka ternyata ingin menginap juga selama 3 malam di hotel yang sama. Kata Papa Raka, mau ganti suasana membawa mama Raka yang masih dalam pemulihan setelah stroke, sekaligus ingin mengenal dekat, menantu mereka.
Selama ini mereka cuma tahu, Sally lah yang akan menjadi istri Raka. Mereka tak pernah menyangka ternyata Sarah mencintai sang kakak bukan sang adik yang menjadi tunangannya selama ini.
Kamar tipe Royal Suite yang mewah itu, berada di lantai paling atas dari hotel, langsung terhubung dengan rooftop.
Dari atas atap itu dapat menikmati pemandangan indah kota dan langit malam di kota surabaya yang cantik.
Fasilitas mewah dihadirkan dalam kamar itu, ada satu ruang tempat tidur yang sangat luas, ruang tamu dengan set sofa yang lux, ruang makan besar dan tersedia ruang kerja yang megah dan sebuah kolam renang privat.
Kamar pengantin itu di hadiahkan oleh ayah Raka untuk malam pengantin mereka.
Kamar orangtua Raka sendiri berada di sebelah kamar mereka.
Sarah mendahului masuk ke dalam kamar, air muka nya menunjukkan kelelahan yang sangat.
Rasanya pasti enak jika langsung mandi dengan air panas dan kemudian pergi tidur, pikirnya.
Raka tentu saja tidak akan cepat untuk naik, dia masih bersama orangtuanya, mengantarkan papa dan mamanya ke kamar mereka. Dia pasti menyibukkan dirinya dengan mengobrol untuk meminimalisasi pertemuan dengan Sarah.
Sarah melepas gaun yang dikenakan untuk resepsi tadi. Gaun merah marun maxi dress bahan satin yang membuat lekuk tubuhnya tergambar sempurna saat tadi dikenakannya sepanjang acara resepsi.
Segera dengan tak sabar, Sarah ke kamar mandi dan berendam di dalam bathup dengan air hangat. Lelah seharian ini terasa begitu menguras jiwa dan raganya.
Tiga hari ke depan sandiwara ini masih harus berlangsung, Sarah harus menyiapkan mentalnya untuk berperang melawan hatinya.
Setelah lebih setengah jam menikmati kenyamanan berendam, Sarah beranjak dengan tubuh yang terasa lebih enak dan rileks. Beberapa tetes minyak asiri chamomile tadi benar-benar memberikan keajaiban untuknya.
Ketika asik mengeringkan tubuhnya dengan handuk , Sarah menyadari dia melupakan piyama tidurnya. Piyama itu ada di dalam koper kecil yang diletakkannya di dalam lemari kamar.
Dengan tubuh yang hanya dibalut handuk, Sarah keluar kamar mandi dan melangkah ke arah lemari. Untung saja Raka belum kembali dari kamar orangtuanya, pikir Sarah. Setelah mendapatkan pakaiannya, Sarah bermaksud mengenakannya segera.
"Hem..." sebuah dehem berat yang disengaja mengejutkan sarah, hampir membuatnya berteriak saking terkejutnya.
Sarah berbalik dengan mata melotot yang hampir keluar dari rongga matanya, di sudut kamar dekat meja brankas, Raka berdiri seperti patung. Tangannya masih memegang beberapa map surat, pandangannya masih terpaku kepada Sarah.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Sarah bertanya setengah berteriak, wajahnya merah padam seperti kepiting rebus. Tangannya bersilang mendekap dada, seolah hendak berlindung dari serangan.
"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu berganti pakaian disini" Raka menjawab dengan sinis.
"Kamu datang kenapa juga tidak bersuara?!" bentak Sarah kesal.
"Apa aku harus berteriak memberi pengumuman kalau aku masuk kamar? Dan lagi kamu mandi sudah berapa lama, aku malah mengira kamu tidak ada di sini" Raka membalik tubuhnya dengan acuh.
Sarah setengah berlari masuk kembali kedalam kamar mandi. Dadanya bergemuruh antara rasa gugup dan kesal.
Betapa malunya Sarah memikirkan kejadian barusan. Entah berapa lama Raka telah berdiri di sana, dan tentu saja dia telah melihat Sarah yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi sebagian tubuhnya.
Sarah mengenakan bajunya dengan perasaan malu yang luar biasa. Bagaimana tidak, Raka pasti telah menontonnya yang begitu santai dalam keadaan setengah telanjang.
Lama Sarah berdiri di depan cermin wastafel. Menggigit bibirnya dengan salah tingkah, bingung harus bagaimana saat dia berhadapan kembali dengan Raka. Laki-laki sombong itu pasti akan berpikir dia sengaja melakukannya, atau mungkin dia mengira Sarah ingin berlaku seperti istri yang sebenarnya.
Sarah menepuk keningnya sambil mengumpat tidak jelas. Kejadian ini benar-benar tragedi yang memalukan baginya, bisa saja Raka akan merendahkannya setelah kejadian ini
"Aku harus menjelaskannya, biar dia tidak salah paham" Sarah bertekad menghadapi Raka dan membuatnya mengerti, Sarah benar-benar tidak menyangka Raka pulang lebih awal.
Sarah membuka pintu kamar mandi dengan hati-hati, hampir tanpa suara, kepalanya menjulur memastikan Raka dimana. Tapi ruangan itu kosong, yang di carinya tidak ada di sana. Benar saja, Raka tidak ada dimana-mana dia menghilang tanpa jejak.
Sarah mengusap dadanya dengan lega, mungkin dia keluar entah kemana.
"Aku harus segera tidur, supaya aku tidak perlu berhadapan atau berbicara dengannya...setidaknya untuk malam ini" pikir Sarah.
Diambilnya bantal dan selimut dari ranjang besar di tengah kamar tidur itu, di sana sudah di hias sedemikian rupa romantik oleh pihak hotel. Diatas sepray merah muda yang lembut itu bertabur kelopak mawar yang menebarkan bau harum yang segar, dimeja sebelah tempat tidur disediakan beberapa botol minuman import dan gelas anggur yang disajikan dengan cantik.
Sarah melengos dengan bibir seperti mencibir seolah menertawakan kerja keras pelayan-pelayan hotel yang sudah susah payah mendekor ini semua. Pekerjaan yang sangat sia-sia, karena tidak akan ada pengantin yang menghabiskan malam pertamanya di sana.
Sarah menuju kursi sofa panjang yang ada di ruang tamu kamar, menyiapkan tempat tidurnya. Dan segera menyusup ke dalam selimut. Dia benar-benar tidak perduli dengan keberadaan Raka, andaikan Raka ingin kembali, toh dia punya pass key sendiri untuk membuka pintu.
Dan Sarah segera memejamkan matanya, dia yakin dengan sikap arogan Raka, tentunya dia tidak perlu mengkuatirkan Raka akan mengganggunya. Mereka sudah sepakat untuk hanya menikah pura-pura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Dwisur
visualnya dunk thor
2024-12-01
0
Fhebrie
dr pada diem dieman mendingan main nyolot nyolotan pasti seru tuh jadi kucing dn tikus 😂
2024-05-29
0
Dhevi Aylla
Nah.. mulai kan,, 😆
2023-09-23
0